Kamis, 31 Mei 2018

MEMAHAMI MAKNA KEMERDEKAAN SECAARA FILOSOFIS (HAKIKAT)






MENYOROT SEPAKTERJANG AMRU BIN ASK
YANG DITIRU OLEH PARA PETINGGI HINDUNESIA YANG ZALIM
KORRUPT DAN HIPOKRIT (DULU)

hsndwsp
Acheh - Sumatra
di
Ujung  Dunia





Bismillaahirrahmaanirrahiim

Jawaban untuk saudaraku, Ismail Asso dari West Papua.

(Senin, 13 Juli 2009)



Allah berfirman: "Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya ber giliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah Sesun gguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki kebu rukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia"(Q.S. Ar Ra'du:11) Itu bermakna Allah tidak akan memerdekakan Acheh - Sumatra kecuali bangsa Acheh - Sumatra itu mau merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Allah tidak akan me merdekakan bangsa West Papua kecuali bangsa West Papua itu mau merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Allah tidak akan memerdekakan Am bon kecuali bangsa Ambon itu mau merobah keadaan yang ada pada diri me reka sendiri.


Ayat diatas adalah ayat muhkamat (Qat'i), bukan ayat mutasyabihat yang sukar dipahami kecuali "Ulul albab" (Para Imam). Ayat tersebut sangat jelas maksudnya. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mero bah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Ayat tersebut ada hubungan se bab akibatnya. Artinya kalau Acheh, Papua dan Ambon tidak merdeka bukan Allah tidak memerdekakannya tapi Acheh, Papua dan Ambon sendiri tidak mau merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Disini perlu kita analisa apa yang perlu di robah oleh Acheh, Papua dan Ambon. Andaikata ketiga komunitas itu itu tidak merdeka berarti mereka masih dalam keadaan tidak benar menurut kacamata Allah. Kalau kita berbicara seperti ini, pastinya Platform kita secara mayo ritas belum betul. Aqidah kita secara mayoritas belum betul, Ideology kita secara mayoritas belum betul. Perlu digarisbawahi, secara mayoritas.


Barangkali ada yang bertanya, aqidah orang Timor timur tidak betul secara mayo ritas, kenapa mereka bisa merdeka? Jawabnya, secara syar'i mereka sudah merdekaa tapi secara filosofis merekaa belum merdeka. Dengan kata lain, mereka belum merdeka pada hakikatnya. Untuk memperjelas persoalan ini dapat kita dalami persoalan Indonesia. Secara tersurat mereka telah merdeka dari penjajah Belanda tapi secara filosofis atau pada hakikatnya mereka b elum merdeka. Da lam konteks ini kita perlu memahami makna Merdeka secara filosofis. Secara filo sofis mayoritas penduduk Indonesia terjajah oleh kaum minoritas dariI "bangsanya" sendiri (baca persekongkolan Penguasa Dhalim/Fir'aun, Hamman, Karun dan Bal 'am)


Mengapa Allah membiarkan penguasa dhalim sejak dari Suharto, gusdur, mega wati dan yudhoyono mendhalimi komunitas Acheh, Papua, Ambon dan rakyat mereka sendiri (baca kaum dhuafa?) Hal ini disebabkan kita secara mayoritas baik di Acheh, Papua, Ambon dan lain-lainnya belum mampu merobah keadaan kita sendiri. Dengan kata lain kita secara mayoritas masih salah dimata Allah, Pemilik Dunia ini. Ketika kita berbicara ayat Allah tersebut diatas, sesungguhnya kita se dang berbicara makna "Merdeka" secara filosofis atau pada hakikatnya. Nah mer deka pada hakikatnya adalah merdeka menurut kacamata Allah bukan menurut kacamata manusia secara mayoritas pendudum planet Bumi ini.


Menurut kaca mata Allah Republik Islam Iranlah satu-satunya sekarang yang benar-benar merdeka. Hal ini sesuai dengan realita dan pengakuan Rasulullah sendiri ketika Allah menurunkan surah Jum'at ayat 3 (wa akharina minhum lamma yal haqu bihim wahual 'azizul hakim), para sahabat bertanya kepada Rasulullah saww: "Siapakah mereka itu ya Rasulallah ? Rasulullah meletakkan telapak tangannya diatas kepala Salman al Faraisi (orang Parsi Iran) sambil bersabda: "Golongan inilah. Andaikata Iman itu berada di bintang Suraiya, namun mereka sanggup mengga painya". Hadist ini banyak dikomentari kalangan kita Sunni, sementara Syiah masih memiliki dalil aqli dan naqli lainnya.


Hadist Rasulullah tersebut meggambarkan keutamaan bangsa Parsi diatas bangsa manapun di dunia termasuk bangsa Arab sendiri. Hal ini disebabkan kesangupan bangsa tersebut menerima Islam secara kaffah sebagaimana di nyatakan Rasul sendiri berkenaan Al Qur - an Surah Jum'at ayat 3 itu. Hal ini juga dibuktikan realita nya sampai hari ini tidak ada sebuah negarapun yang beride ologi Islam termasuk Saudi Arabia dan Mesir, kecuali Republik Islam Iran. Persoalannya maukah bangsa Acheh, West Papua dan Ambon memerdekakannya dengan syarat yang dikemu kakan Allah diatas? Bagaimana ? Menganalisa secara cermat dimanaa sesung guhnya kesalahan kita secara mayoritas. Apabila kita telah menemukan dimanaa kesalahan kita kenapa Allah tidak menganugerahkan kita kemerdekaan sebagai mana dialami bangsa Parsi dalam menghadapi despotiknya Syah Reza Palevi, disaat itulah kita akan menemukan kemerdekaan sejati. Bagaimana caranya?


Lihatlah contoh orang-orang sebelum kita bagaimana mereka berjuang. Bagaima na Ibrahim berjuang melawan Namrud, Musa dan Harun melawan Fir'aun yang per kasa, I'sa bin Maryam melawan Kaisar-kaisar di Rhoma, Muhammad melawan Abu Sofyan. 'Ali bin Abi Thalib melawan Mu'awiyah bin Abi Sofyan, Hussein bin Ali mela wan Yazid bin Mu'awiyah, Khomaini melawan Syah Redha Palevi. Kalau Nabi Ibra him, Nabi Musa dan Nabi Muhammad saww berhasil di dunia dan Akhirat, namun Nabi 'Isa bin Maryam dan Hussein hanya menang di Akhirat saja. Di Dunia ini mereka dikalahkan. Perlu digaris bawahi Nabi ‘Isa bin Maryam akan dimunculkan Allah kembali bersama Imam Mahdi al Muntazhar untuk memenangkan yang haq secara total atas yang bathil setelah sebelumnya yang haq senantiasa dikalahkan oleh yang bathil disebabkan sepakterjang kaum munafiqun yang berbaur dalam kaum muslimin. Saat itu seluruh Dunia akan adanya keadilan dan keamanan sete lah kaum yang bathil dikalahkan seluruh dunia juga. Saat itu Nasrani Zimmi bderbalik aqidahnya setelah bertemu Nabi ‘Isa atau al Masih. Tetapi kaum Harbi, baik dari golongan Islam maupun non Islam, tidak percaya kepada Imam Mahdi dan Nabi ‘Isa bin Maryam.


'Ali bin Abi Thalib sebetulnya tak terkalahkan, namun karena politik keji yang dima inkan Amr bin Ash untuk menipu pengikut Imam 'Ali yang kebanyakan terdiri dari orang-orang yang baru masuk Islam, akhirnya terkalahkan. Amr bin Ash menggu nakan Lembaran Al Qur-an untuk menipu orang-orang yang belum berpengala man dalam perjuangan. Hanya sedikit pengikut Imam Ali yang memahami seba gaimana dipahami Imamnya. Mereka ini juga tuntuk patuh kepada Imam sebagai mana perintah Allah: "Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah, RasulNya dan Ulul amri mingkum . Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, ma ka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari Kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibat nya. (QS An-Nisaa', 4: 59)


Nah, model Amr bin Ash inilah yang harus diwaspadai oleh bangsa manapun se karang ini dalam perjuangannya. Dia menjadi simbolisasi sebagai orang-orang yang menjual ayat-ayat Allah atau menggunakan agama untuk men capai tuju annya yang bathil dan dhalim. Kalau kita tidak dapat mengenal tipe manusia se perti Amr bin Ash itu, yakinlah kita akan gagal dalam perju angan. Sekali lagi telitilah makhluk seperti itu yang bersatupadu dalam sys tem pejajahan didepan anda hari ini agar kita tidak terkecoh sebagaimana yang dialami pengikut Imam 'Ali dahulu. Benar sekali apa yang dikatakan saudara Ismail Asso dari West Papua itu: "Jangan saudara-saudara banyak berharap lagi pada pemeluk agama, tapi percayalah pada agama, kalau mau, tapi kalau bisa sesungguhnya peran agama adalah hanya, sekali lagi hanya, hiburan atas kekalahan."


Amru bin Ask itu mengaku beragama Islam, tapi Islamnya tidak sama dengan Islam Imam 'Ali bin Abi Thalib. Suharto, Gusdur, Megawati dan Yudhoyono juga mengaku beragama Islam. Tapi Islamnya tidak sama dengan Islam Tgk Hasan Mu hammad Ditiro. Semua pejabat Indonesia era Suharto sampai Yu dhoyono sesungguhnya bukan orang Islam bena ran tapi palsu. Mereka adalah bangsa Munafiq/Hi pokrit modern. Mereka tidak menggunakan Al Qur-an sebagai pedoman Hidup. Mereka menggunakan Al Qur-an sebagai bacaan untuk orang mati agar memperoleh pahala, sebagai Hiasan dinding dengan kaligrafinya, memusabaqahkan sebagai mana layaknya perlomba an olimpiade. "Betapa banyak pembaca Al Qur-an sementara Al Qur-an itu sendiri melaknatnya." (Hadist). Kitab Allah bersifat diam dan membawa ber bagai kemungkinan tafsiran. Didalamnya ada ayat mutasyabihat dan ada juga ayat muhkamat. Untuk memahaminya mesti merujuk kepada orang-orang yang rusukh-ikut istilah Al-Quran-atau yang sangat dalam ilmunya, dan ikut bimbingan Ahlul Bait Nabi seperti yang ada di dalam hadist-hadist Nabi saww. Perhatikanlah misalnya didalam Al Qur-an dipesankan Allah agar tidak membunuh biarpun seorang manusia kecuali untuk membela diri. Membu nuh seorang manusia sama dengan membunuh manusia seluruhnya dan pembunuh itu kekal didalam Neraka. Namun demi untuk melanggingkan kekuasaan majikannya, mereka membunuh hatta anak kecil sekalipun seba gaimana kita saksikan di Suriah, Yaman, Bahrakin, West Papua, Ambon dan Acheh-Sumatra. Demikian juga Allah melarang mencuri, berzina,merampok menganianya dan lain-lain sebagainya, namun mereka malah mengguna kan agama made in Bal'am untuk membenarkan pembantaian, pembunu han, penganianyaan, perampokan, pemerkosaan dan bermacam bentuk kezaliman lainnya.

Amir Sembiring, Albert Dien, Sudomo dan LB Mur dani mengaku beragama Kristiani namun agama mereka tidak sama dengan agama Kristiani orang-orang West Papua. (baca: Amir Sembirng telah banyak membantai masya rakat Pulau Biak dalam tahun 1999, Albert Dien di Wamena 1977, Sudomo yang datang ke Papua merebutnya tahun 1962, dan LB Murdani yang da tang berperang dengan Belanda untuk merebut Papua) Kita dapat menga nalisa apa yang dikatakan saudara Ismail Asso bahwa apapun agamanya kalau orang tsb terlibat dalam pembunuhan manusia, sesungguhnya aga ma mereka itu adalah palsu alias hypokrit. Itulah pengertian daripada "Ja ngan berharap lagi pada pemeluk agamanya tapi percayalah pada aga ma". Disini mungkin timbul pertanyaan apakah manfa'atnya kita percaya pada agama ?

Berhubung saya penganut Islam, maka saya akan menjawabnya menurut ilmu yang saya milikinya. Di Islam dikatakan Allah dan RasulNya bahwa ada dua tempat untuk menikmati kebahagiaan yaitu kebahagiaan Dunia dan kebahagiaan Akhirat. Ke bahagiaan di Dunia hanya bersifat sementara (ka lau rata-rata manusia sekarang berumur 80 tahun. Potong masa belum tau apa-apa dan masa tua bangka tinggal kira-kira 60 tahun) lalu mati masuk kubur mendapat azab kubur bagi pembunuh, pen zina, penjajah dan sebagainya. Setelah itu dibang kit dari kubur menuju pemeriksaan atau sidang Yau mil Mahsyar, barulah setelah itu orang-orang yang tunduk patuh kepada Allah sa'at di Dunia mempe roleh kebahagiaan yang kekal selama-lamanya di dalam Syurga dengan fasilitas yang gemerlap tan pa bandingan dengan nikmat di dunia. Justru itulah makanya sebahagian manusia mening galkan gemerlapnya dunia ini untuk bersatupadu dengan orang-orang yang seide demi membebaskan kaum mustadhafin/rakyat yang tidak berdaya dari ”jeratan labalaba”, beban yang menimpa kuduk-kuduk mereka (Q.S,7 :157 & Q.S,90:12-18).

Ketika pejuang - pejuang sejati menyaksikan banyaknya korban yang ber jatuhan, mereka ter hibur (pakai istilah saudara Ismail Asso). Maksud terhibur disini meyakini bahwa itu bukanlah suatu kerugian, namun merupakan pe ngorbanan yang redha Allah dari orang-orang yang berjuang di ja lan Allah yang harganya adalah kebahagiaan di akhirat. Lihatlah di Acheh, kalau me mang ajalnya sudah tiba tidak berperangpun akan mati juga me lalui mu sibah tsunami. Hal ini perlu sekali kita camkan mengingat masih banyak orang yang salah paham sehingga menyalahkan GAM atas kematian ba nyak orang di Acheh - Sumatra. Dalam uru san tersebut diatas sudah barang pasti memiliki resiko yang paling besar seperti: Dianianya, dibu nuh, diperkosa bagi yang perempuan, Kehilangan mata pencaharian untuk keluarga dan boleh jadi kehilangan keluarga itu sendiri disebabkan tidak seide dengan kita untuk berjuang (keluarga negatif) atau keluarga dibantai pihak musuh dise babkan mereka seperjuangan dan seideology dengan kita (keluarga positif, menderita didunia beruntung di Akhirat)

Allah swt juga berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apa bila dikatakan kepada kamu: 'Berangkatlah (untuk berperang) di jalan Allah' kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidu pan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Pa dahal kenikmatan kehidupan di dunia ini (diban dingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit. Jika kamu tidak berangkat untuk berpe rang, nis caya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudha ratan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. At Taubah: 38, 39)



Jadi kesimpulannya justru dengan kepercayaan pada agama yang sesungguhnyalah kita berani berjuang betapapun resikonya sebagaimana yang dialami Imam Hussein bin 'Ali bersama seluruh keluarga dan sahabat setianya di Karbala, mengorbankan kesenangan dunia demi mendapat redha Allah di akhirat kelak. Mereka mengorbankan nyawa darah dan airmata.

Note
Perlu digarisbawahi bahwa kita munusia hamba Allah haus memahami dengan tepat kapan kita berperang. Pertama adanya pemimpin yang re dha Allah untuk memimpin peperangan. Pemimpin sangat menentukan keberhasilan kita dalam perjuangan. Kemudia kesadaran rakyat secara mayoritas wajib tundukpatuh dibawah satu poros kepemimpinan, tidak ada istilah «Demokrasi» selagi musuh masih exist. Kedua situasi yang tidak boleh tidak, kecuali terpaksa berperang. Dengan kata lain tidak semudah itu kita mau berperang hingga pertama berakibat kemu dharatan lebih besar dari kebaikan yang berakibat tidak mendapat redha Allah swt. Kedua tujuan kita berperang benar-benar mencari redha Allah. Sebagai contoh dapat kita saksikan, bagaimana Pejuang Hizbullah di Libanon. Apakah mereka ber perang untuk merebut kekuasaan di negaranya sendiri? Andaikata mereka berperang untuk menguasai negaranya sendiri, kemungkinan besar mereka berhasil dalam tempo satu-dua minggu saja. Pertanyaannya kenapa tidak mereka lakukan? Itulah yang harus kita renungkan, dalam kondisi negara bagaimana kita dibenarkan Allah untuk berperang, bukan sekedar hantam kromo, yang berakibat rugi Dunia dan Akhirat. Kita di Indonesia sekarang berada pada kondisi larangan Allah untuk berperang kecuali dulu, priode Suharto sampai priode Yudhoyono. Itupun dengan syarat utama, ada nya pemimpin yang redha Allah.

Semoga bangsa Acheh, West Papua dan Ambon tidak termakan isue konyol ISIS yang sudah mewabah seluruh dunia, main hantam kromo tampa me miliki tujuan yang redha Allah. Setelah mereka mati baru sadar tetapi tidak ada gunanya lagi, bu kan?


Billahi fi sabililhaq

     hsndwsp

Acheh - Sumatera

          di

  Ujung Dunia

----------







Ismail Asso

assolipele@yahoo.com

wrote:

Mohon Maaf, jika saya ingin berkomentar atas masalah ini, walaupun sebelumnya saya "DI KENAL DI KALI SEBELAH", namun berkomentar dalam soal ini adalah tugas pembebasan atas nama Papua, tidak untuk tujuan lain.



PERAN AGAMA BAGI KEBEBASAN DAN KEBENARAN

Jangan saudara-saudara banyak berharap lagi pada pemeluk agama, tapi percayalah pada agama, kalau mau, tapi kalau bisa sesungguhnya peran agama adalah hanya, -sekali lagi hanya, hiburan atas kekalahan. Hiburan itu yang karena ketidakmampuan kita, kita katakan sebagai ada "tangan-tangan tak kelihatan akan menolong", itulah isi sesungguhnya pesan agama yang kita alami.



Bagi yang percaya akan adanya kebenaran peran agama untuk kemerdekaan Papua silahkan, tapi ingat saya katakan jasa langsung dari Tuhan atau peranan manusia atas nama seagama itu tidak ada sama sekali, sungguh itu utopia psikologi dan terapi bagi orang kalah.



Bagi kita agama hanya sebagai spirit bagi kemantapan mental dalam berjuang kalau bukan hanya sekedar hiburan. Alloh sekalipun tidak perduli akan nasib orang Papua. Semua hanya perasaan pemeluk agama belaka, atas ketidak berdayaan dan karena kalah.



Semua manusia mengatakan Tuhan akan menolong tapi kenyataannya sesungguhnya tidak pernah terbukti, namun semua keberhasilan atas jerih-payah itu oleh manusia sendiri tanpa bekerja secara fisik bersama apa yang dinamakan Tuhan kecuali hasil akhir kerja manusia sebagai karunia Tuhan atau berkat Tuhan.



Padahal manusia hanya ada rasa solidaritas, namun dalam konteks yang dibicarakan kawan-kawan Papua diatas adalah adanya suatu harapan yang karena rasa solidaritas itu muncul dari bibir yang jujur karena percaya pada satu Tuhan, Yakni Yesus Kristus, namun kenyataannya telah banyak terbukti bahwa semua itu adalah jauh dari harapan itu, malah sebaliknya bertolak belakang dari yang kita harapkan sebelum ini.



Banyak pejabat baik milter maupun non militer seagama dengan kita, namun kelakuan tidak sesuai harapan sebagimana harapan kita karena satu iman dan agama, malah karena satu iman ia yang kita percayai berbuat baik pada kita itu, berbuat baik untuk demi jabatan, demi uang, dan demi nasionalismenya NKRI, bukan atas nama Yesus Kristus yang membawa pesan kedamaian untuk umat manusia.



Semua pejabat mengatasnamakan Agama kita berharap dapat berpihak kepada kita, justeru kebalikannya terbukti Amir Sembirng telah banyak membantai masyarakat Pulau Biak dalam tahun 1999, Albert Dien di Wamena 1977, Sudomo yang datang ke Papua merebutnya tahun 1862, dan LB Murdani yang datang berperang dengan Belanda untuk merebut Papua, dan banyak kasus lain lagi yang melibatkan para pejabat Indonesia beragama dengan agama kita umumnya orang Papua yakni beragama Kristiani lakukan itu.



Kita sekarang Orang Papua jangan percaya pada mereka yang membunuh, merampok, mencuri, dan menindas hak-hak atas tanah air kita atas nama Yesus ata apapun, sebab mereka semua omong kosong belaka. Mereka-mereka para Amber ini yang seagama dengan Agama kita Orang Papua telah memainkan kekuasaan atas nama Tuhan demi kepentingan urusan perut dan iblis NKRI, sekali lagi Tuhan Mereka Bukan Tuhan Yesus Kristus lagi namun Tuhan mereka Tuhan Nasionalisme NKR, Jabatan / naik pangkat dan Uang.





MANUSIA BERBEDA DENGAN TUHAN DAN AGAMA

Kesimpulannya kita kecewa, karena manusia yang seagama dengan kita yang sebelumnya yang kita harapkan dapat menolong malah sebaliknya membunuh kita. Adalah suatu kesimpulan cara berfikir kita yang sudah salah sebelumnya, karena sesungguhnya agama tidaklah sama dengan manusia yang menganut agama, manusia berbeda dengan agama. Demikian sama halnya dengan Tuhan, sebab Tuhan juga sangat lain, Tuhan sesungguhnya adalah damai, kebenaran, keadilan kebebasan, karena itu Tuhan kita adalah Tuhan Papua, titik. Karena itu kebenaran kesimpulan kebenaran logika demikian adalah bahwa yang akan membebaskan manusia Papua adalah oleh Papua sendiri, bukan siapa-siapa. Terimakasih atas perhatiannya. Nayak-Lauk, Howuk Apiasugun.(bersambung!)

----------


AL QUR-AN UNTUK ORANG HIDUP BUKAN UNTUK ORANG MATI









MENYOROTI ORANG - ORANG YANG MENANGISI


ORANG MATI DAN
DO'A



APABILA MATI SALAH SEORANG ANAK ADAM PUTUSLAH SEGALANYA
KECUALI AMAL YANG SALEH, SEDEKAH JARIAH DAN
DO'A ANAK YANG SHALEH

hsndwsp
Acheh - Sumatera
di
Ujung Dunia






Bismillaahirrahmaanirrahiim
Nampaknya agak banyak email yang mengucapkan selamat jalan kepada sau dara Rufriadi. Saya sendiri tidak mengenalnya apakah dia itu orang berideology Islam atau Pancasila, semoga beliau termasuk orang yang berideology Islam. Dise babkan saya tidak mengenal persis bagaimana sepakterjangnya maka saya tidak punya komentar apapun menyangkut kematiannya.

Dalam kesempatan ini perlu kita ambil i'tibar bahwa semua manusia pasti akan menemui kematian, tinggallagi waktu dan tempat yang tepat tidak dapat dijang kau manusia biasa. Pepatah Acheh mengatakan ."Bek tasangka u hanja rhet wa tee riek, u groh le tjit njeng rhet". Terjemahan melayunya:" Jangan disangka kelapa hanya jatuh ketika tua, kelapa mudapun banyak yang jatuh". Artinya mati itu bu kan saja menimpa orang yang sudah tua usianya tapi orang mudapun banyak ju ga yang mati. Apakah mati berdarah dalam perjuangan , mati dibunuh orang, ma ti disebabkan penyakit tertentu atau mati dengan tiba-tiba sebagaimana Rufriadi itu. Justru itu ingatlah wahai saudaraku bangsa Acheh bahwa andaikata kita mati dalam keadaan berjuang karena Allah pasti kita diampuni dari segala dosa dimasa lampau kendatipun tidak seorangpun berdoa kepada kita agar Allah mengampu ni dosa kita serta ditempatkan Allah dalam Sorga. Namun andaikata kita mati da lam sepakterjang yang berlawanan dengan pejuang kebenaran atau dulu pernah berjuang tetapi tidak berhasil mempertahankan esensi tersebut hingga kita berbalik menjadi basyar kembali, kita pasti akan dimasukkan Allah dalam Neraka, (na'uzu billahi minzalik) kendatipun sepenuh dunia ini, orang berdoa kepada kita agar diam puni dosanya. Apabila kita termasuk katagori yang terakhir ini berarti kita ti dak termasuk pejuang asli tetapi kita dulu berjuang untuk kita sendiri bukan untuk membela kaum mustadhafin sebagai mana tujuang para Rasul diutus Allah ke pla net Bumi ini.

Mungkin timbul pertanyaan, apakah kalau begitu tidak ada gunanya berdoa? Pas tinya doa itu sangat berguna sebagaimana firman Allah: "Waiza saalaka 'ibadi 'an ni, fa inni qarib. Ujibud dakwatadda'i iza da'ani, fal yastajibuli, wal yukminubi, la 'allahum yarsyudun". Terjemahan bebas:" Apabila ditanya engkau (wahai Muham mad) akan Daku oleh hambaKu, (katakanlah) sesungguhnya Aku dekat. Aku akan memperkenalkan setiap doa hambaKu apabila (hambaKu) berdo'a. (Tetapi) hen daklah mereka itu memenuhi seruanKu dan (benar-benar) beriman kepadaKu. Mu dah-mudahan mereka mendapat kemenangan. Nah! Yang perlu kita pertanyakan disini apakah kita termasuk orang yang memenuhi seruan Allah dan benar benar beriman kepadaNya atau hanya beriman dimulut saja. Artinya dimulut kita berjuta kali terdengar: "Lailaha illa Allah", namun dalam sepakterjang sehari-hari kita menu hankan atasan. Artinya bagi kita tidak tunduk patuh kepada Allah, Rasulnya dan para Imam yang diutus melainkan tunduk patuh kepada penguasa zalim.

Perlu kita ketahui bahwa ketika Rasulullah meninggal dunia tidak ada orang yang berdoa dirumahnya, kecuali orang menangis, yaitu anaknya sendiri Fatimah Az Zah ara sampai bengkak matanya. Lucunya di Acheh terkenal sebuah lagu: " Nabina neu wasiet nibak geutanjoe Han geubi moe-moe bak ureueng mate Meunje na that weueh inseueh that sajang neutjok Quru-an kaalam neubatjale". Lagu ini berasal dari sebuah hadist palsu (hikajat musang)

Peristiwa sebenarnya: Suatu hari Rasulullah melewati kuburan orang Yahudi dima na isterinya sedang menangis diatas kuburan suaminya. Rasulullah mengatakan ke pada kaum Muslimin yang juga turut menyaksikannya bahwa orang tersebut mena ngis sedangkan suaminya dalam kubur diazab Allah. sebahagian kaum Muslimin keliru memahami maksud Rasulullah saww. Suatu hari Ibnu Umar (Abdullah bin U mar) berkata dalam ceramahnya bahwa kita tidak boleh menangisi orang mati disebabkan akan disiksa Allah sebagaimana kata Rasulullah. Aisyah menegur Ibnu Umar: "Bukan demikian hai Ibnu Umar. Tidak ada sebab 'akibat antara isteri yang menangis diatas kuburan dengan suami yang disiksa dalam kubur. Disiksanya orang itu dalam kubur bukan disebabkan menangisnya isteri tetapi disebabkan suaminya itu orang Yahudi".

Penjelasan Aisyah sesuai realitanya bahwa justru anak kesayangan Rasulullah sendi ri (baca Fatimah az Zahara) yang menangisi kematiannya. Ironisnya justru penda pat Ibnu Umar yang keliru yang diyakini di Acheh dan juga di berbagai negara yang penduduknya mayoritas Islam. Akibatnya Al Qur-an sebagai hudallinnas (Pe tunjuk bagi manusia yang masih hidup) sudah di fungsikan hanya sebagai bacaan buat orang mati. Sementara anak yatim yang ditinggalkan orang tuanya terpaksa melayani pembaca Qur-an itu dengan kenduri, kendatipun masa depan mereka membutuhkan dana namun tidak mencukupi. Aneh sekali kalau kita katakan me ngikuti Imam Syafi'i, sementara beliau berpendapat bahwa andaikata dalam kelu arga simati terdapat anak yang belum baligh, kenduri dalam kematian orangtua nya itu adalah bid'ah mungkarah. Tetapi andaikata semua anak sudah dewasa atau tidak termasuk anak yatim, barulah kita tidak termasuk makan harta anak ya tim yang samadengan makan api neraka (na'uzubillahi min zalik)

Ada satu lagi yang aneh bin ajaib: Ketika Neil Amstrong naik ke Bulan dengan pe sawat Apolo ihda 'asyara(11), tersiar kabar burung dengan derasnya bahwa beliau masuk Islam setelah mendengar suara Nabi Muhammad diantara bermacam suara lainnya. Menurut kabar burung itu, semua suara dapat didengar kembali di ang kasa lepas. Sebagai followupnya dari kabar itu, MH Ainun Najib jebolan pesantren di Jawa sempat menggubah sebuah lagu berkenaan Neilm Amstrong masuk Islam, malah kaset tersebut masih beredar dipasaran sampai hari ini, saya kira. Kepalsuan ini terungkap ketika Neil Amstrong singgah di Singapore, beliau menyatakan bah wa tidak pernah masuk Islam. Demikianlah keanehan sering muncul dikalangan kita ummat Islam yang sering bertentangan dengan kebenaran sejati.

Demikianlah saudaraku, semoga kita mendapat hidayah dari Allah swt hingga kita mampu berfikir secara benar dalam beragama. Aamin yaa Rabbal 'aalamin.

https://www.youtube.com/watch?v=wzo2RY3lpVM


Billahi fi sabililha
hsndwsp
di Ujung Dunia

PUISI CERMIN DAN PEMIMPIN ISLAM SEJATI YANG REPRESENTANT







PUISI PHILOSOFIS CERMIN SEJATI

Karya 

hsndwsp

Acheh - Sumatra
di
Ujung Dunia





Bismillaahirrahmaanirrahiim



Hai manusia bercerminlah engkau
Agar engkau sadar siapakah engkau sebenarnya
Engkau dapat mengungguli para Malaikat dan
Engkau juga dapat menjadi lebih hina dari binatang


Cermin adalah cermin
Engkau memantulkan sinar objectiv
Menerangi kalbu insan
Menggapai sinyal - sinyal kebenaran

Cermin adalah cermin
Existensimu sangat menentu
Tanpa dirimu dunia penuh dengan Basyar

Basyar adalah Basyar
Engkau tak pernah beresensi
Engkau tak pernah bercermin
Engkau sekedar berexistensi


Basyar adalah Basyar
Falsafah hidupmu hampa
Hidup untuk bekerja dan bekerja untuk hidup
Sampai tikus putih dan hitam menggerogoti tali hidupmu


Hai manusia bercerminlah engkau
Agar engkau dapat beresensi
Agar engkau mengenal siapa Tuhanmu
Al Qur-an cermin sejati
-----------------------------------


English translation
Bismillaahirrahmaanirrahiim


TRUE MIRROR
(Work hsndwsp)




Hey man you had was a mirror
For you realize who you actually
You can beat the Angels and
You also may be more despicable than animals


Mirror is a mirror
You reflect light objectiv
Illuminate the human heart
Reaching the signal - a signal truth


Mirror is a mirror
Existensimu very erratic
Without you the world is full of Basyar


Basyar is Basyar
You never had the essence of
You never looked in the mirror
You just had existensi


Basyar is Basyar
Empty your life philosophy
Living to work and work to live
Until the white and black rats gnaw rope your life


Hey man you had was a mirror
In order for you to air essence
For you know who your Lord
Al Qur-an is a true mirror


--------- 
Rabu, 2007 September 05




MAHMOUD AHMADINEJAD ADALAH PRESIDEN RII YANG BELUM ADA DUANYA TENTANG KESEDERHANAAN KEPEMIMPINANNYA DI ZAMAN KITA INI.




"Jika nuklir itu sebuah kejahatan, mengapa Barat sepanjang tahun memproduksinya. Namun, jika nuklir itu sebuah kebaikan,
mengapa pula kami dilarang untuk memilikinya?"
(Presiden Republik Islam Iran, 
Mahmoud Ahmadinejad)



Men sana in corpore sano. Di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat. Ka limat bijak ini agaknya sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman. Se karang, belum tentu orang yang memiliki tubuh yang kuat, tinggi besar, punya jiwa yang sehat. Dan sebaliknya, belum tentu yang bertubuh kecil dan terkesan ringkih, memiliki jiwa yang sakit dan kerdil.

Mahmoud Ahmadinejad bertubuh kecil, namun jiwa dan pikirannya sangat sehat. Di "Republik Mimpi", presidennya bertubuh tinggi besar, jenderal pula, tapi jiwa dan pikirannya tidak setangguh bobot badannya. Jika Ahmadinejad sanggup menge palkan tinju ke wajah George Bush, maka yang terakhir itu sujud menyembah Bush. Ini bukan persoalan besar kecilnya badan, tapi nyali. Walau betubuh kecil, Ahmadi nejad memiliki nyali raksasa. Sedang yang di "Republik Mimpi", badan boleh sebe sar raksasa tapi nyali sekecil semut.

Presiden Iran yang satu ini memang tengah menjadi ikon dunia. Simbol bagi negeri-negeri tertindas yang tetap mempertahankan kehormatan dan harga dirinya di ha dapan Sang Tiran Dunia bernama Amerika Serikat. Dan yang sungguh menarik, so sok presiden ini sangatlah bersahaya.

Jangan pernah membayangkan kantor Presiden Republik Islam Iran ini menempati gedung semegah Istana Merdeka di Jakarta. "Istana" Ahmadinejad cuma sebentuk bangunan kecil di wilayah padat di tengah Teheran. Bangunan itu bahkan lebih ke cil dibandingkan dengan kantor-kantor departemen kita atau bila dibandingkan dengan Balaikota DKI Jakarta sekalipun. Halamannya pun sangat sempit yang ha nya cukup untuk parkir beberapa mobil.

Di ruang depan yang disebut sebagai ruang penerimaan tamu, tidak ada benda-benda yang mencerminkan kemewahan. Bahkan sekadar meja kecil untuk me naruh gelas para tamupun tidak tersedia. Foto Ahmadinejadpun tidak ada me nempel di dinding. Bukan saja di Istananya, di seluruh gedung pemerintahan pun ti dak ada yang menempel foto dirinya. Ahmadinejad memang melarang semua aparatur pemerintahnya, juga sekolah-sekolah dan universitas di Iran, memajang fo to dirinya. "Itu sebuah pemborosan," demikian ujarnya.

Semua itu bersumber pada sikap dan kehidupan pribadi seorang Ahmadinejad sen diri yang amat sangat sederhana. Inilah sosok pemimpin yang meletakkan dunia di dalam genggaman tangannya, bukan di dalam hatinya. Dalam cara berpakaian misalnya, Ahmadinejad sedari menjadi mahasiswa Iran hingga menjabat presiden sekarang ini tetap saja mengenakan pakaian yang itu-itu saja. Kemeja tanpa dasi, jas yang sangat biasa, celana panjang lusuh, dan sepatu butut. Sama seperti ma hasiswa Iran kebanyakan.

Ahmadinejad dan keluarganya pun hanya menempati apartemen sederhana di kawasan kelas menengah bawah di Nurmagi, tenggara Teheran. Apartemen dua tingkat ini memiliki beberapa kamar. Halaman parkir cukup untuk dua mobil. Ru mah ini sudah ia tempati sejak ia menjadi wali kota Teheran dan ia menolak pindah ke rumah dinas kepresidenan.

Pernah suatu ketika Presiden Ahmadinejad berkata kepada anaknya yang tengah berselancar di dunia maya dan menyuruhnya berhenti. "Ayah tidak punya cukup uang untuk membayar internet," ujarnya. Inilah kesederhanaan seorang Ahmadi nejad. 

Menantang Zionisme

Walau sangat zuhud, Ahmadinejad ternyata sangat teguh menjaga harga diri dan kehormatan keluarga dan bangsanya. Di wilayah Timur Tengah, Iran merupakan ne gara yang terkuat dalam segi persenjataan dan juga perekonomian, walau negeri ini sudah beberapa tahun diembargo Barat.

"Tabiat Barat dari dulu hingga sekarang ingin menguasai dunia dan menjadikan ba nyak negara sebagai jajahannya. Ini harus dilawan!", tegasnya. Dalam suatu kesem patan Ahmadinejad juga berkata, "Israel harus dihapus dari peta bumi!".

Sikap kerasnya ini membuat Amerika geram. Dengan segenap daya upaya Bush dan juga Israel menakut-nakuti Ahmadinejad dan juga bersekongkol melancarkan operasi intelijen agar Presiden Iran itu bisa diturunkan. Namun sejauh ini usaha itu sia-sia.

Untuk menyerang langsung, setidaknya untuk saat ini, Amerika harus berpikir seribu kali karena Iran juga telah memiliki misil antar benua yang bernama Shahab-5 yang mampu membawa kepala nuklir dan menjangkau Amerika. "Amerika jangan coba-coba menyerang Iran, karena Iran akan membalasnya dengan kekuatan yang tak akan pernah bisa dibayangkan mereka!" tegas Ahmadinejad.

Kepada pemimpin-pemimpin negeri Islam, Ahmadinejad berpesan, "Kita membu tuhkan persatuan dan persaudaraan. Dunia Islam memiliki segala potensi untuk maju. Kekayaan alam dan sumber daya manusia sangat tersedia di negara-nega ra Islam. Jadi jangan takut pada Barat!".















PUISI KEPEMIMPINAN RASULULLAH SAWW






KEPEMIMPINAN MUHAMMAD, RASULULLAH SAWW

KEAGUNGAN FIGUR RASULULLAH SAWW

By 
hsndwsp
Acheh - Sumatrra
di
Ujung Dunia




Bismillaahirrahmaanirrahiim 

Muhammad Rasulullah saww
Diantara representant-representant
Dialah yang sangat terkenal dalam berjuang
Membebaskan kaum dhu'afa sebagai tugas utama para Rasul

Muhammad yang memiliki kepalan tinju Musa
Tapi juga menyimpan hati I'sa di dadanya
Di medan tempur pedangnya bersimbah darah
Ketika Mekkah di kalahkan, dimaafkan

Muhammad adalah Muhammad
Engkau mata air Islam yang suci
Yang memancar dari Adam sampai Al Mahdi
Dari Mekkah ke Madinah hingga ke Isfahani Farsi

Menempuh liku-liku yang panjang
Dihadang bebatuan, pepohonan, bendungan raksasa
Namun engkau mampu menembusinya
Kendatipun Ahlulbaytmu mengalami derita di Karbala

Dari Imam 'Ali, Fatimah Az Zahara, Al Hassan dan Al Hussein
Dari Ali Zainal Abidin sampai Muhammad Al Mahdi
Tak pernah sunji dari fitnah, penganiayaan dan pembunuhan
Namun Ahlulbayt dan kami pengikut setianya tetap tawakkal

Salman Alfarisi, Abu Zdar Ghifari dan Al Miqdad
Ayatullah Khomaini, DR Ali Syari'ati dan Murtadha Mutahhari
Ali Khamenei, Ahmadinejad dan seluruh rakyat Irani

Sayyed Nasrullah dan seluruh rakyat Libanon
Pengikut setia Muhammad dimana-mana diseluruh dunia
Demi keyakinan yang datang dari Muhammad, Nabinya
Tak pernah gentar melawan siapapun yang memusuhinya
Imam Hussein di Karbala adalah representant

Muhammad adalah Muhammad
Engkau Al Qur-an yang berjalan
Engkau model, teladan Insan
Engkau wakil Tuhan yang agung

””””””””””