SESEORANG MEMILIKI KERAGUAN TERHADAP IMRAN
HUSEN HINGGA SAYA MERASA PERLU MEMBUAT CATATAN INI
PENJARA EGO TIDAK DAPAT DITEMBUSI DENGAN
ILMU APAPUN KECUALI HANYA DENGAN “CINTA”
(UNTUK MENGGAPAI ESENSI MANUSIA)
Hsndwsp
Acheh – Sumatra
di
Ujung Dunia
Bismillaahirrahmaanirrahim
Allah berfirman: "Innad diina
‘indallahil Islam". Dengan dalil ayat ini
berarti Kristen atau agama apa saja tetap bukan agama disisi Allah. Namun
demikian Allah melarang kaum muslimin benaran untuk memusuihi komunitas agama
apapun di Dunia ini seperti Krinten Ortodox/Katolik, Kristen Protestant, Hindu,
Budha dan sebagainya. (Lakum diinukum waliadin)
Realitanya dizaman kita ini yang
memiliki power besar adalah AS, Nato, Rusia, Cina dan Republik Islam Iran. AS
dan Nato adalah Kritian Protestan. Sebetulnya Protestan adalah Kristian yang
kritis, kenapa mereka didominasi oleh Gereja dimana mereka berkata yang
baik-baik tetapi tidak ada realitanya macam para Alimpalsu dalam Islam yang
secara ideology bukan Ulama tetapi Bal’am.
Kristen
Protestan muncul dalam Revolusi Perancis dan menggapai kemajuannya sampai
mengungguli Kristen Ortodox. Tetapi sayangnya mereka setback kembali kebelakang
hingga Kristen Ortodox menggapai kemajuan di Rusia dibawah pimpinan Putin yang
non Komunis dan juga Cina yang non Komunis. Demikian juga Kristen di
Negara-negara Amerika Latin.
Fenomena
Surah al Maidah ayat 51 adalah Kristen dan Yahudi yang Harbi, dimana Allah
melarang kaum Muslimin berteman setia dengan mereka, namun ada lagi fenomena
Kristen di ayat 82 yang bersahabat setia dengan kaum Muslimin. Mereka itulah
yang disebut Kristen/Nasrani yang Zimmi dan realitanya mereka itu adalah
komunitas pimpinan Putin di Rusia, Cina dan Negara-negara Amerika Latin yang
bersahabat karib dengan Republik Islam Iran.
Pada
waktu Nabi Muhammad mengirim pasukan ke Yordania dibawah pimpinan Khalid bin
Walid melawan Gubernur Byzantium, belum ada istilah Kriten Ortodox. Istilah
tersebut muncul setelah Renaisanse Perancis atau Revolusi Perancis dimana
Kristen Katolik disebut Kristen Ortodox oleh Kristen Protestan/Modern, lawan
dari Ortodox. Jadi yang berperang dengan kaum Muslimin saat itu adalah Nasrani.
Sementara Nasrani ada yang Harbi (baca fenomena al Baqarah ayat 6 dan 7 serta
al Maidah 51) dan ada juga yang Zimmi (baca fenomena al Maidah 82) yang dekat
hubungannya dengan kaum Muslimin hingga menjadi realitanyan di zaman kita
sekarang yaitu komunitas Rusia, Cina, sebahagian di Eropa dan juga di
negara-negara Amerika Latin.
Perlu
digarisbawahi bahwa tidak ada Kristen yang tidak meyakini Trinitas. Kalau ada
komunitas Kristen yang tidak mengakui Trinitas, merekan secara otomatis bukan
lagi Kristen tetapi Muslim seperti Raja Najasyi. Dengan kata lain saya hendak
mengatakan bahwa siapapun yang berobah keyakinannya menjadi keyakinan sebagai
orang Islam adalah Muslim, tetapi masih ada satu jenjang persoalan lagi yaitu
tidak semua muslim sama dengan Mu’min.
Yahudi
dan Nasrani/Kristen di fenomena ayat 51sama dengan fenomena ayat 6 dan 7 Surah
al Baqarah:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ ءَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لا يُؤْمِنُونَ (٦)
خَتَمَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ (٧
Sesungguhnya
orang-orang kafir itu, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak
kamu beri peringatan (hai Mu hammad) ,mereka tidak juga akan beriman. QS.
al-Baqarah (2) : 6
Allah
telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup
rapat. Dan bagi mereka siksa yang amat pedih. QS. al-Baqarah (2) : 7
Kalau
realitanya ada non Moslem yang mau beriman se perti fenomena Raja Najasyi,
Wahab Nasrani bersama isteri dan Ibunya di Karbala, Alberd Einstein dan
sebagainya, itu adalah bukan fenomena al Baqarah ayat 6 dan 7 dan juga bukan
fenomena Al Maidah 51 tetapi al Maidah 82 yang Zimmi. Mereka itulah yang punya
peluang untuk menjadi Muslim disisi Allah swt.
Juga
perlu digarisbawahi bahwa dalam suatu komunitas tidaklah selalu tetap seba gai
"being" tetapi boleh jadi berobah menjadi "Becoming" ,
apapun latarbelakang agamanya. Kalau anda katakan Ortodox Serbia membantai
Muslim Bosnia walau pun masih perlu dipertanyakan apakah mereka dibawah komando
Rusia atau Ame rika. Realitanya hari ini yang membantai komunitas lain bukan
Rusia dan Cina tetapi Amerika cs, Zionis dan Arab Saudi yang mengaku beragama
Islam.
Kemungkinan
besar yang anda maksudkan bukan saja Rusia yang Katolik bersekutu dengan Islam
tetapi juga AS cs yang Protestant juga bisa. Kalau anda berspekulasi seperti
itu yang anda maksudkan adalah persekutuan AS cs dengan Arab Saudi. Ini
terindikasi anda belum mampu memahami esensi Islam, belum mampu meneliti apakah
Kerajaan Arab as Saud itu komunitas Islam benaran atau palsu. Dalam hal ini
anda perlu belajar pada propessor Imran Husen agar mengetahui persis, siapa
Arab Saudi itu sebenarnya.
Kemudian
Turki sekarang dibawah kekuasaan Erdogan sama dengan Arab Saudi di bawah
kekuasaan as Saud, berkawansetia dengan komunitas yang anti kemanusia an.
Secara Ideology kedua penguasa tersebut masuk fenomena yang dilarang Allah di
ayat al Maidah 51, sebab keduanya melanggar ketentuan Allah tersebut. Imran
Hussen tau persis tentang kezaliman as Saud dan Erdogan walaupun keba nyakan
kaum Muslimin masih confused dalam hal tersebut.
Anda
juga keliru tentang PKS di Indonesia. PKS adalah Golkar berbaju Islam, bagai
mana mungkin menyingkirkan Golkar? Ketika anda berbicara PKS, terindikasi anda
masuk dalam katagorie "Islam Radikal" Paska Yudhoyono, Jokowi adalah
sosok Mus lim berwawasan kemanusiaan/non radikal yang muncul dari kubu PDIP
yang Sukar nois sedangkan Prabowo yang bekerjasama dengan PKS adalah Muslim
Radikal yang Suhartois, rajanya koruptor.
Ketika
anda sebutkan Arab Saudi, Qatar dan UAE sebagai negeri Islam terindikasi anda
belum mampu membedakan antara Negeri Islam dengan Negeri Muslim. Arab Saudi,
Qatar, UAE, Turki dan sebagainyan di Timur Tengah bukan Negeri Islam tetapi
Negeri Muslim. Hanya Rakyatnya saja yang mayoritas Muslim sedangkan System
negaranya adalah "Taghut Zalim/despotic" . Mayoritas rakyat Turki
sekarang sudah sadar kezaliman Erdogan cs. Rakyat Arab Saudi mayoritas
rakyatnya terlalu takut kepada raja yang zalim itu. Andaikata sedikit saja anda
punya kemampuan berpikir, mustahil anda akui as Saud sebagai Muslim benaran,
dimana sudah satu tahun lebih membantai rakyat Yaman dan rakyat Suriah dengan
bantuan AS dan Zionis cs sebagai sekutu as Saud dan Erdogan.
Note:
Manusia
adalah satu-satunya makhluk Allah yang mendapat kurnia bisa mengu bah dirinya
dari makhluk biasa (being/existensi) menjadi makhluk sempurna (becoming/
esensi).
Becoming
adalah bergerak, maju, mencari kesempurnaan, merindukan keabadi an, tidak
pernah terhambat dan terhenti, serta terus-menerus bergerak menuju ke arah
kesempurnaan.
Dengan
3 potensi yang dimiliki tersebut, manusia manusia "diundang" (atau
ditan tang) Tuhan untuk bertindak sebagaimana tindakan Tuhan (berakhlak
sebagaima na akhlak Tuhan).
Untuk
melakukan gerakan becoming manusia dibekali Tuhan dengan tiga potensi dasar;
Kesadaran diri, Kehendak bebas, dan Kreatifitas.
Fenomena
yang sudah terbukti sukses berakhlak sebagaimana akhlak Tuhan ada lah para
Nabi/Rasul dan para Imam. Sedangkan yang sedang menggapainya ada lah mu’min
yang mengikuti para Rasul dan Imam. Semoga kita termasuk yang akan
menggapainya, insya Allah.
Nabi
Adam dan Hawa tidak kurang sedikitpun kesenangan di alam Surgawi. Mere ka
memang sudah memiliki kesadaran bahwa mereka belum punya kebebasan un tuk
berbuat dengan segala resikonya. Justeru itulah mereka memakan buah ke’a rifan
hingga mereka memiliki wawasan berfikir yang cemerlang untuk berkreatifitas
setelah ditempatkan di Bumi.
Secara
Syar’i Adam berada dalam Surga sebagai nikmat Allah yang didambakan semua
manusia, lawan daripada Neraka. Pertanyaannya, kenapa Adam dan Hawa memberontak
atas intuisi Surga? Para alimpalsu senantiasa menyatakan penye salan nya saat
mereka berkhutbah di mimbar-mimbar Jum’at dan mayoritas pendengarpun
termangut-mangut, membenarkannya. Hanya para ideologlah yang mampu berpikir
bahwa bagi Adam itu bukan Surga tetapi penjara Ego yang harus dikorbankan demi
kemanusiaan.
Ali
Syariati, ideolog Islam Iran mengatakan bahwa manusia terbelenggu dengan 4
penjara dalam hidupnya:
1.
penjara Alam
2.
penjara Masyarakat
3.
penjara Sejarah dan
4.
penjara Ego
Dalam
kesempatan ini saya tidak membicarakan penjara alam, masyharakat dan sejarah.
Kalau anda ingin mengetahuinya silakan pelajari literatur Ali Syari’ati yang
berjudul "Tugas Cendikiawan Muslim". Alasan saya justeru penjara ke 4
ini yang ter lalu berat untuk kita terobosi agar kita mampu keluar daripadanya.
Dalam literatur itu anda akan menemukan seorang genius besar yang bernama
Nietzche mampu mengorbankan nyawanya untuk membela seekor kuda yang malang
akibat kese wenang-wenangan seorang petani. Dengan literatur tersebut andapun
akan bertanya-tanya, "apakah aku mampu melawan kesewenang-wenangan
penguasa atas kepedihan kaum mustadhafin di negaraku sendiri, minimal pantang
bekerja dalam system negara tersebut".
Tindakan
Pofessor tersebut memang tidak logis tetapi juga tidak termasuk illogis. Itu
lah yang dinamakan alogis. Alogis adalah cinta sejati, cintanya kupu-kupu,
bukan cinta ala kaum Sufi, Platonis dan mistik. Cinta suci adalah cinta hanya
untuk pengor banan tanpa mengharapkan imbalanya. Cinta yang mengharabkan
imbalannya adalah dagang, bukan cinta sejati. Lihatlah kupukupu membiarkan
tubuhnya terba kar dan abunya beterbangan entah kemana, demi cintanya kepada
Lampu, nya la lilin. Cinta sejatilah yang mampu mengantarkan manusia kejenjang
kesempurna an
Adam
dan Hawa, manusia pertama yang exist di Surga yang penuh fasilitas yang
gemerlap dan aduhai tetapi demi kemanusiaan, Adam meninggalkan segala-gala nya.
Adakah yang mampu membantah kalau keduanya tidak egois? Mengapa ma nusia
pertama mengajarkan kita agar mengorbankan segala-galanya untuk kema nusiaan?
Bukankan tanpa pengorbanan Adam dan Hawa, manusia lainnya tidak exist di Dunia?
Bukankah hanya mereka berdua yang ada di Surga sampai detik ini? Apakah terlau
menyelimet untuk dipikirkan kebenaran tindakan Adam dan Hawa dalam memakan buah
ke’arifan? Secara Syar’i manusia terbatas pemikirannya pada jenjang Logis dan
Illogis tetapi para ideolog mampu berpikir secara Alogis.
Siapakah
para Ideolog itu? Mereka adalah para Rasul, para Imam dan para Ideo log-ideolog
Islam yang mantap Imannya terhadap Allah, para Rasul dan para Imam. Mereka
adalah manusia-manusia berwajah merah. Yang berwajah pucat adalah para Ilmuwan
yang hidup asik di menara Gading. (kata Ali Syariati dan itu juga yang kuterima
kebenarannya).
Secara
syar’i Syaithan yang menggoda Adam dan Hawa untuk memakan buah yang mereka
namakan Khuldi (kekal), namun para ideolog Islam menamakan "buah
Ke’arifan". Mengapa kita melihat sesuatu hanya secara syar’i? Apakah salah
kita melihat sesuatu secara Syar’i? Jawabannya pasti tidak tetapi kebenaran itu
milik Allah dan bertahab atau bertingkat. Justeru itulah Allah menggunakan
bahasa Sym bolic dalam Quranul Karim yang senantiasa muncul makna yang baru,
sesuai za mannya. Artinya Qur-anul Karim senantiasa sesuai dengan zaman kita
masing-ma sing, tidak pernah mengalami keusangan.
Kita
mengetahui bahwa Nabi Musa adalah pintar dan dikagumi oleh Bani Israel hingga
mereka kerap kehilangan kontrol. Begitu ketemu Nabi Khaidir yang bukan Rasul
tetapi sekedar Nabi, ternyata Nabi Khaidir lebih unggul pikirannya dibanding
kan Nabi Musa as yang brillian. Apakah anda mengira Nabi Musa tidak brilliant?
Tidak, ada hal yang tidak diketahui beliau, diketahui Nabi Khaidir, namun boleh
jadi ada yang tidak diketahui Nabi Khaidir, diketahui Nabi Musa as. Allahlah
yang mem berikan kurniaNya kepada siapa saja yang Dia kehendakiNya dan Allah
memiliki kurnia yang besar (QS, 62 : 4). Secara syar’i orang dulu sebelum kita
menterjemah kan "Hazihisy syajarata" sebagai buah Khuldi (buah kekal)
tetapi para ideolog jaman kita menterjemahkannya sebagai "buah
ke’arifan"
Bukankah
info pertama dari Allah bahwa Dia hendak menjadikan Khalifah di Bumi? Kalau
begitu secara Syar’i Adam dan Hawa diturunkan ke Bumi sebagai hukuman nya atas
pelanggaran terhadap intuitas Surgawi, namun secara ideology bukanlah hukuman
atas kedudukannya, melainkan kehendak Adam dan Hawa sendiri untuk dapat
berkreatifitas (baca mengembangkan pikiran dan keturunannya di Bumi). An
daikata Adam dan Hawa tidak memiliki kesadaran bahwa di Surga tidak boleh ber
kehendak bebas dan mengembangkan keturunannya, pastilah buah kearifan tidak
mereka makan dan tetaplah sampai hari ini hanya mereka berdua di alam Surgawi
tanpa manusia lainnya, anda serta saya sendiri, setujukah anda?
Ini
membuktikan benarnya kehendak bebas Adam dan Hawa untuk memakan bu ah ke’arifan
agar dapat berkreatifitas di palnet Bumi. Hal ini pastilah sangat didam bakan
semua manusia. Dengan kata lain pengorbanan Adam dan Hawa sangat ditunggu semua
manusia secara sadar untuk menerima anugerah Allah terhadap "Kesadaran
diri, Kehendak bebas, dan Kreatifitas".
https://achehkarbala.blogspot.no/2017/02/inilah-yang-dapat-kulakukan-untuk.html
https://achehkarbala.blogspot.no/2017/02/inilah-yang-dapat-kulakukan-untuk.html
Model Nasrani Jimmi/Zimmi
https://achehkarbala.blogspot.no/2017/02/inilah-yang-dapat-kulakukan-untuk.html
https://achehkarbala.blogspot.no/2017/02/inilah-yang-dapat-kulakukan-untuk.html
Billahi
fi sabililhaq
Hsndwsp
Di
Ujung Dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar