Selasa, 30 Januari 2018

ESENSI HAJI I


 



MENGGALI DAN MENYOROT ESENSI HAJI
I
hsndwsp
(Acheh  - Sumatra)


HAJI ADALAH EVOLUSI MANUSIA MENUJU ALLAH SWT



Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Haji, bukanlah sekedar Ibadah Ritual, tetapi juga Sosial, Siasah, Sejarah, Ekonomi, Kehidupan, Ke bangkitan dan Ideology. Haji adalah evolusi manusia menuju kepada Allah. Wahai Haji menceburlah dirimu kedalam lautan manusia agar kamu dapat mendekatkan diri kepada Allah. Dengan cara yang demikianlah kamu mendapat redha Nya.



Miqad, tempat engkau merumuskan strategimu agar di akhir pertunjukan nanti engkau benar-benar menjadi bintang Revolusi di negerimu sendiri. Bagaikan kertas putih, bak kata Rasul. Engkau tak akan mencapai taraf itu kecuali kau pahami benar symbol-simbol dari tahapan pertama sampai tahapan terakhir, pengorbanan dan Kongres Akbar di Mina. Jika engkau berasal dari suatu negara yang bersistem Thaghut, kecil sekali kemungkinan untuk berhasil kecuali enkau benar-benar sadar dan memahami Esensi Haji. Hal ini tak dapat engkau peroleh dari pemerintah thaghut mu, kecuali sekedar diajarkan Manasik Haji. Karena itu ikutilah pesan-pesan yang kusampaikan ini sebagai Pesan Utama dari Guruku yang tercinta, agar engkau sukses meraih kemenangan di lembah Mina serta menjadi Arsitek Revolusi di negerimu masing-masing untuk merobah sistem thaghut menjadi sistem Allah, dengan jalan demikianlah kalian memperoleh kunci Syurga.tidak mudah bukan?



1. Miqad.

"Guruku telah mengajariku". Di Miqad kupu-kupu putih memantapkan niatnya. Bagaikan air bah yang membahana, mereka datang dari berbagai pelosok dunia. Setelah menggunakan kain kaffan, mereka bergegas menuju rumah Allah. Mengapakah disebut rumahNya ? Adakah Dia di dalamnya? Siapakah engkau sesungguhnya? Engkau adalah Hajar, bundanya Ismail, Muhajir sejati yang berasal dari Ethiopia, benua Afrika Hitam, berlang-langbuana ke benua Asia, diperjual belikan dari satu majikan ke majikan yang lainnya. Perempuan sahaya ini melambangkan kaum dhua'fa, orang-orang yang dijauhkan dari pembendaharaan dunia, korban sistem thaghut. Allah, Tuhannya kaum dhua'fa sangat menyayanginya , akhirnya ketemu sama Ibrahim lalu memapahnya ke Ka'bah, kiblatnya ummat Muhammad. Oh bukan itu yang kumaksudkan, melambangkan Allah diatas permukaan bumi. Sekali lagi, tahukah engkau siapakah kamu sebenarnya? Engkau adalah Hajar, yang sedang berevolusi dari tempat lahirnya negeri Ethiopia menuju Ka'bah, dari tanah menuju Allah. Ya Allah, Betapa lugunya sebahagian pembaca tulisanku ini, mereka takmampu memahami apa yang kumaksudkan.



Ibrahim berseru, kalau engkau seorang lelaki jangan tutup kepalamu, kalau engkau seorang perempuan jangan tutup mukamu, kalian tidak dibenarkan memakai pakaian yang berbeda diantara satu samalainnya kecuali pakaian 'Kain Kaffan', pakaian yang akan kalian kenakan disaa't kalian dibangkitkan di yaumil Mahsyar kelak. Engkau tidak dibenarkan memakai bau-bauan dan bersolek, buat sementara lupakanlah kesenangan-kesenangan dunia agar engkau hanya Dia yang ada di hatimu. Engkau tidak dibenarkan membawa cermin agar engkau dapat melupakan dirimu buat sementara, agar engkau dapat melihat Dia. "Perhambakanlah dirimu kepada Allah seolah-olah kamu melihatNya dan jika engkau tak mampu melihatnya yakinlah Dia pasti melihatmu" (Hadist). Engkau tidak dibenarkan membunuh binatang dan merusak pepohonan walau sekecil apapun, buat sementara hiduplah seperti Isa bin Maryam. Engkau tidak dibenarkan untuk menikah, kawin, berpacaran, bercinta-cintaan selama berada dalam pertunjukan akbar ini agar engkau dapat memperoleh cinta sejati, bagaikan kupu-kupu menghampiri nyala lilin, badannya terbakar abunya berterbangan entah kemana, demi cinta suci dipertaruhkan nyawanya. Itulah sosok Muslim Sejati, demi Allah di pertaruhkan segala-galanya.


Ibrahim mampu menggorok leher anaknya, adalah hal yang sama dilakukannya oleh Masyitah, demiAllah bukansaja mempertaruhkan nyawanya tapi juga nyawa keluarganya satu-persatu. Dimanakah engkau memperoleh cinta sucimu? Di lembah Mina, di akhir pertunjukan akbar ini. Sabarlah beberapa hari lagi. Mulai dari sekarang berjanjilah untuk tidak lagi memperhambakan diri kepada Thaghut. Berjanjilah! Mulai sekarang engkau memperhambakan diri hanya kepada Allah. Dimana? Sejak di Miqad. Sampai kapan? Selamalamanya. Tidak ada Tuhan kecuali Allah. Bukan hanya dibibir dan dihati tetapi juga yang paling menentukan didalam Aksi. Apakah hanya didalam Mesjid saja? Dalam pandangan Islam Ideology, Mesjid bukan hanya didalam mesjid. Allah, Tuhannya Hajar mengharapkan pada wakilNya agar dunia ini menjadi Mesjid. Itulah Muhammad, salah seorang dari wakilNya telah merobah dunia ini dari WC menjadi Mesjid, namun setelah dia pergi secara pelan tapi pasti dunia lagi-lagi menjadi WC sebagaimana yang engkau saksikan sekarang ini. Tidak ngerikah engkau tinggal di WC? (Jahiliah modern?). Sekarang geleran engkau. Siapakah engkau sebenarnya? Apakah engkau wakil Tuhan ataukah wakil Syaithan. Kalau jawabanmu jatuh pada yang pertama, sekarang bergegaslah menuju rumah Nya (Baitul Allah).



Ka'bah

Ketika engkau masih dinegerimu sendiri, tak dapat engkau bayangkan bagaimana gerangan bangunan Kiblat kaum Muslimin, dimanapun mereka berada mereka harus berkiblat kesana. Barangkali engkau membayangkan siapakah arsiteknya, sebesar manakah ukurannya dan bagaimanakah bentuknya. Na mun boleh jadi engkau sudah tau siapa arsiteknya. Siapa lagi kalau bukan Ibrahim dan anaknya sendiri, Ismail. Ketika engkau tiba di dalam Masjidil Haram, ketika engkau menyaksikan sendiri ba ngunan tersebut, engkau terpana. Bangunan apakah ini yang tidak seperti bangunan lainnya mengha dap kesesuatu arah, bangunan persegi empat ini menghadap kesegala arah, yang menampakkan ke tiadaan arah. Arsiteknya tau persis bahwa bangunan tersebut bukan sembarang bangunan, tetapi bangu nan yang melambangkan Allah diatas permukaan bumi. Karena itu janganlah engkau bayangkan bah wa didalamnya ada sesuatu benda yang sangat rahasia, atau suatu objek yang sangat penting, atau ba rang yang sangat mahal harganya. Tidak, tak ada apapun didalamnya yang bersifat materi, namun pe nuh dengan spirituil. Sebab bangunan tersebut adalah simbolisasi daripada Allah diatas permukaan pla net Bumi ini.



Kuburan Hajar

Hajar adalah Hajar. Dari Ethiopia berlang-lang buana ke Asia, hidup terlunta lunta, diperjual belikan dari satu majikan kemajikan yang lainnya, korban sistem Thaghut, mewakili kaum dhua'fa yang dijauhkan dari pembendaharaan dunia. Allah Tuhannya kaum Dhua'fa sangat mengasihinya. Akhirnya dia dipertemukan Allah dengan Ibrahim, dan buah yang pertama adalah Ismail yang juga seorang Imam, teladan, pemimpin kaum Dhua'fa. Namun karena kecemburuan Sarah isteri pertama Ibrahim, lalu dibawanya ke Ka'bah yang pada saat itu sangat menakutkan. Digunung tua dan mati itu tak ada bangunan walau jambore, tak ada sebatang phon pun walau widuri. Hajar bertanya pada Ibrahim, kepada siapakah engkau menitipkan kami? Ibrahim menjawab singkat, kepada Allah.



Hajar lah namanya yang tau persis bahwa Ibrahim adalah seorang Rasul Allah, teladan yang mustahil berbohong. Hajar percaya pada jawaban suaminya yang singkat itu. Hajar tidak seperti kebanayakan orang-orang yang mengaku beriman dewasa ini yang asyik mengandalkan doa', berkomat-kamit karena tidak tau persis syarat-syarat berdoa menurut Al-Quranul karim, menbuat doa mereka bagaikan mentra-mentra saja. Hajar sosok muslim sejati. Ditinggalkan buah hatinya diatas pasir, lalu pergi mencari air dari buku Safa ke bukit Marwah, tujuh kali bolak-balik tak juga mendapatkan air. Sambil berdoa, kembali ke tempat buah hatinya yang lagi menangis. Ketika Hajar hampir mendekati anaknya, terdengarlah suara gemuruh air Zam-zam yang terpancar dibawah hentakan tumit Ismail. Ternyata air muncul ketika usaha dan doa di padukan. Islam agama sejati, mengajarkan pemeluknya bukan saja lewat Al-Quran (Tuhan tidah akan merobah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang merobahnya) tapi juga di bukit tua, di atas gunung mati itu, alam pertunjukan Haji sebagai realitanya diperankan Hajar bundanya Ismail.



Hajar adalah Hajar. Diantara manusia dia adalah seorang perempuan. Diantara perempuan-perempuan, dia adalah seorang budak. Diantara budak-budak, dia berkulit hitam lagi. Namun tak seorangpun walau Rasul, kuburannya berada di samping ka'bah, pelambang Allah dipermukaan bumi. Bangunan setengah lingkaran itu benar-benar menghadap ka'bah. (Afala ta'kilun, afala yatazakkarun?) Di dalam Baitullah itu hanya Allah dan Hajar. Wahai Hajar, kendatipun engkau dipandang hina oleh basyar-basyar di Dunia ini, namun engkau sangat mulia di sisi Allah. Ketika kupu-kupu putih menghampiri nyala lilin, ketika para jama'ah haji memasuki Masjidil haram, hendaklah mereka berfikir sebagaimana pesan Allah yang diulang berkali-kali dalm Al-Qurannulkarim. "Afala ta'kilun, afala yatazakkarun?" Mengapa hanya Allah dan Hajar yang ada di rumah Allah itu ? siapakan Hajar itu? Kenapa hanya dia yang menghadap Allah di rumah Allah itu, Tuhannya kaum du'afa? Bagaimanakah dia dalam perjalanan hidupnya ? Kendatipun dalam pandangan basyar-basyar bahwa orang-orang cacat, seperti pincang, buta, tuli, kulit hitam, tidak cantik, tidak bagus body-nya, miskin, kurus dan kekurangan fisik lainnya itu dipandang hina, namun Allah mengajarkan orang-orang mukmin agar tidak menilai seseorang dari segi kukurang fisik dan materi, namun yang penting adalah ketaqwaannya, keteguhan imannya, kemantapan aqidahnya/ideologynya dan kecemerlangan pikirannya.



Hajar adalah Hajar, tak seorang pun walau Rasul kuburannya berdampingan dengan ka'abah. Antara ka'bah dan kuburan Hajar terdapat lorong yang dapat di laluinya. Namun Allah, Tuhannya kaum dhu'afa tidak membenarkan memasuki lorong tersebut saat melakukan tawaf. Allah menginginkan manusia agar dalam melakukan tawaf kedua-duanya, Allah dan Hajar harus ikut di lingkari, ditawafi. Allah mengajarkan kita agar mau berfikir tentang pribadi manusia yang satu ini. Kendatipun dihina oleh basyar-basyar namun sangat mulia di sisinya. Dialah muhajjir teladan.



2. Tawaf.

Tawaf, mengitari Allah dan Hajar. Ketika engkau memasuki pintu-pintu rumah Allah (Baitullah), matamu mencari dan mencari. Siapakah yang kau cari? Pemilik rumah-Nya, Allah. Dapatkah engkau melihat-Nya? Janganlah engkau melihat dengan mata kepala, tetapi lihatlah denga mata hati. Engkau adalah tamunya. Dia adalah pemilik rumah itu yang sedang menanti tamu-tamu-Nya. Dari negeri yang jauh engkau ingin menemui-Nya. Namun setelah engkau memasuki rumah-Nya ternyata tak ada Dia disana. Engkau bertanya, dimanakah Dia? Kenapa juga disebut itu rumah-Nya? Kalau memang dia tak ada di dalamnya, apakah artinya Baitullah? Rumah-Nya, rumah Allah. Bukan tak ada Dia di dalamnya namun engkau sendiri yang belum bersih dari ilmu-ilmu kotormu yang telah memenuhi wilayah otak mu. Engkau seharusnya di masukkan dulu kedalam laboratorium masy'arulharam agar engkau sadar siapakah engkau sebenarnya. Engkau bukan apa-apa, engkau adalah nol-nol yang menganga . Namun kalau engkau sudah nekat sebagaimana niatmu di Miqat, engkau telah berjanji untuk benar-benar menjadi hamba Allah, sekarang lihatlah Dia dengan matahatimu.



Dirumah itu pasti ada Dia dan Hajar, yang sudah duluan berhijrah dan kini menjadi tamu-Nya yang abadi. Baitullah bagaikan rumahnya sendiri. Dan engkau juga harus berusaha sekuat tenaga untuk meneladaninya, muhajjirin sejati. Sekarang posisimu sudah dekat sekali dengan-Nya. Jantungmu terus berdentam-dentum memukul tulang dadamu. Makin dekat makin berdebar-debar. Kini ulurkanlah tangan kananmu untuk menjabat tangan kanan Allah (Hajarul Aswad). Bila engkau mendapatkan kesempatan yang baik untuk dekat sekali dengan-Nya, ciumlah tangannya itu. Namun jika engkau tidak mendapat kesempatan, maka janganlah kau korbankan orang lain demi mencium tangan kanan Allah itu. Dalam posisi seperti itu cukuplah bagimu menunjuk saja hajarul aswad itu sebagai isyarat menjabat atau mencium tanganNya. Dengan siapakah engkau berjabat ? Dengan Allah. Untuk apakah itu? Untuk menbuat perjanjian baru. Dan begitu engkau menjabat tangan Allah, engkau telah berjanji dengan-Nya, bahwa sekali-kali tidak akan menjadi hamba taqhut lagi sepulang dari proses evolusi ini. "Mulai saat ini aku benar-benar memperhambakan diri kepada Mu ya Allah" . "Ampunilah dosaku ya Allah". "Kasihanailah daku ya allah". "Tunjukilah daku jalan yang lurus" (sirathal mustaqim).



Sebahagian kaum Quraisy Madinah dahulu mendatangi nabi Muhammad untuk membuat perjanjian bahwa mereka akan mentaati Nabi Muhammad secara beramai-ramai. Mereka mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Rasulullah (berbai'at). Sejak perjanjian itu berlangsung, batallah semua perjanjian-perjanjian yang pernah diadakan sebelumnya. Setelah menjabat tangan kanan Allah, kini saksikanlah lautan manusia, bagaikan airbah yang membahana, melingkari Ka'bah dan Kuburan Hajar, menceburkan diri kedalam sungai kekidupan, tujuh kali keliling, menunjukan simbolisasi dari 7 lapis langit, sedangkan Sa'i yang juga tujuh kali bolak-malik dari bukit Safa ke bukit Marwa menunjukkan simbolisasi dari 7 lapis Bumi.
bersambung ke ESENSI HAJI II

Billahi fi sabililhaq
hsndwsp
di Ujung Dunia
----------

Kamis, 11 Januari 2018

RESPON BUAT VIDEO - VIDEO IMRAN HUSSEIN




SEMOGA KEKURANGAN VIDEO-VIDEO IMRAN HUSEN ITU

DAPAT TERPULIHKAN DENGAN CATATAN-

CATATAN KECIL INI

hsndwsp
di
Ujung Dunia




  
Ketika filosof Sunni tersebut mengatakan bahwa Bangsa Arab dihancurkan, bendera Islam tidak lagi dikibarkan oleh bangsa Arab tetapi non Arab. Beliau tidak menye butkan bangsa mana yang mengibarkan bendera Islam. Berdasarkan dalil naqli dan ‘aqli itu sangat jelas bahwa bangsa Parsilah yang mengibarkan bendera Islam. :

Surat Al Jumu'ah Ayat 3
dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS, Jum'at 03)

Surat Al Jumu'ah Ayat 4

Demikianlah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah mempunyai karunia yang besar.(QS, Jum'at 04)


Sepertinya inilah yang belum diketahu filosof tersebut. Saat ayat itu diturunkan, pa ra sahabat bertanya siapakah mereka itu, ya Rasulullah? Rasulullah menempatkan tangannya diatas kepala Salman al Farisi seraya mengatakan: "Golongan inilah,  walaupun Iman itu berada di bintang Surayya, namun mereka sanggup mengga pai nya". Ayat sebelumnya (ayat 2) Allah membicarakan bangsa Arab. Ayat 3, Allah membicarakan bangsa Parsi dimana Imam Hussein (Arab/cucu Rasulullah) kawin dengan Shahbanu, putri Iran/Parsi hingga menuaikan cikal-bakal bangsa Iran/Parsi di kemudian hari sebagaimana kita saksikan dewasa ini. Hanya mereka inilah satu-satunya di Dunia kini yang mampu mendirikan Negara Islam/Islam State/Daulah Is lamiyah/Republik Islam Iran/Power of Zulkarnain/Power of Imam Mahdi al Muntazhar.

Filosof Sunni itu benar saat menjawab pertanyaan tentang Iran bahwa Ahmadine jad sangat dicintai mu’min seluruh dunia tetapi sebahagian muslim tidak sependa pat dengannya. Kita tidak tau kenapa beliau tidak menjelaskan kondisi Iran secara agak mendetail. Mungkin saja beliau benar harus bersikap demikian, mengingat dewasa ini kebanyakan kaum muslimin salah sangka terhadap Republik Islam Iran. Perlu kita jelaskan bahwa memang masih banyak orang-orang yang keliru dalam biokrasi Iran hingga mereka tidak sependapat dengan Ahmadinejad yang brillian itu, tetapi disebabkan System negara Iran menganut system "Wilayatul Fakih" dimana lembaga Negara yang tertinggi adalah "Imam" baru kemudian disusul oleh Wilayatul Fakih (baca 12 orang Ulama yang memahami ilmu Dunia dan Akhirat). Ba rulah kemudian disusul oleh lembaga Parlemen dan Presiden. Kendatipun presiden paska Ahmadinejad tidak sebaik Ahmadinejad, kalau tidak kita katakan bertolak belakang sepakterjangnya, Republik Islam Iran tidak akan mengalami setback, se bab wewenang tertinggi tidak berada ditangan Presiden tetapi ditangan Imam (baca Ayatullah Ali Khameney). Hal ini sudah dijawab oleh sang filosof dengan baik sekali dimana power militer tidak berada dibawah presiden tetapi dibawah Aya tullah Ali Khamenei yang baik.

Filosof tersebut keliru saat mengatakan bahwa 4 Khalifah paska kewafatan Rasul Allah adalah benar sebagai khalifah rasyidin. Nampaknya beliau meyakinkan publik secara emosi agar publik meyakini pernyataannya tersebut, sama emosinya ketika mengatakan agar publik tidak mengkritik diktator Gaddafi (lihat video beliau lain nya). Memang pada permulaan kekuasaannya Gaddafi menentang AS, namun akhirnya beliau tunduk pada AS hingga petro dolarpun diizinkan AS untuk menge lolanya. Perlu kita kritisi beliau bahwa Basyar Assad tidak pernah sama dengan Mu ammar Ghaddafi yang sama despotiknya dengan Saddam Irak, Sha Reza Palevi Iran,  Raja Arab Saudi, Raja Bahren, raja Emirat Arab, raja Brunai Darus salam, Suharto di Indonesia dan sebagainya.

Hsndwsp memprediksi beliau tidak paham Hadist Tsaqalain murni yang membicara kan Ittrah Nabilah sebagai pendamping Qur-an. Dua belas Imam paska kewafatan Nabi tidak termasuk Abubakar, Umar dan Usman. Ahlulbayt Rasulullahlah yang diangkat Allah dan Rasulnya sebagai pemimpin kaum Muslimin tetapi dihambat oleh Abubakar, Umar dan Usman cs. Padahal saat Rasulullah mengangkat Imam Ali di Ghadirkhum, Umar bukan saja membai’at Imam Ali tetapi juga mengucapkan: "Tahniah ya Abbal Hassan, anda telah men jadi pemimpin kaum muslimin dan musli mah". Ironisnya dia pula yang berani menghambat Rasulullah untuk menulis wasiat nya saat beliau sakit di Katilnya. Umar juga bersama Abu bakar yang menolak perintah Rasulullah untuk bergabung dibawah kepemimpinan Usamah untuk berpe rang. Masih banyak lagi pelanggaran yang mereka lakukan terhadap Rasulullah namun kita cukupkan saja disini. Apakah prototype seperti itu layak mendapat gelar Khalifah Rasyidin? Bukankah apa saja yang dilakukan Rasulullah kaum mu'min harus sami'na waata'na disebabkan apa yang dikatakan dan dilakukan Rasulullah berasal dari Allah secara pasti. Lalu kini kaum muslimin yang mengikuti ketiga penentang diatas itu masih berstatus mu'minkah? Harap dijawab walau pahit

Ahlulbayt Rasulullah tau persis seluruh isi Qur-an termasuk ayat Mutasyabihat yang sering dipelintirkan tafsirnya oleh muslim yang non Ahlulbayt dan pengikut mereka sampai zaman kita ini berlanjut terus. Hal ini meyakinkan kita bahwa beliau (Filosf tersebut) menggunakan hadist palsu made in Abu Hurairah cs yang terdapat dalam kitab Bukhri dan Muslim. Beliau belum tau bahwa setelah Bukhri dan Muslim, terma suk Abu Daud menjeleksi hadist – hadist palsu dari satu juta lebih (product priode Muawiyah bin Abi Sofyan/Bani Umaiyyah), masih saja terdapat hadist palsu di kitab-kitab mereka, seperti hadist Malaikat ditampar Nabi Musa hingga hilang satu mata nya, batu melarikan pakaian Nabi Musa hingga Nabi Musa mengejarnya dalam kea daan telanjang, Nabi muhammad menempatkan Aisyah diatas kuduk agar dapat melihat suatu pertunjukan duniawi, Hadist lalat punya obat disalah satu sayapnya dan masih banyak lagi hadist palsu lainnya di buku Bukhari dan Muslim (disebut memang hadist sahih tetapi realitanya banyak yang tidak sahih)

Ketika Iran (Parsi) baru saja melepaskan diri dari raja despotic (prototype pax Ameri kana), dibawah pimpinan Imam Khomaini, Syahid DR Ali Syariati dan Murtadha Mutahhari cs (prototype Zulkarnain), Pax Amerikana berdaya upaya menghancur kan "Zulkarnain" via diktator Saddam Irak tetapi Allah menyelamatkan bangsa Parsi hingga justeru Irak dan tangan-tangan Amerikanalah yang collaps.

Bangsa Parsi berasal dari ras unggul Jerman (bangsa Aria). bertemu dengan bangsa Arab (baca perkawinan Imam Hussein dengan Syahbanu, putri Raja Parsi) hingga melahirkan cikal bakal sampai hari ini bisa kita saksikan di RII. Ketika filosof tersebut membicarakan ‘Negara Khalifah’, publik hanya bisa memahami secara teori, semen tara realita atau fenomenanya tidak beliau tunjuk secara konkrit. Beliau hanya mampu menunjukkan Rusia dan Cina plus negara-negara Amerika Latin, tanpa ko munitas Islam Murni. Memang benar Rusia, Cina dan negara-negara Amerika Latin komunitas yang tidak arogan dan bersahabat karib dengan kaum Muslimin tetapi kaum Muslimin yang bagaimana, belum beliau paparkan dengan jelas agar saya tidak perlu mengkritisinya, kalau komunitas muslim yang ditunjuk itu benar adanya.

Kalau kita mampu mengamati kondisi Timur Tengah sekarang secara mantap, kita akan melihat secara jelas bahwa "Power Zulkarnain" dimainkan oleh RII, Hisbullah Libanon, Rusia, Cina dan Negara-negara Amerika Latin, sedangkan musuh Zulkar nain dimainkjan oleh Zionis, AS, Nato dan Arab Saudi cs (baca Turki, Quwait, Qatar, Libya, Mesir, Emirat Arab dan sebagainya). Penjokong "Zulkarnain" masih banyak lagi termasuk Amerika Latin dimana Presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad bersaha bat karib dengan Hugo Charves. Agaknya Indonesia masih kabur pendiriannya, hal ini dapat kita lihat memang merapatkan barisan dengan RII tetapi juga dengan Turki. Namun betapapun Indonesia sekarang lebih baik daripada Malaysia yang benci terhadap pengikut Ahlulbayt Rasulullah saww.

Hsndwsp gagal memahami pernyataan Imran Hussein bahwa beliau masih fokus pada mata uang Dirham dan Dinar. Beliau juga fokus pada Jenggot dan pakaian. Secara hakikat kita tidak musti meniru gaya kehidupan dimasa lalu asal saja tidak bertentangan dengan sunnatullah dan Rasulnya. Yang penting bagi kita bukan jenggot dan pakaiannya tetapi pikirannya, apakah kita mengikuti pikiran Rasulullah atau pikiran musuh Rasulullah saww. Dewasa ini memang kita saksikan kebanyakan kaum muslimin yang sudah merasakan berilmu, menggunakan jenggot yang pan jang tak terurus, bersurban dan pakaian yang terkesan alim bagi kaum yang tidak mau berfikir kritis. Apa artinya disisi Allah kalau isi kepalanya bertentangan dengan isi kepala Rasulullah saww?. Justeru itulah hsndwsp tidak lagi berjenggot dan berto pi sekarang, biarlah hsndwsp berpenampilan macam orang biasa saja.

Bukankah bahasa Inggeris itu bahasanya Pax Britaniana dan pax Amerikana, kena pa Imran Hussein tidak menggunakan bahasa Arab saja, berpakaian orang Arab dan uang Arab? Padahal Arab sekarang bukan lagi Arab Nabi Muhammad tetapi Arabnya Abu Lahab. Berbicara soal uang adalah soal pertukaran barang dengan barang dimana untuk memudahkan disepakati dengan uang dan ini tidak mungkin dilakukan oleh sipil tetapi pemerintah yang berkuasa. Di Arab di gunakan Dinar dan Dirham. Apakah mata uang tersebut mulanya digunakan Rasulullah atau jauh sebe lumnya. Imran Hussein mengatakan andaikata Indonesia menggunakan Dinar dan Dirham tidak akan miskin seperti sekarang ini, benarkah?

Paska kewafatan Rasulullah kebanyakan kaum muslimin miskin dan malah di zaman Nabipun banyak yang miskin, hanya saja orang miskin mendapat perhatian serius dari Rasulullah dan Imam Ali as. Tanah Fadak milik Fatimah Az Zahara digunakan un tuk menolong fakir miskin, sayangnya disita oleh Abubakar dari tangan Fatimah as hingga masyarakat mendekati Abubakar, lari dari keluarga Rasulullah saww (baca sejarah tanah Fadak milik Fatimah yang disita Abubakar cs). Di priode Usman bin Affan kemiskinan bertambah parah disebabkan Usman mengelola kekayaan nega ra macam mengelola kekayaan moyangnya. Kenapa Imran tidak kritis, padahal beliau menganjurkan publik agar menjadi pemikir yang kritis, afala yatazakkarun?

Demikian juga di Indonesia sejak Suharto berkuasa rakyat secara mayoritas hidup menderita. Kondisi seperti itu berjalan terus sampai priode Yudhoyono. Baru seka ranglah kemunculan Jokowi dan Ahok Rakyat mulai menikmati kekayaan negara kendatipun belum sampai ke Acheh Sumatra, Papua dan kawasan jauh lainnya. Pertanyaan kepada Imran Hussein, apakah Indonesia sekarang menggunakan ma ta uang Dinar dan Dirham?  Bukankah kemiskinan itu terjadi disebabkan kekayaan negara dikuasai penguasa untuk koleganya saja dimana Rakyat tidak mendapat kan haknya? Bukankah penguasa yang korup senantiasa dibarengi dengan meraja lelanya para koruptor bagaikan tikus menghabiskan kekayaan negara?

Andaikata Imam Mahdi sudah Muncul, barulah kemiskinan, penindasan dan kezali man jenis lainnya akan hilang, bukan mata uang yang signifikan fungsinya dibicara kan. Soal uang non dirham dan dinar berakomulasi dengan riba, memang benar adanya. Hal ini memang sudah dinyatakan Allah dan RasululNya sendiri bahwa se belum dunia kiamat Allah akan memunculkan kembali Imam Mahdi al Muntazhar yang akan membawa kedamaian dunia seluruhnya, dimana sebelumnya dunia dipenuhi dengan kezaliman yang teramat sangat. Imam Mahdilah satu-satunya Imam yang tidak dibunuh atau diracun dari 12 Imam penerus kepemimpinan Rasu lullah saww. Sedangkan  Nabi ‘Isa bin Maryam dimunculkan kembali disebabkan ummatnya me nuhankannya dan mengira beliau yang disalib hingga mereka termasuk Kristen Ortodox menggunakan symbul palang salib. Padahal murid Nabi ‘isa yang munafiqlah yang dimiripkan Allah macam Nabi ‘Isa hingga musuh menya lipnya.

Andaikata pemimpin paska kewafatan Rasulullah tidak digeser oleh mereka yang ambisius kepemimpinan, kaum muslimin akan hidup aman sentosa dan keadilan sosi al merata diseluruh negara. Kalau begitu kondisinya Imam Mahdipun tidak per lu gha ib Syughra dan Kubra.

Setelah berakhirnya kepemimpinan Imam Mahdi, barulah berlaku pemilihan, tidak lagi membutuhkan wasiat. Saat itu setelah 250 tahun dipimpin oleh para Imam yang diutus Allah dan Rasulnya, barulah rakyat secara mayoritas memahami persis type pemimpin yang bagaimana yang harus mereka pilih hingga system demokrasi baru bisa diberlakukan. Namun bayangkan di zaman Umar bin Khattab, seorang yang memiliki tanggungan seorang pria dalam keluarganya mendatangi Umar dan bertanya apakah dibenarkan Allah pemuda yang berada dalam tanggungan sa ya tidur bersama isteri saya secara bergeleran dengan saya sebab saya belum mampu mengawininya? Apakah dalam kondisi rakyat yang sedungu itu, pemimpin layak dipilih oleh rakyat banyak, bukan wasiat Rasulullah yang berlaku? Adapun wasiat umpama seorang guru (baca Rasulullah) yang harus bepergian jauh (baca wafat) saja, tidak layak menyerahkan kepemimpinannya kepada muridnya untuk dipilih sebab sang gurulah yang paling tau persis mana muridnya yang memiliki kesamaan dengan beliau untuk memimpin. Ironisnya para ambisius kepemimpinan meninggal kan nas demi tercapai ambisius mereka. Itulah sebabnya kaum muslimin yang tidak mengikuti para Imam yang ditunjuk Allah dan RasulNya saling berbeda pikiran sampai saling bermusuhan sesamanya.

Sepertinya Iran Hussein tidak jeli melihat penampilan Putin, presiden Rusia dan sege nap ja jarannya. Bukankah mereka semua berdasi? Kendatipun sesekali hsndwsp menggunankan Jas tanpa dasi dan juga salut kepada pemimpin Iran yang pakai Jas tanpa dasi, hsndwsp juga tidak alergi melihat pemimpin Rusia yang berdasi, juga pemimpin negara-negara Amerika Latin. Yang penting pemimpin Rusia, Cina dan Amerika Latin memihak kepada kaum Muslimin (baca "Zulkarnain" dan Imam Mahdi al Muntazhar).

Di video lainnya Imran Hussein mengatakan semua kita dipimpin oleh non Moslem termasuk Iran, benarkah? Yang saya yakini memang semua kita dipimpin oleh kaum munafiqun kecuali Republik Islam Iran. Kalau Imran Hussein mengatakan termasuk Iran disebabkan Iran masuk aggota PBB, Imran tidak memahami kalau RII terpaksa bertaqiyyah, kalau tidak memabahayakan negaranya disebabkan musuh terlalu be sar. Disamping itu RII berjiwa ksatria dimana mereka bagaikan orang yang punya obat kebal hingga mampu masuk ke sarang tawon, sebagaimana Ahmadinejad pergi ke gedung PBB menggoyangkan forum tersebut, bukan men jauhkan diri dari PBB macam orang yang tidak punya kawi dan nyali. Lalu ban dingkan dengan Brunai Darussalam, dimana Rajanya menyimpan 13 orang gundik secara rahasia na mun orang-orang bijak mengetahuinya, kendatipun orang tolol berkutat pada pen diriannya yang fanatikbuta bahwa itu negara Islam.Yang pen ting sekedar nama atau substantifnya?

Sepertinya dilain sisi Imran terfokus pikirannya hanya pada nama saja, bukan sub stantivnya. Walaupun Iran menamakan diri Republik tetapi diperjelaskan oleh kata Islam (baca Republik Islam Iran). Kenapa RII menamakan republik, hemat saya dise babkan pemimpinnya dipilih bukan wasiat macam pengangkatan Imam Ali. Na mun Abubakar menafikan wasiat Nabi hingga menamakan dirinya sebagai Khali fah (Wakil Rasulullah). Sementara pemilihanpun tidak sah sebab tidak diikuti seluruh rakyat pemilih terutama sekali bani Hasyim. Dikalangan merekapun, belakangan  tidak menggunakan aplikasi Abubakar tetapi Syuronya  Umar. Kalau Abubakar ha nya menggunakan sebahagian rakyat untuk memilihnya, Umar hanya meng gu nakan 6 orang. Ironisnya justeru Abdurrahman bin Awwuf yang mempermainkan syu ra tersebut. Padahal hanya Imam Ali yang berbicara secara benar dan tran sparan dalam majelis tersebut. Untuk lebih jelas simaklah video al Nebras berikut ini:



Hsndwsp menghormati Imran Hussein, semoga kritik saya ini menambah kesem purnaan isi Video - videonya. Betapapun beliau benar adanya secara kontekstual, hanya secara tekstual saja yang perlu kita kritisi sedikit agar lebih sempurna. Mu dah-mudahan pembaca memahami kalimat hsndwsp ini.


Filosof Sheikh Imran Hosein memang termasuk orang pintar macam Dr Zakir Naik. Malah sepertinya lebih enak mendengar ceramahnya disebabkan bahasa Inggeris nya yang mantap dan fasih.

Namun keduanya keliru saat berbicara persoalan Pengikut Ahlulbayt dan Sunni.  Imran mengakui adanya Syi'ah dan Sunni tetapi Zakir berkeyakinan bahwa Syi'ah dan Sunni tidak ada dalam Qur.-an, yang ada hanya Muslim. Disinilah kekeliruan mereka.


https://www.youtube.com/watch?v=3PkwzMDekJ8



Kata Imran Husen negara khalifah sekarang ini tidak ada di Rusia, Arab dan ju ga di Iran. Benar tidak ada di Rusia dan Arab tetapi hanya ada di Iran (Republik Islam Iran).

Mengapa Imran Husen yang saya hormati disebabkan banyaknya ilmu yang dia miliki tetapi bisa keliru dalam hal negara Islam yang beliau namakan "Negara Khalifah" Hal ini disebabkan beberapa hal yang dapat saya telusuri.

Pertama beliau sangat terikat dengan istilah negara Khalifah. Istilah Khalifah yang digunakan Allah saat pertama sekali kepada Nabi Adam as adalah bahasa Sym bolic bukan bahasa Expose. Bahasa symbolic memiliki banyak makna (kaya mak na). Contohnya bahasa Puisi Iqbal, gurunya Imran Husen, menggunakan bahasa symbolic hingga puisi tersebut masih relefan sampai sekarang ini, tidak kehilangan makna. Imran Husen terikat hanya dengan kata Khalifah saja, dimana akibatnya dia hilang konsentrasinya saat negara Khalifah yang beliau maksudkan menggu nakan istilah lainnya seperti Republik Islam, Negara Islam, System Islam, Negara yang berkedaulatan Allah dan sebagainya.

Kedua, Imran Husen juga hilang konsentrasinya saat melihat Republik Islam Iran. Fokus Imran hanya pada kata "republik" dimana alasan be liau semua negara yang definisinya "dari Rakyat, oleh Rakyat dan untuk Rakyat". Terindikasi Imran juga hilang konsentrasi, tidak dapat mem bedakan antara "Republik Sekuler" dengan "Republik Islam", atau an tara Republik Islam Iran dengan Republik Islam Pakistan yang tidak Is lami. Adapun Republik Indonesia atau Negara Pancasila memang bukan negara Islam tetapi negara orang Islam. Artinya negara tersebut tidak menggunakan Un dang-undang yang diturunkan Allah tetapi menggunakan KUHP (yang sekuler)

Ketika Imran melihat sepakterjang Republik Islam Pakistan yang tidak Islami, boleh jadi beliau mengira Republik Islam Iran tidak berbeda de ngan Republik Islam Pakis tan. Realitanya Pakistan memang tidak Islami tetapi Republik Islam Iran adalah satu satunya di zaman kita ini Negara Islam/System Islam/negara yang berkedaulatan Allah. Kalau negara Republik Sekuler, Presiden memiliki wewenang tertinggi (baca Presiden til Kabinet) atau Parlemen yang memiliki wewenang tertingga (baca Parle menter Kabinet) tetapi Republik Islam wewe nang tertinggi adalah milik Allah. Kalau dulu diwakili oleh para Nabi, lalu dilanjutkan oleh para Imam, kini diwakili oleh Ula ma Warasatul Ambia. Hal ini dapat kita de teksi di Republik Islam Iran (Teori Wilaya tul Fakih Imam Khomaini).

Diatas Presiden dan Parlemen masih ada 2 tingkat lagi yang paling berwewenang. Pertama diatas sekali "Imam". Kedua, 12 Ulama/Fakih, ba rulah dibawahnya Parle men dan Presiden. Anda bisa melihat saat ada kunjungan presiden negara lain ke Teheran. Mereka bertemu dengan Imam (baca dulu Imam Khomaini, sekarang Sa yed Ali Khamenei).

Walaupun pelaksanaannya dilakukan oleh Parlemen dan Presiden te tapi yang pe gang kunci systemnya adalah Imam dan 12 Ulama Fakih. Misalnya pembua tan Undang-Undang yang konsekwen dengan Al Mai dah ayat 44, 45 dan 47 ("..... waman lamyahkum bima anzalallah faulaika humul kaafirun"). Mula-mula parlemen membuat Undang-un dang atau peraturan lalu diserahkan keatas (12 U lama Fakih) untuk diteliti apakah bertentangan dengan Qur-an dan Hadist atau tidak. Andai kata bertentangan setelah dicoret yang salah di kembalikan kepada Parle men un tuk diperbaiki. Andaikata kali kedua masuk pada Ulama Fakih masih juga salah, ba rulah diperbaiki oleh Ulama Fakih. Lalu kemudian setelah ditanda tangani para Ulama Fakih, barulah diserahkan kepada Presiden untuk dilaksanakan apli kasinya.

Republik Islam Iran sudah benar system Islamnya. Andaikata dibirokrasi masih ada kekurangan maklum Iran sudah lama dikuasai para Taghut dan Bal’am. Lalu ban dingkan dengan negara dulu diba wahpimpinan Abubakar, Umar dan Usman yang dibanggakan Imran Husen, secara jujur Republik Islam Iran jauh lebih unggul disege nap lembaga negara nya. Dizaman Imam Ali sama persis macam dizaman Rasulul lah sendiri. Semua ketimpangan dizaman 3 orang Khalifah sebelumnya sanggup di kembalikan Imam Ali macam aplikasi Rasulullah sendiri. Sebagai con toh, kebiasaan Umar memberikan kelebihan gaji terhadap para senior dan diteruskan oleh Usman tetapi  dibagi sama dizaman Imam Ali, hing ga ke biasaan Talhah dan Zuber cs me nerima kelebihan dizaman Umar dan Usman tanpa disadari dikembalikan Imam Ali ke system yang diba ngunkan Rasulullah sendiri, membuat Talhah Dan Zuber cs me nentang Imam Ali hingga terjadinya perang Jamal yang sangat menyayat hati orang beriman kala itu.

Secara Islami kepemimpinan dalam Islam saat itu bukan dipilih oleh Rakyat tetapi masih berlaku system Wasiat.

bersambung (belum final)


...................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................





https://achehkarbala.blogspot.no/2015/04/kata-syiah-telah-terbukti-ada-dalam-al.html


https://achehkarbala.blogspot.no/2010/01/inilah-syiah-imamiah-12-atau-islam.html


Selasa, 09 Januari 2018

ANTARA IMAM FIQ DAN IMAM DARI PERPANJANGAN KEIMAMAHAN RASULULLAH SAWW




REFLEKSI HSNDWSP:

Dialog Terbuka FKM Jatim vs KH. Said Aqil Siradj- 

Full good willing



Sungguh banyak sekali manfaatnya

 mengkritisi video-video

 Propessor Doctor KH Sayid Aqil Siradj, sama

 halnya saat

 kita mengkritisi video-video Dr Zakir Naik

 India dan

 Filosof Dr Imran Husen, muridnya

 Muhammad Iqbal 

Pakistan.

hsndwsp
di
Ujung Dunia



Kita telah menyaksikan bahwa KH Said Aqil Siradj mampu menjawab kritikan-kritikan para Kiyai Muda Jatim. Kita juga pernah mendengar dan  me nyaksi kan banyak tuduhan-tuduhan negative kepada Kiyai Said Aqil Siradj, namun itu terbukti hanya sebatas tuduhan saja. Kita juga berkesimpulan bahwa diantara Kiyai-kiyai NU di Indonesia, Said Aqil Siradjlah yang terpandai dan memiliki banyak ilmu pengetahuan. Saat menjawab berbagai tuduhanpun beliau mampu menjawab dengan tenang dan santai, tidak emosi sebagai mana para alim lainnya yang terkesan fanatikbuta.

Kita ini Syi’ah Imaiyah 12 atau Islam pengikut Ahlulbayt yang harus meng hargai pribadi manapun yang berwawasan kemanusiaan macam Said Aqil Siradj, namun kita juga haq meluruskannya manakala beliau berbuat kekeliruan. Justeru itu alhamdulillah kita memahami bukan saja keliru Kiyai-kiyai NU lainnya tetapi juga kelirunya Said Aqil Siradj sendiri saat berbicara tentang Syi’ah Imamiyah 12, kecuali kita tidak biasa mengatakan keliru Said Aqil Siradj, kalau memang beliau terpaksa bertaqiyah untuk terus dapat membela keberadaan Syi’ah Imamiyah 12 di Indonesia dari sepakterjang kaum fanatikbuta macam di Sampang, dalam kedudukannya sebagai Ketua PB NU.

Diantar kesalahan-kesalahannya Said Aqil Siradj di video ini:
Beliau mengatakan bahwa Ahlulbayt sibuk dengan politik hingga tidak punya kesempatan untuk mengembangkan bidang keilmuan. Katanya, andaikata tidak sibuk dengan politik, kalah semua Imam Ahlussunnah, Imam Hanafi, Maliki, Syafi’I dan Hanbali termasuk juga Hasan Basri. Beliau tidak sadar bahwa para Imam itu diangkat oleh Allah dan RasulNya, bagaimana mungkin boleh kita sebut dengan kesibukan politik? Ini terindikasi beliau terpengaruh dengan Abdullah bin Umar. Hal ini boleh kita lihat dalam video Riwayat Mokhtar as Saqafi sa’at Mukhtar mengajak Abdullah untuk membela Imam Hussein. Abdullah sangat keliru dalam beragama, sama macam Ayahnya sendiri. Sa’at Yazid bin Muawiyah membunuh Imam Hussein di Karbala, Abdullah bin Umar keluar dari rumah dan berseru kepada masya rakat agar berkumpul untuk membela Imam Hussein. Lalu Yazid juga keluar memegang tangan Abdullah, memapahnya masuk kekamar rumahnya.  Sa’at Yazid mengeluarkan sebuah kofor yang bersegel, sebuah Surat didalamnya yang ditandatangani oleh Abubakar, Umar dan Usman cs, diperlihatkan kepadanya sambil berkata saya melakukannya berdasarkan kesepakatan mereka ini.  Lalu Abdullah serta-merta diam seribu satubahasa, tidak lagi mengajak masyarakat untuk menuntut bela Imam Hussein. Seper tinya Said Aqil Siradj kagum kepada anak Umar yang keliru tersebut.

Selanjutnya mari kita analisa perbandingan Imam 4 yang diangkat manusia dan juga diukagumi Said Aqil Siradj, Abu Hanifah (Nu’man), Maliki, Syafi’I dan Hambali dengan 12 Imam Syi’ah yang diangkat Allah dan Rasulnya. Dalam hal ini kita cukupkan saja dengan Imam ke VI (Imam Ja’far asy Syadiq) untuk mewakili 11 Imam lainnya . Untuk memahami kedua model Imam ini saya kira cukup dengan menganalisa dialog antara Imam Hanafi dan Imam Ja’far asy Syadiq berikut ini:

PERBANDINGAN MAZHAB DALAM ISLAM
"Aku meminta izin untuk berjumpa dengan Imam Ja'far ash Shadiq", begitu Abu Hanifah memulai kisahnya. "tetapi dia tidak memperkenalkanku. Kebetulan  datanglah rombongan orang Kofah meminta izin, dan akupun masuk bersama mereka". Setelah aku berada disisinya, aku berkata:

- Wahai putra Rasulullah, alangkah baiknya jika Anda menyuruh orang pergi ke Kofah dan melarang penduduknya mengecam sahabat Rasulullah saw. Aku lihat disana lebih dari 10.000 orang mengecam sahabat.

+ Mereka tidak akan menerima laranganku.
- Siapa yang berani menolak Anda, padahal Anda putra Rasulullah?
+ Anda orang pertama yang tidak menerima perintahku. Anda masuk tanpa seizinku. Duduk tanpa perintahku. Berbicara tidak sesuai dengan pendapat ku. Telah sampai padaku bahwa anda menggunakan qiyas.
- Benar.

+ Celaka anda, hai Nu'man. Orang yang pertama menggunakan qiyas ialah Iblis, ketika Allah menyuruhnya sujud kepada Adam. Lalu dia menolak dan berkata: "Engkau ciptakan aku dari api dan Engkau ciptakan ia dari tanah". Hai Nu'man mana yang lebih besar (dosanya), membunuh atau berzina?
- Membunuh
+ Tetapi mengapa Allah menetapkan dua orang saksi untuk pembunuhan dan empat orang untuk zina. Anda gunakan qiyas disini?
- Tidak

+ Mana yang lebih besar najisnya, kencing atau air mani?
- Kencing
+ Mengapa, untuk kencing diperintahkan wudhuk, tetapi untuk mani diperintahkan mandi. Anda juga gunakan qiyas disini?
- Tidak

+ Mana lebih besar, Shalat atau Shaum?
- Shalat
+ Kenapa wanita haid harus mengkadha shaumnya tetapi tidak harus mengkadha shalatnya. Anda juga gunakan qiyas disini?
- Tidak
+ Mana yang lebih lemah, wanita atau pria
- Wanita
+ Mengapa Allah berikan warisan dua bagian bagi pria dan satu bagian bagi wanita. Apakah anda juga pakai qias disini?
- Tidak

Dialog kita cukupkan sampai disini saja. Menurut riwayat, Imam Abu Hanifah - mujtahid besar Ahlus Sunnah ini - kemudian berguru kepada Imam Jakfar ash Shadiq, imam ke enam dalam mazhab "Syiah Imamiah 12". Terkenal ucapan Abu Hanifah: "Laula sanatan, lahalaka Nu'man" (bila tidak ada dua tahun bersama Ja'far, akan celakalah Nu'man). Yang berguru kepada Imam Ja'far bukan saja Abu Hanifah/Nu’man, tetapi juga Malik bin Anas, Yahya bin Sa'id, Sufyaniun, Ibnu Juraih, Syu'bah dan Ayyub as Sajastani. Tentang gurunya Malik berkata: "Tidak ada yang dilihat mata, yang didengar telinga, lebih utama dari Imam Ja'far ash Shadiq dalam hal keutamaannya, ilmunya, ibadahnya dan wara'nya".

ISLAM AGAMA TAUHID
Kepada Malik berguru Imam Syafi'i, kepada Syafi'i berguru Imam Hanbali. Secara singkat, mazhab-mazhab besar ini semuanya bersumber kepada sumber yang sama. Namun kenapa terjadi perpecahan diantara pengikut mereka? Mengapa pengikut Syafi'i menentang pengikut Abu Hanifah? Mengapa pengikut Hanbali mengecam pengikut Syafi'i? Mengapa ahlus Sunnah mengkafirkan Syi'ah? Bukankah itu bermakna pengikut dari mazhab empat mengkafirkan gurunya? Bagaimana mungkin itu boleh terjadi? Apanya yang salah? Renungkanlah saudaraku (Angku di Awe Geutah, Tampokdjok, Acheh - Sumatra)

Sumber:
1. Abdul Halim Jundi, Al Imam Ja'far ash Shadiq. Kiro: Majlisul 'ala (tanpa tahun)
2. Lihat komentar Ibnu Hajar tentang Ja'far dalam As Sawaiq al Muhriqah, Kairo: Maktabah al Qahirah, 1385

Ternyata ke 4 Imam Sunni mengaku keunggulan ilmu Imam Syi’ah. Mengapa juga Said Aqil Siradj tidak mengakuinya?. Bahkan beliau mengatakan Para Ahlulbayt tidak ada ilmu dengan alasan terlalu sibuk dengan politik. Sadarlah hai Said Aqil Siradj bahwa anda belum memahami hakikat keberadaan para Imam Ahlulbayt. Anda memang hafal nama-nama mereka tetapi anda belum memahami mereka. Seperti kebanyakan orang mengenal, bahwa Fatmah adalah anak Rasulullah namun mereka belum memahami Fatimah. Untuk memahami Fatimah anak Rasulullah kita harus memahami ideology Fatimah yang sama dengan ideologi Ayahnya, Imam Ali dan 11 Imam lainnya. Untuk memahami Fatimah az Zahara lebih mantap, silakan tela’ah buku “Fatimah is Fatimah”, karya Syahid DR Ali Syari’ati.

Kata Said Aqil Siradj bahwa Ilmu diambil ofer oleh mawali (budak) tetapi Ilmu yang bagaimana, ilmu yang berdasarkan pemikiran mereka yang keliru, bukan? Ilmu yang benar diturunkan Allah swt kepada Para RasulNya bersama Hikmahnya (Qur-an surah Jum’at ayat 2). Lalu ilmu dan hikmah tersebut diwariskan kepada para Imam/Ahlulkbayt Rasulullah sendiri untuk ditransfer kepada Mu’min sejati, bukan sembarangan Muslim. Kata Rasulullah: “Aku ini gudang Ilmu dan ‘Ali adalah pintu gerbangnya”. Secara ideologi ilmu yang benar mustilah diambil via pintunya yang ditunjuk Rasulullah. Dipintu Ilmu tertulis secara Ideologis: “Dilarang masuk kecuali orang yang suci” Adapun ilmu Umar, Abubakar dan Usman cs dapat dipastikan seolah-olah benar tetapi keliru, demikian juga ilmu Abdullah bin Umar dan para Mawali/para Budak yang tidak mengikuti Imam Ali sebagai perpanjangan keimamahan Rasulullah agar paska kewafatan Rasulullah, ummah tidak sesat selama-lamanya (baca Hadist Tsaqalain murni) sebagai filter hingga Hadist palsu bisa terfilter dengan Hadist murni tersebut: “Kutinggalkan kepada kalian dua hal besar, Qur-an dan Ittrahku. Kalau kalian berpegang teguh kepada keduanya, kalian tidak akan sesat selama-lamanya sampai menemuiku di pancutan Kautsar”

Andaikata kita memahami istilah “Islam Kaffah”, kita juga memahami kelirunya Said Aqil Siradj.  Islam tanpa politik, bukan Islam Kaffah. Tinggal lagi kita juga harus memahami Politik Islam Murni dimana dulu disebut “Siasah Fatanah”. Kalau kita hanya terbatas melihat politik di Indonesia, pastilah keliru saat kita berbicara Politik.

Komunitas Islam Kaffah pertama pastilah diaplikasikan Rasulullah sendiri. Lalu Islam Kaffah tersebut diwariskan kepada Imam Ali melalui beberapa peristiwa, diantaranya saat perintah Allah untuk menyampaikan dakwah pertama sekali, tidak ada seorangpun yang “menjawab  bersedia” untuk membela perjuangan Rasulullah kecuali Imam Ali.

Kedua, saat Rasulullah Hijrah ke Madinah untuk mendirikan System Islam Kaffah, Imam Ali lah yang disuruh tidur menggantikan beliau di Katilnya. 


Ketiga, Ketika Allah menyuruh semua pintu rumah yang menuju Ka’bah ditutup, kecuali pintu rumah Rasulullah saww dan Imam Ali yang boleh tetap terbuka. 


Keempat, saat Allah menyuruh Rasulullah saww bermubahalah dengan Nasrani Najran, Imam Alilah yang dibawa Rasulullah saww bersama Fatimah, Imam Hassan dan Imam Hussein. 


Kelima Saat Rasulullah mengontrol suatu daerah Imam Alilah sebagai gantinya di Madinah bagaikan Nabi Harun wakil Nabi Musa untuk membimbing Ummatnya saat Nabi Musa pergi. 


Keenam, Sa’at Abubakar hendak membawa Ayat Qur-an kepada suatu Kaum, Allah menegur Rasulullah, mengatakan hanya Imam Alilah yang berhak membawa ayat-ayat tersebut hingga Rasulullah mengambil dari Tangan Abubakar dan diberikan kepada Imam Ali.


Ketujuh saat Rasulullah menyelesaikan Haji Wada’/haji terakhir Malaiikat datang membawa pesan Allah swt bahwa Rasulullah harus mengumumkan penggantinya secara terang. Kalau tidak, kata Allah sama dengan Rasulullah belum menyam paikan Risalahnya. Secara singkat saja, di Ghadirkhum Rasulullah saww mengumumkan pengangkatan Imam Ali sebagai penggantinya.


Sayangnya keinginan Rasulullah saww dihambat oleh Abubakar, Umar dan Usman cs dengan membuat rapat gelap dibelakang Ka’bah. Padahal saat semua orang menjabat tangan Imam Ali sebagai bai’at kepemimpinan kaum Muslimin dan Muslimat, Umar tidak hanya menjabat tangan Imam Ali tapi juga berkata: “Tahniah ya Abbal Hasan, anda sudah menjadi pemimpin kaum Muslimin dan Muslimat”. Ironisnya Umar juga yang mem buat rapat gelap dibelakang Ka’bah bersama Abubakar dan Usman cs untuk menying kirkan Imam Ali dari pengganti Rasulullah. Umar jugalah yang menghambat Rasulullah saww menulis wasiat saat beliau sakit di katilnya. Saat Rasulullah memerintahkan Abu bakar dan Umar untuk meninggalkan Madinah, berperang dibawah kepemimpinan Usamah bin Ziad, mereka berdua tidak patuh perintah Rasul, malah Umar mengatakan: “Bagai mana Rasulullah mengangkat anakmuda yang jenggot saja belum tumbuh, sebagai koman dan perang?”. Rasulullah sengaja mengangkat yang lebih muda dari mereka berdua, se bab Umar dan Abubakar menolak kepe mimpinan Imam Ali dengan alasan beliau terlalu muda. Seolah-olah mereka berdua lebih tau dari Rasulullah, alih-alih bersikap sami’na wa ata’na sebagaimana layaknya bagi mu’min benaran. Terindikasi bagi kaum yang mau ber afala ta’qilun dan afala yatazakkarun bahwa Mereka berdua tidak percaya apapun yang dilakukan Rasulullah pasti berasal dari Allah sendiri, (Qur-an).

Andaikata pengangkatan Imam Ali sebagai Khalifah Rasulullah saww tidak dihalangi oleh Abubakar, Umar dan Usman cs yang dianggap kebanyakan orang sebagai Khalifatur Ra syidin, Muawiyah tidak punya kesempatan untuk memerangi Imam Ali secara licik bersama politikus jahat, yakni Amru bin ‘Ask. Imam Ali taupasti kelicikan Amru dan sang gup mengatasinya tetapi pengikut Imam Ali yang mudah tertipu, hingga akhirnya Imam Ali dibunuh Abdur Rahman bin Muljam di mesjid Kofah, sa’at shalat Subuh.

Andaikata Abubakar, Umar dan Usman cs tidak menghalangi Rasulullah, Imam Mahdi al Muntazhar tidak perlu ghaib sampai sekarang ini. Andaikata Imam Mahdi tidak dighaib kan Allah, sudah dibunuh atau diracun oleh Bani Umaiyyah atau bani Abbaisiyah sebagai mana terjadi terhadap 11 Imam sebelumnya. Allah menyelamatkan Imam Mahdi dengan Ghaib Kubra sebagaimana menyelamatkan Nabi ‘Isa bin Maryam dengan ghaib kubra juga. Semoga Allah segera menampilkan mereka berdua agar dunia tidak lagi dipenuhi kepalsuan, penipuan, kekerasan, kezaliman dan ketidakadilan sebaliknya melalui mereka berdua dunia penuh keadilan, kebenaran dan kenyamanan. Sa’at itu kaum fanatik buta baru tau mereka keliru dalam beragama, menganggap pengikut Ahlulbayt sesat, alih-alih bertabayyun agar mendapat hidayah Allah swt.
'
Dalam sebuah hadist berbunyi: “Rasulullah adalah al Qur-an berjalan”. Ini ma’nanya Rasulullah saww tau persis seluruh isi Qur-an. Rasulullah saww adalah pendamping Qur’an. Qur-an itu terdiri dari ayat muhkamat/qat’I, ayat mutasyabihat, ayat Mansukh-mansikh dan sebagainya, tetapi tidak semua ayat Qur-an mampu dipahami oleh ahli tafsir yang tidak mengikuti para Imam. Sebab yang memahami persis seluruh al Qur-an setelah Nabi adalah para Imam 12. Merekalah sebagai Hujjatullah di kolong langit, merekalah sebagai pendamping Qur-an sebagaimana dinyatakan Rasulullah dalam Hadist Tsaqalain murni: “Kutinggalkan kepada kalian dua hal besar, Qur-an dan Ittrahku. Kalau Kalian berpegang teguh kepada keduanya, tidak akan sesat selama-lamanya sampai mene muiku di pancutan Kautsar”. Ittrah Nabi adalah para Imam plus Fatimah az Zahara. Mereka itu seperti Perahu Nabi Nuh, siapa yang naik selamat dan yang tidak naik celaka macam salah seorang anak Nabi Nuh sendiri.

Dari itu jangan heran kalau kebanyakan kaum muslimin percaya bahwa barangsiapa mati tanpa mengenal Imam sama dengan mati Jahiliah. Sayangnya sa’at kita tanyakan mana Imamnya, mereka menunjukkan Imam 4 (yang diangkat manusia bukan yang diangkat Allah dan RasulNya). Imam 4 itu, imam Fiq sedangkan Imam 12 dari Allah dan Rasulnya Imam Kaffah, memahami semua aspek agama dan mampu mendirikan system Allah/system Islam/Negara Islam macam Rasulullah saww sendiri. Sayangnya semua mereka dibunuh dan ada juga yang diracun, makanya System Allah tidak sempat mereka dirikan kecuali Imam Ali dan Imam terakhir nanti bersama Nabi Isa al Masih. Mereka adalah perpanjangan keimamahan Rasulullah sendiri agar paska kewafatan Rasulullah, ummah tidak akan sesat selama-lamanya, bukan sekedar tau ilmu Fiq saja.

Ilmu para Imam Ahlulbayt tidak berbeda sedikitpun diantara ke 12 mereka, merekapun tidak belajar pada siapa-siapa kecuali hanya pada ayah-ayah mereka sendiri. Sedangkan ilmu fiq para Imam 4, berbeda satu sama lainnya, sungguhpun mereka semua pernah belajar pada Imam Ja’far asy Syadiq sebagaimana dalam dialog tersebut diatas namun dalam aplikasinya mereka menggunakan pikiran sendiri yang penuh kontraversi sesama mereka.

Sepertinya Said Aqil Siradj menganggap para Ulama lebih tinggi ilmunya dari para Imam, apalagi Ulama yang beliau maksudkan tidak mengikuti para Imam 12. Hal ini terin dikasi sa’at beliau mengatakan bahwa para Ahlulbayt /para Imam sibuk dengan politik hingga ilmu diambil ofer oleh para Ulama. Sayang sekali dalam hal tersebut beliau keliru 180 derajat, mudah-mudahan beliau melihat tanggapan kita ini agar beliau dapat memperbaiki pemahaman Islamnya. Ulama warasatul Ambya adalah ulama yang mengikuti para Imam. Ulama yang tidak mengikuti para Imam 12 adalah Bal’am, bukan ulama benaran. Justeru itulah Islam yang rahmatan lil’alamin tidak akan exist kalau posisi Ulama benaran didominasi oleh para Bal’m. Ulama warasatul Ambya mendapat transfer Ilmu dan Hikmah dari Rasulullah saww. Para Ulama yang tidak mendapat transfer Ilmu dan Hikmah dari para Imam tidak mampu memahami ayat-ayat Muta syabihat. Mereka tidak memahami kenapa Allah menggunakan kata “bihablillah”, bukan kata bidinillah dalam ayat persatuan. Mereka tidak tau kata “wa ulil amri mingkum” sa’at Allah menga takan: ”Ati’ullah wa ati’urrasul wa ulil amri mingkum”. Mereka tidak tau saat Allah menyu ruh Rasulullah bermubahalah dengan Nasrani Najran, kenapa Rasulullah hanya membawa, Imam Ali, Fatimatuz Zahra, Imam Hasan dan Imam Hussein saja, hingga Nasrani Najran memohon kepada Rasulullah saww untuk membatalkan mubahalah agar laknatullah tidak menimpa mereka semuanya.   
         
Mereka tidak tau kalau semua amalan akan sirna kalau amalan melepaskan kaum mus tadhafin dari belenggu yang menimpa kuduk-kuduk mereka (QS,7:157 & QS, 90:12-18), mereka abaikan, malah mereka menjauhkan kaum mustadhafin dari pembendaharaan dunia dan mereka asik dengan Ibadah ritual. Mereka tidak sadar bahwa Islam itu agama 2 dimensi, hablum minallah wa hablum minannas, Vertlcal dan horizontal, namun Allah Tuhannya kaum mustadhafin tidak menerima hablum minallah mereka tanpa diiringi dengan hablum minannas.

Terakhir sekali mari kita analisa sa’at para Kiyai itu mempersoalkan tentang Muhammad bin Abibakar. Kita sudah seringkali mendengar perdebatan mereka tentang pembunuhan Usman bin Affan, namun entah kenapa baru kali ini kita mendapat kesempatan untuk meluruskannya. Muhammad bin Abubakar memang secara darah anak Abubakar namun secara ideoloigy beliau anak buah Ali bin Abi Thalib. Saat Usman mengangkat semua pe jabat negara dari keluarganya belaka, Imam Ali menasehati agar tidak melakukan politik nepotisme. Namun realitanya hanya saat Imam Ali menasehati Usman agar tidak me ngangkat gubernur Mesir dari kalangan keluarganya, sepertinya Usman menerima dan bertanya siapa yang harus saya angkat. Prediksi Usman, Imam Ali akan mengangkat anaknya tetapi Imamlah namanya yang tau persis bagaimana yang seharusnya. Imam Ali menunjukkan kepada Usman agar mengangkat Muhammad bin Abubakar.

Saat rombongan Muhammad bin Abubakar berangkat ke Mesir, mereka berhasil menang kap salah seorang pembawa berita ke Gubernur mesir dan mengaku sebagai utusan Usman. Mereka menyita sepucuk surat yang isinya, perintah Usman kepada gubernur lama untuk memenggal semua rom bongan Muhammad bin Abibakar. Justeru itu iring-iringan tersebut berpatahbalik ke Madinah untuk menemui Usman tetapi Usman tidak mengaku bahwa surat tersebuat buatannya. Marwan bin Hakam adalah menantu Usman. Dialah yang membuat surat tersebut. Muhammad meminta Usman agar menghukumnya dengan hukuman yang setimpal perbuatannya, nyaris membunuh seluruh rombongan Mu hammad. Ironisnya Usman masih berkilah: “Memang Marwan telah melakukan kesalahan tetapi tidak perlu melakukan hukuman seberat itu”.  Untuk menyingkatkan kisah ini, Muhammad bin Abu bakar beserta Rombongannya tidak beranjak dari rumah Usman, mereka mulai mengepungnya, hingga kaum fanatikbuta di zaman sekarang menganggap Muhammad sebagai pemberontak. Namun kita yang tidak fanatikbuta sadar bahwa memberontak terhadap kezaliman yang hampir membunuh seluruh kaum muslimin, iri ngan Muhammad adalah haq disisi Allah.

Ada beberapa hal yang perlu kita luruskan disini.
Pertama, Para fanatikbuta ngotot bahwa yang membunuh Usman bukan Muhammad. Kemungkinan besar mereka berpendapat demikian, anggapan mereka Usman itu Khali faur Rasyidin yang benar sepakterjangnya walaupun Usmanlah yang mengaplikasikan nepotisme dalam sejarah Islam. Ketika Usman kehabisan air, berteriak dari anjung rumahnya: Adakah ‘Ali diantara kalian, tolong sampaikan bahwa kami kehabisan air. Wa laupun mereka “pemberontak” enggan memenuhi permintaan Usman, akhirnya diketahui juga oleh Imam Ali, lalu beliau memerintahkan Imam Hasan dan Imam Hussein untuk membawa 2 kantong air. Lalu pemberontak memanah mereka berdua hingga jari-jari Imam Hussein terluka. Muhammad berkata: “Kalau sempat korban salah satu saja, usaha kita akan gagal”. Lalu Muhammad memerintahkan 2 orang pendampingnya untuk mene robos kamar Usman. Saat Muhammad memegang jenggot Usman, beliau luluh, sebab Usman mengingatkannya akan ayah Muhammad, Abubakar. Lalu 2 orang sahabatnya menendang Qur-an dari tangan Usman. Sa’at mereka membu nuhnya dihambat oleh Isteri Usman hingga tangan isteripun ikut terpotong, tangan tersebut dimanfaatkan Muawiyah bin Abi Sofyan dan Amru bin Ask untuk menipu pengikutnya bahwa Imam Ali terlibat dalam pembunuhan Usman. Kalau anda menyaksikan sepakterjang politikus ja had yang masih mengaku dirinya beragama Islam di zaman kita ini, itulah prototypenya.

Kini kita tanya balik, siapakah pembunuh Usman?  Apakah bukan Muhammad bin Abuba kar? Betapa lugunya orang yang mengatakan, bukan Muhammad bin Abubakar. Logikanya, pimpinan pemberontakan tersebut adalah Muhammad bin Abubakar dan beliau tidak bersalah dalam hukum Islam murni. Fenomena ini teringat kita bahwa kaum fanatik buta juga berkilah bahwa yang membunuh Imam Hussein di Karbala bukan Yazid. Logika absurd ini tidak usah sekolah kepeguruan tinggi untuk memahaminya, pakek bahasa Filosof Imran Husen. Logiskah kalau anda katakan bangunan di West Papua yang merebak selama ini bukan kerjanya Presiden Jokowi tapi tukang bangunan?. Kalau tidak ada perintah dari Jokowi, maukah tukang bangunan membangunnya?. Kita Muslim benaran jangan sampai dibohongi pakek istilah khalifatur rasyidin, Yang rasyidin bena ran disitu hanya Imam Ali, pintu ilmunya Rasulullah. Sebaliknya kita harus kritis terhadap fenomena apapun yang melintas di depan kita. Itu adalah perintah Allah yang sangat penting agar kita menemui kebenaran sejati.



Kalau ada yang tidak sependapat, mohon tidak ditanggapi secara emosi. Tanyakan balik agar kita jelaskan seperlunya. Literatur tersebut terdiri dari beberapa sumbernya yang saya pelajari sejak tahun 1965, hingga tidak ingat lagi secara mendetil nama sumbernja, diantaranya silakan baca buku “Sejarah Ahlulbayt” (karangan HMH al Hamid al Husaini), seorang yang bermazhab Sunni, kala itu.

Billahi fi sabililhaq 
      hsndwsp
di Ujung Dunia