DAKWAH ITU ADA DUA
KATAGORIE, BERKHIDMAD DAN BERISLAKH
BERKHIDMAD JUGA ADA
DUA, MEMBUAT MASSA KETAWA TERBAHAK-BAHAK DAN MEMBUAT MASSA SERIUS TETAPI SAMA DENGAN
STATUSQUO BERKHIDMAT KEPADA PENGUASA DESPOTIC.
PENDAKWAH BERISLAKH
MEMPERBAIKI BENAR-BENAR BERPEDOMAN PADA RASULULLAH DAN IMAM ALI. MENYAMPAIKAN
YANG SEBENARNYA WALAUPUN PAHIT (Hadist)
(KREATIF,
OPTIMIS,DINAMIS DAN SYSTEMATIS)
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Perang Karbala
Riwayat Mukhtar 1
Dengan nama Allah,
hari ini tgl 22 Februari 2018, aku memulai menelusuri riwayat Mukhtar as Saqafi
Arab dengan Kyan Parsi da lam perjuangan mereka menegak kan “Pemerintahan Imam
Ali/ System pemerintahan Islam paska System kedaulatan Allah” yang dibangun
Rasulullah Muhammad saww dan di lanjutkan Imam Ali (Ami rul Mu’minin as)
Mukhtar mengatakan
sengaja pindah ke Madain agar dekat dengan Kiyan untuk membangun persahabatan
dan bersumpah tidak akan menukar sehelai rambut gimbal Kiyan dengan 500 ribu
ulama gadungan/Bal’am Kufah. Memang realitanya Mukhtar yang mampu mengaplikasikan
pemerintahan Imam Ali, memiliki teman yang demikian tangguh dari negaranya
Salman al Farisi/Republik Islam Iran seka rang yang masih banyak kaum Muslimin
salah sangka, namanya Kiyan/Abu Umreh.
Seorang penguasa
Parsi bertanya dalam orasinya,……. “dimanakah dahi terbelah Al Murtadha (Imam
Ali yang dibunuh Abdurrahman bin Muljam saat Imam shalat Subuh, pen), dimanakah
rusuk patah Az Zahara (Saat Umar memukul anak Kesa yangan Rasulullah hingga rusuknya
patah, menggugurkan kandungannya cucu Ra sulullah bernama Mukhsin, ketika Umar
hendak membakar rumah Fatimah as dise babkan anggapan mereka sebagai rumah
oposisi pemerintah, pen)......”
Mukhtar punya adik seayah lain mama, menjadi
"penyakit" dalam perjuangan Mukhtar.
Perang Karbala
Riwayat Mukhtar 2
Kekacauan Madain yang dipicu kaum Khawarij dan
pengikut Muawiyah bin Abi Sof yan, musuh bebuyutan Rasulullah saww dapat
dipadamkan Mukhtar hanya dalam tempo setengah hari saja. Kiyan berkeinginan
untuk lebih akrab dengan Mukhtar, melamar adik Mukhtar, Jariah. Tetapi Jariah
sangat rasis, ironisnya jatuh hati de ngan Umar bin Sa’at bin Abi Waqas. Waktu
Kiyan datang ke rumah Mukhtar, Jariah mempermalukan Mukhtar dan Kiyan. Setelah
terjadi pertengkaran antar Mukhtar dan Jariah, Umar bin Saat sudah menyusup
kerumah Mukhtar dengan cara menya mar sebagai perempuan, hingga terjadi duel
antar keduanya yang berakhir pe nang kapan Umar oleh pihak keamanan. Umar
diinterogasi oleh Mukhtar dan ber hasil, dimana punya hubungan dengan Muawiyah.......
Film Perang Karbala
Riwayat Mukhtar 3
Kedatangan Umar bin
Saat bin Abi Waqas ternyata ada hubungannya de ngan Muawiyah bin Abi Sofyan.
Kedatangan Isteri Imam Hasanpun seper tinya ada hubungan dengan Muawiyah.
Beliau menginginkan agar Imam berdamai dengan Muawiyah, sampai beliau
berargumen, apakah Muawi yah lebih buruk dari kafir Qureisy?. Ini ucapan Isteri
Imam yang tidak logis menurutku. Yang logis Muawiyah jauh lebih buruk dari kafir
Qureisy. Sebab kejahatan yang ditimpapan kafir Qureisy dalam kondisi mereka
tidak beri man dan tidak tau kebenaran Islam, sedangkan Muawiyah mengaku
beragama Islam, berarti munafiq. Secara ideologi pada diri non Moslem masih ada
ke baikan, yaitu non Moslem yang Jimmi tetapi tidak pernah ada kebaikan dari
kaum Munafiqun.
Sepertinya hanya
Paman Mukhtar yang tidak menerima untuk berdamai, Mukhtar, Kiyan dan Imam
sendiri. Lalu kita bertanya kenapa Imam mau berdamai? Jawa bannya disebabkan terpaksa, Isteri Imam
sendiri berdaya upaya untuk berdamai. Saat Isteri Imam berdialog dengan
Mukhtar, beliau bilang saat mengucapkan sela mat datang, anehnya Mujtajabah
tersenyum dan berkata: “Semoga kebaikanmu diterima ketika kau mengharapkan
kematianku”. Ini ucapan Imam yang pasti be nar. Dari sinilah membuatku berani
mengkritisi Isteri Imam, bukankah isteri para Rasul juga ada yang keliru?.
Sebagaimana kita ketahui bahwa ada info kesyahidan I mam Hassan diracun oleh kakitangan
atau orang yang tergiur hadiyah Muawiyah.
Saat Imam Ali
hampir saja memenangkan peperangan dengan Muawiyah, Asy’at ayahnya Isteri
Imam Hassan bersama kelompoknya sekitar 50 orang, sangat gigih memaksa Imam Ali
untuk berunding dengan Muawiyah sampai mengancam Imam yang sendirian di
kemahnya. Imampun berunding dengan terpaksa. Paksaan itu dari pihak yang awalnya berperang dipihak Imam Ali sendiri, sepertinya demikian juga keterpaksaan Imam Hassan untuk berunding dengan Muawiyah.
Ketika Kiyan mendatangi
Mukhtar dengan hatinya yang sangat pilu, mukhtar "mengobatinya".
Mukhtar mengatakan bahwa Imam tidak mungkin salah. Para I mam memiliki ilmu
yang sama benarnya, yang mengalir dari Rasulullah sendiri tetapi mereka memiliki kondisi yang berbeda satu sama lainnya. Paska kesyahidan Imam Hussein,
Imam Ali Zainal Abidin bin Hussein tidak dapat berbuat apa-apa un tuk melanjutkan perjuangan kecuali hanya beribadah yang tidak henti-hentinya hingga beliau
digelar dengan “Zainal Abidin”/Ahli Ibadah.
Kita tidak
dibenarkan berkhusyu’sepi direlung-relung mesjid saat persekongkolan Fir’un,
Karun, Ham man dan Bal’am, menzalimi kaum mustadhafin, kecuali Imam Ali Zainal
Abidin. Imam tidak dapat berbuat apapun, dimana kondisi kaum Muslimin demikian
terpuruk paska kesya hidan Imam Ali, Imam Hassan (diracun antek-antek
Mu’awiyah) dan Imam Hussein dibantai di Karbala. Siapakah yang membunuh, Imam
Ali, meracuni Imam Hassan dan mem bantai keluarga Rasulullah dan Imam Hussein
di Karbala? Jawabannya bukan non Moslem tetapi kaum munafiqun yang berkedok
Islam.
Film Perang Karbala
Riwayat Mukhtar 4
Prediksi saya di
video 3, ternyata benar. Isteri Imam Hassan di manfaatkan oleh Muawiyah untuk
membunuh suaminya. Sa'at berdialog dengan Mukhtar Ja’dah juga berorasi: “Semoga
kehancuran menimpa orang-orang yang telah mengubur semua hasrat dan
cita-citaku”. Sepertinya Ja’dah berkata: “Terkutuklah siapapun yang menghalangi
niat dan rencanaku”. Sepertinya telah direncanakan sebelum datang ke Madain,
apa bedanya Ja’dah binti Asy’ath dengan Umar bin Saat bin Abi Waqas? Terbuktilah
kebenaran ucapan Imam: “Semoga kebaikanmu diterima ketika kau mengharapkan
kematianku”.
Setelah kesyahidan
Imam Hassan, Muawiyahpun mati setelah lempang memperwa riskan kerajaannya kepada
Yazid, anaknya yang pemabuk dan zalim macam Muawiyah. Ini semua berkat bantuan
para Ulama gadongan/Bal’am yang bertekat bulat mengeluarkan fatwa bahwa
Yazidlah yang pantas menjadi penggantinya. O rang sok pintar dan sok ‘Alimpun
berjingkrak-jingkrak memuji Muawiyah dan Yazid yang Zalim itu. Lihatlah apa
yang dikatakan Nu’man bin Basyir, gubernur Kofah, mer tua Mukhtar dari isteri
keduanya, Umrah.
Andaikata di zaman
kita ada Ulama gadongan yang berhasil me ngambil posisinya sebagai presiden
atau minimal sebagai guber nur, dapat dipastikan agama “Qabil” yang diaplikasikan, bukan agama Habil/Islam murni, yang berdaya upaya untuk mengembalikan
kekayaan negara kepada kaum mustadhafin.
Ketika gubernur
Kufah berorasi di mimbar mesjidnya, Sulaiman bin Shu rad Khazaipun berorasi
dikalangan Syi’ah yang bera khir dengan pe ngiriman surat bertanda tangan
stempel kepa da Imam Hussein untuk datang ke Kufah. Ketika geleran dita warkan
kepada Mukhtar, beliau bangkit untuk pulang keru mahnya dengan alasan untuk
mengasah pedangnya. Yang jelas Mukhtar tidak terlibat dalam undangan terse but,
dimana sepertinya Sulaiman ti dak dapat mempertanggungjawabkan apa yang telah
dia rencanakan.
Sulaiman mengaku
bersalah tidak membela Imam Ali dan Imam Has san dan ingin menebus kesalahannya
dimasa lalu dengan mengajak majlisnya untuk membela Imam Hussein. Namun
realitanya, Imam Husseinpun terabaikan, mulai pembu nuhan terhadap Muslim bin
‘Aqil, wakil Imam untuk menyelidiki kesiapan pengikut Sulaiman sesuai bunyi
surat undangannya. Fenomena Syi’ah diba wah kepemimpinan ma cam Sulaiman ini
tercermin sepakterjang orang awwam. Mereka begitu lugu, hanya bisa menangis dan
ber do’a.
Menarik sekali
untuk kita kritisi bahwa Syi’ah Imamiyah 12, Islam pengi kut Ahlulbayt di
Kufah, dapat kita umpamakan pohon Durian
yang re presentant, mampu berbunga satu milyar ca lon buah. Dari satu mil yar
itu yang sempat jadi putik lebih-kurang satu juta. Dari satu juta itu yang
berhasil untuk mela wan ujian sengatan serangga, hembusan angin, guyuran hujan
dan sebagainya lebih kurang 5 ratus buah. Dari 5 ratus buah itu masih mengalami
ujian jenis lainnya seperti kalong, tupai dan penjakit alami lainnya yang
membuat buah itu tawar rasanya. Akhirnya yang dapat berman faat untuk ma nusia
atau memenuhi standar durian sekitar lebih-kurang 200 buah saja.
Dalam perjuangan
Mukhtar yang brilliantpun masih ada pe ngikut yang perlu kita pertanyakan
apakah disisi Allah tercatat sebagai Syi’ah yang redha Allah atau tidak. Apakah
sepak terjangnya menguntungkan perjuangan atau merugikan ba gaikan sepakterjang
kaum munafiqun, menggunting dalam lipatan. Akibat sepakter jang kaum munafiqun
itu lah, perju angan Imam Ali as bisa terkalahkan walaupun Imam Ali sen diri
tau persis, penipuan yang diaplikasikan Amru bin Ask, politi kus jahat yang
sepakterjangnya banyak diti ru diseluruh dunia, termasuk Indone sia dengan
bantuan para ulama gadongan. Demikian juga perjua ngan Imam Hassan terindikasi
keterliba tan manusia-manusia hypocrite, hingga Imam bukan saja ter paksa
berunding tetapi juga sampai tereng gut nyawanya.
Perang Karbala
Riwayat Mukhtar 5
Setelah tibanya
Kiyan di rumah Mukhtar untuk menginfokan utusan Imam Hussein yang sedang
menuju Kofah tetapi belum mendapat kepastian keselamatannya, Mukhtar mengajak Kiyan untuk memastikan. Bin Kamil adalah sahabat setia Mukh tar lainnya.
Dia dan Kiyan menunggu kedatangan utusan Imam di padangpasir yang terkenal
angker. Tak lama kemudian Kiyan melihat satu titik hitam, minta Bin Kamil
untuk membuktikan, apakah itu fatamorgana atau Muslim bin ‘Aqil yang se dang
mereka nantikan. Ternyata memang itu utusan Imam sendirian, dimana 2 o rang
penunjuk jalan sudah mati diterpa keganasan padangpasir. Muslim bin ‘Aqil
langsung jatuh dan pingsan dihadapan u tusan Mukhtar. Lalu Bin Kamil memapah nya
kerumah isteri Mukhtar yang pertama, bernama Nariyah (Ummu Tsabit).
Saat Utusan Imam
meminta Mukhtar mengumpulkan tokoh-tokoh Syi‘ah, nampak kekecewaan Mukhtar
diwajahnya. Hal ini disebabkan Mukhtar taupersis kalau Shi ’ah Kufah itu bagaikan “Durian yang memilik harapan masa depan, disebabkan melihat jutaan calon
buah, namun kemungkinan besar akan gugur semuanya ke cuali sedikit yang
tersisa”. Mukhtar berpendapat bahwa Syi’ah Kufah butuh Ideolog dan pemimpin
yang tangguh untuk membimbingnya agar menjadi Syi’ah yang benar-benar dapat
dipercaya. Itulah sebabnya beliau tidak setuju me ngirim surat, mengundang Imam
sebelum masyarakat kota Kufah benar-benar siap menerima Imam agar tidak seperti
dialami Imam Hassan di Madain, hanya Kiyan, Mukhtar dan pamannya saja yang
dapat dipercaya. Sebaliknya Sulaiman setelah mengundang Imam ke Kofah tidak
tundukpatuh kepada Muslim bin ‘Aqil sebagai utusan Imam.
Ada 2 orang tokoh
Syi’ah yang sudah dizalimi Ubaidillah bin Ziyad, begitu dia me nginjakkan
kakinya di Istana Kofah, yaitu Maitsam Tammar dan Hani bin Urwah. Sa yangnya
orang Kufah dengan mudah di bungkam oleh Hakim Syuraih (Bal’am/ ulama
gadongan). Sulaiman sambil menangis ketika bertemu dengan Muslim bin‘Aqil
utusan Imam Hussein, mengatakan: Perpisahan itu sungguh berat". Lalu
menggunakan derita Ya’qub menanti Ismail hingga matanya buta, sebagai pe rasaan
yang juga diderita Ismail menanti Imamnya. Ketika Utusan Imam menga jaknya untuk
bangkit membela Hani bin Urwah dan Maitsam Tammar, dia tidak ber sedia dengan
dalih makruh berjihat sebelum kedatangan Imam dan memilih diam. Lalu kita
bertanya, apa bedanya Sulaiman dengan Hakim Syuraih?
Lanjutannya kita
saksikan Nu’man bin Basyir Anshari sibuk berdialog dengan menan tunya, Mukhtar
as Saqafi. Menarik juga kita saksikan perdebatan mereka, yang satu Gubernur
Muawiyah dan lainnya pahlawan pembela Imam Hussein, dimana ber hasil memancung
semua pembantai Imam di Karbala, yang akan kita saksikan nanti. Isteri Mukhtar
kedua Umrah bin Nu’man, madunya Nariah (Ummu Tsabit) tidak kurang menariknya
sebagaimana Mukhtar. Dia berhasil berhadapan dengan Ayah nya yang kontraversi
dengan suaminya. Hal ini patut menjadi contoh bagi yang memiliki mertua yang
kontraversi macam Mukhtar dan mertuanya.
Film Perang Karbala
Riwayat Mukhtar 6
Ubaidillah bin
Ziyad masuk kota Kufah dengan menyamar sebagai Hussein, pendu duk Kufah sangat
antusias menyambutnya, dikiranya benar-benar Imam Hussein yang datang. Begitu dia duduk di korsi Istana terus mengumbar “hikayat musang nya”. Lalu Maitsam bangkit berorasi menentang hikayatmusang Ubaidillah, hingga beliau dipukul
Ubaidillah setelah menghinanya yang berakibat Ubaidillah hilang setengah
suaranya dan tidur atas korsi istana. Memang nampak karamahnya Mait sam. Melihat
keanehan itu, Umar bin Sa’at bin Abiwaqas minta permisi pada Ubai dillah untuk
mencari kerja lainnya yang aman, melupakan janji Ubaidillah untuk berkuasa di
kota Rey. Lalu Ubaidillah siuman dari sakitnya dan bangkit membawa U mar
ketempat sepi, menanyakan apakah tidak lagi mau menjadi penguasa Ray. Kata Umar
merasa terpukul melihat Ubaidillah bisa demikian saat didebat oleh seo rang penjual korma. Ubaidillah berkilah, itu hanya bersandiwara, bukan sakit.
Ubaidillah
berkunjung ke rumah Hani yang lagi sakit demam. Muslim berpindah tem pat ke
Rumah Hani. Hani mendapat info kunjungan Ubaidillah dan meminta Muslim
membunuhnya. Kata Hani andaikata dia tidak sakit, dia sendiri yang menghabisi
U baidillah. Ini terpaksa dia lakukan demi keselamatan Imam dan penduduk Kofah
dari bulan-bulanan Ubaidillah bin Ziyad. Muslim bersembunyi di sudut kamar
de ngan pedang milik Hani. Kata Hani saat aku meminta air, habisilah U baidillah
demi membela Hussein. Ketika Ubaidillah masuk dan duduk dihadapan Hani, Muslim
ge metaran tangannya, terba yang Imam Ali tidak pernah mengajarkan cara demi kian
hingga tidak jadi menghabisi Ubaidillah.
MARILAH KITA
BERANDAI-ANDAI!:
Apakah rencana Hani
bin Urwah dapat dibenarkan dengan logika atau hukum Allah atau tidak? Andaikata tidak mengapa Muslim bin ‘Aqil
tidak berargumen saat diminta Hani untuk membunuh Ubaidillah. Apakah seseorang
yang perkasa dan zalim yang ingin membunuh kita disuatu malam, ketika kita
sudah mendapat info pasti, kita tidak boleh malam tersebut bersembunyi dan
menusuknya dari belakang saat penjahat tersebut melangkahkan kakinya kerumah
kita? Kalau ada yang berargumen, kenapa kita tidak jentelmen bertarung dengan penjahat terse but? Bagaimana mungkin bertarung bagi kita yang lemah fisik
dengan penjahat yang perkasa?
Pada suatu hari Rasulullah
ditanya rombongan yang hendak membnuh seseorang, apakah beliau melihatnya
lewat? Rasulullah menjawab setelah melangkah ke sam ping bahwa, selama beliau
disana tidak ada orang yang lewat. Kalaun kita berargumen bahwa benar sebab Rasulullah
tidak lagi pada tempat saat orang yang akan dibunuh lewat, bukankah melangkahnya Rasulullah merupakan Taqi yah juga? Andaikata Rasulullah tidak
bertaqiyah, bukankah Rasulullah juga ikut terlibat dalam pembunuhan orang
malang tersebut? Taqiyah haq untuk menye lamatkan seseorang.
Kalau argumen
diatas dibenarkan, apakah kasus Hani dan Ubaidillah dapat dikiyas kan? Lalu
kalau kita berargumen bahwa andaikata Muslim bin ‘Aqil berhasil mem bunuh
Ubaidillah, kemungkinan besar Imam Hussein tidak akan terbunuh di Kar bala.
Apakah Muslim dan Hani telah menyelamatkan Imam Hussein di Karbala? Andaikata
kita berargumen demi kian, bukankah bertentangan dengan apa yang telah disampaikan Rasulullah bahwa Imam Hussein akan syahid di Karbala? Apa bila fenomena
Karbala tidak exist, bukankah tidak ada pihak yang diuji Allah mana yang berpihak kepada Imam Hussein masuk Surga dan yang berpihak Yazid masuk Neraka?
Imam Ali tau bahwa
beliau akan dibunuh di Mesjid Kofah saat beliau shalat Subuh, oleh Abdurrahman
bin Muljam, jauh sebelum beliau dibunuh. Lalu ada yang ber tanya kenapa tidak
dibunuh Abdurrahman agar Imam Ali selamat dari pembu nu han? Imam menjawab bahwa
tidak dibenarkan membunuh seseorang yang belum terbukti melakukan kesalahan
yang haq dibunuh menurut Qur-an. Para Imam dibe rikan sebahagian ilmu ghaib
oleh Allah swt. Hal itu tidak perlu heran, Khaidirpun me miliki ilmu ghaib yang
belum diketahui Nabi Musa as saat itu, hingga bertanya kena pa dibunuh anak
tersebut, yang membuat mereka berpisah. Ketika Imam Ali me ngejar Amru bin Ask
dengan kudanya, Amru melepaskan semua pakaiannya, hing ga Imam Ali memutarkan
kudanya, tidak jadi membunuh Amru.
Dalam beragama ada
hal yang disebut Ruhsah (keringanan). Namun para Imam ti dak mengambil ruhsah
tersebut. Hal ini dapat dimengerti bahwa
mereka itu ma’ sum (Rasulullah, Imam Ali, Fatimah az Zahra, Imam Hassan, Imam
Hussein plus 9 Imam lanjutannya). Justeru itu prediksi saya Hani bin Urwah tidak
dipersalahkan oleh Allah swt andaikata berhasil membunuh Ubaidillah. Apakah
persoalan diatas terlalu menyelimet? Mohon pembaca memberikan argumen sebanyak
mungkin, minimal bermanfaat untuk melatih diri kita sendiri untuk berpikir
kreatif.
Film Perang Karbala
Riwayat Mukhtar 7
Dajjal yang hina
ini (Mujahid Hamsyi) konon gemar melakukan shalat tahajjud, hing ga seorang
tokoh Syi’ah Kofah yang lugu, Muslim bin Ausajah percaya begitu saja tidak
mampu berpikir kritis, bersedia membawanya ke tempat persembunyian Mus lim bin
‘Aqil. Kata dajjal, ingin menyerahkan beberapa kantong Dinar Syam untuk para
pembela Imam Hussein via Muslim bin ‘Aqil di rumah Hani bin Urwah. Muslim
meragukan tawaran Dajjal tersebut hingga segera mening galkan Muslim dan Hani. Dajjal itu adalah utusan Ubaidillah untuk menyelidiki
persembunyian Muslim. Atas usaha licik Dajjal, Ubaidillah berhasil melacak
dimana persembunyian Muslim untuk mengobrak-abrik kediaman Hani selanjutnya.
Muslim mulai hilang kepercayaannya terhadap Syi’ah
Kofah dan berniat untuk membatalkan kepergian Imam ke Kofah namun Ismail terindikasi
benar-benar lugu, coba mempengaruhi Muslim agar tidak menyamakan bai’at
kesukuan dengan bai ’at kesyi’ahan. Ironisnya saat Muslim mengajak Sulaiman untuk membela Hani, Su laiman memilih diam tidak mau terlibat dalam pembelaan
Hani. Untuk membe nar kan sikapnya berdalih bahwa jihad sebelum kedatangan Imam
adalah makruh. Demikianlah kelemahan pikiran ahli fiq yang kosong ideology,
dimana mereka asik berbicara hukum walau dalam keadaan sangat genting
sekalipun. Seharusnya Sulaiman musti tunduk kepada duta Imam Hussein, bukan
menarik diri hingga di manfaatkan musuh, disebabkan mereka saling berbeda
sikap untuk menghadapi musuh.
Syi’ah Kofah sempat bangkit saat menyaksikan pemukulan
terhadap Hani oleh U baidillah, namun secepat itu juga dibungkam oleh Ubai
dillah dengan memperalat hakim Syuraih, Bal’am Kofah. Lalu Muslim memerintahkan
tokoh-tokoh Syi’ah Kofah untuk bangkit membela Hani. Ketika mereka bergemuruh
dengan ucapan “Lab baik ya Hussein” Kiyan sangat antusias, namun Mukhtar menegurnya, agar Kiyan tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan. Benar saja
pandangan Mukhtar, begitu mereka diperalat dengan Dinar Syam oleh Ubai dillah,
mereka hilang bagaikan fatamorgana dipadang pasir, nampaknya ada tetapi tidak
ada. Kata
Muslim bin Aqil, mereka macam lelaki tetapi bukan lelaki.
Film Perang Karbala
Riwayat Mukhtar 8
Akhirnya mereka
meninggalkan Muslim bin Aqil sendirian dan terpaksa menginap dirumah seorang
janda, dimana anaknya seorang pemabuk berandalan. Ibunya mengharapkan Muslim
tidak diketahui anaknya yang tolol itu, namun dipagi itu a naknya sempat
melihat Muslim lalu diberitahukan pada musuh Muslim hingga me reka mengepung
rumah tersebut. Muslim pantang menyerah walau sendirian ber tempur dengan
gagah berani dan banyak musuhnya yang mati ditangan Muslim. Andaikata Muslim
tidak mendengar jaminan Ibnu Asy’ath, mungkin banyak sekali musuh berguguran.
Akhirnya Muslim dieksekusi, jaminan perlindungan adalah per mainan kaum
munafiqun. Dari atas gedung, Muslim ditendang kebawah hingga menemui kesyahidannya.
Ubaidillah yang sok
tau tentang agama, coba berdebat dengan Muslim bin ‘Aqil. Sebagaimana kata
Muslim, andaikata ada sedikit saja rasa takut kepada Allah di hati orang-orang
ini, mereka akan mengaku kebohongan Ubaidillah. Tetapi sayang cinta dunia telah
merendahkan muslimin begitu saja, hingga tidak ada lagi kebe ranian, keadilan
dan keimanan pada mereka.
Andaikata para
pengikut Ahlulbayt berdebat dengan musuhnya secara fair, semua yang
menyaksikan berdebatan tersebut akan mengakui kebenaran pengikut Imam Hussein
dan kebathilan penentangnya. Namun sayang pihak musuh pengikut Ah lulbayt dengan kekuasaan yang mereka miliki membungkam setiap argumen de ngan pembunuhan.
Lihatlah betapa munafiqnya Ubaidillah, janji melindungi nyawa Muslim via Ibnu
Asy’at diabaikan sama sekali. Asy'at jugalah dulu yang memaksa Imam
Ali untuk berunding dengan kekuatan 50 pedang saat Imam sendirian dalam
kemahnya.
Perhatikan juga Umar
bin Saat bin Abi Waqas yang senantiasa berpenampilan konyol, tunduk patuh
kepada penguasa zalim sebagaimana kebanyakan pengikut penguasa zalim di zaman
kita sekarang ini. Perhatikan juga perintah Ubaidillah supaya air yang hendak
diberikan kepada Muslim menggunakan bejana bekas minum binatang haram.
Saya berusaha
mengangkat sejarah dalam bentuk video-vi deo ini agar kita dapat mengambil
i’tibar, mengapa di zaman kita semua penguasa mengaku beragama Islam tetapi
berkuasa atas rakyat secara zalim. Demikian juga para Alim palsu menggunakan
ilmu hikayat musangnya untuk berpihak kepada penguasa zalim. Tidakkah kita
renungkan mulai dizaman Suharto, betapa banyak orang Alim palsu yang meninabobokkan rakyat Indonesia hingga mereka tetap terjajah dalam kehi dupannya,
tidak jauh berbeda dengan penjajahan Belanda, Inggeris dan Jepang. Setiap tgl
17 Agustus pa ra penguasa mulai dari atas sampai Bupati dan Camat mendengungkan pekikan MERDEKA, namun realitanya hanya penguasa dan sege nap
pendukungnya saja yang menikmati kemerdekaan. Sepakterjang kemunafikan Suharto
berterusan sampai ke zaman Yudhoyono, dimana persekongkolan Fir’un, Karun,
Hamman dan Bal’am tetap berjalan seperti biasa.
Kini zaman Jokowi
mulai berobah namun saksikanlah betapa banyak masih rakyat Indonesia yang masih
menginginkan pemerintahan ala Suharto dan Yudhoyono. Apakah salah, kalau kita
katakan bahwa mereka itu berasal dari keturunan orang-orang yang dulunya
mendapat kecipratan dana korupsi? Kenapa mereka sukar se kali kita sadarkan?
Jawabannya mereka terlanjur percaya kepada para Alim palsu dalam beragama. Makanya makin banyak para Alim palsu, makin
rusak negara Indonesia. Kalau kita lihat penampilan mereka macam penampilan
Ulama bena ran tetapi isi kepalanya sudah dekaden, tidak mampu lagi meneladani Rasulullah saww, untuk membela kaum mustadhafin.
Ketika Mukhtar datang, mendapat info bahwa Muslim
sudah syahid, nampak keke cewaan teramat sangat di wajah Mukhtar. Dia tau persis
kalau Syi’ah Kofah itu ti dak dapat dipercaya. Ketika Muslim, duta Imam datang,
mereka begitu antusias dan bersemangat dengan pekikan, “Labbaik ya Hussein”
namun berakhir dengan membiarkan Muslim bin ‘Aqil sendirian hingga dilahab oleh
“serigala-serigala haus darah” sampai menemui kesyahidannya.
Mukhtar didampingi
Kiyan dan Bin Kamil berhadapan dengan pasukan ibnu Huraits. Kiyan dan Bin
Kamil terbakar semangat perang setelah mengetahui kesyahidan Muslim bin ‘Aqil.
Sepertinya pengikut Mukhtar Tsaqafi hendak melawan musuh se cara emosionil tetapi Mukhtar dapat meredam
kemarahan mereka dengan pi kiran yang brilliant. Akhirnya demi keselamatan
pasukannya agar dapat meraih ke menangan disaat yang akan datang, Mukhtar memilih pengorbanan diri, mende kam dipenjara. Fenomena ini pembaca juga bisa
menyaksikan, betapa bejatnya Ubaidillah, tega mencederai mata Mukhtar. Andaikata Ubaidillah bukan munafiq terkutuk, mustahil menyakiti Mukhtar yang telah
bersedia menyerah diri.
Film Perang Karbala
Riwayat Mukhtar 9
Setelah kaum
durjana itu mengamankan perjuangan Mukhtar dengan memasuk kan beliau dalam
penjara angker dalam keadaan matanya terluka tanpa obat, mereka mulai menghadang Imam Hussein di Nainawa. Pembantaian terhadap putra Nabi dan keluarga
serta para sahabat setianya dilakukan oleh Ubaidillah bin bin Ziyad, Syimr,
Umar bin Saat bin Abi Waqas beserta 30 ribu tentara sesat kecuali Hur yang
sempat berpikir secara kritis hingga berpatahbalik memihak Imam Hussein,
setelah mendapat pemaafan dari Imam. Fenomena Hur ini sepertinya tidak ada
duanya dalam sejarah Islam. Telusurilah kisahnya agar pihak yang keliru memaha
mi sejarah karbala dapat membuka wawasan untuk berpikir secara benar.
Bulan Muharram
tahun 61 Hijrah, Umar bin Saat bin Abi Waqas yang memimpikan kekuasaan di Rey,
menghadang jalan Imam Hussein dan pasukan kecilnya ber jumlah 73 orang.
Peristiwa ‘Asyura terjadi pada tgl 10 Muharram 61 Hijrah. Singkat cerita dalam
pertempuran yang tidak seimbang ini, Imam gugur Syahid bersama si sa keluarga
Rasulullah dan sahabat setianya. Setelah itu mereka dengan garang nya
menginjak-injak mayat Imam dengan kudanya dan merampas semua barang milik para
wanita dalam kemah dan bahkan anting-anting anak kecilpun dicopot paksa hingga
berdarah-darah. Tidakkah mereka yang ngotot mengatakan Syi’ah sesat berpikir
sejenak, mana komunitas mereka saat pecinta Ahlulbayt yang haq berhadapan
dengan golongan Yazid bin Muawiyah bin Abu Sofyan, musuh bebu yutan
Rasulullah? Peristiwa Karbala dan
perjuangan Mukhtar yang sedang kita telu suri ini masih seadanya, belum masuk
analisa secara ideology agar lebih mantap kita pahami dalam beragama.
Untuk membantu
sedikit telusurilah Ideology Imam Hussein, mengapa dari rumah nya di Madinah
tidak langsung berangkat ke Karbala tetapi singgah dulu ke Haji agar para
sahabat Rasulullah saww yang masih hidup dan sedang melaksanakan Haji, mampu
berpikir bahwa tanpa Imam Yang haq, tawaf di Baitullah sama dengan melingkari
Istana Hijau Yazid. Ironisnya secara emosionil, Ubaidillah cs serta mereka yang
getol mengatakan pengikut Ahlulbayt Rasulullah sesat di zaman kita ini,
sepertinya memihak Yazid. Kalau tidak memihak Yazid, berarti memihak Abdul lah
bin Zubeir yang menguasai Mekkah, dimana juga ikut memerangi Imam Ali da lam
perang Jamal/perang Unta.
Dalam selogan
perjuangan Revolusi Islam Iran terkenal slogan Syahid DR ‘Ali Syari ’ati yang
menggema diseluruh Negeri Iran: “Setiap hari adalah ‘Asyura, setiap bu lan
adalah Muharram dan setiap tempat adalah Karbala”. Dengan Ideology Imam Hussein
di Karbalalah Revolusi Islam Iran menggapai keberhasilannya yang sukses
sampai hari ini, lebih unggul daripada Renaisance/Revolusi Perancis dan
Re volusi velosovick di Rusia.
Paska kesyahidan
Imam Hussein di Karbala, Ubaidillah mulai berorasi lagi dengan “hikayat
musangnya” untuk mengelabui pengikutnya yang sama-sama sesat, hing ga Ibnu Afif
menentangnya dengan mantap. Dapat dipastikan apa resikonya o rang-orang bila
menentang penguasa zalim tetapi hanya resiko dunia, dimana Allah menggantinya
kelak dengan Surga. Sepertinya tidak ada pribadi yang berani mengambil
resiko macam itu kecuali sedikit. Ketika Maitsam mengunjungi Ibnu Afif paska
kesyahidan Imam Ali, Afif mengira Maitsam sudah “gila”. Maitsam mengata kan:
“Iman seseorang tidak akan sempurna sampai dia dianggap gila oleh
orang-orang”. Katanya “itu hadist cinta”.
Ibnu Afif
dimasukkan dalam penjara satu kamar dengan Mukhtar hingga mereka dapat
berdiskusi. Mukhtar memberitahukan Ibnu Afif mengajak penghuni penjara untuk
keluar dari penjara dengan selogan: “Ya mansur, amit” hingga sebahagian mereka
berhamburan keluar, namun segera ditang kap kembali oleh petugas pen jara.
Maitsam digantung dipohon kurmanya didepan rumahnya. Ketika Maistsam menentang hikayat musang Ubaidillah, dia mem bertitahukan Ubaidil lah sudah tau
hukum yang dipaksakan kepadanya, digantung di pohon kurma miliknya sendiri.
Disebabkan Ubaidillah cs “buta” memahami kebenaran Imam Ali dan Syi’ahnya,
ti dak menggantung Maitsam dipohon kurma agar pengikutnya percaya Imam Ali
bohong. Demikianlah akhirnya Allah menunjukkan kebenaran Imam Ali dan
Mait sam, digantung dipohon kurma miliknya setelah dipotong lidahnya.
Kalau saat Maitsam
dipukul Ubaidillah yang membuat suaranya hilang dan terpak sa tidur atas korsi
istana, kali ini Ubai dillah mengalami sakit bisul yang berbau lebih busuk
daripada bau jamban, setelah dia cabut lidah maitsam dan meng gantung kannya
dipohon kurma yang membuktikan kebenaran Imam Ali dan Maitsam.
Walaupun Mukhtar sudah dipenjara, Ubaidillah
masih dihantui keresahan pikiran nya. Dia berdaya upaya untuk membunuh Mukhtar. Dia coba mempengaruhi se pupu Mukhtar, Zaidah bin Qud damah untuk
membunuhnya, dia tidak mengetahui bahwa sepupu Mukhtar memiliki politik yang
tidak kurang piawainya dengan Mukhtar. Ubaidillah, Dajjal dan Zaidah bin Quddamah berjalan tertatih-tatih, ber dialog untuk membunuh Mukhtar dengan cara
mengoleskan racun pada salep yang akan diberikan untuk mengobati mata Mukhtar.
Akankah berhasil niat busuk Ubaidillah, mari kita tunggu episode berikut.
Film Perang Karbala
Riwayat Mukhtar 10
ORANG ZALIM ITU
KELAK AKAN TAHU
KEMANA MEREKA AKAN
KEMBALI (Asy-Syuara: 227)
Zaidah bin Quddamah
saudara sepupu Mukhtar ditugaskan untuk memberikan sa lap yang telah diolesi
racun untuk membunuh Mukhtar secara licik tapi pengecut. Akankah Mukhtar
menerima salep pembunuh tersebut? Bukankah Mukhtar ahli po litik yang tidak
sanggup mereka tipu?. Zaidahpun begitu masuk tempat sau daranya sepupunya,
Mukhtar di "ujung dunia" macam sudah sama-sama berenca na sebelumnya.
Didepan sipir penjara Mukhtar menjerat leher Zaidah dengan tali sambil
menggertak untuk membunuhnya hingga sipir ketakutan dan keluar. Mukhtar cepat
ambil kesem patan, membisikkan sesuatu ditelinga Zaidah dengan cepat lalu
mengancam lagi saat sipir masuk untuk menolong Zaidah. Sebelum me ninggalkan
Mukhtar, Zaidahpun tau "menghina " sepu punya agar tidak ada yang
curiga "taqiyah" mereka berdua. Zaidah langsung menuju Mekkah
menemui Abdul lah bin Umar, iparnya Mukhtar untuk mengeluarkan Mukhtar dari bahaya maut di "ujung dunia".
Singkat ceritantya
Mukhtar dibebaskan atas usaha Abdullah bin Umar. Mukhtar di berikan kesempatan 4
hari untuk tinggal di Kofah, bukan jaminan perlindungan. Mukhtarpun menggu
nakan kesem patan tersebut sebaik mungkin untuk kabur ke Mekkah dari rumah
isteri pertamanya. Sayangnya cepat dikejar pasukan utusan Umar bin Sa’at bin
Abi Waqas dan Syimir, penggorok leher Imam Hussein di Karbala. Mukhtar terjun
dari kudanya, berlindung dalam rawa-rawa hingga pengejarnya hilang sasaran.
Saat yang genting itu, Kiyan sahabat setianya Mukhtar, mengha dang pasukan
musuh dengan cepat pula. Ketika bertemu dengan Mukhtar, Kiyan menangis melihat
wajah Mukhtar yang sudah demikian menyedihkan. Lalu Mukhtar ditemani Kiyan dan
pasukannya, kembali ke Kofah untuk ganti pakaian. Kali ini Mukhtar berangkat
kembali dari rumah isterinya yang kedua.
Film Perang Karbala
Riwayat Mukhtar 11
Setelah berbicara
seperlunya dengan Isterinya, anak-anaknya, pembantunya, Zer bi, Sahabat
karibnya Kiyan dan Bin Kamil, Mukhtar mulai memacukan kudanya digurun angker,
menuju Mekkah. Kalau dalam perjalanan pertama sempat diha dang oleh pasukan
Syimir dan Umar bin Sa’at bin Abi Waqas, kali ini Mukhtar bisa berpacu dengan
mulus tanpa rintangan, dimana Kiyan dan Bin Kamil telah memoni toringnya dengan
baik. Dalam perjalanan tersebut pertama bertemu dengan Abul Gharab dari suku
Tsaqif. Kebetulan Abul Gharab mengenalnya setelah memperke nalkan namanya
terlebih dahulu pada Mukhtar dan memberitahukan Mukhtar pernah berdo’a untuk
menjumpai dan mencium tangannya. Lalu memintakan anaknya menyuguh kan
Mukhtar semang kok susu unta. Pada mulanya Mukhtar menolak, Abu Gharab mengerti
Mukhtar yang jenius mustahil minum sembarangan, hingga Abu gharab meminumnya
sendiri sedikit untuk membuktikan aman untuk di minum. Setelah mereka berbicara
seperlunya, Mukhtarpun kembali memacu kuda kesayangannya.
Dikawasan Nainawa
Mukhtar melihat sebuah kemah Hitam, lalu turun untuk istira hat. Seorang wanita
sebaya, menodong Mukhtar sebab dia masuk setelah mende ngar tidak ada jawaban
saat dia minta izin. Wanita itu memperkenalkan dirinya Is teri Zuhair bin Qein
Bajali. dan namanya Dulham. Mukhtar kenal baik sama Zuhair sahabat ayahnya dan
menyaksikan sendiri ketangguhan Zuhair dalam bertempur hingga ayahnya
memintakan Mukhtar untuk belajar keberanian pada Zulair. Lalu Dulham
menceritakan dialog dengan suaminya dimana pada mulanya Zuhair ke liru memahami
agama. Sepertinya
isterinya lebih paham agama Islam murni diban dingkan suaminya.
Kata Zuhair kalau
aku ikut Imam Hussein aku akan rugi dunia dan Akhirat. Ini kan te rindikasi
bahwa dia belum taupersis, siapa Hussein itu? Lalu dikatakan Dulham, kamu
dipanggil Hussein, Zulham. Kamu menzalimi dirimu sendiri kalau tidak mene
muinya. Zuhair berkutat tidak mau terlibat dalam perang antar kaum Muslimin.
Lagi-lagi ini terindikasi Zuhair belum mampu membedakan antara Muslim dan
Munafi qun. Terlalu banyak kaum Muslimin yang berpendapat seperti itu, termasuk
Abdul lah bin Umar bin Khattab. Alhamdulillah Zuhair mendapat hidayah Allah setelah
bertemu dengan Imam Hussein.
Ketika Zuhair
menyatakan tidak akan membatalkan sumpahnya, Dulham mengata kan bahwa Zuhair
terlalu banyak berdalih. Dulham
mengatakan, jangan-jangan engkau takut. Kalau kau tidak mau menemui Imam
Hussein, nanti orang akan me ngira engkau pengecut. Kelak saat orang-orang
ingin memberi contoh kepengecu tan, mereka akan menyebut Zuhair bin Qein, dan
bukan tikus. Nasehat Dulham te rakhir ini membuat Zuhair tergamak untuk pergi
agar tidak dianggap pengecut. A nehnya begitu Zuhair bertemu dengan Hussein, pikirannya berbalik 180 derajat.
Sekembali dari
pertemuannya dengan Imam, Zuhair langsung memberi tahukan Dulham siap untuk
ikut Imam sambil mem buka kofornya, melihat-surat-surat pen ting untuk diberikan kepada isterinya. Dulham mengatakan apa gunanya harta dan anak-anak tanpa
dirimu? Ketika Zuhair memberi tahukan
Dulham untuk men ceraikannya, benar-benar saya sendiri belum mampu
memahaminya. Akhirnya Dul ham menerima
talaq dengan harapan bebas memilih untuk bergabung dalam pa sukan Imam Hussein.
Selanjutnya
saksikanlah betapa brilliantnya Zuhair dalam pem bela an nya terha dap Imam
Hussein, baik kegagahannya bertempur, maupun kemantapan ucapan nya paska pertemuan dengan Imam. Mukhtar mengakui keberuntungan Zuhair sempat bergabung
dengan "kafilah cinta". Mukhtar mempertanyakan keluh-kesah nya tidak
bergabung dengan kafilah cinta. Dulham menjawab keluh-kesah Mukh tar bahwa
Allah yang telah menjadikan Ali Zainal Abidin
bin Hussein sakit hingga Syi’ah tidak kehilangan Imamnya. Allah juga
yang telah memenjarakan Mukhtar agar Syi’ah memiliki penuntut balas darah
Hussein. Sampai disini terjawablah kena pa Mukhtar tidak pergi ke Iran agar
cepat tercapai tujuannya. Pertemuan dengan Dulham di kemahnya sungguh sangat
penting bagi perjuangan Mukhtar Tsaqafi.
Orang yang pertama
dikunjungi Mukhtar adalah Muhammad Hanafiah bin Ali. Se moga kaum yang menuduh
Mukhtar Tsaqafi berimam kepada Hanafiah tidak lupa mengamati pertemuan antar
Mukhtar dengan Hanafiah ini. Propessor Doktor Kiyai Haji Said ‘Aqil Syiradj
juga keliru memahami bahwa Mukhtar berimam kepada Muhammad Hana fiah bin Ali
as. Katanya saat mengatakan bahwa ada Syi’ah Imamiyah 12 (Syiah murni), ada
yang 7 Imam (Ismailiah) ada yang 5 Imam (Zaidi yah) dan bahkan ada yang 3 Imam
(pengikut Mukhtar Tsa qafi). Hal itu dia kemu kakan dalam dialog dengan
kiyai-kiyai muda NU Jawa Timur yang menuduhnya Syi’ah.
Dalam pertemuan
Mukhtar dengan Muhammad Hanafiah je las saat Mukhtar minta tangan Hanafiah
membai’at untuk me ngambil kembali hak Imam Ali dari tangan mereka. Ketika Ha
nafiah bertanya: "Apakah kamu
menganggapku sebagai I mammu?" Mukhtar menjawab: "Anda adalah putra
Haidar al Karrar, dan wali dari darah Imamku, Hussein. Allah tahu aku mengakui Ali Zainal Abidin bin
Hussein (As Sajjad) sebagai I mamku".
Bersambung ke:
http://achehkarbala2.blogspot.no/2018/03/menelusuri-perang-karbala-dan-model_40.html
http://easyenglishlearning.org/acheh-karbala.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar