Rabu, 06 Juni 2018

MENELUSURI PERANG KARBALA DAN MODEL PEMERINTAHAN IMAM ALI/SYSTEM ISLAM MURN MUKHTAR TSAQAFI I




  
DAKWAH ITU ADA DUA KATAGORIE, BERKHIDMAD DAN BERISLAKH
BERKHIDMAD JUGA ADA DUA, MEMBUAT MASSA KETAWA TERBAHAK-BAHAK DAN MEMBUAT MASSA SERIUS TETAPI SAMA DENGAN STATUSQUO BERKHIDMAT KEPADA PENGUASA DESPOTIC.
PENDAKWAH BERISLAKH MEMPERBAIKI BENAR-BENAR BERPEDOMAN PADA RASULULLAH DAN IMAM ALI. MENYAMPAIKAN YANG SEBENARNYA WALAUPUN PAHIT (Hadist)
(KREATIF, OPTIMIS,DINAMIS DAN SYSTEMATIS)





Bismillaahirrahmaanirrahiim

Perang Karbala Riwayat Mukhtar 1




Dengan nama Allah, hari ini tgl 22 Februari 2018, aku memulai menelusuri riwayat Mukhtar as Saqafi Arab dengan Kyan Parsi da lam perjuangan mereka menegak kan “Pemerintahan Imam Ali/ System pemerintahan Islam paska System kedaulatan Allah” yang dibangun Rasulullah Muhammad saww dan di lanjutkan Imam Ali (Ami rul Mu’minin as)

Mukhtar mengatakan sengaja pindah ke Madain agar dekat dengan Kiyan untuk membangun persahabatan dan bersumpah tidak akan menukar sehelai rambut gimbal Kiyan dengan 500 ribu ulama gadungan/Bal’am Kufah. Memang realitanya Mukhtar yang mampu mengaplikasikan pemerintahan Imam Ali, memiliki teman yang demikian tangguh dari negaranya Salman al Farisi/Republik Islam Iran seka rang yang masih banyak kaum Muslimin salah sangka, namanya Kiyan/Abu Umreh.

Seorang penguasa Parsi bertanya dalam orasinya,……. “dimanakah dahi terbelah Al Murtadha (Imam Ali yang dibunuh Abdurrahman bin Muljam saat Imam shalat Subuh, pen), dimanakah rusuk patah Az Zahara (Saat Umar memukul anak Kesa yangan Rasulullah hingga rusuknya patah, menggugurkan kandungannya cucu Ra sulullah bernama Mukhsin, ketika Umar hendak membakar rumah Fatimah as dise babkan anggapan mereka sebagai rumah oposisi pemerintah, pen)......”

Mukhtar punya adik seayah lain mama, menjadi "penyakit" dalam perjuangan Mukhtar.



 Perang Karbala Riwayat Mukhtar 2

Kekacauan Madain yang dipicu kaum Khawarij dan pengikut Muawiyah bin Abi Sof yan, musuh bebuyutan Rasulullah saww dapat dipadamkan Mukhtar hanya dalam tempo setengah hari saja. Kiyan berkeinginan untuk lebih akrab dengan Mukhtar, melamar adik Mukhtar, Jariah. Tetapi Jariah sangat rasis, ironisnya jatuh hati de ngan Umar bin Sa’at bin Abi Waqas. Waktu Kiyan datang ke rumah Mukhtar, Jariah mempermalukan Mukhtar dan Kiyan. Setelah terjadi pertengkaran antar Mukhtar dan Jariah, Umar bin Saat sudah menyusup kerumah Mukhtar dengan cara menya mar sebagai perempuan, hingga terjadi duel antar keduanya yang berakhir pe nang kapan Umar oleh pihak keamanan. Umar diinterogasi oleh Mukhtar dan ber hasil, dimana punya hubungan dengan Muawiyah.......



Film Perang Karbala Riwayat Mukhtar 3

Kedatangan Umar bin Saat bin Abi Waqas ternyata ada hubungannya de ngan Muawiyah bin Abi Sofyan. Kedatangan Isteri Imam Hasanpun seper tinya ada hubungan dengan Muawiyah. Beliau menginginkan agar Imam berdamai dengan Muawiyah, sampai beliau berargumen, apakah Muawi yah lebih buruk dari kafir Qureisy?. Ini ucapan Isteri Imam yang tidak logis menurutku. Yang logis Muawiyah jauh lebih buruk dari kafir Qureisy. Sebab kejahatan yang ditimpapan kafir Qureisy dalam kondisi mereka tidak beri man dan tidak tau kebenaran Islam, sedangkan Muawiyah mengaku beragama Islam, berarti munafiq. Secara ideologi pada diri non Moslem masih ada ke baikan, yaitu non Moslem yang Jimmi tetapi tidak pernah ada kebaikan dari kaum Munafiqun.

Sepertinya hanya Paman Mukhtar yang tidak menerima untuk berdamai, Mukhtar, Kiyan dan Imam sendiri. Lalu kita bertanya kenapa Imam mau berdamai?  Jawa bannya disebabkan terpaksa, Isteri Imam sendiri berdaya upaya untuk berdamai. Saat Isteri Imam berdialog dengan Mukhtar, beliau bilang saat mengucapkan sela mat datang, anehnya Mujtajabah tersenyum dan berkata: “Semoga kebaikanmu diterima ketika kau mengharapkan kematianku”. Ini ucapan Imam yang pasti be nar. Dari sinilah membuatku berani mengkritisi Isteri Imam, bukankah isteri para Rasul juga ada yang keliru?. Sebagaimana kita ketahui bahwa ada info kesyahidan I mam Hassan diracun oleh kakitangan atau orang yang tergiur hadiyah Muawiyah.

Saat Imam Ali hampir saja memenangkan peperangan dengan Muawiyah, Asy’at ayahnya Isteri Imam Hassan bersama kelompoknya sekitar 50 orang, sangat gigih memaksa Imam Ali untuk berunding dengan Muawiyah sampai mengancam Imam yang sendirian di kemahnya. Imampun berunding dengan terpaksa. Paksaan itu dari pihak yang awalnya berperang dipihak Imam Ali sendiri, sepertinya demikian juga keterpaksaan Imam Hassan untuk berunding dengan Muawiyah.

Ketika Kiyan mendatangi Mukhtar dengan hatinya yang sangat pilu, mukhtar "mengobatinya". Mukhtar mengatakan bahwa Imam tidak mungkin salah. Para I mam memiliki ilmu yang sama benarnya, yang mengalir dari Rasulullah sendiri tetapi mereka memiliki kondisi yang berbeda satu sama lainnya. Paska kesyahidan Imam Hussein, Imam Ali Zainal Abidin bin Hussein tidak dapat berbuat apa-apa un tuk melanjutkan perjuangan kecuali hanya beribadah yang tidak henti-hentinya hingga beliau digelar dengan “Zainal Abidin”/Ahli Ibadah.

Kita tidak dibenarkan berkhusyu’sepi direlung-relung mesjid saat persekongkolan Fir’un, Karun, Ham man dan Bal’am, menzalimi kaum mustadhafin, kecuali Imam Ali Zainal Abidin. Imam tidak dapat berbuat apapun, dimana kondisi kaum Muslimin demikian terpuruk paska kesya hidan Imam Ali, Imam Hassan (diracun antek-antek Mu’awiyah) dan Imam Hussein dibantai di Karbala. Siapakah yang membunuh, Imam Ali, meracuni Imam Hassan dan mem bantai keluarga Rasulullah dan Imam Hussein di Karbala? Jawabannya bukan non Moslem tetapi kaum munafiqun yang berkedok Islam.



Film Perang Karbala Riwayat Mukhtar 4

Prediksi saya di video 3, ternyata benar. Isteri Imam Hassan di manfaatkan oleh Muawiyah untuk membunuh suaminya. Sa'at berdialog dengan Mukhtar Ja’dah juga berorasi: “Semoga kehancuran menimpa orang-orang yang telah mengubur semua hasrat dan cita-citaku”. Sepertinya Ja’dah berkata: “Terkutuklah siapapun yang menghalangi niat dan rencanaku”. Sepertinya telah direncanakan sebelum datang ke Madain, apa bedanya Ja’dah binti Asy’ath dengan Umar bin Saat bin Abi Waqas? Terbuktilah kebenaran ucapan Imam: “Semoga kebaikanmu diterima ketika kau mengharapkan kematianku”.

Setelah kesyahidan Imam Hassan, Muawiyahpun mati setelah lempang memperwa riskan kerajaannya kepada Yazid, anaknya yang pemabuk dan zalim macam Muawiyah. Ini semua berkat bantuan para Ulama gadongan/Bal’am yang bertekat bulat mengeluarkan fatwa bahwa Yazidlah yang pantas menjadi penggantinya. O rang sok pintar dan sok ‘Alimpun berjingkrak-jingkrak memuji Muawiyah dan Yazid yang Zalim itu. Lihatlah apa yang dikatakan Nu’man bin Basyir, gubernur Kofah, mer tua Mukhtar dari isteri keduanya, Umrah.

Andaikata di zaman kita ada Ulama gadongan yang berhasil me ngambil posisinya sebagai presiden atau minimal sebagai guber nur, dapat dipastikan agama “Qabil” yang diaplikasikan, bukan agama Habil/Islam murni, yang berdaya upaya untuk mengembalikan kekayaan negara kepada kaum mustadhafin.

Ketika gubernur Kufah berorasi di mimbar mesjidnya, Sulaiman bin Shu rad Khazaipun berorasi dikalangan Syi’ah yang bera khir dengan pe ngiriman surat bertanda tangan stempel kepa da Imam Hussein untuk datang ke Kufah. Ketika geleran dita warkan kepada Mukhtar, beliau bangkit untuk pulang keru mahnya dengan alasan untuk mengasah pedangnya. Yang jelas Mukhtar tidak terlibat dalam undangan terse but, dimana sepertinya Sulaiman ti dak dapat mempertanggungjawabkan apa yang telah dia rencanakan.

Sulaiman mengaku bersalah tidak membela Imam Ali dan Imam Has san dan ingin menebus kesalahannya dimasa lalu dengan mengajak majlisnya untuk membela Imam Hussein. Namun realitanya, Imam Husseinpun terabaikan, mulai pembu nuhan terhadap Muslim bin ‘Aqil, wakil Imam untuk menyelidiki kesiapan pengikut Sulaiman sesuai bunyi surat undangannya. Fenomena Syi’ah diba wah kepemimpinan ma cam Sulaiman ini tercermin sepakterjang orang awwam. Mereka begitu lugu, hanya bisa menangis dan ber do’a.

Menarik sekali untuk kita kritisi bahwa Syi’ah Imamiyah 12, Islam pengi kut Ahlulbayt di Kufah, dapat kita umpamakan  pohon Durian yang re presentant, mampu berbunga satu milyar ca lon buah. Dari satu mil yar itu yang sempat jadi putik lebih-kurang satu juta. Dari satu juta itu yang berhasil untuk mela wan ujian sengatan serangga, hembusan angin, guyuran hujan dan sebagainya lebih kurang 5 ratus buah. Dari 5 ratus buah itu masih mengalami ujian jenis lainnya seperti kalong, tupai dan penjakit alami lainnya yang membuat buah itu tawar rasanya. Akhirnya yang dapat berman faat untuk ma nusia atau memenuhi standar durian sekitar lebih-kurang 200 buah saja.

Dalam perjuangan Mukhtar yang brilliantpun masih ada pe ngikut yang perlu kita pertanyakan apakah disisi Allah tercatat sebagai Syi’ah yang redha Allah atau tidak. Apakah sepak terjangnya menguntungkan perjuangan atau merugikan ba gaikan sepakterjang kaum munafiqun, menggunting dalam lipatan. Akibat sepakter jang kaum munafiqun itu lah, perju angan Imam Ali as bisa terkalahkan walaupun Imam Ali sen diri tau persis, penipuan yang diaplikasikan Amru bin Ask, politi kus jahat yang sepakterjangnya banyak diti ru diseluruh dunia, termasuk Indone sia dengan bantuan para ulama gadongan. Demikian juga perjua ngan Imam Hassan terindikasi keterliba tan manusia-manusia hypocrite, hingga Imam bukan saja ter paksa berunding tetapi juga sampai tereng gut nyawanya.



Perang Karbala Riwayat Mukhtar 5

Setelah tibanya Kiyan di rumah Mukhtar untuk menginfokan utusan Imam Hussein yang sedang menuju Kofah tetapi belum mendapat kepastian keselamatannya, Mukhtar mengajak Kiyan untuk memastikan. Bin Kamil adalah sahabat setia Mukh tar lainnya. Dia dan Kiyan menunggu kedatangan utusan Imam di padangpasir yang terkenal angker. Tak lama kemudian Kiyan melihat satu titik hitam, minta Bin Kamil untuk membuktikan, apakah itu fatamorgana atau Muslim bin ‘Aqil yang se dang mereka nantikan. Ternyata memang itu utusan Imam sendirian, dimana 2 o rang penunjuk jalan sudah mati diterpa keganasan padangpasir. Muslim bin ‘Aqil langsung jatuh dan pingsan dihadapan u tusan Mukhtar. Lalu Bin Kamil memapah nya kerumah isteri Mukhtar yang pertama, bernama Nariyah (Ummu Tsabit).

Saat Utusan Imam meminta Mukhtar mengumpulkan tokoh-tokoh Syi‘ah, nampak kekecewaan Mukhtar diwajahnya. Hal ini disebabkan Mukhtar taupersis kalau Shi ’ah Kufah itu bagaikan “Durian yang memilik harapan masa depan, disebabkan melihat jutaan calon buah, namun kemungkinan besar akan gugur semuanya ke cuali sedikit yang tersisa”. Mukhtar berpendapat bahwa Syi’ah Kufah butuh Ideolog dan pemimpin yang tangguh untuk membimbingnya agar menjadi Syi’ah yang benar-benar dapat dipercaya. Itulah sebabnya beliau tidak setuju me ngirim surat, mengundang Imam sebelum masyarakat kota Kufah benar-benar siap menerima Imam agar tidak seperti dialami Imam Hassan di Madain, hanya Kiyan, Mukhtar dan pamannya saja yang dapat dipercaya. Sebaliknya Sulaiman setelah mengundang Imam ke Kofah tidak tundukpatuh kepada Muslim bin ‘Aqil sebagai utusan Imam.

Ada 2 orang tokoh Syi’ah yang sudah dizalimi Ubaidillah bin Ziyad, begitu dia me nginjakkan kakinya di Istana Kofah, yaitu Maitsam Tammar dan Hani bin Urwah. Sa yangnya orang Kufah dengan mudah di bungkam oleh Hakim Syuraih (Bal’am/ ulama gadongan). Sulaiman sambil menangis ketika bertemu dengan Muslim bin‘Aqil utusan Imam Hussein, mengatakan: Perpisahan itu sungguh berat". Lalu menggunakan derita Ya’qub menanti Ismail hingga matanya buta, sebagai pe rasaan yang juga diderita Ismail menanti Imamnya. Ketika Utusan Imam menga jaknya untuk bangkit membela Hani bin Urwah dan Maitsam Tammar, dia tidak ber sedia dengan dalih makruh berjihat sebelum kedatangan Imam dan memilih diam. Lalu kita bertanya, apa bedanya Sulaiman dengan Hakim Syuraih?

Lanjutannya kita saksikan Nu’man bin Basyir Anshari sibuk berdialog dengan menan tunya, Mukhtar as Saqafi. Menarik juga kita saksikan perdebatan mereka, yang satu Gubernur Muawiyah dan lainnya pahlawan pembela Imam Hussein, dimana ber hasil memancung semua pembantai Imam di Karbala, yang akan kita saksikan nanti. Isteri Mukhtar kedua Umrah bin Nu’man, madunya Nariah (Ummu Tsabit) tidak kurang menariknya sebagaimana Mukhtar. Dia berhasil berhadapan dengan Ayah nya yang kontraversi dengan suaminya. Hal ini patut menjadi contoh bagi yang memiliki mertua yang kontraversi macam Mukhtar dan mertuanya.


Film Perang Karbala Riwayat Mukhtar 6

Ubaidillah bin Ziyad masuk kota Kufah dengan menyamar sebagai Hussein, pendu duk Kufah sangat antusias menyambutnya, dikiranya benar-benar Imam Hussein yang datang. Begitu dia duduk di korsi Istana terus mengumbar “hikayat musang nya”. Lalu Maitsam bangkit berorasi menentang hikayatmusang Ubaidillah, hingga beliau dipukul Ubaidillah setelah menghinanya yang berakibat Ubaidillah hilang setengah suaranya dan tidur atas korsi istana. Memang nampak karamahnya Mait sam. Melihat keanehan itu, Umar bin Sa’at bin Abiwaqas minta permisi pada Ubai dillah untuk mencari kerja lainnya yang aman, melupakan janji Ubaidillah untuk berkuasa di kota Rey. Lalu Ubaidillah siuman dari sakitnya dan bangkit membawa U mar ketempat sepi, menanyakan apakah tidak lagi mau menjadi penguasa Ray. Kata Umar merasa terpukul melihat Ubaidillah bisa demikian saat didebat oleh seo rang penjual korma. Ubaidillah berkilah, itu hanya bersandiwara, bukan sakit.

Ubaidillah berkunjung ke rumah Hani yang lagi sakit demam. Muslim berpindah tem pat ke Rumah Hani. Hani mendapat info kunjungan Ubaidillah dan meminta Muslim membunuhnya. Kata Hani andaikata dia tidak sakit, dia sendiri yang menghabisi U baidillah. Ini terpaksa dia lakukan demi keselamatan Imam dan penduduk Kofah dari bulan-bulanan Ubaidillah bin Ziyad. Muslim bersembunyi di sudut kamar de ngan pedang milik Hani. Kata Hani saat aku meminta air, habisilah U baidillah demi membela Hussein. Ketika Ubaidillah masuk dan duduk dihadapan Hani, Muslim ge metaran tangannya, terba yang Imam Ali tidak pernah mengajarkan cara demi kian hingga tidak jadi menghabisi Ubaidillah.


MARILAH KITA BERANDAI-ANDAI!:
Apakah rencana Hani bin Urwah dapat dibenarkan dengan logika atau hukum Allah atau tidak?  Andaikata tidak mengapa Muslim bin ‘Aqil tidak berargumen saat diminta Hani untuk membunuh Ubaidillah. Apakah seseorang yang perkasa dan zalim yang ingin membunuh kita disuatu malam, ketika kita sudah mendapat info pasti, kita tidak boleh malam tersebut bersembunyi dan menusuknya dari belakang saat penjahat tersebut melangkahkan kakinya kerumah kita? Kalau ada yang berargumen, kenapa kita tidak jentelmen bertarung dengan penjahat terse but? Bagaimana mungkin bertarung bagi kita yang lemah fisik dengan penjahat yang perkasa?

Pada suatu hari Rasulullah ditanya rombongan yang hendak membnuh seseorang, apakah beliau melihatnya lewat? Rasulullah menjawab setelah melangkah ke sam ping bahwa, selama beliau disana tidak ada orang yang lewat. Kalaun kita berargumen bahwa benar sebab Rasulullah tidak lagi pada tempat saat orang yang akan dibunuh lewat, bukankah melangkahnya Rasulullah merupakan Taqi yah juga? Andaikata Rasulullah tidak bertaqiyah, bukankah Rasulullah juga ikut terlibat dalam pembunuhan orang malang tersebut? Taqiyah haq untuk menye lamatkan seseorang.

Kalau argumen diatas dibenarkan, apakah kasus Hani dan Ubaidillah dapat dikiyas kan? Lalu kalau kita berargumen bahwa andaikata Muslim bin ‘Aqil berhasil mem bunuh Ubaidillah, kemungkinan besar Imam Hussein tidak akan terbunuh di Kar bala. Apakah Muslim dan Hani telah menyelamatkan Imam Hussein di Karbala? Andaikata kita berargumen demi kian, bukankah bertentangan dengan apa yang telah disampaikan Rasulullah bahwa Imam Hussein akan syahid di Karbala? Apa bila fenomena Karbala tidak exist, bukankah tidak ada pihak yang diuji Allah mana yang berpihak kepada Imam Hussein masuk Surga dan yang berpihak Yazid masuk Neraka?

Imam Ali tau bahwa beliau akan dibunuh di Mesjid Kofah saat beliau shalat Subuh, oleh Abdurrahman bin Muljam, jauh sebelum beliau dibunuh. Lalu ada yang ber tanya kenapa tidak dibunuh Abdurrahman agar Imam Ali selamat dari pembu nu han? Imam menjawab bahwa tidak dibenarkan membunuh seseorang yang belum terbukti melakukan kesalahan yang haq dibunuh menurut Qur-an. Para Imam dibe rikan sebahagian ilmu ghaib oleh Allah swt. Hal itu tidak perlu heran, Khaidirpun me miliki ilmu ghaib yang belum diketahui Nabi Musa as saat itu, hingga bertanya kena pa dibunuh anak tersebut, yang membuat mereka berpisah. Ketika Imam Ali me ngejar Amru bin Ask dengan kudanya, Amru melepaskan semua pakaiannya, hing ga Imam Ali memutarkan kudanya, tidak jadi membunuh Amru.

Dalam beragama ada hal yang disebut Ruhsah (keringanan). Namun para Imam ti dak mengambil ruhsah tersebut. Hal ini dapat  dimengerti bahwa mereka itu ma’ sum (Rasulullah, Imam Ali, Fatimah az Zahra, Imam Hassan, Imam Hussein plus 9 Imam lanjutannya). Justeru itu prediksi saya Hani bin Urwah tidak dipersalahkan oleh Allah swt andaikata berhasil membunuh Ubaidillah. Apakah persoalan diatas terlalu menyelimet? Mohon pembaca memberikan argumen sebanyak mungkin, minimal bermanfaat untuk melatih diri kita sendiri untuk berpikir kreatif.


Film Perang Karbala Riwayat Mukhtar 7

Dajjal yang hina ini (Mujahid Hamsyi) konon gemar melakukan shalat tahajjud, hing ga seorang tokoh Syi’ah Kofah yang lugu, Muslim bin Ausajah percaya begitu saja tidak mampu berpikir kritis, bersedia membawanya ke tempat persembunyian Mus lim bin ‘Aqil. Kata dajjal, ingin menyerahkan beberapa kantong Dinar Syam untuk para pembela Imam Hussein via Muslim bin ‘Aqil di rumah Hani bin Urwah. Muslim meragukan tawaran Dajjal tersebut hingga segera mening galkan Muslim dan Hani. Dajjal itu adalah utusan Ubaidillah untuk menyelidiki persembunyian Muslim. Atas usaha licik Dajjal, Ubaidillah berhasil melacak dimana persembunyian Muslim untuk mengobrak-abrik kediaman Hani selanjutnya.

Muslim mulai hilang kepercayaannya terhadap Syi’ah Kofah dan berniat untuk membatalkan kepergian Imam ke Kofah namun Ismail terindikasi benar-benar lugu, coba mempengaruhi Muslim agar tidak menyamakan bai’at kesukuan dengan bai ’at kesyi’ahan. Ironisnya saat Muslim mengajak Sulaiman untuk membela Hani, Su laiman memilih diam tidak mau terlibat dalam pembelaan Hani. Untuk membe nar kan sikapnya berdalih bahwa jihad sebelum kedatangan Imam adalah makruh. Demikianlah kelemahan pikiran ahli fiq yang kosong ideology, dimana mereka asik berbicara hukum walau dalam keadaan sangat genting sekalipun. Seharusnya Sulaiman musti tunduk kepada duta Imam Hussein, bukan menarik diri hingga di manfaatkan musuh, disebabkan mereka saling berbeda sikap untuk menghadapi musuh.

Syi’ah Kofah sempat bangkit saat menyaksikan pemukulan terhadap Hani oleh U baidillah, namun secepat itu juga dibungkam oleh Ubai dillah dengan memperalat hakim Syuraih, Bal’am Kofah. Lalu Muslim memerintahkan tokoh-tokoh Syi’ah Kofah untuk bangkit membela Hani. Ketika mereka bergemuruh dengan ucapan “Lab baik ya Hussein” Kiyan sangat antusias, namun Mukhtar menegurnya, agar Kiyan tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan. Benar saja pandangan Mukhtar, begitu mereka diperalat dengan Dinar Syam oleh Ubai dillah, mereka hilang bagaikan fatamorgana dipadang pasir, nampaknya ada tetapi tidak ada. Kata Muslim bin Aqil, mereka macam lelaki tetapi bukan lelaki.


Film Perang Karbala Riwayat Mukhtar 8

Akhirnya mereka meninggalkan Muslim bin Aqil sendirian dan terpaksa menginap dirumah seorang janda, dimana anaknya seorang pemabuk berandalan. Ibunya mengharapkan Muslim tidak diketahui anaknya yang tolol itu, namun dipagi itu a naknya sempat melihat Muslim lalu diberitahukan pada musuh Muslim hingga me reka mengepung rumah tersebut. Muslim pantang menyerah walau sendirian ber tempur dengan gagah berani dan banyak musuhnya yang mati ditangan Muslim. Andaikata Muslim tidak mendengar jaminan Ibnu Asy’ath, mungkin banyak sekali musuh berguguran. Akhirnya Muslim dieksekusi, jaminan perlindungan adalah per mainan kaum munafiqun. Dari atas gedung, Muslim ditendang kebawah hingga menemui kesyahidannya.

Ubaidillah yang sok tau tentang agama, coba berdebat dengan Muslim bin ‘Aqil. Sebagaimana kata Muslim, andaikata ada sedikit saja rasa takut kepada Allah di hati orang-orang ini, mereka akan mengaku kebohongan Ubaidillah. Tetapi sayang cinta dunia telah merendahkan muslimin begitu saja, hingga tidak ada lagi kebe ranian, keadilan dan keimanan pada mereka.

Andaikata para pengikut Ahlulbayt berdebat dengan musuhnya secara fair, semua yang menyaksikan berdebatan tersebut akan mengakui kebenaran pengikut Imam Hussein dan kebathilan penentangnya. Namun sayang pihak musuh pengikut Ah lulbayt dengan kekuasaan yang mereka miliki membungkam setiap argumen de ngan pembunuhan. Lihatlah betapa munafiqnya Ubaidillah, janji melindungi nyawa Muslim via Ibnu Asy’at diabaikan sama sekali. Asy'at jugalah dulu yang memaksa Imam Ali untuk berunding dengan kekuatan 50 pedang saat Imam sendirian dalam kemahnya.

Perhatikan juga Umar bin Saat bin Abi Waqas yang senantiasa berpenampilan konyol, tunduk patuh kepada penguasa zalim sebagaimana kebanyakan pengikut penguasa zalim di zaman kita sekarang ini. Perhatikan juga perintah Ubaidillah supaya air yang hendak diberikan kepada Muslim menggunakan bejana bekas minum binatang haram.

Saya berusaha mengangkat sejarah dalam bentuk video-vi deo ini agar kita dapat mengambil i’tibar, mengapa di zaman kita semua penguasa mengaku beragama Islam tetapi berkuasa atas rakyat secara zalim. Demikian juga para Alim palsu menggunakan ilmu hikayat musangnya untuk berpihak kepada penguasa zalim. Tidakkah kita renungkan mulai dizaman Suharto, betapa banyak orang Alim palsu yang meninabobokkan rakyat Indonesia hingga mereka tetap terjajah dalam kehi dupannya, tidak jauh berbeda dengan penjajahan Belanda, Inggeris dan Jepang. Setiap tgl 17 Agustus pa ra penguasa mulai dari atas sampai Bupati dan Camat mendengungkan pekikan MERDEKA, namun realitanya hanya penguasa dan sege nap pendukungnya saja yang menikmati kemerdekaan. Sepakterjang kemunafikan Suharto berterusan sampai ke zaman Yudhoyono, dimana persekongkolan Fir’un, Karun, Hamman dan Bal’am tetap berjalan seperti biasa.

Kini zaman Jokowi mulai berobah namun saksikanlah betapa banyak masih rakyat Indonesia yang masih menginginkan pemerintahan ala Suharto dan Yudhoyono. Apakah salah, kalau kita katakan bahwa mereka itu berasal dari keturunan orang-orang yang dulunya mendapat kecipratan dana korupsi? Kenapa mereka sukar se kali kita sadarkan? Jawabannya mereka terlanjur percaya kepada para Alim palsu dalam beragama. Makanya makin banyak para Alim palsu, makin rusak negara Indonesia. Kalau kita lihat penampilan mereka macam penampilan Ulama bena ran tetapi isi kepalanya sudah dekaden, tidak mampu lagi meneladani Rasulullah saww, untuk membela kaum mustadhafin.


Ketika Mukhtar datang, mendapat info bahwa Muslim sudah syahid, nampak keke cewaan teramat sangat di wajah Mukhtar. Dia tau persis kalau Syi’ah Kofah itu ti dak dapat dipercaya. Ketika Muslim, duta Imam datang, mereka begitu antusias dan bersemangat dengan pekikan, “Labbaik ya Hussein” namun berakhir dengan membiarkan Muslim bin ‘Aqil sendirian hingga dilahab oleh “serigala-serigala haus darah” sampai menemui kesyahidannya.

Mukhtar didampingi Kiyan dan Bin Kamil berhadapan dengan pasukan ibnu Huraits. Kiyan dan Bin Kamil terbakar semangat perang setelah mengetahui kesyahidan Muslim bin ‘Aqil. Sepertinya pengikut Mukhtar Tsaqafi hendak melawan musuh se cara  emosionil tetapi Mukhtar dapat meredam kemarahan mereka dengan pi kiran yang brilliant. Akhirnya demi keselamatan pasukannya agar dapat meraih ke menangan disaat yang akan datang, Mukhtar memilih pengorbanan diri, mende kam dipenjara. Fenomena ini pembaca juga bisa menyaksikan, betapa bejatnya Ubaidillah, tega mencederai mata Mukhtar. Andaikata Ubaidillah bukan munafiq terkutuk, mustahil menyakiti Mukhtar yang telah bersedia menyerah diri.


Film Perang Karbala Riwayat Mukhtar 9


Setelah kaum durjana itu mengamankan perjuangan Mukhtar dengan memasuk kan beliau dalam penjara angker dalam keadaan matanya terluka tanpa obat, mereka mulai menghadang Imam Hussein di Nainawa. Pembantaian terhadap putra Nabi dan keluarga serta para sahabat setianya dilakukan oleh Ubaidillah bin bin Ziyad, Syimr, Umar bin Saat bin Abi Waqas beserta 30 ribu tentara sesat kecuali Hur yang sempat berpikir secara kritis hingga berpatahbalik memihak Imam Hussein, setelah mendapat pemaafan dari Imam. Fenomena Hur ini sepertinya tidak ada duanya dalam sejarah Islam. Telusurilah kisahnya agar pihak yang keliru memaha mi sejarah karbala dapat membuka wawasan untuk berpikir secara benar.

Bulan Muharram tahun 61 Hijrah, Umar bin Saat bin Abi Waqas yang memimpikan kekuasaan di Rey, menghadang jalan Imam Hussein dan pasukan kecilnya ber jumlah 73 orang. Peristiwa ‘Asyura terjadi pada tgl 10 Muharram 61 Hijrah. Singkat cerita dalam pertempuran yang tidak seimbang ini, Imam gugur Syahid bersama si sa keluarga Rasulullah dan sahabat setianya. Setelah itu mereka dengan garang nya menginjak-injak mayat Imam dengan kudanya dan merampas semua barang milik para wanita dalam kemah dan bahkan anting-anting anak kecilpun dicopot paksa hingga berdarah-darah. Tidakkah mereka yang ngotot mengatakan Syi’ah sesat berpikir sejenak, mana komunitas mereka saat pecinta Ahlulbayt yang haq berhadapan dengan golongan Yazid bin Muawiyah bin Abu Sofyan, musuh bebu yutan Rasulullah?  Peristiwa Karbala dan perjuangan Mukhtar yang sedang kita telu suri ini masih seadanya, belum masuk analisa secara ideology agar lebih mantap kita pahami dalam beragama.

Untuk membantu sedikit telusurilah Ideology Imam Hussein, mengapa dari rumah nya di Madinah tidak langsung berangkat ke Karbala tetapi singgah dulu ke Haji agar para sahabat Rasulullah saww yang masih hidup dan sedang melaksanakan Haji, mampu berpikir bahwa tanpa Imam Yang haq, tawaf di Baitullah sama dengan melingkari Istana Hijau Yazid. Ironisnya secara emosionil, Ubaidillah cs serta mereka yang getol mengatakan pengikut Ahlulbayt Rasulullah sesat di zaman kita ini, sepertinya memihak Yazid. Kalau tidak memihak Yazid, berarti memihak Abdul lah bin Zubeir yang menguasai Mekkah, dimana juga ikut memerangi Imam Ali da lam perang Jamal/perang Unta.

Dalam selogan perjuangan Revolusi Islam Iran terkenal slogan Syahid DR ‘Ali Syari ’ati yang menggema diseluruh Negeri Iran: “Setiap hari adalah ‘Asyura, setiap bu lan adalah Muharram dan setiap tempat adalah Karbala”. Dengan Ideology Imam Hussein di Karbalalah Revolusi Islam Iran menggapai keberhasilannya yang sukses sampai hari ini, lebih unggul daripada Renaisance/Revolusi Perancis dan Re volusi velosovick di Rusia.

Paska kesyahidan Imam Hussein di Karbala, Ubaidillah mulai berorasi lagi dengan “hikayat musangnya” untuk mengelabui pengikutnya yang sama-sama sesat, hing ga Ibnu Afif menentangnya dengan mantap. Dapat dipastikan apa resikonya o rang-orang bila menentang penguasa zalim tetapi hanya resiko dunia, dimana Allah menggantinya kelak dengan Surga. Sepertinya tidak ada pribadi yang berani mengambil resiko macam itu kecuali sedikit. Ketika Maitsam mengunjungi Ibnu Afif paska kesyahidan Imam Ali, Afif mengira Maitsam sudah “gila”. Maitsam mengata kan: “Iman seseorang tidak akan sempurna sampai dia dianggap gila oleh orang-orang”. Katanya “itu hadist cinta”. 

Ibnu Afif dimasukkan dalam penjara satu kamar dengan Mukhtar hingga mereka dapat berdiskusi. Mukhtar memberitahukan Ibnu Afif mengajak penghuni penjara untuk keluar dari penjara dengan selogan: “Ya mansur, amit” hingga sebahagian mereka berhamburan keluar, namun segera ditang kap kembali oleh petugas pen jara. Maitsam digantung dipohon kurmanya didepan rumahnya. Ketika Maistsam menentang hikayat musang Ubaidillah, dia mem bertitahukan Ubaidil lah sudah tau hukum yang dipaksakan kepadanya, digantung di pohon kurma miliknya sendiri. Disebabkan Ubaidillah cs “buta” memahami kebenaran Imam Ali dan Syi’ahnya, ti dak menggantung Maitsam dipohon kurma agar pengikutnya percaya Imam Ali bohong. Demikianlah akhirnya Allah menunjukkan kebenaran Imam Ali dan Mait sam, digantung dipohon kurma miliknya setelah dipotong lidahnya.

Kalau saat Maitsam dipukul Ubaidillah yang membuat suaranya hilang dan terpak sa tidur atas korsi istana, kali ini Ubai dillah mengalami sakit bisul yang berbau lebih busuk daripada bau jamban, setelah dia cabut lidah maitsam dan meng gantung kannya dipohon kurma yang membuktikan kebenaran Imam Ali dan Maitsam.

Walaupun Mukhtar sudah dipenjara, Ubaidillah masih dihantui keresahan pikiran nya. Dia berdaya upaya untuk membunuh Mukhtar. Dia coba mempengaruhi se pupu Mukhtar, Zaidah bin Qud damah untuk membunuhnya, dia tidak mengetahui bahwa sepupu Mukhtar memiliki politik yang tidak kurang piawainya dengan Mukhtar. Ubaidillah, Dajjal dan Zaidah bin Quddamah berjalan tertatih-tatih, ber dialog untuk membunuh Mukhtar dengan cara mengoleskan racun pada salep yang akan diberikan untuk mengobati mata Mukhtar. Akankah berhasil niat busuk Ubaidillah, mari kita tunggu episode berikut.


Film Perang Karbala Riwayat Mukhtar 10


ORANG ZALIM ITU KELAK AKAN TAHU
KEMANA MEREKA AKAN KEMBALI (Asy-Syuara: 227)

Zaidah bin Quddamah saudara sepupu Mukhtar ditugaskan untuk memberikan sa lap yang telah diolesi racun untuk membunuh Mukhtar secara licik tapi pengecut. Akankah Mukhtar menerima salep pembunuh tersebut? Bukankah Mukhtar ahli po litik yang tidak sanggup mereka tipu?. Zaidahpun begitu masuk tempat sau daranya sepupunya, Mukhtar di "ujung dunia" macam sudah sama-sama berenca na sebelumnya. Didepan sipir penjara Mukhtar menjerat leher Zaidah dengan tali sambil menggertak untuk membunuhnya hingga sipir ketakutan dan keluar. Mukhtar cepat ambil kesem patan, membisikkan sesuatu ditelinga Zaidah dengan cepat lalu mengancam lagi saat sipir masuk untuk menolong Zaidah. Sebelum me ninggalkan Mukhtar, Zaidahpun tau "menghina " sepu punya agar tidak ada yang curiga "taqiyah" mereka berdua. Zaidah langsung menuju Mekkah menemui Abdul lah bin Umar, iparnya Mukhtar untuk mengeluarkan Mukhtar dari bahaya maut di "ujung dunia".

Singkat ceritantya Mukhtar dibebaskan atas usaha Abdullah bin Umar. Mukhtar di berikan kesempatan 4 hari untuk tinggal di Kofah, bukan jaminan perlindungan. Mukhtarpun menggu nakan kesem patan tersebut sebaik mungkin untuk kabur ke Mekkah dari rumah isteri pertamanya. Sayangnya cepat dikejar pasukan utusan Umar bin Sa’at bin Abi Waqas dan Syimir, penggorok leher Imam Hussein di Karbala. Mukhtar terjun dari kudanya, berlindung dalam rawa-rawa hingga pengejarnya hilang sasaran. Saat yang genting itu, Kiyan sahabat setianya Mukhtar, mengha dang pasukan musuh dengan cepat pula. Ketika bertemu dengan Mukhtar, Kiyan menangis melihat wajah Mukhtar yang sudah demikian menyedihkan. Lalu Mukhtar ditemani Kiyan dan pasukannya, kembali ke Kofah untuk ganti pakaian. Kali ini Mukhtar berangkat kembali dari rumah isterinya yang kedua.



Film Perang Karbala Riwayat Mukhtar 11

Setelah berbicara seperlunya dengan Isterinya, anak-anaknya, pembantunya, Zer bi, Sahabat karibnya Kiyan dan Bin Kamil, Mukhtar mulai memacukan kudanya digurun angker, menuju Mekkah. Kalau dalam perjalanan pertama sempat diha dang oleh pasukan Syimir dan Umar bin Sa’at bin Abi Waqas, kali ini Mukhtar bisa berpacu dengan mulus tanpa rintangan, dimana Kiyan dan Bin Kamil telah memoni toringnya dengan baik. Dalam perjalanan tersebut pertama bertemu dengan Abul Gharab dari suku Tsaqif. Kebetulan Abul Gharab mengenalnya setelah memperke nalkan namanya terlebih dahulu pada Mukhtar dan memberitahukan Mukhtar pernah berdo’a untuk menjumpai dan mencium tangannya. Lalu memintakan anaknya menyuguh kan Mukhtar semang kok susu unta. Pada mulanya Mukhtar menolak, Abu Gharab mengerti Mukhtar yang jenius mustahil minum sembarangan, hingga Abu gharab meminumnya sendiri sedikit untuk membuktikan aman untuk di minum. Setelah mereka berbicara seperlunya, Mukhtarpun kembali memacu kuda kesayangannya.

Dikawasan Nainawa Mukhtar melihat sebuah kemah Hitam, lalu turun untuk istira hat. Seorang wanita sebaya, menodong Mukhtar sebab dia masuk setelah mende ngar tidak ada jawaban saat dia minta izin. Wanita itu memperkenalkan dirinya Is teri Zuhair bin Qein Bajali. dan namanya Dulham. Mukhtar kenal baik sama Zuhair sahabat ayahnya dan menyaksikan sendiri ketangguhan Zuhair dalam bertempur hingga ayahnya memintakan Mukhtar untuk belajar keberanian pada Zulair. Lalu Dulham menceritakan dialog dengan suaminya dimana pada mulanya Zuhair ke liru memahami agama. Sepertinya isterinya lebih paham agama Islam murni diban dingkan suaminya.

Kata Zuhair kalau aku ikut Imam Hussein aku akan rugi dunia dan Akhirat. Ini kan te rindikasi bahwa dia belum taupersis, siapa Hussein itu? Lalu dikatakan Dulham, kamu dipanggil Hussein, Zulham. Kamu menzalimi dirimu sendiri kalau tidak mene muinya. Zuhair berkutat tidak mau terlibat dalam perang antar kaum Muslimin. Lagi-lagi ini terindikasi Zuhair belum mampu membedakan antara Muslim dan Munafi qun. Terlalu banyak kaum Muslimin yang berpendapat seperti itu, termasuk Abdul lah bin Umar bin Khattab. Alhamdulillah Zuhair mendapat hidayah Allah setelah bertemu dengan Imam Hussein.

Ketika Zuhair menyatakan tidak akan membatalkan sumpahnya, Dulham mengata kan bahwa Zuhair terlalu banyak berdalih.  Dulham mengatakan, jangan-jangan engkau takut. Kalau kau tidak mau menemui Imam Hussein, nanti orang akan me ngira engkau pengecut. Kelak saat orang-orang ingin memberi contoh kepengecu tan, mereka akan menyebut Zuhair bin Qein, dan bukan tikus. Nasehat Dulham te rakhir ini membuat Zuhair tergamak untuk pergi agar tidak dianggap pengecut. A nehnya begitu Zuhair bertemu dengan Hussein, pikirannya berbalik 180 derajat.

Sekembali dari pertemuannya dengan Imam, Zuhair langsung memberi tahukan Dulham siap untuk ikut Imam sambil mem buka kofornya, melihat-surat-surat pen ting untuk diberikan kepada isterinya. Dulham mengatakan apa gunanya harta dan anak-anak tanpa dirimu?  Ketika Zuhair memberi tahukan Dulham untuk men ceraikannya, benar-benar saya sendiri belum mampu memahaminya.  Akhirnya Dul ham menerima talaq dengan harapan bebas memilih untuk bergabung dalam pa sukan Imam Hussein.

Selanjutnya saksikanlah betapa brilliantnya Zuhair dalam pem bela an nya terha dap Imam Hussein, baik kegagahannya bertempur, maupun kemantapan ucapan nya paska pertemuan dengan Imam. Mukhtar mengakui keberuntungan Zuhair sempat bergabung dengan "kafilah cinta". Mukhtar mempertanyakan keluh-kesah nya tidak bergabung dengan kafilah cinta. Dulham menjawab keluh-kesah Mukh tar bahwa Allah yang telah menjadikan Ali Zainal Abidin  bin Hussein sakit hingga Syi’ah tidak kehilangan Imamnya. Allah juga yang telah memenjarakan Mukhtar agar Syi’ah memiliki penuntut balas darah Hussein. Sampai disini terjawablah kena pa Mukhtar tidak pergi ke Iran agar cepat tercapai tujuannya. Pertemuan dengan Dulham di kemahnya sungguh sangat penting bagi perjuangan Mukhtar Tsaqafi.

Orang yang pertama dikunjungi Mukhtar adalah Muhammad Hanafiah bin Ali. Se moga kaum yang menuduh Mukhtar Tsaqafi berimam kepada Hanafiah tidak lupa mengamati pertemuan antar Mukhtar dengan Hanafiah ini. Propessor Doktor Kiyai Haji Said ‘Aqil Syiradj juga keliru memahami bahwa Mukhtar berimam kepada Muhammad Hana fiah bin Ali as. Katanya saat mengatakan bahwa ada Syi’ah Imamiyah 12 (Syiah murni), ada yang 7 Imam (Ismailiah) ada yang 5 Imam (Zaidi yah) dan bahkan ada yang 3 Imam (pengikut Mukhtar Tsa qafi). Hal itu dia kemu kakan dalam dialog dengan kiyai-kiyai muda NU Jawa Timur yang menuduhnya Syi’ah.

Dalam pertemuan Mukhtar dengan Muhammad Hanafiah je las saat Mukhtar minta tangan Hanafiah membai’at untuk me ngambil kembali hak Imam Ali dari tangan mereka. Ketika Ha nafiah bertanya:  "Apakah kamu menganggapku sebagai I mammu?" Mukhtar menjawab: "Anda adalah putra Haidar al Karrar, dan wali dari darah Imamku, Hussein.  Allah tahu aku mengakui Ali Zainal Abidin bin Hussein (As Sajjad) sebagai I mamku".




Bersambung ke:






Tidak ada komentar:

Posting Komentar