ISLAM SYI'AH
IMAMIAH 12 (MUSLIM PENGIKUT
AHLULBAYT
RASULULAH) MEMILIKI ARGUMEN PAMUNGKAS
AHLULBAYT
RASULULAH) MEMILIKI ARGUMEN PAMUNGKAS
hsndwsp
di
Ujung Dunia
"(Ingatlah)
suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap ummah dengan Imamnya; dan
barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini
akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikit pun" (QS.
Al-Israa: 71)
Pada hari
pengadilan akhirat, takdir dari setiap orang yang mengikuti para Imamnya yang
dipercayainya akan tergantung dari Imam-Imam yang dipercayainya itu apabila ia
memang benar-benar mengikuti para Imam yang ia percayai itu. Allah menjelaskan
dalam Al-Qur’an bahwa ada dua jenis Imam yang diikuti dan diyakini oleh para
pengikutnya. Ada Imam yang mengajak manusia untuk masuk ke dalam Api Neraka.
Untuk kategori ini adalah para pemimpin yang dzalim dan tiran di masanya
seperti Fir’aun, misalnya. Kita harus mampu mendeteksi Fir-un-fir'un
modern/regim-regim despotik dan arogant. (hsndwsp)
"Dan Kami
jadikan mereka para Imam yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat
mereka tidak akan ditolong.
Dan Kami ikutkanlah
laknat kepada mereka di dunia ini; dan pada hari kiamat mereka termasuk
orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat Allah)" (QS. Al-Qashash: 41—42)
Al-Qur’an sudah
memberikan peringatan kepada orang-orang yang mengikuti para imam yang dzalim
dan para pengikut imam seperti itu akan mendapatkan takdir buruknya kelak di
akhir zaman. Mereka akan digabungkan dengan para imamnya itu dalam Jahanam.
Di sisi lain
Al-Qur’an juga memberikan informasi tentang adanya Imam-Imam yang memang
ditunjuk oleh Allah untuk membimbing manusia ke jalan yang benar. Lihatlah ayat
berikut ini:
"Dan Kami
JADIKAN di antara mereka itu IMAM-IMAM yang memberi petunjuk de ngan perintah
Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami." (QS. As-Sajdah: 24)
(lihatlah kata-kata JADIKAN dan IMAM-IMAM yang
menjelaskan secara tegas tentang jabatan Imam yang ditunjuk oleh Allah dan
bukan oleh manusia. Dan mereka memiliki fungsi yang kurang lebih sama dengan
Nabi walaupun tidak membawa kitab suci yang baru).
Dengan melihat ayat-ayat tersebut di atas, maka kita
bisa simpulkan bahwa para pengikut dari Imam-Imam yang mendapat mandat dari
Allah itu akan menemui kebahagiaan di akhirat kelak. Jadi kalau kita menjadi
pengikut seorang imam maka itu tidak berarti apa-apa kalau yang kita ikuti itu
adalah seorang imam yang tidak mendapatkan mandat dari Allah. Jadi akhir yang
baik dan yang buruk bagi kita di akhirat kelak itu ditentukan dari siapakah
imam yang kita ikuti dan patuhi selama kita hidup di Bumi.
Allah telah menyebutkan dalam Al-Qur’an bahwa beberapa
hambaNya yang haq adalah juga pengikut (Syi’ah) bagi para hambaNya yang lain.
Seperti pernah dijelaskan Al-Qur’an bahwa Nabi Ibrahim itu adalah pengikut
(Syi’ah) dari Nabi Nuh.
"Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk
golongannya (Nuh)" (QS. Ash-Shaaffaat: 83)
(Lihatlah kata "Syi’ah" yang dipakai secara
jelas sekali oleh Al-Qur’an. Al-Qur’an secara eksplisit menggunakan kata itu
huruf demi huruf dalam ayat tersebut di atas dan juga dalam ayat berikut ini)
Dalam sebuah ayat dalam Al-Qur’an diceritakan tentang
pengikut (?????) Nabi Musa melawan musuh-musuh dari Nabi Musa. Lihatlah ayat
berikut dan lihatlah penggunaan kata SYI’AH untuk ayat tersebut:
"Dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika
penduduknya sedang lengah, maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki
yang berkelahi; yang seorang dari SYI’AHNYA (pengikutnya)(Bani Israel) dan
seorang (lagi) dari musuhnya (kaum Fir 'aun). Maka orang yang dari SYI’AHNYA
(pengikutnya) meminta pertolongan kepa danya, untuk mengalahkan orang yang dari
musuhnya, lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Musa berkata:
"Ini adalah perbuatan syaitan, sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang
menyesatkan lagi nyata (permusuhannya) (QS. Al-Qashash: 15)
Di dalam ayat Al-Qur’an di atas ada orang yang disebut
sebagai pengikut Nabi Musa (atau SYI’AH MUSA) dan orang yang satunya lagi
disebut sebagai musuh dari Nabi Musa. Orang-orang pada jaman bisa dibagi
kedalam dua kelompok: kelom pok SYI’AH MUSA atau kelompok MUSUH MUSA.
Dengan kata lain bisa kita simpulkan bahwa Allah secara
resmi menggunakan kata SYI’AH dalam Al-Qur’an untuk menunjukkan pengikut para
Nabi dan sekaligus para Nabi itu sendiri (masih ingat Nabi Ibrahim yang disebut
sebagai SYI’AH—pengikut—dari Nabi Nuh?). Allah menggunakan kata SYI’AH ini
dengan segenap penghorma tan kepada para hambaNya yang shaleh. Apakah dengan itu
kita membuat Nabi Ibrahim itu sebagai seorang sektarian? Bagaimana dengan Nabi
Nuh dan Nabi Mu sa?
Kata "Shiah" itu sendiri artinya
"pengikut" atau "anggota dari sebuah kelompok". Sementara
itu kata SYI’AH sendiri sebenarnya tidak mengandung sifat positif atau negatif.
Kata itu akan bersifat negatif atau positif apabila kata itu disandingkan
dengan nama seorang pemimpin tertentu.
Apabila seorang
pengikut (SYI’AH) itu mengikuti para hamba Allah yang haq, maka tidak ada
salahnya dengan kata SYI’AH itu apalagi mengingat imam yang ia ikuti itu adalah
imam yang diberikan mandat langsung oleh Allah untuk membimbing ummat manusia.
Sementara itu apabila seseorang itu telah menjadi seorang pengi kut (SYI’AH)
dari seorang tiran yang kejam; seorang pemimpin yang tidak berperike manusiaan;
seorang pemimpin yang korup bukan kepalang, maka ia akan mene mui takdir
buruknya bersama dengan imam yang diikutinya.
SEKARANG
PERKENANKANLAH SAYA MENGAJUKAN BEBERAPA PERTANYAAN:
APABILA SAUDARA
KITA DARI KALANGAN AHLUSSUNNAH JUGA MENGAKU SEBAGAI PENGIKUT ALI MAKA:
Mengapa mereka
tidak menyebut diri mereka sebagai Syi’ah Ali (pengikut Ali)? Bu kankah mereka
juga mengaku-aku sebagai pengikut Ali? Apabila mereka menga ku dan menganggap
dirinya sebagai pengikut Mu'awiyyah, mengapa mereka ti dak mengubah nama
kelompok mereka (AHLUSSUNNAH) menjadi Syi’ah Mu’awiy yah? Mengapa mereka malah
malu-malu menyebut diri sebagai pengikut Mu’ awiyyah dan malah menyebut kelompok
mereka sebagai kelompok Sunni?
Siapakah yang telah
memberi mereka nama SUNNI atau AHLUSSUNNAH?
Apabila Allah yang
telah memberikan mereka nama (SUNNI/AHLUSSUNNAH) itu (se perti nama SYI'AH yang
digunakan Allah dalam Al-Qur’an), lalu bisakah mereka me nunjukkan kepada kita
ayat mana yang menggunakan nama golongan mereka?
Apabila nama
kelompok SUNNI/AHLUSSUNNAH itu diberikan oleh Rasulullah, maka tunjukkanlah
haditsnya dimana Rasulullah menyebutkan nama SUNNI atau AHLUS SUNNAH?
PADA KENYATAANNYA
YANG TERJADI IALAH KATA "SUNNI" ATAU "AHLUSSUNNAH" ITU
TIDAK PERNAH DIDAPATI BAIK DALAM AL QUR-AN MAUPUN DALAM HADITS YANG DI SAMPAIKAN
OLEH RASULULLAH
Ayat-ayat suci
Al-Qur’an yang disebutkan di atas menggunakan bentuk tunggal (singular form)
yaitu hanya menunjuk pada satu kelompok saja. Jadi artinya ialah kata ini
sangatlah khusus dan digunakan untuk tujuan khusus oleh Allah. Allah menuliskan
kata SYI’AH NUH (pengikut nabi Nuh) kemudian SYI’AH MUSA (pengikut nabi Musa)
dengan tujuan bahwa kata SYI’AH itu akan dipahami sebagai pengikut orang
baik-baik. Pengikut para Nabi. Pengikut para wali Allah yang suci. Pengikut
Rasulullah. Pengikut keluarga Nabi. Kata SYI’AH itu dipergunakan Allah untuk
menyebut satu kelompok saja yaitu kelompok yang beserta kebaikan dan untuk
kelompok lawannya Allah menggunakan kata yang lain seperti kata
"musuhnya". Al-Qur’an tidak menyebut dua kelompok sebagai SYI’AH MUSA
dan SYI’AH FIR’AUN. Jadi Allah hanya mengakui satu kelompok saja yang Allah
berinama SYI’AH untuk disandingkan dengan nama para Nabi dan para nama Wali
Allah.
Dalam sejarah
Islam, kata SYI’AH (pengikut) telah secara khusus digunakan sebagai
"Pengikut Ali" (SYI’AH ALI). Dan orang yang mengeluarkan istilah
PENGIKUT ALI ialah Rasulullah sendiri!
Rasulullah telah
berkata kepada Imam Ali:
"Kesejahteraan
dan kebahagiaan bersamamu, ya Ali! Sesungguhnya engkau dan Syi’ahmu
(pengikutmu) semuanya akan masuk surga"
Lihat hadist
tersebut dalam referensi AHLUSSUNNAH atau SUNNI seperti dalam kitab-kitab:
Fadha’il al-Sahaba,
oleh Ahmad Ibn Hanbal, volume 2, halaman 655
Hilyatul Awliyaa, oleh Abu Nu’aym, volume 4, halaman
329
Tarikh, oleh Al-Khatib al-Baghdadi, volume 12, halaman
289
Al-Ausath, oleh At-Tabarani
Rasulullah sendiri menggunakan kata-kata SYI’AH ALI
ketika beliau masih hidup (tentunya!). Kata-kata ini
bukanlah kata-kata yang dibuat di kemudian hari. Kata-kata ini benar-benar
keluar dari mulut Nabi yang suci. Rasulullah berkata bahwa PENGIKUT ALI YANG
SETIA akan masuk surga, dan ini tentunya adalah kesempatan yang berharga untuk
tidak dilewatkan begitu saja!
Jabir Ibn Abdillah
Al-Ansari meriwayatkan bahwa Rasulullah pernah bersabda: "SYI’AH ALI akan
menjadi kelompok pemenang di hari kebangkitan nanti".
Lihat referensi
dari hadits tersebut di atas dalam referensi AHLUSSUNNAH atau SUNNI:
Al-Manaqib Ahmad
seperti yang juga termaktub dalam
Yanabi al-Mawaddah,
oleh Al-Qunduzai al-Hanafi, halaman 62
Tafsir Al-Durr al-Mantsuur, oleh Al-Hafidh Jalaluddin
As-Suyuthi
KATA
"SYI’AH" TELAH TERBUKTI ADA DALAM AL-QUR’AN DAN HADITS NABI
....................................................................................................
KEBENARAN TELAH
TERSAMPAIKAN. SEKARANG KEPUTUSAN ADA DI TANGAN ANDA!
(Dari blog
"Islam itu Cinta"; Rabu, 2 Maret 2011)
http://islamitucinta.blogspot.no/2011/03/syiah-ada-dalam-al-quran-adakah-sunni.html
http://islamitucinta.blogspot.no/2011/03/syiah-ada-dalam-al-quran-adakah-sunni.html
https://www.youtube.com/watch?v=0qeZvsqpg38
https://www.youtube.com/watch?v=WIZEDP2jcMc
https://www.youtube.com/watch?v=JOgGNTyNzoI
https://www.youtube.com/watch?v=7zoAWSdQ2xQ
https://www.youtube.com/watch?v=CJvoKS3o1jk
https://www.youtube.com/watch?v=DE3TloBDcY0
(Note: saya belum mendapat kepastian tentang kebenaran Video-video ini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar