Jumat, 30 Maret 2018

ISLAM WARISAN DAN ISLAM ALTERNATIF/PILIHAN





SEBAGIAN ORANG MENGAMBIL INISIATIF AGAR 

SUNNAH DAN SYI'AH BISA HIDUP RUKUN DALAM

 SUATU  KOMUNITAS TANPA BERMUSUHAN.

ITU INISIATIF YANG BAIK

hsndwsp

Acheh - Sumatera

di

Ujung Dunia



Nasrani dan Islam juga berbeda tetapi untuk bisa tinggal dalam satu negara, bijaksanakah kita katakan bahwa tidak ada perbedaan antara Nasrani dan Islam dengan alasan bahwa kedua agama besar itu agama Samawi?

Orang yang bijak harus sering mengatakan bahwa kita bersaudara secara kemanusiaan. Kalau antar Islam dan Nasrani tidak boleh bermusuhan, konon pula antara Syiah dan Sunnah.
(lakum dinukum waliadin)
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Setiap anak Adam lahir ke Dunia minimal mewarisi dua hal dari orang tuanya. Dua hal tersebut adalah bahasa dan Agama. Bahasa yang diwarisi dari orang tuanya adalah bahasa Ibu atau mothertongue. Kenapa bahasa ibu yang diwarisi setiap anak Adam? Hal ini mudah dipahami dimana ibunyalah yang pertama sekali berkomunikasi dengannya dan untuk selanjutnya juga dibesarkan dalam pangkuan ibu. Persoalan bahasa yang diwarisinya itu bukanlah hal yang musti dipertahankan. Sianak tersebut boleh saja belajar bahasa lainnya dan dibiarkan oleh orang tuanya tanpa khawatir sedikitpun kalau anaknya nanti terbiasa berkomunikasi dengan bahasa non mothertongue, kecuali si ibu dan juga si ayah (baca orang tua) hanya mengingatkan anaknya bahwa bahasa itu menunjukkan bangsanya.

Adapun persoalan agama sangat sensitif bagi orang tua terhadap anaknya. Yang satu ini pihak orang tua tidak membenarkan menukar agamanya dengan agama lain. Pabila orang tua tidak sanggup mengajarkan agama yang dianutnya kepada putra-putrinya, mereka akan memilih guru yang ada jaminan bahwa anaknhya tidak akan bertukar agamanya kelak. Andaikata agama yang dimiliki orang tuanya itu benar disisi Allah sudah barang pasti bahwa si anak tersebut beruntung dalam hidupnya dimana kelak akan menempati tempat yang beruntung selama-lamanya, yaitu Surga. Yang menjadi persoalan andaikata agama orang tuanya itu tidak benar disisi Allah.

Dalam hal ini ada istilah agama warisan dan agama pilihan/agama Alternatif. Sekali lagi, andaikata agama warisan itu benar tidaklah menjadi persoalan tetapi andaikata agama warisan itu tidak benar, sangat menyesal ketika berhadapan dengan Allah kelak. Allah akan menempelak bani Adam dengan tempelakan yang paling menyakitkan:

"Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak tunduk patuh kepada syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu", dan tundukpatuhlah kamu kepadaKu. Inilah jalan yang lurus. Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebahagian besar di antaramu. Maka apakah kamu tidak memikirkan? Inilah Jahannam yang dahulu kamu diancam (dengan nya). Masuklah ke dalamnya pada hari ini disebabkan kamu dahulu mengingkarinya. Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (Q.S, Yaasin : 60 - 65)

Andaikata kita beralasan bahwa itu agama yang kita terima dari orang tua kita, Allah berfirman: "Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apa kah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?" (Q.S, al Baqa rah. 2 : 170)

Allah juga berfirman: "Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati dari bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk? (Q.S, al Maidah. 5 : 104)

Pembaca yang terhormat!
Setelah kita dewasa, kita harus menganalisa agama yang kita terima dari orangtua kita atau dari komunitas kita. Hal ini Allah berkali-kali mengulangi dalam Qur-an: "Afala ta'qilun? . . . . . . . atau Afala yatazakkarun?" . . . . Kita dituntut Allah untuk mengaktifkan alat fikir kita agar menemukan kebenaran sejati hingga tidak terkena tempelakan Allah kelak. Bagi kita yang Islam tentu haqqul yakin dengan info dari Allah: "Innad Diina 'indallaahil Islaam". (Se sungguhnya agama yang benar disisi Allah adalah Islam). Persoalannya Islam itu juga sekarang banyak firqahnya. Hal ini sesuai keterangan Rasulullah: "Telah pecah agama (Islam di masa Nabi Musa) kepada 71 firqah. Semuanya ke Neraka kecuali satu firqah saja. Telah pecah (Islam di masa Nabi Isa bin Maryam) kepada 72 firqah. Semuanya ke Neraka kecuali satu firqah saja. . . . . . . .Akan pecah agamaku kepada 73 firqah. Semuanya ke Neraka kecuali satu firqah saja yaitu pengikut ahlulbaytku" (hadist ahlulbayt/Syiah Imamiah 12)

"Telah pecah agama (Islam di masa Nabi Musa) kepada 71 firqah. Semuanya ke Neraka kecuali satu firqah saja. Telah pecah (Islam di masa Nabi Isa bin Maryam) kepada 72 firqah. Semuanya ke Neraka kecuali satu firqah saja. . . . . . . .Akan pecah agamaku kepada 73 firqah. Semuanya ke Neraka kecuali satu firqah saja yaitu Ahlussunnah wal jamaah" (Hadis versi Sunni) Hadist ini juga bervariasi tetapi kita cukupkan saja yang dua tersebut diatas.

Hadist tersebut diatas benar adanya dari Rasulullah sendiri. Tinggallagi ada perbedaan pada ujungnya hingga orang awwam tidak dapat mengambil kesimpulan yang mana yang benar diantara keduanya, versi Syi’i atau versi Sunni. Menurut orang alim Sunni hadist versi merekalah yang benar sementara menurut orang alim Syi'i hadist tersebut telah dipalsukan oleh Muawiyah melalui perawi-perawi hadist yang mau disuap Muawiyah. Hal itu dilakukan Muawiyah untuk melanggingkan kekuasannya. Andaikata muawiyah tidak mengumpulkan semuaa perawi Hadist yang bersedia merobah Hadist Rasulullah, orang ramai dan generasi dikemudian hari mengetahuinya bahwa Muawiyah memangku jabatan khalifah dengan cara tidak sah menurut Hadist-hadist Rasulullah sendiri. Ketika Muawiyah berkuasa, berdaya upaya untuk membunuh atau meracuni semua orang alim dan perawi Hadist yang teguh mempertaahankan kemurnian Hadist Rasulullah. (Baca Kitab Sulaim bin Qais al Hilali):  


Ketika saya berhadapan dengan dua versi yang bertolak belakang itu, saya bertanya pada diri saya: "Kalau masing-masing mengklaim bahwa merekalah yang benar, kepada siapa lagi kita memihak kalau bukan kepada ahlulbayt Rasulullah yang telah disucikan Allah (baca Hadist Kisa dan surah al Ahzab, 33). Rasulullah telah menunjukkan Imam 'Ali sebagai penerus kepemimpinannya di Ghadirkghum setelah Haji Wad'a' (baca Haji terakhir bagi Rasulullah). Pengangkatan Imam 'Ali sebagai pemimpin kaum muslimin paska Rasulullah disaksikan dan dibai'at oleh semua yang hadir, termasuk Abubakar, Umar dan Usman. Namun mereka bertiga itu mencederai bai'atnya melalui perjanjian bersegel secara gelap di belakang Ka'bah. Paska Rasulullah meninggal dunia, Abubakar mengambil alih kekuasaan. Walaupun tidak terjadi kezaliman yang terang terangan di zaman Abubakar dan Umar, namun efeknya dari melanggar wasiat Rasulullah terlihat jelas mulai dari zaman Usman dimana berkesudahan dengan pemberontakan Muhammad bin Abubakar sendiri hingga terbunuhnya Usman. Yang terdhalim Muawiyah mengambil kesempatan dengan mempelintiri keadaan paska Usman agar dapat merebut kekuasaan, melawan Imam Ali, khalifah yang sah yang berkesudahan dengan Syahidnya Imam.

Sesungguhnya akibat tidak tundukpatuh kepada Rasulullahlah hingga semua Imam yang diutus kecuali Imam Mahdi, dibunuh dan diracun oleh Penguasa Bani Umaiyah (mulai dari Muawiyah bin abi Sofyan) dan Penguasa Bani Abbaisiah. Ironisnya semua mereka masih mengklaim diri sebagai Muslim dan diikuti mazhab Sunni sampai hari ini.

Memang antara Sunnah dan Syiah walaupun dikupas dan diplitur tetap berbeda. Kuncinya adalah Hadist Saqalain: "Kutinggalkan kepadamu dua perkara, yaitu Al Qur-an dan Ittrah ku/keluargaku dimana kalau kamu berpegang teguh pada keduanya tidak akan sesat selama-lamanya sampai menemuiku di pancutan Kautsar".  Andaikata seluruh orang yang mengaku diri Muslim memahami konsekwensi daripada Hadist ini, pasti berkesimpulan bahwa Syiah Imamiah 12 lah yang benar. Sayangnya ketika Muawiyah yang sesat melawan Khalifah yang sah (baca Imam Ali as) memalsukan hadist tersebut melalui tangan Abu Hurairah cs hingga berbunyi:"Kutinggalkan kepadamu dua perkara, yaitu Al Qur-an dan Sunnahku dimana kalau kamu berpegang teguh kepada keduanya, kamu tidak akan sesat selama-lamanya"

Apa perbedaan yang significan antara kata "Ittrah Rasul" dan "Sunnah"? Yang pertama berfungsi sebagai filter dimana hadist nabi terjaga dari pemalsuan tangan jahil hingga Islam tidak akan pecah dijaman kita ini. Andaipun terpecah pasti mayoritas memahami mana golongan atau firqah yang redha Allah dan RasulNya. Sayang akibat ada pihak yang menggantikan kata Ittrah/keluarga Rasul dengan Sunnah, semuapihak dapat mengklaim bahwa hadist mereka saheh sebagaimana banyak hadis di Bukhari dan Muslim mengklaim sebaagai hadist saheh. Ketika kita analisaa ternyata banyak hadist di Bukhari dan Muslim yang bukan saja palsu tapi memalukan Rasul sendiri. Sebagai contoh ada hadist yang bahwa Rasulullah menaikkan Aisyah diatas kuduknya agar dapat melihat permainan dengan jelas. Sebagai orang biasa yang masih punya rasa malu saja tidak mungkin melakukan hal seperti itu didepan khalayak ramai, konon pula Rasulullah, betapa anehnya pihak yang mengklaim hadist mereka saheh? Ada juga Hadist Malaikat ditampar Nabi Musa hingga matanya lepas. Ada Hadist Nabi Musa sedang mandi, lalu pakaiannya diatas batu dilarikan batu, lalu Musa mengejarnya tanpa busana ditubuhnya. Ada Hadist lalat memiliki obat di salah satu sayapnya, hingga kalau jatuh dalam minuman tidak perlu dibuang tetapi tenggelamkan saja kedua sayapnya.  Ini persoalan serius tetapi hemat saya tidak perlu terlalu panjang. Justeru itu kita cukupkan sampai disini saja.

Billahi fi sabililhaq
hsndwsp
di Ujung Dunia

Minggu, 25 Maret 2018

"PENGIKUT SYIAH DI JAWA BARAT ANTI MUT'AH, "MUT'AH ITU .......""




KITA MENULIS LITERATUR NIKAH MUT'AH BUKANLAH UNTUK BERMUT'AH MELAINKAN UNTUK MELURUSKAN PEMAHAMAN YANG KELIRU TERHADAP NIKAH MUT'AH. PADA HAKIKATNYA MEREKA ITU ANTI SYI'AH IMAMIYAH 12/ISLAM PENGIKUT AHLULBAYT RASULULLAH SAWW

HSNDWSP 
DI
UJUNG DUNIA


"PENGIKUT SYIAH DI JAWA BARAT ANTI MUT'AH, "MUT'AH ITU .......""  


Bismillaahirrahmaanirrahiim
Judul saja sudah terzalimi Islam Syi'ah Imamiyah 12. Semoga saudari Asih Musalma berkenan menggantikan separuh judulnya.  Kita telah membaca komentar saudara dan saudari kita dan juga Asih Musalma yang saya hormati. Mengapa persoalan Nikah Mut'ah senantiasa jadi fitnah para non Syi'ah?  Apakah hanya nikah mut'ah saja yang mereka fitnah? Pastinya tidak. Masalah Qur-an, masalah Imam, masalah Taqiyyah dan sebagainya. Bagi non Syi'ah yang masih muda memang lebih fokus pada Mut'ah. Sebab mereka yang keliru dalam beragama memang sangat tertarik masalah mut'ah.

Sebetulnya ini semua disebabkan system Islam murni tidak exist kecuali hanya Republik Islam Iran. Disebabkan hanya satu saja system Islam yang exist dewasa ini makanya RII pun senantiasa mendapat fitnah, hingga kaum Sunni Iran yang meyakini kebenaran RII pun terpaksa datang ke Indonesia untuk meluruskan fitnahan tersebut.

Maksud saya bahwa Systemlah yang menjaga kemurnian Islam. Kalau system tidak exist bukan saja nikah Mut'ah, nikah Daimpun bisa rusak. Betapa banyak pasangan yang melakukan cerai tanpa prosedur yang benar. Betapa banyak pasangan yang baru saja menikah sudah dicerai dalam beberapa hari saja. 

Demikian juga para Alim dalam system yang tidak Islami, mereka dengan mudah saja kawin 4 wanita dengan alasan sah hukumnya. Mereka tidak pernah berpikir bahwa para Alim yang hanya mengamalkan ayat kawin tetapi melupakan ayat pertolongan kepada kaum mustadhafi, Allah mencelanya. Mereka para Alim macam itu tidak sadar bahwa Islam itu *KAFFAH*. 

Kembali masalah Mut'ah. Ingatkah kalian saat Rasulullah hendak mengharamkan wanita rampasan perang untuknya disebabkan Aisyah dan Hafsah tidak senang hal tersebut?  Lalu Allah menegur Rasulullah kenapa mengharamkan yang dihalalkan Allah, yang pasti baik kecuali mereka yang tidak paham hakikat Islam.  Demikian juga nikah Mut'ah pasti halal dan baik, tinggallagi kita harus mampu memahami cara-cara yang redha Allah. 

Kalau ada seseorang menamakan diri Syiah lalu minta seorang gadis untuk di mut'ah beberapa hari saja, adakah orang waras yang membenarkannya? Atau kalau anda punya seorang anak gadis lalu ada yang minta untuk di mut'ah beberapa hari saja, apakah anda menyetujuinya? Kalau anda waras pasti tidak mengizinkannya. Biasanya wanita yang tak punya saudara maralah yang jatuh korban seperti ini.

Dulu zaman Rasulullah memang pernah kaum Muslimin ber Mut'ah hanya dalam tempo 2-3 hari dan maharpun berfriasi bahkan ada yang satu genggam kurma saja. Jaman itu jaman dunia belum produktif macam jaman kita sekarang ini. Kalau jaman kita ada wanita yang mau bermut'ah dengan setakar satu bungkus nasik, bukankah ini namanya pelecehan terhadap wanita? Itu yang pertama. Kedua mut'ah seperti itu umumnya bagi para tentara Islam di medan tempur dimana pada mulanya telah mereka minta pada Rasulullah untuk dikebiri saja tetapi Rasulullah melarangnya, makanya dibenarkan mut'ah walaupun dalam beberapa hari saja.

Adapun jaman kita ini ada hal yang musti di Ijtihadkan agar Islam tetap jaya, tidak mandek. Andaikata pemimpin Negara sdeoprang yang memahami hakikat Mut'ah pastilah membimbing dan mengawasi agar hukum Allah tersebut tidak jadi permainan, apalagi olok-olokan. Dalam Islam murni (baca Syiah Imamiyah 12 tidak dibenarkan berpacaran, haram hukumnya tetapi Mut'ah adalah solusinya yang tepat dan brilliant (baca pacaran Islam). Pergaulan antar wanita dan pria tidak lagi seperti zaman Rasulullah diman jodoh itu dipilih oleh orangtua, hingga terpelihara dari kemudharatan. Namun jaman kita ini sepertinya mustahil pasangan yang menempuh hidup baru hanya berkenalan setelah dinikah Daim. 

Makanya sebelum nikah Daim (baca nikah permanent), Allah memperkenalkan nikah Mut'ah (baca nikah semi permanen). Untuk apa? Dalam limit waktu yang tertentu mereka saling berkenalan secara intim dan halal disisi Allah. Apabila mereka sesuai dalam pergaulan yang halal itu, mereka akan menerus kan kejenjang nikah Daim, kalau tidak sesuai pihak wanitapun punya hak untuk menentukan perpisahan, bukan hanya pihak pria saja dalam nikah Daim. Disitulah uniknya nikah Mut'ah. Jadi perlu digarisbawahi bahwa nikah Mut'ah bukan szekedar untuk dinikmati tetapi hanya dibolehkan untuk persiapan menuju jenjang nikah permanen/Daim. Dari itu limit waktunya minimal 2 tahun, tidak boleh kurang dari itu sebab tujuangnya untuk saling mengenal dibawah hukum yang redha Allah swt.

Di media facebook ada non Syi'ah yang meminta anak kita untuk mereka mut'ah. Itukan manusia yang sesat, namun gemar menuduh kita Syi'ah yang sesat. Mereka pikir kita yang Syi'ah harus menyetujuinya anak kita untuk dimut'ah. Demikiann juga saya dan saudara kita yang Syi'ah yang menulis literatur macam ini, disangka bertujuan untuk dapat mut'ah. Mereka juga menyangka orang Iran banyak yang mut'ah.

http://cybertauhid.blogspot.no/2015/04/pengikut-syiah-di-jawa-barat-anti-mut.html#
http://cybertauhid.blogspot.no/2015/04/pengikut-syiah-di-jawa-barat-anti-mut.html#



Billahi fi sabililhaq
hsndwsp
di Ujung Dunia.


Seorang wanita syiah sebut saja namanya AM, pada 16 April mengupdate status tentang muaknya jika dikatakan wanita mut'ah.
wanita ini masih sehat naluri kewanitaanya, meski dikecam oleh syiah2 yang lain.


Para aktivis syiah melakukan ritual khas syiah bersama2 laki2 dan perempuan
sumber : fb pengikut syiah

"Selama ini Syiah sering dituduh hobi mut'ah, sehingga Syiah yang ngga nikah mut'ah pun jadi kebawa-bawa.. jd bagi yang ngaku Syiah, sebaiknya nikah mut'ah itu tidak dilakukan, agar Fitnah tidak berubah menjadi Fakta..
kalau belum mampu nikah dhaim, bersabarlah. dengan niat dan tekad yang kuat, insyaAllah dimampukan.
Fokuskan diri pada amalan Syiah yang lain, seperti meneladani akhlaq para Imam as, dan melakukan ritual2nya seperti shalat malam, puasa dan sedekah. Hal-hal seperti itu memberi kenikmatan pada jiwa kita, dan insyaAllah diberi jodoh yang sholeh, yang bersedia nikah dhaim.
Ingat selalu sabda Imam Ja'far as, "Wahai seluruh Syiah, jadilah kalian penghias bagi kami.
Janganlah kalian menimpakan aib kepada kami.
Berbicaralah kepada orang lain dengan tutur kata yang baik.
Jagalah lidah kalian, hindarkanlah dari mencampuri urusan orang lain dan cegahlah lidah kalian dari tutur kata yang buruk."
{Amali Al Shaduq majelis 62 hadits 17}



















Para Aktifis syiah berpose bersama dalam satu ritual syiah
sumber : fb pengikut syiah
aku ngga maksud ikut campur urusan kalian yang nikah mut'ah, aku cuma membela diri agar tidak disamakan dengan mereka yang nikah mut'ah, apalagi disebut wanita mut'ah.. Gak ridho!"

Berikut komentar para pembaca status tersebut dan juga komentar di beberapa status terkait nikah mut'ah:

Cataleya Kashva: Sebaik2nya mut'ah dilakukan saat darurat. Begitupun kita tdk pya hak melarang org u mut'ah, krn kondisi/kebutuhan setiap org berbeda2. Jgn sampe krn takut fitnah wahabi, ujung2nya jd berzinah ria. Apapun alasannya selagi hukumnya halal, silahkan. tapi bermut'ahlah dgn akhlak, bkn memanfaatkannya u memanjakan syahwat. Afwan, ini pendapat sy pribadi. Tdk mewakili syiah, krn sy jg br tahap belajar.

Azizah Su'udy : Sesuatu Yang Hukumnya Halal jangan di Hukumi Haram, Begitu Juga Sesuatu yang Hukumnya Haram jangan di Hukumi Halal.

Bintang Az Zahra : Jgn salahkan.mutahnya。。。kadang wanitanya yg nawari minta di mutah .....fakta di lapangan gak bisa di elakkan ....jd silahkan.siapa yg mau mutah ...kurang puas suruh aja ketempat pelacuran habis perkara ....syiah rusak karena pengikutnya ..ada sok alim.ada sok pinter dll ..

Alishia Adefia: Nikah Mut'ah adalah Solusi,agar manusia terhindar dari Perbuatan Zinah,....Jangan dipersulit dan jangan dipermasalahkan,Hukum yang sudah baik dan Benar yang datangnya dari Sank Khaliq hanya karna Oknum....

Asih Musalma: Teman2,, trima kasih atas atensinya, dan maap bila banyak komentar yg dihapus sbb ga berkenan bagiku. Sah2 aja kan ini berandaku?
Skali lg tolong dipahami maksudku, aku menulis itu untuk pembelaan agar aku ngga disamakan dengan mereka yg hobi mut'ah.
Bukankan mut'ah itu ngga wajib?
Malah kalau mampu dhaim, sebaiknya dhaim.

Asih Musalma: Salam mas Andika, saya anti mut'ah bukan berarti menolak syariat/hukum mut'ah, cuma gak mau aja.. apalagi dengan tuduhan wanita mut'ah seperti itu, mengerikan, seolah wanita cuma barang yang dipakai sementara lalu ditinggalkan.. (karena batas waktu itu) dan walaupun katanya mut'ah itu yang berhak perempuan dalam menentukan mahar dan waktunya, tapi tetap kesannya jelek. terutama bila tujuannya harta atau seks, seperti 'pelacur' yang menjual diri atau bersenang-senang dengan kedok nikah mut'ah

Asih Musalma: Adit, kabar baik, makasih..

Faris,: makasih penjelasannya.
Kalau wanita dikasih mahar setelah dinikmati, lalu ditinggalkan (karena batas waktu itu), kesannya seperti "pelacur" yaa? (maaf kalau bahasaku ngga sopan

Jeffrey Zain: maslah menikah karena ingin melampiaskan NAFSU, itu kembali ke diri masing2. melampiaskan NAFSU asal cara2nya benar, seperti nikah MUt'ah, tetaplah HUBUNGANNya HALAL, karena KEDUA PASANGAN MENIKAH, bukan TIDAK MENIKAH alias BERZINA

Sumber fb Asih Musalma.
(Red:Ahmad Hasyim/faktasyiah)

ANTARA PENDAKWAH BERKHIDMAT DAN BERISLAKH





ALLAH SWT MENUNTUT HAMBANYA YANG BERIMAN KEPADANYA, RASULNYA DAN ULILAMRI YANG DIUTUS PASKA KEWAFATAN RASULULLAH UNTUK MENERUSKAN DAKWAH BERISLAKH BAGI SETIAP MANUSIA KUTUB HABIL YANG MEMILIKI KEMAMPUAN AGAR MANUSIA KUTUB QABIL SEGAHAGIANNYA SADAR UNTUK BERPATAH BALIK DAN MENJADI MANUSIA KUTUB HABIL

hsndwsp
Acheh - Sumatra
di
Ujung Dunia

*Sepertinya terlalu sedikit dari para Alim di Indonesia yang memahami al Maidah 51 secara benar. Mereka sepertinya tidak pernah melihat ada nya al Maidah 82 yang memperjelas fenomena ayat 51. Ini bukan ke sombongan, bahwa Zakir Naik saja tak paham fenomena al Maidah 51 dan 82 hingga Zakir tanpa menyadari telah menzalimi Ahok yang brillian




Bismillaahirrahmaanirrahiim
Suatu hari ada 4 pendakwah melakukan prakteknya di kalangan masyarakat dan disaksi kan oleh Imam ‘Ali bin Abi Thalib sebagai Amirul Mu'minin saat itu di Kofah, Irak. Pendakwah pertama berceramah hingga mampu membuat pendengar ketawa terba hak-bahak. Adalah hal yang sama dilakukan juga oleh pendakwah kedua dan ketiga. Lalu Imam ‘Ali bangun hingga ketiga pendakwah tadi tau apa yang hendak dilakukan Imam, lalu mereka lari terbirit-birit. Pendakwah keempat bangun dan memberitahukan Imam bahwa dia tidak bersalah dengan alasan belum diberikan kesempatan untuk berceramah. Imampun mempersilakan dia untuk naik panggung.

Tidak seperti ketiga pendakwah tadi, pendakwah keempat ini saat berbicara tentang Neraka mengalir airmatanya hingga pendengarpun ikut menangis. Saat dia berbicara tentang Surga wajahnya mulai berbunga-bunga namun saat dia berbicara perjuangan mulai merah matanya hingga wajahnyapun ikut memerah. Setelah turun panggung, Imam mengatakan bahwa pendakwah keempatlah yang benar-benar sebagai pendakwah yang haq sementara pendakwah yang pertama, kedua dan ketiga adalah tukang san diwara.

Pendakwah yang pertama, kedua dan ketiga adalah pendakwah yang berkhidmat. Pendakwah sema cam itu tidak mencari redha Allah tetapi mencari redha publik atau masyarakat. Pendakwah yang semacam inilah yang disenangi kebanyakan penduduk dunia dewasa ini. Andaikata pendakwah sema cam itu mendapat undangan dari kumpulan wanita yang menga ku beragama Islam tetapi mereka tidak tutup aurat yang berarti tidak beriman kepada kalam Allah surah an Nur 30-31 dan al Ahzab, dapat dipastikan tidak akan pernah menjelaskan apa Kata Allah dalam surah an Nur dan al Ahzab ter sebut, kenapa? Dia khawatir kalau dia sampaikan ayat-ayat tersebut besar kemungkinan tidak akan di undang lagi buat masa-masa berikutnya, dengan demikian dia akan kehilangan amplopnya.

Dizaman Suharto wanita-wanita PKK berpakaian khusus tanpa menutup aurat tetapi kita tidak tau persis apakah wanita PKK sekarang priode Jokowi sudah tutup auratnya atau belum. Disaat itu juga para pendakwah kebanjiran amplop di musim-musim bulan Maulid namun mereka tidak pernah me nyentuh kezaliman penguasa, takut berhadapan dengan penjara. Mereka asik berbicara tentang persoa lan mempelai lelaki pulang kepada mempelai perempuan, hukum mandi wajib dan doa-doa masuk WC, dengan gaya kocak ala Zainuddin MZ dan AA Gym yang membuat partisipan ketawa terbahak-bahak. Itulah yang namanya pendakwah berkhidmat. Mereka berkhidmat kepada penguasa dan masya rakat yang sami’na waata’na kepada penguasa. Sementara kaum mustadhafin tetap menjadi bulan-bu lanan para Bal’am yang bercokol di lembaga MUI.

Adapun pendakwah yang haq disisi Allah serta mendapat redhaNya adalah pendakwah yang beris lakh. Mereka berdakwah bukan untuk menyenangkan masyarakat tetapi untuk memperbaiki kesala han mereka agar menemukan kebenaran sejati bukan kebena ran semu, konon pula membuat mereka ketawa terbahak-bahak. Kalau pendakwah semacam itu mendapat undangan dari Ibu-ibu PKK, dia a kan menyampaikan pesan Allah dalam surah an Nur dan al Ahzab sesuai ‘penyakit’ yang sedang di hinggapi kaum hawa itu serta berpesan kepada mereka agar tahut kepada Allah bukan takut kepada Manusia. Pendakwah semacam itu tidak takut kehilangan isi amplopnya. Dia tidak berdakwah agar di undang lagi waktu-waktu berikutnya. Dia mencari redha Allah bukan sekedar redha manusia.

Kedatangan Raja Arab Saudi yang lalu ke Indonesia membuat kita bertanya-tanya, kenapa rakyat Indonesia tidak berpikir kritis agar terbongkar kezaliman kerajaan tersebut yang meng klaim diri seba gai penganut Islam sementara mayoritas rakyat Arab Saudi hidup morat-marit. Mereka yang kaya aki bat kedekatannya dengan penguasa negara hidup bersenang-senang atas penderitaan kaum mustadh afinnya. Kalau Indonesia berkiblat ke Arab Saudi di zaman Suharto sampai Yudhoyono, bukankah di zaman Jokowi rakyat sudah mulai sadar, benarkah?

Yang namanya Islam itu memang pasti "Kaffah" tetapi kita bersabar bahwa di zaman Jokowi rakyhat sudah mulai merasakan kenikmatannya walaupun belum 100% dan belum sampai keseluruh kawasan termasuk Acheh-Sumatra. Ketika sang Raja Arab itu datang, seharusnya wanita-wanita Indonesia ti dak lagi berpakaian ala putri-putri raja yang tidak Islami tetapi sudah waktunya untuk berkaca dan menelusuri bagaimana pakaian putri kesayangan Rasulullah saww, Fatimah az Zahara. Prototype pakaian Az Zahara dapat anda saksikan pada photo yang terpampang di bawah ini.

Bagi Muslim sejati dituntut Allah agar masuk Islam secara Kaffah, namun kita tetap menghor mati pe nganut agama apapun yang berwawasan kemanusiaan macam Ahok alias Basuki Cahaya Purnama. Sayangnya beliau yang berwawasan kemanusiaan, kerakyatan, pintar, jujur, berani dan bijaksana ser ta mampu memberantas korupsi dan berbagai bentuk jenis kezaliman lainnya di Jakarta, dituduh me nistakan agama. Belum ada seorang pemimpinpun yang mengaku ber KTP Islam di Indonesia, tegas memberantas korupsi dan kezaliman jenis lainnya di kota Jakarta kecuali presiden Jokowi dan Ahok.

Para penghuni di lembaga MUI dulu bersekongkol dengan penguasa di zaman Suharto sampai Yu dhoyono (semoga Yudhoyono bertaubat mendengar keterangan saya ini), sebaliknya mulai bersebe rangan jalan dengan presiden Jokowi dan juga Ahok, kenapa? Sebabnya Presiden Jokowi mulai men jadi pembela Rakyat dan penampilannyapun macam orang biasa. Semoga Presiden Jokowi sadar bahwa MUI harus dibubarkan agar niatnya membela Rakyat tidak terhambat oleh para Bal’am terse but. Alhamdulillah kita memahami esensi Haji dimana antara manusia-manusia yang jahat itu justeru para Bal’amlah yang paling berbahaya bagi kemanusiaan:



Kini saat Ahok berpihak kepada kaum mustadhafin Jakarta serta menyatakan tekatnya untuk mem berantas korupsi, sang Bal’am malah berdaya yupaya untuk menyingkirkan Ahok dengan tuduhan palsu bahwa ahok pendusta agama. Mereka dan pengikutnya tidak sadar bahwa justeru merekalah pe nista agama yang sebenarnya, membiarkan kaum mustadhafin hidup senin-kemis sementara para Bal ’am hidup dengan "sedekah penguasa".

Para Bal’am memang realitanya tidak memahami bahwa Qur-an itu ada hubungan antara satu ayat dengan ayat lainnya. Ayat 51 surah al Maidah memang mutlak dilarang Allah berteman baik dengan Yahudi dan Nasrani yang beraliansi satu-sama lainnya dan siapapun yang tidak menggubris larangan Allah ini, mereka pasti tidak lagi termasuk Muslim disisi Allah swt. Kemudian perlu kita tambahkan bahwa kalau berteman saja dilarang, memilih sebagai pemimpinpun lebih terlarang lagi (So tidak jadi soal, multi terjemahan). Yang musti kita pertanyakan, apakah Allah melarang kaum Muslimin berte man dengan semua Yahudi dan Nasrani? Jawabannya pasti "TIDAK". Ketika kita menggunakan ayat 51 dalam khazanah HUKUM, kita musti lihat ayat lainnya diantaranya ayat 82 surah yang sama. Ahok termasuk fenomena dalam ayat 82 bukan ayat 51;

“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berka ta: “Sesungguhnya kami ini adalah Nasrani”. Yang demikian itu disebabkan diantara mereka itu (o rang-orang Nasrani) terdapat Pendeta-pendeta dan Rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri”. (QS, al-Maidah : 82)

Dengan demikian jelaslah benar ucapan Ahok di Pulau Seribu bahwa Ahok tidak menistakan agama sebab beliau masuk dalam kategori ayat 82 bukan ayat 51. Apakah masih terlalu sukar untuk dipa hami?

Kedua Andaikata Allah tidak menurunkan ayat 82 surah al Maidah, Ahokpun tidak boleh dihukum dengan ayat 51, kenapa? Sebab Indonesia bukan Negara Islam tetapi Negara Muslim/orang Islam. Ayat tersebut diturunkan dalam system Islam dan untuk System Islam bukan untuk System Thaghut. Seharusnya andaikata penghuni lembaga MUI bukan Bal’am, mereka tau apa bedanya antara Negara Islam dengan Negara orang Islam/Muslim.

Habib Rezieq seharusnya bertaubat kalau dia masih menginginkan agar FPI tidak dibubarkan peme rintah yang memihak Rakyat sekarang. Sebetulnya kritik ini buat mereka bukan atas dasar benci teta pi atas dasar kewajiban kaum Muslimin saling nasehat-menasehati. Kita pernah dikritisi teman fb bah wa tidak baik kita berulang-ulang atas persoalan yang sama. Kita berkeyakinan bahwa sebelum perso alan tersebut ditindaklanjuti dengan benar, perlu kita kritisi terus menerus hingga berhasil. Bukankah Allah sendiri mengulang berkali-kali terhadap persoalan yang penting di dalam Al Qur-an?



Billahi fi sabilil haq
Angku di Tampokdjok, Awegeutah
Acheh - Sumatra






Kamis, 22 Maret 2018

SIMPATISAN SYI'AH INI MENGAJAK PARTISIPANNYA UNTUK BERTABAYYUN KEPADA SYI'AH IMAMIYAH 12





MENGAPA ADA ORANG YANG ENGGAN MAKAN DURIAN? 

SEBABNYA SUDAH KEKENYANGAN DENGAN SINGKONG 

KALAU ANDA MAMPU MEMBERIKANNYA PROKLAT

 BARULAH MUNGKIN UNTUK DICICIPI DURIANNYA. 

LALU DIA BERKATA 

ANDAIKATA KUTAU SUDAH DULU AKU MAKAN 

BUAH DURIAN

hsndwsp
di
Ujung Dunia




Bismillaahirrahmaanirrahiim


Firman Allah swt. surat Al-Bayyinah ayat 7 :
Ø¥ِÙ†َّ الَّØ°ِينَ آمَÙ†ُوا ÙˆَعَÙ…ِÙ„ُوا الصَّالِØ­َاتِ Ø£ُÙˆْÙ„َئِÙƒَ Ù‡ُÙ…ْ Ø®َÙŠْرُ الْبَرِÙŠَّØ©

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, mereka adalah sebaik-baiknya penduduk bumi. (QS. Al Bayyinah [98]:7)
'
Selekas itu pulalah, Rasulullah saww. meletakkan tangannya di atas pundak Imam Ali bin Abi Thalib a.s., sedang para sahabat hadir dan menyaksikannya, seraya ber sabda: “Hai Ali!, Kamu dan para syi’ahmu adalah sebaik-baiknya penduduk Bumi”. [1]

Dari sinilah, kelompok ini disebut dengan nama “Syi’ah”, dan dinisbatkan kepada Ja’far Ash-Shadiq a.s. karena mengikuti beliau dalam bidang fiqih. Selanjutnya kata Syi'ah dalam Qur-an dapat anda telusuri di alinia-alinia berikut ini:

"(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap ummah dengan Imamnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun" (QS. Al-Israa: 71)

'

Assalamu’alaikum. Maaf sebelumnya jikalau tulisan saya ini dinilai kurang berkenan dan mengganggu. Saya hanya ingin menumpahkan sedikit keluh kesah saya sela ma ini terkait syiah. Tapi sebelum ini agar anda percaya kalau saya tidak sedang bertaqiyah, maka saya awali terlebih dahulu dengan bersumpah bahwa demi Allah, Sam pai dengan sekarang saya tidak pernah bertemu lalu berkenalan dengan orang-orang syiah, atau tidak ada satu orangpun yg pernah saya temui, mereka mengaku sebagai orang syiah. Jika saya berbohong, maka semoga Allah membinasakan saya dengan laknat-Nya!


Dulu, saya hanya tahu syiah sekedar nama dan hal-hal negatif mengenai nya, na mun tatkala orang-orang ramai mengatakan bahwa syiah bukan islam, maka mu lailah ter gerak hati saya untuk mencoba tabayyun kepada mereka walau hanya melalui media internet (sebab saya tidak pernah berte mu dengan orang-orang nya secara langsung). Dan beberapa bulan setelah saya pelajari, akhirnya saya menjadi respek dan yakin bahwa Syi’ah adalah bagian dari islam! (Justeru Syi’ah lah Islam murni, pen)


Nah, karena hal inilah saya mengajak kepada Anda untuk bertabayyun juga. Allah berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik memba wa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. ” [Al Hujuraat 6]

Begitupun dari Rasulullah saww bersabda:
“Bila dua orang yang bersengketa menghadap kamu, janganlah kamu berbi cara sampai kamu mendengarkan seluruh keterangan dari orang kedua se bagaimana kamu mendengarkan keterangan dari orang pertama.” (HR. Ah mad)

Banyak propaganda tulisan-tulisan yang beredar dewasa ini di media bahwa imam 4 mazhab ahlus sunnah, yakni; syafi’i, maliki, hanafi dan hanbali, menganggap bah wa keseluruhan syiah itu sesat bahkan bukan bagian dari islam, dan diantara me reka ada yang dengan “tegas” menyatakan kafir kepada orang-orang yg tidak mau memvonis kafir kepada mereka! Dalam hal ini saya pernah membaca banta han dari orang Syi’ahnya sendiri bahwa yang dimaksud para imam 4 mazhab ahlus sunnah tersebut dalam kutipan teks asli dari kitab-kitabnya itu adalah “rafidhah” (bukan “syiah”), dan perlu diketahui bahwa tidak semua Syiah itu dicap sebagai rafidhah, sehingga ini artinya mereka tidak pernah menyatakan kafir terhadap keseluruhan Syiah. Nah terkait rafidhah ini, para ulama Syiah rujukan dari Iran sendiri sebenarnya banyak yang menentangnya, bahkan di antaranya menyatakan bah wa rafidhah adalah Syiah ekstrimis yg sesat, karena adanya fatwa dari “imam” Kho meini & khamenei melarang keras untuk melaknat, mengkafirkan atau menghina symbol-symbol (para sahabat Nabi) yang dimuliakan oleh Ahlus sunnah.

Namun walau demikian, ternyata masih banyak para “ulama” beserta pengikut nya dari pihak sunni yang sudah tahu hal tersebut namun tidak mau mempercayai nya dengan alasan itu hanyalah taqiyah, padahal urusan hati hanya Allah yang tahu dan berhak menilainya. Lebih dari itu, mereka tidak hanya segan-segan men cap semua syiah adalah kafir, bahkan sebagian yang lain berani memvonis kafir kepada orang-orang yang tidak mau memvonis syiah sebagai kafir, dan yang lebih parah lagi mereka tanpa merasa berdosa dengan tega menggunakan hadits dhaif untuk mengajak dan menyuruh orang-orang untuk membunuh orang-orang Syiah.

https://secondprince.wordpress.com/2015/11/25/abu-jibril-berhujjah-dengan-hadis-dhaif-untuk-menyerukan-membunuh-orang-syiah/


Na’udzubillah tsumma na’udzubillah. Maka jika anda termasuk orang yang demi kian, saran saya lebih takutlah Anda kepada sabda Rasulullah saww berikut ini:

“Barang siapa mngatakan kafir terhadap seseorang (apalagi banyak) pada hal yang dituduhkan sebenarnya masih muslim, maka tuduhan itu akan ber balik kepada si penuduh.” Jika mau direnungkan, sabda Rasulullah saww ter sebut lebih dijamin kebenarannya daripada pendapat sebagian “ulama” yang menganggap kafir kepada orang yang tidak mengangap Syiah kafir, yang belum tentu diakhirat terbukti kebenarannya. Jika seandainya apa yang dituduhkan itu ternyata tidak benar, apakah anda benar-benar siap ji ka di akhirat kelak ternyata andalah yang berstatus sebagai kafir murtad, se bagaimana sabda Rasulullah saww tersebut?

Belum lagi yang sekedar mendukung pembunuhan orang-orang Syi’ah yang jika ternyata mereka masih berstatus sebagai Muslim, Rasulullah saww pernah menga takan bahwa mereka (pendukung pembunuhan itu) diakhirat kelak terputus dari rahmat Allah! Maka siapkah anda menjadi salah seorang yang terputus dari rah mat Allah? Siapkah anda jadi kaum yang muflisin karena nya? Wal’iyadzubillah. Maka lebih baik kita berhati-hati untuk tidak langsung ikut-ikutan memvonis kafir (apalagi sebelum bertabayyun). Toh adanya pia gam Madinah Amman message (baca: ammanmessage.com) yang dida lamnya ditanda tangani oleh lebih dari 500an ulama di seluruh dunia, me reka menyepakati bhwa mazhab Islam terdiri dari 8 yang diakui, yang dian taranya adalah mazhab syiah Imamiyah Itsna Asy’ariy yah/Islam mazhab Ja’fari, Ismailiyah dan Zaydiyah).

Ada sejumlah hal yang sering diulang-ulang dan dijadikan sebagai bahan perbin cangan oleh orang-orang untuk menyerang Syiah, yang bahkan bebe rapa dian taranya setelah saya tabayyuni hanya terhitung sebagai kedusta an. 12 hal dian taranya telah  saya rangkum sbb:

1. Syahadatnya syiah
Syiah Imamiyah 12 memiliki 3 kalimah syahadah. Disamping “Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah dan Ali adalah Wali Allah.” Dan memang be nar bahwa Imam Ali adalah wali Allah, sebagaimana dituliskan:
”Imran bin Husain meriwayatkan bahawa Nabi saaw bersabda, ‘Sesungguhnya Ali dariku dan aku dari Ali. Ali adalah wali setiap mukmin sesudahku’..”
[Sahih al-Tirmidhi, jilid 5, hlm 236, al Sahih Ibn Habban jilid 1 hlm 383, Mustadrak al Hakim , jilid 3, hlm 119, Sunan al Nasai jilid 5 hlm 132, Ibn Abi Shaiba jilid 6 hlm 383 Musnad Abu Yala jilid 1 hlm 293]”

Lantas, apakah salah menambahkan kalimah syahadah itu, apalagi sampai dicap ka fir lagi murtad? Tidak! Karena Rasulullah sendiri pernah menambah kan kalimat sya hadah menjadi beberapa kalimat, bukan hanya dua kalimah saja.

Hadis riwayat Ubadah bin Shamit ra., ia berkata: Rasulullah saww bersabda: ”Ba rang siapa mengucapkan: Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah sema ta, tidak ada sekutu bagi-Nya dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya dan bersaksi bahwa Nabi Isa as. adalah hamba Allah dan anak hamba-Nya, serta kalimat-Nya yang dibacakan kepada Maryam dan dengan tiupan roh-Nya, bahwa surga itu benar dan bahwa neraka itu benar, maka Allah akan memasukkannya melalui pintu dari delapan pintu surga mana saja yang ia inginkan. (Shahih Muslim Ringkasan Shahih Muslim, No.41)

2. Shalatnya Syiah
Mengenai shalat itu tiap mazhab berbeda-beda, bukan hanya terjadi di kala ngan sun ni-syiah saja, melainkan sesama sunni yg empat mazhabpun demi kian adanya. Sha latnya orang syiah tidak bersedekap, maka ketahuilah bah wa imam malikpun berij tihad demikian. Silahkan baca:

https://ejajufri.wordpress.com/2009/01/20/fikih-shalat-lima-mazhab/


Bahkan mazhab Hanafi menyatakan bahwa shalat fardhu bukan hanya 5 waktu, akan tetapi 6 waktu dengan witir. Silahkan dibaca:

http://www.rumahfiqih.com/x.php?id=1206083676&=shalat-witir-hukumnya-wajib.htm


Begitupun tentang Syiah shalat hanya dalam 3 waktu saja (dijamak) tanpa danya rukhshah dan udzur syar’i yg mana ini juga bersumber dari referensi sunni yg berla bel shahih:

Dan telah menceritakan kepada kami Abu Rabii’ Az Zahraaniy yang berkata telah menceritakan kepada kami Hammaad dari Zubair bin Khirriit dari ‘Abdul lah bin Syaqiiq yang berkata Ibnu ‘Abbas berkhutbah kepada kami pada suatu hari sete lah ‘Ashar sampai terbenamnya matahari dan nampak bintang-bintang maka orang-orang pun mulai menyerukan “shalat,shalat”. Kemudian datang seorang dari Bani Tamim yang tidak henti-hentinya menye rukan “shalat,shalat”. Maka Ibnu ‘Abbas berkata “engkau ingin mengajariku Sunnah? Celakalah engkau, kemudian Ibnu ‘Abbas ber kata “aku telah me lihat Rasulullah saww menjama’ shalat Zhuhur-Ashar dan Maghrib-Isyaa’. ‘Abdullah bin Syaqiiq berkata “dalam hatiku muncul sesuatu yang meng ganjal, maka aku mendatangi Abu Hurairah dan bertanya kepadanya, maka ia membenarkan ucapannya [Ibnu ‘Abbas] [Shahih Muslim 1/490 no 705]

Apakah berkhutbah atau menyampaikan ilmu termasuk perkara berat men desak? Tidak! Bukankah begitu mudah untuk berhenti sejenak untuk melaksa nakan shalat? Kalau ada yg menganggap bhwa shalat jama’ tersebut mem permainkan syari’at atau lalai maka itu berarti ia menuduh Ibnu ‘Abbaas telah mempermainkan sya ri’at.

Telah menceritakan kepada kami Muusa bin Haruun yang berkata telah mencerita kan kepada kami Dawud bin ‘Amru Adh Dhabiy yang berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muslim Ath Tha’ifiy dari ‘Amru bin Diinar dari Jabir bin Zaid dari Ibnu ‘Abbaas yang berkata Rasulullah saww shalat delapan rakaat se kaligus dan tujuh raka’at sekaligus bukan karena sakit dan tanpa sebab tertentu [uzur] [Mu’jam Al Kabir 12/177 no 12807]
Baca selengkapnya:

https://secondprince.wordpress.com/2015/02/24/shalat-tiga-waktu-dengan-alasan-jama-kritik-untuk-muhammad-abdurrahman-al-amiry/


Abdurrazaq menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Abu Az Zubair dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas, ia berkata “Nabi saww men jama’ Zhu hur dengan Ashar di Madinah ketika tidak sedang be pergian dan tidak pula dalam kondisi takut(khawatir)”. Ia (Sa’id) berkata “Wahai Abu Al Abbas me ngapa Beliau me lakukan itu?”. Ibnu Abbas menjawab “Beliau ingin agar tidak memberatkan seorang pun dari ummatnya”. (Hadis Riwayat Ahmad dalam Mus nad Ahmad jilid III no 2557, di nyatakan shahih oleh Syaikh Ahmad Muhammad Syakir). Baca selengkapnya:

https://secondprince.wordpress.com/2008/06/20/shalat-jama-dibolehkan-tanpa-syarat/


3. Nikah mut’ah

https://achehkarbala.blogspot.no/2013/08/jawaban-hsndwsp-tentang-boleh-tidaknya.html

Menurut syiah, nikah mut’ah itu dihalalkan oleh Rasulullah, bahkan sampai beliau wafatpun status hukumnya masih halal. namun beberapa waktu kemudian akhirnya di haramkan ketika Umar bin Khaththab menjadi khalifah. Hal ini masyhur bukan dikalangan syiah saja, tetapi dari pihak sunnipun ada. Bisa dilihat beberapa diantaranya:
'
Ibn Katsir  menjelaskan: “Bukhari mengatakan bahwa Umar telah melarang setiap o rang untuk melakukan nikah mut’ah”. Lihat referensi Sunni dalam Tafsir Ibn Katsir, V1, hal. 233.

Di dalam tafsir Sunni yang lain disebutkan bahwa: Umar suatu waktu berpida to di atas mimbar sambil mengatakan:”Wahai sekalian manusia, ada tiga hal yang diper bo lehkan di zaman Rasulullah dan saya melarang dan mengha ramkan semua nya. Ketiga hal itu adalah nikahmut’ah, haji tamattu’ dan mengucapkan ‘Hayya ‘ala khairil ‘amal’.” Referensi Sunni:

1. Syarh al-Tajrid oleh al-Fadhil al-Qosyaji (bagian Imamah)
2. Al-Mustaniran oleh Tabari
3. Al-Mustabin oleh Tabari
4. Sekedar catatan, hal ketiga yang dilarang oleh Umar yang disebut dalam kuti pan di atas adalah ucapan adzan dan qamat setelah kalimat Hayya alal falakh.

Bahkan ketika Ibn ‘Umar ditanya tentang mut’ah, ia memberi fatwa tentang keha lalan nya. Kemudian mereka mempertentangkannya dengan ucapan ayahnya. Tetapi ia bertanya kepada mereka, “Perintah siapakah yang lebih patut diikuti, perintah Rasul Allah saww atau ‘Umar?”

Imam Ali bin Abi Thalib ra mengatakan: “Mut’ah adalah suatu karunia dari Allah. Seki ranya tidak ada Umar yang melarangnya, maka tidak akan ada orang yang berzina kecuali yang benar-benar bejat (shaqi).” Silahkan merujuk pada beberapa kitab tafsir Sunni berikut: 1. Tafsir Al-Kabir, oleh al-Tsa’labi, komentar tentang ayat 2:242. Tafsir Al-Kabir, oleh Fakhr al-Razi, V3, hal. 200, komentar tentang ayat2:24 3. Tafsir Al-Kabir, oleh Ibn Jarir al-Tabari, komentar tentang ayat 2:24dengan silsilah perawi yang otentik, V8, hal. 178, hadits no. 9042 4. Tafsiral-Durr al-Mantsur, oleh al-Suyuti, V2, hal. 140, dari beberapa perawi 5.Tafsir al-Qurtubi, V5, hal. 130, komentar tentang ayat 2:24 6. Tafsir IbnHayyan, V3, hal. 218, komentar tentang ayat 2:24 7. Tafsir Nisaburi, olehAl-Nisaburi (abad kedelapan) 8. Ahkam al-Quran, oleh Jassas, V2, hal. 179,komentar tentang ayat 2:24 9
DLL, Selengkapnya baca:

http://yatimkarbala.blogspot.co.id/2011/01/mutah-bukti-bukti-dari-alquran-dan.html


Dan mengenai nikah mut’ah ini, ternyata banyak manipulasi/kepalsuan yg dibuat utk menyerang Syiah. Beberapa diantaranya sbb:

https://secondprince.wordpress.com/2014/12/06/kedustaan-muhammad-abdurahman-al-amiry-fatwa-imam-besar-syiah-yang-mengancam-emilia-renita/


https://secondprince.wordpress.com/2014/11/29/kedustaan-muhammad-abdurrahman-al-amiriy-terhadap-syiah-dalam-dialog-dengan-emilia-renita/


4. Syiah mencaci maki para Sahabat
memang diakui bhwa sebagian kecil pnganut Syiah ada yg sampai melak nat para sahabat itu, katakanlah oknum. setiap manusia, entah itu dari pihak Sunni, Syi’ah, a taupun non muslim, pastilah tidak lepas dari adanya oknum. Justeru para pengu rusnya adalah manusia biasa yg tidak luput dari salah dan khilaf. Tetapi juga tidak sedikit para penganutnya yang tidak bersikap demikian. Yang dilakukan mereka itu bukan menghina para sahabat, hanya saja sekedar memberi tahu kesalahan-kesala hanya secara elegan, tidak lebih!

Dan jika pengkafiran terhadap Syiah ini karena sebagian diantara mereka meng kafir kan sebagian para sahabat, lantas bagaimana dengan para mujahilun ISIS yang mengkafirkan lalu menghalalkan darah kaum muslim yang menerima de mokrasi, baik dari kalangan pemerintahnya, maupun warga sipil nya, bahkan de ngan terang-tera ngan mereka mencap kafir murtad terhadap M. Mursi (mantan presiden Mesir) cs, memerangi Hamas, FSA, dan lain-lain kenapa hanya sebatas cap khawarij saja, tidak sampai di cap kafir juga? Maka bersikap adillah! (mustahil kita berbicara keadilan dengan kaum yang sesat macam maling berteriak maling, pen)

Saran saya jika ada orang yang seenak udelnya sendiri main takfir, cukupkan saja dengan membawakan hadits Rasulullah saww yang intinya cap kafir di balas kafir, tanpa perlu kita ikut-ikutan mengkafirkannya juga. Ini hanya lebih kepada sikap ber hati-hati saja dengan cap seperti itu, karena takutnya ma lah akan menjadi senjata makan tuan.

Dan jika ada anggapan bahwa Syi’ah mengkafirkan hampir semua sahabat nabi, maka katakanlah itu hanyalah fitnah belaka! Baca:

https://secondprince.wordpress.com/2014/03/27/benarkah-mazhab-syiah-mengkafirkan-mayoritas-sahabat-nabi/

http://zadandunia.blogspot.co.id/2012/07/kesesatan-syiah-ataukah-kesesatan-sunni.html


Sebagaimana yang telah dijelaskan diawal bahwa para ulama Syiah di Iran telah me nyepakati bahwa haram hukunya menghina symbol-simbol (para sahabat) yang di muliakan saudara-saudara kita dari Ahlussunnah. Tetapi walaupun demi kian, ternyata masih saja ada sebagian orang dari Sunni berat menerimanya bahkan mementah kannya dengan alasan itu hanya taqiyah lalu menggeneralisir semua orang Syi’ah seperti itu. Jika anda sakit hati de ngan oknum Syi’ah yang mencaci-maki para sa habat, maka sama halnya dengan Syi’ah yang sakit hati juga terhadap ajaran sunni (ahlus sunnah) yang menyatakan bahwa:

Kedua orangtua Rasulullah saww (Abdullah dan Siti Aminah) serta paman nya (Abu Thalib) adalah termasuk orang kafir dan masuk neraka? (baca:

http://abul-jauzaa.blogspot.co.id/2008/06/kafirkah-kedua-orang-tua-nabi-sebuah.html)
 
Nabi Musa dan Nabi Muhammad tidak patuh kepada Allah dengan naik-turun langit bolak-balik sampai 6x untuk memohon perintah Shalat agar dikurangi dari 50x men jadi 5x sehari pada peristiwa isra’ mi’raj dalam hadits shahih Bukhary & Muslim (baca:

http://www.Madinatuliman.com/3/5/280-perjalanan-rasulullah-dan-perintah-shalat.html)

Kalau kita renungkan, kok berani-beraninya ya mereka menentang keputu san Allah? Dan bukankah ini secara tidak langsung/menyiratkan seolah-olah Nabi Musa as lebih  mengetahui daripada Allah swt? Kalau dikalkulasikan shalat 50x dlm sehari/24 jam itu artinya kita setidaknya harus menyicil shalat 2x/jam (termasuk pada jam tidur malam), sanggupkah kita? Allah tidak akan membebani hamba-Nya melebihi kemam puannya. Sehingga jelas 2 hadits tersebut walaupun kedudukannya shahih tetap tidak bisa diterima oleh ‘akal sehat. Dan saya lebih memilih pendapat/pandangan Syiah yang menyata kan itu hanya kisah isra’iliyyat. Yang benar menurut mereka ada lah bahwa Nabi Muhammad saww kala itu langsung bertemu dengan Allah tanpa se belumnya bertemu dengan orang lain (para Nabi), dan Allah pun langsung memerin tahkan shalat 5x/hari (bukan 50x). Jika ada bantahan yg dimaksud 50x shalat itu dalam 2 hadits shahih tersebut hanyalah kiasan, yakni maksud nya adalah kita melaksanakan shalat 5x seakan-akan dikalikan 10 sehingga menjadi 50x dalam sehari, itu tidak benar! Sebab jelas-jelas dinyatakan pada 2 hadits shahih tersebut bahwa Allah mulanya menyuruh ummat islam untuk shalat 50x (bukan sebagai kiasan 5x = 50x).

Adanya pemikiran tajsim (kefahaman Allah berjism) dan tashbih (kefahaman Allah menyamai makhluk) dari kalangan salafi yang menyatakan bahwa Allah mempu nyai tangan, kaki, wajah dan anggota tubuh lainnya, lalu Allah bisa duduk, berdiri, berjalan, melompat sebagaimana makhluk lainnya. Penje lasan dan bantahan secara gam blang pada masalah ini telah dibahas pada halaman-halaman tera khir di e-book kitab “Kebenaran yang hilang” yang bisa anda download dibawah postingan, dan lain-lain masih banyak lagi.

Dan rasanya tidak tepat juga jika pihak sunni menyatakan bhwa semua sahabat ada lah adil, baik dan lebih mulia diantara kita. Bahkan jika dikritik dan disebut kesalahan kesalahannya, maka ini akan mngakibatkan pelaku nya jatuh kepada kafir, murtad dari islam. Padahal pernyataan tersebut bertentangan dengan Al-Qur’an dan al-Ha dits sbb:

"Suatu hari.. Nabi bertanya: "Siapakah hamba Allah yg mulia?" Sahabat menja wab: "Para Malaikat ya Rasulullah" Sahabat: "Tentulah para Nabi, mereka lah yang mulia" Nabi tersenyum lalu berkata: "Ya, mereka mulia tetapi ada yg lebih mulia" Para Saha bat terdiam lalu berkata: "adakah kami yg mulia itu ya Rasulullah?" Nabi berkata: "Tentulah kalian mulia, kalian dekat denganku, kalian membantu perju anganku, teta pi bukan kalian yang aku maksudkan. Nabi menundukkan wajah nya, menitiskan air mata sehingga membasahi pipi dan janggutnya lalu berkata: "Wahai sahabatku, mereka adalah manusia-manusia yang lahir jauh setelah wafat nya aku, mereka ter lalu mencintai Allah & tahukah kalian, mereka tidak pernah melihatku, mereka hidup tidak dekat denganku seperti kalian tetapi mereka sangat rindu kepadaku & sak sikanlah wahai sahabatku bahwa AKU SANGAT RINDU PADA MEREKA. MERE KALAH UMAMTKU!! [Musnad Ahmad bin Hanbal juz 4 hal 106]

5. Syiah menyembah Ali sbg Tuhan?
Menurut mereka, kitab-kitab Syi’ah apalagi yang terjemahan bahasa Arab telah ba nyak dipalsukan (mungkin oleh oknum salafi). salah satunya adalah ini:
https://syiahnews.wordpress.com/2010/12/25/pelurusan-sarjana-sunni-atas-pemalsuan-kitab-kasyful-asrar-karya-imam-khomaini-oleh-wahabbi-dr-ibrahim-ad-dasuki-syata-membongkar-kejahatan-wahabbi/

Maka jika anda bertabayyun dgn membaca buku-buku Syi’ah dari penerbit yang tidak atau kurang bisa dipercaya, yang dari bahasa Arab kemudian di terjemahkan ke dalam bahasa kita, lalu melihat ada isi yg dinilai tidak sesuai dengan akal sehat, itu bisa jadi kitabnya telah dipalsukan. Namun saya pikir sayangnya terhadap hal ini, sebagian dari orang-orang syiahpun ada yang membaca lalu membenarkannya, sehingga mereka ikut tertipu. Dan sialnya, hal seperti ini dijadikan pembenaran oleh orang-orang  Sunni untuk menuduh sebagian Syi’ah itu menyimpang seperti ada yang sampai menuhankan Ali. Tidak berhenti sampai disitu, oknum-oknum jahil dari kalangan Sunni mem buat berita fitnah, salah satunya terhadap Ibu Emilia Renita AZ dari adanya screenshot socmed yg mnyatakan bahwa bliau menganggap Ali sebagai Tuhan, dan  diakuinya hanya fitnah belaka.

Cobalah berpikir dengan jernih dan akal sehat.. seghuluw-ghuluwnya orang, mereka tidak akan sampai menyembah orang yang dikaguminya, kcuali orang yg dikagumi nya itu mengklaim dirinya sebagai Tuhan, atau adanya pemberitaan bhwa dirinya adalah Tuhan (seperti yang disangkakan ummat Kristiani terhadap Yesus), sedang kan Imam Ali (maupun para pngikutnya) sa ya belum pernah menemukan dari sum ber Syiahnya sendiri yang menya takan demikian! Adapun terkait Abdullah bin Saba, dari sumber Syiah, ter dapat khilafiyah atau perbedaan cerita dan sudut pandang. Di satu sisi se bagian mereka menyatakan bahwa dia adalah tokoh fiktif. Dan sebagian lainnya menyatakan bahwa dia memang ada namun berbeda kisahnya dari pihak sunni. Baca ini:
https://secondprince.wordpress.com/2014/07/24/kisah-pembakaran-abdullah-bin-saba-dalam-kitab-syiah/
http://secondprince.wordpress.com/2010/06/05/studi-kritis-riwayat-imam-ali-membakar-kaum-murtad-bantahan-terhadap-salafy/

O iya, Selain kitab-kitab Syi’ah yg dipalsukan, ternyata mantan ulama syiah palsupun dibuat kitabnya:
https://secondprince.wordpress.com/2010/05/27/kedustaan-penulis-kitab-lillahi-tsuma-lil-tarikh-%E2%80%9Cmengapa-saya-keluar-dari-syiah%E2%80%9D-sayyid-husain-al-musawi/


6. Syiah menabikan Ali?
Kang Jalal mengatakan: “Imam ‘Ali lebih dari sahabat yang lain, semua me ngakui hal itu, baik Syi’ah maupun Sunni. Imam ‘Ali adalah putera dari pa man yang membesar kan Rasulullah saww, sekaligus suami dari putri kesa yangannya, Fathimah az-Zahra. Secara logis, tidak mungkin Rasulullah meni kahkan putri satu-satunya dengan orang yang tidak beliau ketahui kebaikan dan track record-nya. Belum lagi, sebuah hadis yang menyebutkan “Muham mad adalah kota ilmu, dan Ali adalah pintunya”. Hadist ini cukup kuat untuk memperlihatkan betapa luar biasanya Imam ‘Ali. Dialah satu-sa tunya manu sia yang lahir di dalam Baitullah. Luar biasa istimewa bukan, maka wajar lah Ali begitu dikultuskan. Namun, Syiah paham betul, Muhammadlah Nabi te rakhir, maka kesalahan fatal lagilah yang kalian lakukan, jika berpikir meng kultuskan Ali sa ma dengan menganggap mereka menjadikan Ali sebagai Nabi.”

Adapun mengenai gelar ‘alaihis salam dibelakang nama Imam Ali atau ke turunan-ke turunannya, itu bukan berarti bahwa mereka adalah Nabi. Ka rena jika demikian maka Imam al Bukhari pun telah menganggap beliau se bagai Nabi baru, karena Bukhari sendiri di dalam beberap hadits shahihnya menyebutkan Imam Ali bin Abi Thalib de gan gelar alaihis salam (as) dibe lakang namanya.
https://secondprince.wordpress.com/2009/12/14/shahih-bukhari-alaihis-salam-kepada-ahlul-bait-sayyidah-fathimah-imam-ali-imam-hasan-dan-imam-husain/

7. Taqiyah
Saya heran, banyak sekali orang membenci dan mencap jelek orang yang bertaqi yah tanpa membayangkan terlebih dahulu jika ia ada di posisi mereka. Coba anda renungi sejenak, jika anda adalah penduduk suriah yg wilayahnya dikuasai oleh IS(IS), orang-orang ISIS memaksakan bai’atnya kepada Anda untuk menjadikan Us man al-Baghdadi sebagai Khalifah, dan mereka mngancamnya dengan pembunu han jika anda, dkk menolaknya. namun anda dalam hati menolak bahkan membenci nya, lantas apa yg akan anda lakukan? Apakah menolak bai’at tetapi nyawa yang menjadi taruhannya, atau menerima tetapi dalam hati menolak (taqiyah)? Nah, begitu pun jika anda adalah penganut Syiah, jika dilingkungan anda diketahui oleh orang-orang  sekitar bahwa anda syiah, maka akan terjadi konflik besar yg bahkan adanya ancaman pembunuhan terhadap anda, maka apa yg akan anda lakukan, taqiyah juga bukan? Maka bijaklah dalam mengambil keputusan.

Dan tentu perihal taqiyah ini menurut Syiah ada dalilnya di dalam al Qur’an, namun berbeda penafsiran dengan sebagian kalangan dari ahlus sunnah yang menyatakan bahwa taqiyah hanya bisa diberlakukan antara kaum muslim yg ditindas oleh kaum kafir saja. Tetapi salah satu pihak ahlus sunnah yang sependapat dengan ini datang dari mazhab Syafi’i menyatakan bahwa jika kondisi pertikaian antara sesama kaum muslimin sebagaimana pertikaian antara kaum muslimin dan kafir maka diperbolehkan bertaqiyah, untuk menjaga jiwa (dari ganguan pihak lain) (at-Tafsir al-Kabir jilid 8 halaman 13). Maka tidak perlulah kita mencap kaum syiah sebagai munafik karena perihal taqiyah ini, berbijaksanalah terhadap perkara khilafiyah apapun itu.

Dan perihal taqiyah ini berbeda dgn perihal tauriyah. Orang2 sunni memban tah kaum syiah perihal taqiyah ini dgn menyamakannya sbg tauriyah. Kedu anya jelas berbeda. Jika tauriyah adalah mngatakan sebuah kebohongan tp didalamnya trdpt kebenaran yg bertujuan utk mengelabui seseorang. Con toh; jika 2 an sedang bertikai (si A & si B), maka seorang pendamai mengatakan kepada 2 orang itu diwaktu dan tempat yang berbeda, bahwa si A slalu mendo’akan anda (si B dalam kebaikan, begitupun sebaliknya si pendamai ini kepada si B mengatakan hal yang sama, tetapi dalam hal ini si pendamai tidaklah berbohong, karena dalam bacaan shalat tiap muslim mendo’akan kebaikan terhadap muslim yang lainnya, maka secara tidak langsungpun si A & si B juga saling mendo’akan. Berbeda dengan taqiyah yg asli berbohong menyembunyikan identitas diri dengan tujuan menghindari konflik atau kerugian atas dirinya. Dan jelaslah apa yg dinyatakan imam Syafi’i tersebut adalah perihal taqiyah, bukan tauriyah.

8. Khilafiyah, isteri-isteri Nabi termasuk Ahlulbait juga?
Terkait siapa ahlul bait antara pendapat sunni dan syiah memang terdapat ikhtilaf, tetapi bukan berarti hal yg demikian dapat membuat pelakunya kluar dari islam. Syi‘ahpun mempunyai alasan yg saya rasa cukup syar'i dlm hal tsb. Silahkan baca ini:
https://secondprince.wordpress.com/2010/02/24/hadis-yang-menjelaskan-siapa-ahlul-bait-yang-disucikan-dalam-al-ahzab-33/

https://secondprince.wordpress.com/2010/01/21/dalil-ahlul-bait-bukanlah-istri-istri-nabi/

https://secondprince.wordpress.com/2011/04/30/pengakuan-ummu-salamah-dirinya-bukan-ahlul-bait-dalam-al-ahzab-33/dll


9. Al Qur’an Syi’ah beda dengan sunni, dan adanya tahrif al Qur’an?
Kitab suci kaum Muslim Syi’ah ya sama, al Qur'an. Di Syi’ah ada yg namanya mushaf Fatimah, dan itu bukan al Qur'an, hanya tulisan-tulisan Fatimah az-zahra yang di kumpulkan dalam bentuk mushaf. Apa kandungan sebenar nya Mushaf Fathimah? Hal itu dijelaskan dalam riwayat Al Kafiy selanjutnya dari Abu Ubaidah dari Abu ‘Ab dullah [‘alaihis sa laam]

[seorang] berkata “apa itu Mushaf Faathimah?”. Abu ‘Abdillah terdiam beberapa lama, lalu berkata “Sesungguhnya kalian benar-benar ingin mempe lajari apa-apa yang kalian inginkan dan tidak kalian inginkan. Sesungguhnya Faathimah hidup selama 75 hari sepeninggal Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] Ia sangat merasakan kese dihan atas kematian ayahnya. Maka pada waktu itu, Jibriil datang kepadanya dan me ngucapkan ta’ziyyah atas kematian ayahnya, menghiburnya, serta mengabarkan ke padanya tentang keadaan ayahnya dan kedudukannya [di sisi Allah]. Jibril juga me ngabarkan kepadanya tentang apa yang akan terjadi terhadap keturunannya setelah Faathimah meninggal. Dan selama itu Imam ‘Ali mencatatnya. Inilah kitab Mushaf Faathimah  [Al Kaafiy Al Kulainiy 1/241]
Selengkapnya:

https://secondprince.wordpress.com/2013/11/17/mengenal-mushaf-fathimah-di-sisi-mazhab-syiah/

NB: Anda tidak perlu keberatan karena Jibril berbicara dengan Fatimah seakan - akan dia seorang Nabi, karena sebelumnya Jibril juga pernah berbicara dengan Mar yam (Ibu Nabi ‘Isa. as), dll.
Dan mengenai ta’rif al Qur’an, bisa dibaca disini:

https://secondprince.wordpress.com/2008/02/07/akidah-syiah-tentang-al-quran/'


Jika belum puas, silahkan dicari sendiri.

10. Siapakah Abdullah bin Saba?
Berikut saya tuliskan tentang Abdullah bin Saba' yang sebenarnya adalah tokoh fiktif, yang sumbernya baik dari ahlusunnah maupun syiah. Seorang ulama syiah, yaitu Ayatullah Murtadla 'Askari mencoba untuk meneliti tentang keberadaan Abdullah bin Saba'. Dan hasilnya, beliau menyatakan bahwa berdasarkan peneliti an sejarah dan periwayatan hadits, maka sebenarnya Abdullah bin Saba' adalah tokoh fiktif. Dan ha sil penelusuran dan penelitian tersebut beliau tuangkan dalam buku beliau yang ber judul :

1. Abdullah bin Saba' wa Asatir Ukhra.
2. Khomsun wa Mi'atun Shahabi Mukhtalaq.

 Cerita tentang riwayat-riwayat oleh Abdullah bin Saba' hanya bersumber dari satu orang (sumber tunggal), yaitu Saif bin Umar At-Tamimi. Mengenai sosok Saif bin Umar At-Tamimi, para ulama ahli jarh wa ta'dil telah memberikan nilai merah/buruk kepadanya. Berikut komentar mereka tentang Saif At-Tamimi tersebut :

1. Yahya bin Mun'im, mengatakan : "Riwayat-riwayatnya lemah dan tidak berguna".
2. An-Nasa'i dalam Sunan-nya, mengatakan : "Riwayat-riwayatnya lemah dan harus diabaikan, karena ia adalah orang yang tidak dapat diandalkan dan tidak patut dipercaya".
3. Abu Dawud, mengatakan : "Tidak ada harganya, ia seorang pembohong".
4. Ibn Abi Hatim, mengatakan : "Mereka telah meninggalkan riwayat-riwayatnya".
5. Ibn Al-Sakan, mengatakan : "Riwayatnya lemah (dlo'if)".
6. Ibn 'Adi mengatakan : "Riwayatnya lemah, sebagian dari riwayatnya terkenal namun bagian terbesar dari riwayat-riwayatnya adalah mungkar dan tidak diikuti".
7. Al-Hakim, mengatakan : "Riwayat-riwayatnya telah ditinggalkan, ia dituduh zindiq".
8. Ibn Hibban, mengatakan : "Ia terdakwa sebagai zindiq dan memalsukan riwayat-riwayat".

Dan para ulama ahlusunnah lainnya yang tidak mempercayainya, seperti Khatib Al-Baghdady, Ibn Abdil Barr, Ibnu Hajar, dll.
Sehingga jelas sekali keberadaan Abdullah bin Saba' ini adalah fiktif, dikarenakan hanya bersumber dari satu orang yaitu Saif At-Tamimi, yang dinilai cacat, pemalsu, zindiq, dll.'

Oleh karena itu, tertolaknya riwayat tentang Abdullah bin Saba' bukan hanya karena dalam jalur periwayatannya terdapat Saif At-Tamimi, seperti hadits yang dikutip oleh Thabari; melainkan juga bahwa Saif At-Tamimi merupakan sumber tunggal dari cerita keberadaan Abdullah bin Saba', seperti riwayat-riwayat yang tercantum dalam buku karangan Saif At-Tamimi yang berjudul “Al-Futuh” dan “Al-Jamal”.

Dengan predikat semacam itu, maka sudah semestinya setiap kisah yang diriwayat kan secara tunggal dari Saif At-Tamimi tidak bisa dipercaya, baik dalam syari'at mau pun tarikh, dll.

 Ibnu Hajar dalam bukunya berjudul "Lisanul Mizan", mengatakan : "Berita-berita ten tang Abdullah bin Saba' dalam sejarah memang terkenal, tetapi tidak satupun ber nilai riwayat".

Ibnu Hajar juga mengatakan : "Ibnu Asakir kemudian meriwayatkan sebuah cerita panjang dari Saif bin Umar At-Tamimi dalam kitab Al-Futuh yang tidak shohih sanad-sanadnya"

Ref. Ahlusunnah: Ibnu Hajar Al-Asqolani, dalam "Lisanul Mizan", jilid 3, hal. 289.
Sehingga semua jalur riwayat yang ada tentang Abdullah bin Saba', sekali lagi, ha nya bersumber dari cerita Saif At-Tamimi tersebut. Jadi jelas sekali bahwa riwayat-ri wayat tersebut tertolak berdasarkan predikat buruk yang disandang oleh Saif At-Tamimi.

Dan buku Ayatullah Murtadla 'Askari tersebut di atas merupakan sanggahan dan bantahan terhadap semua pendapat yang menyatakan keberadaan Abdullah bin Saba', baik itu yang berasal dari ulama ahlusunnah maupun ulama syiah terdahulu.
sumber: Tanggapan atas buku gen syiah (silahkan download e-booknya dibawah postingan.)

11. Syiah makan tai/kotoran imamnya dijamin masuk syurga?
Seperti yg pernah saya ulas sebelumnya pada point ke 5 bhwa kitab2 syiah apalagi yg terjemahan bahasa arab (lalu diterjemahkan ke dlm bahasa indonesia) telah bnyk dipalsukan, sehingga mungkin perihal “Syiah makan tai/kotoran imamnya dijamin masuk syurga” yang katanya dinukil dari kitab syiah adalah palsu. Toh justru Ulama Syiahnya sendiri malah mendustakannya. Seperti Ayatullah Sayyid As Sistaniy yg pernah ditanya mengenai hal ini sebagaimana yang tertulis dalam kitab Al Istifta’at Ayatullah Sayyid As Sistaniy hal 554 persoalan no 2196 “ Aku pernah mem baca tulisan dari Wahabi bahwa kita membolehkan meminum kencing para Imam suci dan hal itu akan memasukkan kita ke dalam surga? beliau lalu  menjawab : Hal itu dusta dan mengada-ada, kita berlindung kepada Allah darinya”.

Selengkapnya baca: https://secondprince.wordpress.com/2013/07/23/kata-nashibi-syiah-menyucikan-kotoran-imam-lantas-bagaimanakah-ahlus-sunnah/

Juga perlu dijadikan catatan bahwa istilah Imam oleh kalangan Syiah adalah ha nya mereka yg terdiri dari 12 Imam maksum saja, sehingga penyebutan Khomeini dan Khamenei sebagai imam hanya berarti sebagai makna kiasan, alias bukan Imam Syiah yg sesungguhnya. Hal tsb dimaksudkan sbg pengganti Imam untuk sementara waktu, guna mengisi kekosongan waktu dari Imam suci yg ke 12 yg akan dtg suatu saat nanti. Maka jika Anda ttp percaya dalil di atas dan pernah me lihat gambar atau video yg menunjukkan ritual orang2 syiah membawa dan melumuri tubuhnya dgn sesuatu, sesuatu itu bukanlah kotoran/tai sang imam, me lainkan lumpur dari tanah karbala. Karena mreka yg skrg hanya imam2 sebagai makna kiasan saja.

Begitupun hal2 lainnya trkait kedustaan syiah yg sangat vulgar dpt dibaca pula banta han2nya:
secondprince.wordpress.com/2014/04/26/nama-allah-digunakan-untuk-beristinja-kedustaan-terhadap-syiah/

secondprince.wordpress.com/2014/04/26/benarkah-syiah-mencela-malaikat-kedustaan-terhadap-syiah/
secondprince.wordpress.com/2014/04/27/benarkah-syiah-melecehkan-nabi-kedustaan-terhadap-syiah/

2. Syiah aktor utama dalam pembantaian muslim sunni di suriah, dll?
Sebagian besar muslim mnganggap penyebab terjadinya konflik dan kericuhan di timur tengah seperti di suriah adalah biangkeladi syiah. Tapi tahukah Anda fakta data dilapangan bahwa tentara dan rakyat suriah itu 70% adalah sunni, sedangkan syiah di suriah hanya sekitar 15%, sedangkan sisanya adalah non muslim? Lantas mana mungkin kaum minoritas itu dapat menjajah yg mayoritas?
https://kabarislamia.com/2013/05/25/bashar-al-assad-syiah-kafir-mau-bunuh-sunni/
https://arrahmahnews.com/2016/03/08/putra-ulama-al-buthi-beberkan-fakta-perang-suriah/

Sebenarnya masih banyak hal2 yg perlu dikemukakan sebagai bahan tabayyun kpd syiah, namun agar isi postingan ini tidak terlalu panjang, maka saya cukupkan hanya 12 poin diatas saja. Dan sekali lagi saya katakan bahwa tabayyun itu harus pada ke dua belah pihak. Jangan karena mayoritas orang memojokkan 1 pihak, anda lang sung mempercayainya laksana kerbau yg dicucuk hidungnya, alias percaya/nurut be gitu saja. Yang perlu digaris bawahi bahwa mayoritas orang bukan jaminan kebena ran. Bahkan Allah dlm firman-Nya pada QS.al-An'am/6: 116 berfirman: “Dan jika ka mu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” Ayat ini menje laskan bahwa kebenaran itu bukan karena banyak pendukungnya, dan kebathilan itu bukan karena orang yang mengerjakan nya sedikit. Kenyataannya yang mengikuti kebenaran hanya sedikit, sedangkan yang mengikuti kemungkaran banyak sekali. Kewajiban bagi umat Islam adalah mengetahui yang benar dan bathil, lihatlah jalan yang ditempuh.” [Tafsir al-Karimur Rohman: 1/270]. jika ingin tabayyun lebih lanjut maka silahkan buka, download dan pelajari ini;

Sejumlah buku/kitab Syiah rekomendasi:
Jafar Algar - Kritikan Syiahphobia [1685 Halaman]:
https://simpatisansyiah.files.wordpress.com/...

M. al-Tijani al-Samawi - Akhirnya Kutemukan Kebenaran [215 Halaman]:
https://simpatisansyiah.files.wordpress.com/...

Farag Fouda (bukan Husaini Qazwini, itu salah tulis) - Kebenaran yang Hilang [150 Halaman]: https://simpatisansyiah.files.wordpress.com/...
Selengkapnya => https://simpatisansyiah.wordpress.com/kitab-syiah/

Sumber kitab lainnya:
https://syiahnews.wordpress.com/serambi/

https://www.facebook.com/groups/IslamSyiahAhlulBait/files/
http://sinaragama.org/unduh/unduhpdf/

Jika Anda mengaku sebagai mukmin yang baik, adil dan objektif sehingga mau men cari kebenaran, maka Tidak ada salahnya mempelajari itu. Sekali lagi saya mohon ma’af jika ini dinilai mengganggu dan kurang berkenan. Jazakumullaahu khaiir.. :)


Sumber: https://simpatisansyiah.wordpress.com/


Mari kita bertabayyun kepada Syiah, karena SANGAT FATAL kebanyakan ummat islam dewasa ini menganggap Syi’ah itu kafir yang hanya berdasarkan pada kata-katanya saja. Benarkah demikian? Nah, Pernyataan yang sering diulang seperti tentang Syahadatnya syiah, Shalatnya syiah, Nikah mut’ah, Syiah men caci maki para Sahabat, Syi ‘ah menyembah Ali sebagai Tuhan, Syiah mena bikan Imam Ali, Taqiyah, Siapa saja ahlul bait, Siapakah Abdullah bin Saba, Al Qur’an Syiah beda degan Sunni, adanya tahrif al Qur’an, konflik Suriyah, dan lain-lain semua itu sudah dibahas pada tulisan saya tersebut. Jadi silahkan anda membacanya terlebih dahulu sebelum berkomentar tentang itu.

Jika Anda mengaku sebagai mu’min yang baik, adil dan objektif sehingga mau mencari kebenaran, mu’min yang memegang teguh din/agama ini seumpama menggenggam panasnya bara api, maka tidak ada salahnya anda mau mempe lajari itu. Sekali lagi saya mohon maaf jika ini dinilai mengganggu dan kurang ber kenan. Terima Kasih. Eh Saya sendiri bukan Syiah, tetapi Simpatisan Syiah. :)

Apakah anda tidak membuka mata dan hati anda untuk meneliti hadis-hadis Nabi…? ?? Sungguh, hati ini berat untuk mengatakan, walhasil anda tidak mende ngar hujah dari kedua belah pihak…Anda hanya merujuk kepada sumber sunni tan pa mende ngar hujah-hujah ahlulbayt yang berteras utuh kepada hadis-hadis muta watir, yang ulama’ sunni sendiri mengambilnya di dalam kitab-kitab mu’tabar mereka. Sungguh, bukalah pintu hati anda… semoga anda senantiasa dilimpahi ni’mat ALLAH…aku merayu, bukalah pintu hati anda…