MAKIN LAMA MAKIN TERPURUK MENGIKUTI
BAHAN BAKUNYA TANAH TEMBIKAR
hsndwsp
di
Ujung Dunia
Manusia ciptaan
Allah berbeda dengan fenomena alam lain nya seperti barang barang ciptaan
manusia manusia itu sendi ri dimana manusia eksistensi didahului esensi, sedangkan cipta an manusia
seperti korsi misalnya, esensi mendahului esensi.
Sebagaimana kita
ketahui bahwa manusia setelah eksist, lahir kedunia dia belum tau apa-apa,
namun setelah dia balih, mu lai memiliki kemampuan berpikir, Allah mengamanahkan
dia untuk mengembangkan 3 potensi dalam dirinya, yaitu kesada ran diri,
kebebasan memilih (free will) dan kreatif (daya cipta). Dengan kata lain
eksistensi berarti "being", hanya sekedar ada dan belum apa-apa.
Lalu tahab berikutnya dia mengembang kan potensialitasnya untuk menggapai
kesadarn diri, kebeba san memilih kutup materialis, kutub spiritual atau
keduanya dan daya cipta /creatif. Inilah yang disebut esensi/becoming.
Adapun ciptaan
manusia atau hasil dari kreatif manusia yang sangat sederhana misalnya korsi,
esensi didahului existensi. Mu la-mula anda bertanya pada tukang perabot bagaimana
kor si itu. Kata tukang perabot korsi itu memiliki tempat duduk yang ditunjangi
empat kakinya serta punya sandaran dan pe gangan di kiri-kanannya. Penjelasan
tukang perabot itu nama nya esensi sedangkan korsi tersebut baru exist setelah
anda menyuruh buat untuk anda.
Annas dan Basyar
Annas adalah
manusia yang mampu menggapai kesadaran diri untuk apa dia diciptakan. Dia
sadar bahwa dunia ini ha nya sementara, betapaun kuatnya fisiknya namun dia akan
mati dan akan diminta pertanggungjawabkan amalnya paska kematiannya. Kalau
amalnya baik dia akan dimasukkan da lam Surga dan kalau amalnya jahat, akan
dimasukkan dalam Neraka dan kekal selama-lamanya. Adapun Basyar, dia makh luk
yang sekedar exsist dipermukaan Bumi ini. Basyar tidak sa dar dalam hidup ini.
Dia tidak memiliki panutan hidup, siapa yang harus diteladani dalam mengarungi
hidupnya. Dia teng gelam dalam pemuasan dirinya dan hanya memikirkan kese nangan
hidup dan juga tenggelam dalam dunia kejahatan. Setelah dia mengenal Dunia ini,
tidak mampu mengem bang kan dirinya untuk mengikuti spirit Allah, sebaliknya dia
terus menukik kebumi, bahan bakunya. Prototypenya adalah Qabil yang tega
membunuh saudaranya sendiri demi menggapai keinginannya didunia ini.
Sebagaimana sering
saya ulang bahwa manusia yang mendi ami planet Bumi ini terbagi kepada dua
golongan, yaitu golo ngan manusia Qabil dan golongan manusia Habil. Golongan
penindas dan yang tertindas. Golongan penjajah dan yang terjajah. Adakalanya
terjajah secara terang terangan melalui intervensi suatu negara maupun penjajah
yang terselubung, dimana penjajahnya berlagak terhormat namun pada hakikat nya
mereka tidak memiliki hati nurani. Mereka inilah yang kita lavelkan dengan
"Basyar". Menurut DR Ali Syariati bahwa Ba syar itu tidak pernah
berubah pola pikir piciknya, dari itu ke itu juga. Basyar secara kasar berarti
binatang berkaki dua dan ti dak berbulu di telapak tangannya. Mawas dan Gorella
juga memiliki dua kaki tapi berbulu di telapak tangannya. Mawas dan Gorella
juga Islami dimana kita haram membunuhnya kecuali benar-benar mengganggu
kemuslihatan umum dan tidak ada cara lain selain terpaksa dibunuh. Sedangkan
Ba syar adalah makhluk yang tidak Islami. Mereka sekedar exist di Dunia ini dan
dapat dipastikan tidak pernah beresensi.
Semut yang hidup
sepuluh abad yang lalu dapat dipastikan bahwa mereka membuat sarangnya sama
seperti sarang semut di jaman kita sekarang ini. Setelah Nabi Musa dan Harun
menyelamatkan bani Israil dari sepakterjang Fir'un, Samiri meni pu bani Israil
dengan sihir anak lembu yang terbuat dari emas. Renungkanlah bagaimana mungkin
bani Israil membelakangi Nabi Harun, mengikuti Samiri, sementara nabi Musa
masih hi dup ketika itu. Mereka berpatahbalik sebagaimana berpatah balik ummat
Muhammad, membelakangi Imam Ali, penerus keimamahan Rasul. Apabila kita tidak
mampu berpikir bagai mana mungkin Ummat Muhammad berpatahbalik, renungkan lah
bagaimana ummat Nabi Musa dan Harun berpatahbalik. Demikianlah Allah membuat
kesamaan antara Imam Ali de ngan Nabi Harun, dimana Harun ditinggalkan ummatnya,
me ngikuti Samiri sementara Imam Ali ditinggalkan "ummatnya",
mengikuti "Samiri cs" sepeninggal Rasulullah saww.
Kecuali ayat muhkamad, Al Qur-an itu tidak dapat
dipahami tanpa pendampingnya. Pendamping Qur-an adalah Imam Ali, Fatimah az
Zahara, Hassan dan Hussein plus 9 Imam lanju tannya. nabi berkata: “Wahai manusia sesungguhnya Aku
me ninggalkan untuk kalian apa yang jika kalian berpegang kepa danya niscaya
kalian tidak akan sesat selama-lamanya sam pai menemuiku di Pancutan Kautsar, Kitab Allah dan Itrati Ah lul BaitKu”.(Hadis riwayat
Tirmidzi, Ahmad, Thabrani, Thahawi dan dishahihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al
Albany dalam ki tabnya Silsilah Al Hadits Al Shahihah no 1761).
Hadis diatas adalah hadis Tsaqalain, disebut Tsaqalain
karena berarti dua peninggalan yang berat, berharga atau dua pusa ka. Hadis ini
menjelaskan tentang wasiat Rasulullah saww kepa da umatnya agar tidak sesat
dengan cara berpegang teguh kepada Al Quran dan Itrati Ahlul Bait Rasul as. dan
Kedua hal tersebut yang dimaksud dengan at Tsaqalain atau dua pe ninggalan yang berharga.
Kebanyakan
dari umat muslim lebih sering mendengar hadis dengan redaksi yang berbeda yaitu
Bahwa Rasulullah saww bersabda “wahai sekalian manusia se sungguhnya Aku telah meninggalkan pada
kamu apa yang jika kamu pegang teguh pasti kamu sekalian tidak akan sesat
selamanya yaitu Kitabullah dan Sunah Rasul-Nya”(Hadis riwa yat Malik dalam Al
Muwatta dan Al Hakim dalam Al Mustadrak As Shahihain)
Hadist tersebut
memiliki sanad yang dhaif dan yang lshahih adalah hadist dengan redaksi wa
itraty ahlul baity atau hadist Tsaqalain. Walaupun pada dasarnya Kitabullah dan
Sunah Rasulullah saww adalah dua sumber hukum yang mutlak bagi umat Islam dan
hal ini telah ditetapkan dengan dalil yang qathi dari Al Quranul Karim.
Sebenarnya tidak diragukan lagi bahwa hal ini bersifat pasti kebenarannya,
tetapi yang ingin ditekankan disini bahwa Rasulullah saww telah berpesan kepada
ummatnya untuk berpegang teguh kepada Kitabul lah dan Ahlul Bait Rasul as,
karena redaksi inilah yang sanad nya shahih Sedangkan redaksi Kitabullah dan
Sunah RasulNya memiliki sanad yang dhaif/palsu.
Kondisi orang Islam
di zaman kita ini sepertinya sama dengan kondisi ketika Imam Hussein dan
keluarga Rasulullah di bantai di Karbala dulu. Ironisnya mereka mengaku orang
Islam tapi ketika Imam orang Islam ditindas mereka diam seribu satu ba hasa.
Sepertinya orang semacam itu tidak punya semangat lagi dalam beragama.
Sepertinya pikiran mereka hampa. Kalau kita telusuri ayat-ayat Qur-an, Allah
memberitahukan ke pada orang-orang yang beriman agar kritis membaca feno mena .
Ketika kita melihat awan, kita bertanya pada diri kita kenapa awan ada disana.
Apakah awan itu sebetulnya dan apa penyebabnya hingga awan berada di angkasa.
Lalu kita mendapat keterangan bahwa itu adalah bunga air yang di pancarkan dari
lautan yang terbentang luas. Pasalnya adalah Matahari yang menerpa permukaan
laut hingga membuat air yang dipermukaannya mengalami proses destilasi hingga
membumbung ke angkasa. lalu ditiup angin hingga hujan le bat banyak menimpa
gunung. Justru itulah rimba exist di le reng-lereng gunung. Dari gunung air itu
menuju sungai dan akhirnya menggapai lautan kembali. Demikianlah proses siklon
air, mensimbolisasikan 'mata air Islam' atau manusia yang se lalu hidup tak
pernah mati. Sementara embun walaupun in dah tidak mampu menggapai sungai tapi
musnah diterpa sinar matahari. Embun disimbolisasikan basyar yang bukan ma nusia
dalam arti positif.
Ketika kita lihat
gunung dan rimba, orang beriman juga tidak hampar. Mereka terus menganalisa
untuk apa Allah menjadi kannya. Apakah hanya untuk dunianya binatang saja?
Bukan. Ada lagi yang lebih penting dari sekedar dunia satwa. Di rim ba itu
berlakunya hukum rimba dimana siapa yang kuat me makan yang lemah. Rupanya hukum
rimba tidak hanya berla ku di rimba tapi juga di tempat yang banyak didomisili
oleh makhluk yang bernama basyar. Dikampung dan di kota ba syar melakukan
tindakan semena-mena terhadap kaum dhua fa. Basyar secara bergerombolan
memangsakan kaum dhua fa dimana sepakterjangnya lebih ngeri daripada hukum di
rimba belantara. Ketika kerbau dimangsa Harimau, kerbau te tap lari
terbirit-birit walau hanya seekor harimau yang menge jarnya. Lebih aneh lagi
domba, dimana tetap saja bermain dikawasan serigala dan tidak melawan
sedikitpun ketika tu buhnya dilahap sang serigala.
Kaum dhuafa tidak
seperti domba. Kerap kali muncul pemim pin dikalangan mereka. Ketika basyar
memiliki power yang tidak dapat diimbanginya, Rimba dan gunung adalah ben teng
yang paling ampuh untuk mengatur strateginya bagi pe juang kaum dhuafa. Inilah
fungsi gunung dan rimba yang paling signifikan buat manusia Habil, untuk
melindungi diri dari kekejaman manusia Qabil alis basyar. Apabila kaum dhuafa
tidak memilih gunung dan rimba ketika hak azasinya diinjak-injak manusia Qabil,
kaum dhuafa berobah statusnya menjadi domba. Justru itulah diberitahukan para
ideolog bahwa yang sangat rugi di Akhirat kelak bukan saja manusia yang
disim bolisasikan sebagai anjing, serigala dan tikus tapi juga domba.
Sebagaimana Allah
telah mengklasifikasikan manusia di Akhi rat nanti kepada yang berwajah hitam
muram dan putih berseri-seri, di Dunia juga para ideolog telah membagi manu sia
kepada 2 klasifikasi, yaitu penindas dan yang tertindas. Realitanya sampai hari
ini dapat kita saksikan bahwa manusia manusia penindas bersatu demi meraih
"prestisnya" sementara korbannya manusia Habil yang tertindas bersatu
berdasarkan nasib mereka, sama-sama merasa ditindas. Dalam realitanya juga kita
tidak menafikan bahwa adanya kaum tertindas yang menohok kawan seiring. Orang
tersebut termasuk kelas tertin das tapi memihak kepada penindas itu sendiri. Ini
sebetulnya tipe manusia yang paling malang dalam hidupnya.
Ketika seorang kaum
dhuafa yang dipaksakan kerja keras me mecahkan batu dipegunungan diangkat
penindas sebagai mandornya, orang itu berobah sepakterjangnya terhadap ka wan
senasib. Orang tersebut memperlakukan pekerja keras la innya seperti majikannya.
Ketika Suharto
menindas kaum dhuafa dengan kendera an Golkarnya, kaum dhuafa membenci pegawai
negeri disebabkan mereka dianggap sebagai golongan karya. Anehnya ada kaum
dhuafa yang memihak golkar dise babkan ada anaknya yang pegawai negri atau
pembo rong, padahal orang tersebut khatib mesjid. Ketika khatib ini menikmati
kekayaan anaknya yang tidak halal itu, be liau serta merta memihak kaum
mutakabbirun.
Kembali kepersoalan
Koran Al-Ahram terbitan Mesir, mengundang orang orang beriman untuk berpikir
siapakah mereka itu sebetulnya? Bukankah kita meragukan keislamannya ketika
menganalisa sepakterjang mereka yang memihak pejabat rezim Zionis Israel.
Apabila kita terus menganalisa kita juga mampu berpikir kenapa Israel yang
sedikit jumlahnya dapat mengalahkan orang Arab yang jumlahnya jauh lebih banyak
dibandingkan orang Israel. Sejak pertama sekali Israel melakukan interfensi ke
Palestina takpernah mengalami keka lahan, kenapa? Dengan kata lain Saudi
Arabiya, Mesir, Yordania dan Irak dengan mudahnya dikalahkan Israel, kenapa?
Ketika Israel membombardir Libanon hingga hampir seluruh perumahan rakyat
Libanon lenyap seketika, partai Hizbullah yang Syiah didikan Imam Khomaini itu
tidak pernah lenyap. Mereka bangkit dengan serta merta menggempur tentara
Israel dalam perang 33 hari hingga Israel luluhlantak dan mengaku kekalahannya,
kenapa?
Seharusnya
orang-orang yang kerapkali menuduh Syiah sebagai yahudi, dapat merenunginya
hingga sadar justru orang tersebutlah yang secara tidak sadar telah
menguntungkan yahudi dan melemah kan barisan Islam sendiri. Kemenangan
Hizbullah atas Israel juga diiringi dengan pembangunan rumah rakyat Libanon
secara gratis yang dibiayai RII, hingga AS kalap menuduh RII membiayai
Hizbullah di Libanon, sedangkan mereka boleh membiayai Israel, betapa lugunya?
Ketika AS
mengintervensi Irak, justru Saudi Arabia yang memberikan fasilitas tempat
pemukiman serdadu as, kenapa? Masihkah kita mengira itu pemerintah Saudi Islam
atau munafiqun. Ketika negara-negara yang penduduknya mayoritas Islam
mengusulkan agar menggunakan senjata petrodolar untuk melemahkan negara-negara
pemasok senjata ke Israel justru Saudi yang duluan membantahnya agar tidak berhasil
digunakan, kenapa? Sekarang negara pemasok senjata terbesar dari AS adalah
Saudi Arabia dan Israel. Apakah beda Penguasa Arab dengan penguasa Israel?
Rakyat di Negara-negara Arab tidak semuanya sama dengan penguasa, konon pula
kalau mereka juga ditindas oleh penguasa sebagaimana penguasa Indonesia di
jaman Suharto hingga jaman Yudhoyono menindas kaum dhuafa dalam system yang
dhalim, hipokrit dan korrup itu..
Sepertinya sekarang
ini tidak ada negara yang penduduknya beragama Islam berwibawa dimata
Internasional kecuali RII, kenapa? Kalau anda tidak setuju dengan saya tolong
tunjukkan mana negara yang berpenduduk Islam mayoritas, berwibawa dimata
Internasional sekarang. Kenapa kita tidak mampu berpikir ketika dihadapkan pada
suatu fenomena yang sangat menentukan? Apakah urat saraf kita sudah putus sebagaimana kata DR
Hasan Muhammad Ditiro?
Billahi fi
sabililhaq
hsndwsp
di Ujung Dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar