MENGGALI DAN MENYOROT
ESENSI HAJI
I
hsndwsp
(Acheh -
Sumatra)
HAJI ADALAH EVOLUSI MANUSIA MENUJU ALLAH
SWT
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Haji, bukanlah sekedar Ibadah Ritual, tetapi
juga Sosial, Siasah, Sejarah, Ekonomi, Kehidupan, Ke bangkitan dan Ideology.
Haji adalah evolusi manusia menuju kepada Allah. Wahai Haji menceburlah dirimu
kedalam lautan manusia agar kamu dapat mendekatkan diri kepada Allah. Dengan
cara yang demikianlah kamu mendapat redha Nya.
Miqad, tempat engkau merumuskan strategimu agar
di akhir pertunjukan nanti engkau benar-benar menjadi bintang Revolusi di
negerimu sendiri. Bagaikan kertas putih, bak kata Rasul. Engkau tak akan
mencapai taraf itu kecuali kau pahami benar symbol-simbol dari tahapan pertama
sampai tahapan terakhir, pengorbanan dan Kongres Akbar di Mina. Jika engkau
berasal dari suatu negara yang bersistem Thaghut, kecil sekali kemungkinan
untuk berhasil kecuali enkau benar-benar sadar dan memahami Esensi Haji. Hal
ini tak dapat engkau peroleh dari pemerintah thaghut mu, kecuali sekedar
diajarkan Manasik Haji. Karena itu ikutilah pesan-pesan yang kusampaikan ini
sebagai Pesan Utama dari Guruku yang tercinta, agar engkau sukses meraih
kemenangan di lembah Mina serta menjadi Arsitek Revolusi di negerimu
masing-masing untuk merobah sistem thaghut menjadi sistem Allah, dengan jalan
demikianlah kalian memperoleh kunci Syurga.tidak mudah bukan?
1. Miqad.
"Guruku telah mengajariku". Di Miqad
kupu-kupu putih memantapkan niatnya. Bagaikan air bah yang membahana, mereka
datang dari berbagai pelosok dunia. Setelah menggunakan kain kaffan, mereka
bergegas menuju rumah Allah. Mengapakah disebut rumahNya ? Adakah Dia di
dalamnya? Siapakah engkau sesungguhnya? Engkau adalah Hajar, bundanya Ismail,
Muhajir sejati yang berasal dari Ethiopia, benua Afrika Hitam,
berlang-langbuana ke benua Asia, diperjual belikan dari satu majikan ke majikan
yang lainnya. Perempuan sahaya ini melambangkan kaum dhua'fa, orang-orang yang
dijauhkan dari pembendaharaan dunia, korban sistem thaghut. Allah, Tuhannya
kaum dhua'fa sangat menyayanginya , akhirnya ketemu sama Ibrahim lalu
memapahnya ke Ka'bah, kiblatnya ummat Muhammad. Oh bukan itu yang
kumaksudkan, melambangkan Allah diatas permukaan bumi. Sekali lagi, tahukah
engkau siapakah kamu sebenarnya? Engkau adalah Hajar, yang sedang berevolusi
dari tempat lahirnya negeri Ethiopia menuju Ka'bah, dari tanah menuju Allah. Ya
Allah, Betapa lugunya sebahagian pembaca tulisanku ini, mereka takmampu
memahami apa yang kumaksudkan.
Ibrahim berseru, kalau engkau
seorang lelaki jangan tutup kepalamu, kalau engkau seorang perempuan jangan
tutup mukamu, kalian tidak dibenarkan memakai pakaian yang berbeda diantara
satu samalainnya kecuali pakaian 'Kain Kaffan', pakaian yang akan kalian
kenakan disaa't kalian dibangkitkan di yaumil Mahsyar kelak. Engkau tidak
dibenarkan memakai bau-bauan dan bersolek, buat sementara lupakanlah
kesenangan-kesenangan dunia agar engkau hanya Dia yang ada di hatimu. Engkau
tidak dibenarkan membawa cermin agar engkau dapat melupakan dirimu buat
sementara, agar engkau dapat melihat Dia. "Perhambakanlah dirimu kepada
Allah seolah-olah kamu melihatNya dan jika engkau tak mampu melihatnya yakinlah
Dia pasti melihatmu" (Hadist). Engkau tidak dibenarkan membunuh binatang
dan merusak pepohonan walau sekecil apapun, buat sementara hiduplah seperti Isa
bin Maryam. Engkau tidak dibenarkan untuk menikah, kawin, berpacaran, bercinta-cintaan
selama berada dalam pertunjukan akbar ini agar engkau dapat memperoleh cinta
sejati, bagaikan kupu-kupu menghampiri nyala lilin, badannya terbakar abunya
berterbangan entah kemana, demi cinta suci dipertaruhkan nyawanya. Itulah sosok
Muslim Sejati, demi Allah di pertaruhkan segala-galanya.
Ibrahim mampu menggorok leher
anaknya, adalah hal yang sama dilakukannya oleh Masyitah, demiAllah bukansaja
mempertaruhkan nyawanya tapi juga nyawa keluarganya satu-persatu. Dimanakah
engkau memperoleh cinta sucimu? Di lembah Mina, di akhir pertunjukan akbar ini.
Sabarlah beberapa hari lagi. Mulai dari sekarang berjanjilah untuk tidak lagi
memperhambakan diri kepada Thaghut. Berjanjilah! Mulai sekarang engkau
memperhambakan diri hanya kepada Allah. Dimana? Sejak di Miqad. Sampai kapan?
Selamalamanya. Tidak ada Tuhan kecuali Allah. Bukan hanya dibibir dan dihati
tetapi juga yang paling menentukan didalam Aksi. Apakah hanya didalam Mesjid saja? Dalam
pandangan Islam Ideology, Mesjid bukan hanya didalam mesjid. Allah, Tuhannya
Hajar mengharapkan pada wakilNya agar dunia ini menjadi Mesjid. Itulah
Muhammad, salah seorang dari wakilNya telah merobah dunia ini dari WC menjadi
Mesjid, namun setelah dia pergi secara pelan tapi pasti dunia lagi-lagi menjadi
WC sebagaimana yang engkau saksikan sekarang ini. Tidak ngerikah engkau
tinggal di WC? (Jahiliah modern?). Sekarang geleran engkau. Siapakah engkau
sebenarnya? Apakah engkau wakil Tuhan ataukah wakil Syaithan. Kalau jawabanmu
jatuh pada yang pertama, sekarang bergegaslah menuju rumah Nya (Baitul Allah).
Ka'bah
Ketika engkau masih dinegerimu
sendiri, tak dapat engkau bayangkan bagaimana gerangan bangunan Kiblat kaum
Muslimin, dimanapun mereka berada mereka harus berkiblat kesana. Barangkali
engkau membayangkan siapakah arsiteknya, sebesar manakah ukurannya dan
bagaimanakah bentuknya. Na mun boleh jadi engkau sudah tau siapa arsiteknya.
Siapa lagi kalau bukan Ibrahim dan anaknya sendiri, Ismail. Ketika engkau tiba
di dalam Masjidil Haram, ketika engkau menyaksikan sendiri ba ngunan tersebut,
engkau terpana. Bangunan apakah ini yang tidak seperti bangunan lainnya mengha
dap kesesuatu arah, bangunan persegi empat ini menghadap kesegala arah, yang
menampakkan ke tiadaan arah. Arsiteknya tau persis bahwa bangunan tersebut
bukan sembarang bangunan, tetapi bangu nan yang melambangkan Allah diatas
permukaan bumi. Karena itu janganlah engkau bayangkan bah wa didalamnya ada
sesuatu benda yang sangat rahasia, atau suatu objek yang sangat penting, atau
ba rang yang sangat mahal harganya. Tidak, tak ada apapun didalamnya yang
bersifat materi, namun pe nuh dengan spirituil. Sebab bangunan tersebut adalah
simbolisasi daripada Allah diatas permukaan pla net Bumi ini.
Kuburan Hajar
Hajar adalah Hajar. Dari Ethiopia
berlang-lang buana ke Asia, hidup terlunta lunta, diperjual belikan dari satu
majikan kemajikan yang lainnya, korban sistem Thaghut, mewakili kaum dhua'fa
yang dijauhkan dari pembendaharaan dunia. Allah Tuhannya kaum Dhua'fa sangat
mengasihinya. Akhirnya dia dipertemukan Allah dengan Ibrahim, dan buah yang
pertama adalah Ismail yang juga seorang Imam, teladan, pemimpin kaum Dhua'fa.
Namun karena kecemburuan Sarah isteri pertama Ibrahim, lalu dibawanya ke Ka'bah
yang pada saat itu sangat menakutkan. Digunung tua dan mati itu tak ada
bangunan walau jambore, tak ada sebatang phon pun walau widuri. Hajar bertanya
pada Ibrahim, kepada siapakah engkau menitipkan kami? Ibrahim menjawab singkat,
kepada Allah.
Hajar lah namanya yang tau persis
bahwa Ibrahim adalah seorang Rasul Allah, teladan yang mustahil berbohong.
Hajar percaya pada jawaban suaminya yang singkat itu. Hajar tidak seperti
kebanayakan orang-orang yang mengaku beriman dewasa ini yang asyik mengandalkan
doa', berkomat-kamit karena tidak tau persis syarat-syarat berdoa menurut
Al-Quranul karim, menbuat doa mereka bagaikan mentra-mentra saja. Hajar sosok
muslim sejati. Ditinggalkan buah hatinya diatas pasir, lalu pergi mencari air
dari buku Safa ke bukit Marwah, tujuh kali bolak-balik tak juga mendapatkan
air. Sambil berdoa, kembali ke tempat buah hatinya yang lagi menangis. Ketika
Hajar hampir mendekati anaknya, terdengarlah suara gemuruh air Zam-zam yang
terpancar dibawah hentakan tumit Ismail. Ternyata air muncul ketika usaha dan
doa di padukan. Islam agama sejati, mengajarkan pemeluknya bukan saja lewat
Al-Quran (Tuhan tidah akan merobah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri
yang merobahnya) tapi juga di bukit tua, di atas gunung mati itu, alam
pertunjukan Haji sebagai realitanya diperankan Hajar bundanya Ismail.
Hajar adalah Hajar. Diantara manusia dia adalah
seorang perempuan. Diantara perempuan-perempuan, dia adalah seorang budak.
Diantara budak-budak, dia berkulit hitam lagi. Namun tak seorangpun walau
Rasul, kuburannya berada di samping ka'bah, pelambang Allah dipermukaan bumi.
Bangunan setengah lingkaran itu benar-benar menghadap ka'bah. (Afala ta'kilun,
afala yatazakkarun?) Di dalam Baitullah itu hanya Allah dan Hajar. Wahai Hajar,
kendatipun engkau dipandang hina oleh basyar-basyar di Dunia ini, namun engkau
sangat mulia di sisi Allah. Ketika kupu-kupu putih menghampiri nyala lilin,
ketika para jama'ah haji memasuki Masjidil haram, hendaklah mereka berfikir
sebagaimana pesan Allah yang diulang berkali-kali dalm Al-Qurannulkarim.
"Afala ta'kilun, afala yatazakkarun?" Mengapa hanya Allah dan Hajar
yang ada di rumah Allah itu ? siapakan Hajar itu? Kenapa hanya dia yang
menghadap Allah di rumah Allah itu, Tuhannya kaum du'afa? Bagaimanakah dia
dalam perjalanan hidupnya ? Kendatipun dalam pandangan basyar-basyar bahwa
orang-orang cacat, seperti pincang, buta, tuli, kulit hitam, tidak cantik,
tidak bagus body-nya, miskin, kurus dan kekurangan fisik lainnya itu dipandang
hina, namun Allah mengajarkan orang-orang mukmin agar tidak menilai seseorang
dari segi kukurang fisik dan materi, namun yang penting adalah ketaqwaannya,
keteguhan imannya, kemantapan aqidahnya/ideologynya dan kecemerlangan
pikirannya.
Hajar adalah Hajar, tak seorang pun walau Rasul
kuburannya berdampingan dengan ka'abah. Antara ka'bah dan kuburan Hajar
terdapat lorong yang dapat di laluinya. Namun Allah, Tuhannya kaum dhu'afa
tidak membenarkan memasuki lorong tersebut saat melakukan tawaf. Allah
menginginkan manusia agar dalam melakukan tawaf kedua-duanya, Allah dan Hajar
harus ikut di lingkari, ditawafi. Allah mengajarkan kita agar mau
berfikir tentang pribadi manusia yang satu ini. Kendatipun dihina oleh
basyar-basyar namun sangat mulia di sisinya. Dialah muhajjir teladan.
2. Tawaf.
Tawaf, mengitari Allah dan Hajar.
Ketika engkau memasuki pintu-pintu rumah Allah (Baitullah), matamu mencari dan
mencari. Siapakah yang kau cari? Pemilik rumah-Nya, Allah. Dapatkah engkau
melihat-Nya? Janganlah engkau melihat dengan mata kepala, tetapi lihatlah denga
mata hati. Engkau adalah tamunya. Dia adalah pemilik rumah itu yang sedang
menanti tamu-tamu-Nya. Dari negeri yang jauh engkau ingin menemui-Nya. Namun
setelah engkau memasuki rumah-Nya ternyata tak ada Dia disana. Engkau bertanya, dimanakah Dia?
Kenapa juga disebut itu rumah-Nya? Kalau memang dia tak ada di dalamnya, apakah
artinya Baitullah? Rumah-Nya, rumah Allah. Bukan tak ada Dia di dalamnya namun
engkau sendiri yang belum bersih dari ilmu-ilmu kotormu yang telah memenuhi
wilayah otak mu. Engkau seharusnya di masukkan dulu kedalam laboratorium masy'arulharam
agar engkau sadar siapakah engkau sebenarnya. Engkau bukan apa-apa,
engkau adalah nol-nol yang menganga . Namun kalau engkau sudah nekat
sebagaimana niatmu di Miqat, engkau telah berjanji untuk benar-benar menjadi
hamba Allah, sekarang lihatlah Dia dengan matahatimu.
Dirumah itu pasti ada Dia dan
Hajar, yang sudah duluan berhijrah dan kini menjadi tamu-Nya yang abadi.
Baitullah bagaikan rumahnya sendiri. Dan engkau juga harus berusaha sekuat
tenaga untuk meneladaninya, muhajjirin sejati. Sekarang posisimu sudah dekat
sekali dengan-Nya. Jantungmu terus berdentam-dentum memukul tulang dadamu.
Makin dekat makin berdebar-debar. Kini ulurkanlah tangan kananmu untuk menjabat
tangan kanan Allah (Hajarul Aswad). Bila engkau mendapatkan kesempatan yang baik
untuk dekat sekali dengan-Nya, ciumlah tangannya itu. Namun jika engkau tidak
mendapat kesempatan, maka janganlah kau korbankan orang lain demi mencium
tangan kanan Allah itu. Dalam posisi seperti itu cukuplah bagimu menunjuk saja
hajarul aswad itu sebagai isyarat menjabat atau mencium tanganNya. Dengan
siapakah engkau berjabat ? Dengan Allah. Untuk apakah itu? Untuk menbuat
perjanjian baru. Dan begitu engkau menjabat tangan Allah, engkau telah berjanji
dengan-Nya, bahwa sekali-kali tidak akan menjadi hamba taqhut lagi sepulang
dari proses evolusi ini. "Mulai saat ini aku benar-benar memperhambakan
diri kepada Mu ya Allah" . "Ampunilah dosaku ya Allah".
"Kasihanailah daku ya allah". "Tunjukilah daku jalan yang lurus"
(sirathal mustaqim).
Sebahagian kaum Quraisy Madinah
dahulu mendatangi nabi Muhammad untuk membuat perjanjian bahwa mereka akan
mentaati Nabi Muhammad secara beramai-ramai. Mereka mengulurkan tangan untuk
menjabat tangan Rasulullah (berbai'at). Sejak perjanjian itu berlangsung,
batallah semua perjanjian-perjanjian yang pernah diadakan sebelumnya. Setelah
menjabat tangan kanan Allah, kini saksikanlah lautan manusia, bagaikan airbah
yang membahana, melingkari Ka'bah dan Kuburan Hajar, menceburkan diri kedalam
sungai kekidupan, tujuh kali keliling, menunjukan simbolisasi dari 7 lapis
langit, sedangkan Sa'i yang juga tujuh kali bolak-malik dari bukit Safa ke
bukit Marwa menunjukkan simbolisasi dari 7 lapis Bumi.
bersambung ke ESENSI HAJI II
Billahi fi sabililhaq
hsndwsp
di Ujung Dunia
----------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar