Jumat, 01 Maret 2019

PERSEKONGKOLAN FIR'UN, KARUN DAN BAL'AMLAH YANG MEMBUAT SYIAH DAN SUNNI BENTROK.





 KEPEMIMPINAN YANG BENAR SEBAGAIMANA DI REPUBLIK ISLAM IRANLAH YANG DAPAT MEMPERSATUKAN BUKAN SAJA ANTAR SYIAH DAN SUNNAH TETAPI BAHKAN ANTAR ISLAM DAN KRISTIAN SERTA NON ISLAM LAINNYA
hsndwsp
Acheh - Sumatra
di
Ujung Dunia 

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Menarik juga kita simak "Tantangan Pendekatan Mazhab dan Persatuan Islam" yang ditulis oleh Pena sehat Sekjen Forum Internasional Pendekatan Mazhab-mazhab Islam, Hujjatul Islam Mir Aghaei.

Hujjatul Islam ini telah membahas panjang lebar, tantangan pendekatan Mazhab-mazhab Islam. Semoga berkenan menerima komen kita ini yang tidak bertujuan untuk mendiskreditkannya, melainkan bertujuan untuk menambah kuat persepsi kita dalam memahami kondisi Ummah dan Imamah di zaman kita yang terakhir ini, semoga Allah swt berkenan memunculkan Imam Akhir zaman di zaman kita ini, Muhammad al Mahdi al Muntazhar dan Nabi Isa bin Maryam as.

Pada prinsipnya saya setuju sebagaimana yang telah diurai jelaskan oleh Hujjatul Islam ini, namun izin kanlah saya menyampaikan sedikit tambahan, dimana barangkali bermanfaat buat kita sekalian.

Pertama sekali saat kita analisa lembaran-lembaran sejartah, baik sejarah perjuangan Rasulullah, Nabi Muhammad saww sendiri maupun sejarah perjuangan Imam-Imam yang ditunjukkan Allah dan Rasul Nya secara kwnatitas sangat minim tetapi sangat mengagumkan secara kwalitasnya. Banyak penulis se jarah berpendapat bahwa jaman kegemilangan Islam adalah jaman "Khalifaur Rasyidin", sebaliknyakita berkeyakinan bahwa Jaman kegemilangan itu adalah jaman Rasulullah sendiri dan jaman Imam Ali bin Abi Thalib, bukan jaman "khalifaurr Rasyidin". Keyakinan kita ini berdasarkan kwalitas bukan kwanti tas. Di jaman Nabi suci, Muhammad saww mendapat pengakuan Allah sendiri saat Nabi Suci mengangkat Imam Ali as sebagai Maulanya atau perpanjangan keimamahan Rasulullah sendiri agar manusia yang ingin mengikuti agama yang benar mengikuti Imam yang diumumkan Nabi sendiri di Ghadir khum.

Pengakuan Allah swt ini terbukti dengan turunya ayat terakhir: "حرمت عليكم الميتة والدم ولحم الخنزير وما أهل لغير الله به والمنخنقة والموقوذة والمتردية والنطيحة وما أكل السبع إلا ما ذكيتم وما ذبح على النصب وأن تستقسموا بالأزلام ذلكم فسق اليوم يئس الذين كفروا من دينكم فلا تخشوهم واخشون اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام دينا فمن اضطر في مخمصة غير متجانف لإثم فإن الله غفور رحيم"

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Kita tidak sedang membahas ayat terakhir ini disebabkan terlalu banyak pendapat yang kerap membuat kita confused. Yang hendak kita sampaikan hanya agama dibawah panduan Nabi terakhir dinyatakan Allah sempurna dengan pengumuman Imam Ali sebagai perpanjangan keimamahan Nabi suci. Kalau ada pihak yang tidak sependapat adalah wajar dan itu adalah hak mereka. Namun sangat disayangkan Imam Ali tidak diberikan kesempatan oleh mayoritas "kaum Muslimin" saat itu bersama pemimpin yang mereka percaya, kecuali setelah berakhirnya kepemimpinan Usman bin Affan.

Lalu kita bertanya-tanya dalam hati kalau Rasulullah sudah menetapkan penggantinya kenapa ada alternatif lain bagi kebanyakan "Ummah" kala itu? Bukankah "haq" hukumnya untuk tunduk patuh kepada Nabi yang semua kita tau bahwa apa saja yang ditentukan Nabi pasti berasal dari Allah?. Berdasarkan argumen ini berarti siapapun yang tidak mengikuti atau tidak tunduk patuh kepada Nabi sama dengan tidak tuduk patuh kepada Allah sendiri. Lalu kita bertanya-tanya kepada orang-orang yang mengaku tokoh Islam sekarang ini, apakah orang seperti itu masih dianggap sebagai orang beriman walaupun mereka sendiri mengaku sebagai pengikut Nabi Muhammad tetapi menolak ketetapan Nabi Suci? Di jaman kita ini persoalan yang begini dianggap mnyelimet, padahal sangat mudah dipahami asalkan kita tidak termasuk type orang fanatik buta. Namun demikian kalau ada pembaca yang belum mampu memahaminya silakan baca di http berikut ini:
http://achehkarbala.blogspot.no/2013/05/yang-benar-tetap-benar-walau-keluar.html
http://achehkarbala.blogspot.no/2013/05/yang-benar-tetap-benar-walau-keluar.html

Banyak tokoh kita takut membicarakan persoalan dialinia diatas dengan alasan akan menuai perpe cahan antara Syiah dan Sunni. Hemat saya tidaklah demikian. Sunni memang berbeda dengan Syiah Imamiah 12 (maaf saya tidak bermaksud Syiah lainnya yang non Imamiah 12. Malah di Syiah Ima miah 12 juga tidak kita ikutkan syiah yang sudah dekaden). Perlu digaris bawahi bahwa perbedaan antara Islam dengan Kristian lebih besar lagi tetapi kenapa antara Orang Islam dan orang Kristian dapat bersatu di Republik Islam Iran dan di Libanon? Pertanyaan saya ini sangat mudah dipahami, tidak mnyelimet. Perpecahan antar mazhab Islam bukan disebabkan kita tidak menyembunyikan kom ponen-komponen yang berbeda di kalangan mazhab Islam tetapi pemimpin yang tidak layak disebut pemimpin tetapi lebih tepat kita katakan "penguasa". Penguasa hanya ingin menguasai rakyatnya bukan mempersatukannya.

Yang namanya pemimpin memang tugas utamanya memimpin rakyatnya kearah persatuan melalui ditegakkannya "Keadilan". Bukan saja keadilan ekonomi tetapi juga keadilan sosial dan politik. Demi kianlah mayoritas pemimpin di Republik Islam Iran sekarang ini di bawah kepemimpinan Mahmoud Ahmadinejad dan Sayed Ali Khamenei atau Rahbar. Di Republik Islam Iran bukan saja sama kepedulian pemimpin terhadap komunitas Islam Sunni tetapi juga sama kepeduliannya terhadap komu nitas Kristian dan non Islam lainnya. Lalu kita pertanyakan sekali lagi apakah yang membuat Syiah dan Sunni bentrok di Saudi Arabya dulu? Jawabannya adalah ulah penguasa yang hypocrite. Alhamdulillah Syiah dan Sunni yang sadar sekarang di Saudi Arabya bersatu melawan kesewenang-wenangan rezim despotik, bukan? Siapakah yang membuat syiah dan Sunni bentrok sejak dulu sampai kini di Indonesia? Jawabannya penguasa. Siapakah yang membuat Syiah dan Sunni bentrok di Mesir, Libya dan Irak dulu? Jawabannya pasti penguasa. Penguasa berdaya upaya untuk mengu asai rakyatnya agar kekuasaan mereka tetap langgeng. Salah satu fenomena yang fital adalah menciptakan perpecahan antar rakyat yang berbeda mazhab dan agama agar tidak bersatu, kendatipun di mulut penguasa senantiasa digembar-gemburkan persatuan. Itu adalah "hikayat Musang" yang hanya mampu mengelabui jenis orang "Pak turut" tetapi tidak berdaya kepada rakyat yang sudah sadar. Penguasa despotik berkuasa dengan keutuhan 3 entas (baca trinitas), Entas "Fir'un" (presiden atau raja dengan segenap jenjangannya), entas "Karun" (bendaharawan Negara) dan entas "Bal'am" (Menteri agama beserta jenjangnnya sampai ke Kabupaten - kabupaten dan lembaga  "Ulama"). Ini memang termasuk persoalan yang mnyelemet. Untuk ini silakan analisa di http berikut ini:

http://achehkarbala.blogspot.com/2009/06/esensi-haji-3.html
http://ismail-asso.blogspot.com/2009/06/esensi-haji-3.html
http://suaramuslimpapua.blogspot.com/2011/04/esensi-haji-3.html

Selanjutnya mari kita analisa satu saja diantara point-poin yang dipaparkan hujjatul Islam kita, yaitu

6. Kebijakan imperialisme dan arogansi
Apa yang diurai jelaskan ini benar adanya tetapi perlu kita pertanyakan, mana yang lebih produktif buat komunitas kita, menyalahkan musuh atau kelemahan kita sendiri. Hemat saya apabila kita fokuskan pada kesalahan musuh, yang namanya musuh memang wajar hendak melemahkan komunitas kita. Itu memang tugas mereka sebagai ujian bagi orang-orang yang beriman. Bagi orang yang benar imannya keberadaan musuh sama dengan keberadaan Syaitan. Secara syar'i memang tidak mampu kita terima tetapi secara filosofis dan ideologis wujud Syaithan dan musuh adalah "haq" sebagai ujian Allah buat manusia. Andaikata kita fokuskan pada kesalahan musuh sama dengan kita bertanya pada Allah swt: "Ya Allah kenapa Engkau jadikan Syaithan hingga mereka telah menipu hambamu yang baik" Padahal yang namanya hamba Allah yang baik mustahil dapat ditipu Syaithan. Atau seperti orang alergi melihat kerumunan ulat lalu berkata: Ya Allah, kenapa Engkau jadikan Ulat yang membuat hati kami ngeri saat melihatnya. Padahal secara filosofis tanpa dijadikan ulat, Dunia ini akan penuh dengan bangkai-bangkai. Kalau kita sudah sampai klimaksnya berpikir baru kita sadari bahwa semua makhluk yang dijadikan Allah, tidak ada satupun yang sia-sia. Sebaliknya sampai Syaithanpun atau jin bermanfaat bagi manusia. Maaf bukan secara syar'i tetapi melalui kacamata Filosofis dan ideologis. Andaikata Allah tidak menjadikan Jin, sampai hari ini hanya Nabi Adam dan Hawa saja berdua menikmati fasilitas yang surgawi di dalam Surga. Logikanya Allah membuat sesuatu via hubungan sebab akibat. Turunya Hujan memang urusan Malaikat sebagai aparat Allah. Tetapi tidaklah hujan itu dituangkan begitu saja kepermukaan Bumi melainkan melalui proses deltilasi, dipanaskan air laut oleh matahari, lalu membubung naik ke angkasa, menjadi awan, dihembus angin ke gunung. Makanya hujan lebat banyak pegunungan:
 http://achehkarbala.blogspot.no/2009/06/puisi-filosofis.tml

Demikian juga proses Nabi Adam dan Hawa sebelum diangkat Allah sebagai wakilNya di Bumi. Silakan telusuri di http ini: http://achehkarbala.blogspot.com/2009/06/puisi-filosofis.html. Ada suatu hal yang kita lupa bahwa Allah sendiri telah memberitahukan manusia bahwa akan mengembalikan Imam Muhammad al Mahdi al Muntazhar di akhir kehidupan Dunia ini, dimana sebelumnya Dunia dipenuhi dengan kezaliman (baca betapa sering yang "haq" dikalahkan oleh yang "bathil" disebabkan banyaknya "manusia" yang bathil hingga membuat orang yang lemah iman terpedaya dengannya). namun saat Imam Mahdi dimunculkan kembali Dunia menjadi aman dan penuh keadilan dibawah pimpinan sang Imam. Dari itu kalau kawasan di Timur Tengah dikuasai oleh rezim-rezim despotik dalam kurun waktu yang demikian lama tidaklah menjadi hal yang aneh bagi kita hingga menyalahkan pihak Barat yang mesupport rezim-rezim despotik hampir seluruh Dunia. Dengan kesadaran rakyat di Timur tengah bersatu bukan saja antar Syiah dan Sunni tetapi juga antar Islam dan Kristian sampai ke Amerika dan Eropa. Semoga Allah memunculkan Imam zaman di akhir tahun 2012 ini, yang sekarang sedang dalam keadaan "Ghaib Kubra". AAmin ya Rabbal aa'lamin.

Baarakallah li walakum
(angku di Awegeutah),
Acheh – Sumatra




Tidak ada komentar:

Posting Komentar