Jumat, 16 Februari 2018

SAAT KITA BERADA DALAM QUBUR ADA BEBERAPA PERTANYAAN YANG SANGAT MENENTUKAN DIANTARANYA MAN IMAMUKA?





KOMKUNITAS MANAKAH SATU-SATUNYA YANG

 HAQ DI SISI ALLAH?

ISLAM YANG RAHMATAN LIL ‘ALAMIN 

BERSAUDARA

SESAMA KAUM MUSLIMIN

SEBAGAI SAUDARA SEIMAN DAN SEAGAMA DAN

BERSAUDARA JUGA DENGAN NON MUSLIM

SEBAGAI SAUDARA KEMANUSIAAN


hsndswsp

di

Ujung Dunia



Realitanya RII dan Hizbullah Libanon bersatu dengan Rusia, Cina dan Amerika Latin. Bukannya agama yang dipersatukan tetapi pemeluk agamanya. Soal agama fokus pada firman Allah: “Lakum diinukum waliadin”

Realitanya dari dulu hingga kini bermacam agama muncul di permukaan bumi ini. Agama dari Allah swt tentu adalah Agama Islam sejak dari Nabi Adam sampai Nabi Muhammad saww. (Innad Diina ‘indallahil Islam), sesung guhnya agama disisi Allah adalah Islam. Agama Islam pertama sekali dirusak oleh anak Nabi Adam sendiri yaitu Qabil yang menolak peraturan/hukum perkawinan dimana Habil dijodohkan dengan Iklima dan Qabil dengan Labuda

Adam mengadu kepada Allah bahwa Qabil tidak menerima hukum perka winan. Lalu Allah memerintahkan kepada keduanya untuk berqurban. Untuk ini Habil menyerahkan Kibas/kambing besar dari hasil peternakannya yang terbaik sedang kan Qabil menyerahkan gandum layu dari hasil pertaniannya. Disini kita mendapat info bahwa perbedaan antara keduanya hanya pada pekerjaannya dimana Habil seorang pengembala dan Qabil sebagai petani. Allah hanya menerima qurban dari Habil yang diserahkan secara sukarela sedangkan qurban Qabil ditolak disebabkan diserahkan secara tidak rela /tidak ikhlas. Ketentuan Allah hanya yang diterima qurbannyalah yang berhak kawin dengan Iklima. Padahal antara Iklima dan Labuda tidak jauh perbedaan kecantikannya namun Qabil kedua kalinya melawan ketentuan Allah. Untuk menggapai keinginannya Qabil tega membunuh Habil.

Pertumpahan darah pertama sekali dilakukan oleh anak Adam sendiri yang secara filosofis disebut bahwa Dunia diawali dengan pertumpahan darah, penolakan hukum Tuhan dan kezaliman. Secara symbolik manusia terbelah dua, manusia kutub Habil dan manusia kutub Qabil. Paska kematian Habil dan orangtuanya, agama Islam dirusak oleh Qabil, namanya masih agama Islam tetapi substantifnya tidak lagi islami. Demikianlah yang kita saksikan dewasa ini bahwa dari agama versi Qabil terpecah lagi hingga ada agama Hindu, Budha, Kofucu dan beraneka ragam aminisme lainnya. Justeru itulah Allah memunculkan Rasul-RasulNya silih berganti dan senantiasa dilawan oleh manusia-manusia kutub Qabil.

MenarIk sekali bahwa sebahagian para pemuka agama dan bahkan para ideolog non Moslem mengatakan bahwa agama Yahudi dan Nasrani adalah agama-agama Samawi. Secara historis kita melihat bahwa agama Yahudi bukan agama Nabi Musa dan agama Nasranipun bukan agama Nabi ‘Isa. Sebaliknya Yahudi agama seorang yang kontraversi dengan Musa dan Harun bernama Yahuda sedangkan Nasrani agama seorang yang kontraversi dengan ‘Isa bin Maryam bernama Nashara. Ingat kembali, innad dina ‘indallahil Islam (QS, Ali Imran: 19)

Lebih menarik lagi bahwa agama Islam murni juga mengalami perpecahan hingga Rasulullah sendiri mengatakan: “Telah pecah agama (dibawah pemandu) Nabi Musa kepada 21 firkah, semuanya masuk Neraka kecuali satu golongan saja. Telah pecah agama (dibawah pemandu) Nabi ‘Isa kepada 22 firkah, semuanya masuk Neraka kecuali satu golongan saja. Akan pecah agamaku kepada 23 firkah, semuanya masuk Neraka kecuali satu …….

Yang terakhir berlomba-lomba untuk menambah keterangan bahwa golongan merekalah yang satu itu. Rasulullah saww menyampaikan Hadist tersebut agar setiap manusia paska kewafatan Rasulullah saww berpikir sedalam-dalamnya sesu ai dengan perintah Allah dalam Qur-an bahwa dengan berpikir itulah manusia menemui jalan yang haq diantara sekian banyak jalan yang bathil. Dari itu carilah kepastian jalan yang haq itu agar kita tidak menyesal paska kematian nanti yang tidak ada lagi jalan untuk kembali ke dunia untuk memperbaiki jalan hidupnya agar tidak masuk Neraka, na’uzu billahi min zalik. Lazimnya pihak yang sesat justeru ngotot membuat propokasi golongan lain sesat. Mereka tidak pernah sadar sebe tulnya merekjalah yang sesat, namun kami pihak pengikut Ahlulbayt (Rasulullah, Imam Ali, Fatimah, Imam Hasan dan Imam Husein) yang juga disebut Syi’ah Ima miyah 12 tidak pernah mengatakan pihak lain sesat. Kami bersaudara sesama kami sebagai saudara seiman dan seagama dan juga bersaudara dengan penganut agama manapun sebagai saudara kemanusiaan.

Pertanyaannya kenapa kebanyakan orang Alim ngotot mempropokasi bahwa Syi’ah itu sesat? Ada juga yang menuduh Syi’ah tidak sama dengan Ahlul bayt. Mereka mengira Ahlulbayt itu termasuk semua isteri Rasulullah dan bahkan termasuk mertua dan menantunya. Ahlulbayt adalah mereka yang tidak bisa putus hubungan kekeluargaan dengan Rasulullah (anggota keluarga yang permanen). Isteri mungkin diceraikan sedangkan Imam Ali, Fatimah az Zahara, Hasan dan Hussein mustahil diceraikan/berpi sah nasab dengan Rasululla. Hal ini dapat disaksikan saat Rasulullah bermubahalah dengan Nasrani Najran, hanya Rasulullah saww membawa Imam Ali, Fatimah az Zahara, Imam Hasan dan Imam Hussein. Saat Allah memerintahkan agar pintu-pintu ke Mesjid untuk ditutupi, rumah mereka berempatlah yang dibenarkan tetap terbuka dan ini juga sebagai bukti maksumnya mereka (suci tubuh dan pikiran). Adapun sebutan Syi’ah juga tertera dalam Qur-an, diantaranya surah al Baiyyinat ayat 7. Seketika itu juga Rasulul lah menepuk pundak Imam Ali seraya berkata: “Ya Ali anda dan Syi’ah/pengikut anda adalah sebaik-baik makhluk Allah di kolong langit”. Kemuidian pengikut Ahlulbayt pecah juga sebagaimana pengikut Ahlus Sunnah, Syi’ah Zaidiyah (hanya mengenal 5 Imam saja), Syi’ah Ismailiah hanya mengenal 7 imam saja) dan Syia’h Imamiyah 12 lah sebagai Syi’ah asli/pengikut Ahlulbayt sejati.

Hubungan kami dengan Zaidiyah dan Ismailiah tetap baik, kami menganggap sebagai saudara kami sebagaimana dengan pengikut Ahlus Sunnah wal jama’ah. Adapun dengan non Moslem kami menganggapnya sebagai saudara kemanusiaan. Allah mewajibkan kita bersatu dengan bukan atas dasar agama tetapi atas dasar manusia kutub Habil, logikanya hanya manusuia kutub Qabillah yang tidak mau bersatu dengan Syi’ah Imamiyah 12. Kalau sebahagian Islam Sunni getol/ngotot memfitnah Syi’ah sesat, sampai mengatakan Syi’ah berbahaya, kan sangat lucu. Itu ibarat tukang jualan, apakah logis kalau jualan orang sangat laku, lalu khawatir tidak laku jualan kita, kita fitnah jualan orang? Andaikata benar Sy’ah sesat, mana ada orang gila yang bisa terpengaruh dengan Syi’ah yang sesat?, kenapa takut? Andaikata kalian benar-benar takut, berarti justeru agama kalian yang sesat. Realitanya memang Syi’ah yang dibenci, Syi’ah juga yang dicari. Mungkin itu yang kalian takut sampai kalian main propokasi kalau Syi’ah hidup di Indonesia, mereka akan berevolusi. Tidakkah kita sepatutnya membuka mata kita lebar-lebar, kenapa Hizbullah Libanon tidak mengambil kekuasaan di Libanon, padahal andaikata mereka perangi, akan kalah dalam waktu satu minggu saja?. Maka tidaklah beralasan memfitnah kami sesat dan menakut-nakuti orang awwam, padahal kita punya titel Kiyai atau Propessor Doktor. Syi’ah sebagai mana para Ahlulbayt, pasti mendambakan rahmatan bagi seluruh rakyat dan berdaya upaya dengan dakwah, bukan dengan kekerasan yang dicela Rasulullah saww.
'
Sungguhpun agama yang kita saksikan beraneka warna dan perbedaannya namun Allah melarang bermusuh-musuhan sebagaimana yang dipraktekkan ISIS, menghalalkan darah siapapun demi tercapai tujuan mereka. Sepakter jang ISIS ini mulai dipraktekkan oleh kawum khawarij yang keluar dari pengikut Imam Ali as dan diteruskan oleh Mu’awiyah bin Abi Sofyan. Ini semua kalau kita lacak lebih awal lagi benih-benihnya juga muncul di zaman Nabi sendiri, dimana sebahagian yang telah mengaku beragama Islam, melakukan praktek jahiliah, berani melawan ketentuan Rasulullah saww sendiri sebagaimana Qabil berani melawan Nabi Adam walaupun orang tuanya sendiri. Dari situlah kita dapat mena rik kesimpulan bahwa manusia kutub Qabil melakukan praktek apa saja demi tercapainya tujuan mereka.

Saat Rasulullah saww berevolusi tidak pernah melakukannya dengan kekerasan. Setelah Rasulullah tidak mampu lagi bertahan di Mekkah, Allah perintahkan hijrah ke Madinah dengan bantuan kaum Anshar. Di Madinahlah Rasulullah mendirikan Negara Islam/ System Allah/Negara berkedaulatan Allah, bukan Negara Khalifah sebagaimana yang dipahami keliru, termasuk Filosof Propessor Doctor Imran Hosein yang saya hormati. Beliau keliru memahami istilah Khalifah saat Allah memberitahukan Malaikat bahwa Dia akan menjadikan seorang Khalifah di muka Bumi. Khalifah disini bermakna wakil Tuhan, bukan systemnya. Secara ideologi siapapun yang mampu berbuat seperti Adam adalah wakilNya di kolong langit ini. Semua Rasulul Allah adalah wakilNya. Hanya para Rasul dan para Imam saja Allah memberitahukan kita ketentuan orangnya sedangkan paska para Rasul dan para Imam hanya dapat dipahami oleh manusia-manusia yang mengenal para Imam.

Di Madinah Rasulullah saww tidak hanya berbuat adil kepada kaum Muslimin saja tetapi juga kepada kaum Yahudi dan Nasrani. Kaum Quraish, manusia kutub Qabil berdaya upayta untuk memadamkan cahaya Allah (baca Islam murni). Mereka bersatu dengan Yahudi dan Nasrani, mendatangi Madinah, menggempur kaum Muslimin tetapi realitanya semua pertempuran dapat dipatahkan oleh Ulil Amri (Imam Ali bin Abi Thalib). Buktinya mulai serangan ‘Utbah saat Imam hijrah ke Madinah, Perang Khandaq/parit dimana Imam sendirian mengalahkan mereka hingga lari terbirit-birit setelah Imam memotong kaki Abdu Awwud yang terkenal kehebatannya. Lalu dalam perang Khaibar pertama sekali Nabi memberikan bendera kepada Abubakar tetapi tidak berhasil, kemudian diberikan kepada Umar bin Khattab tetapi juga tidak berhasil hingga kaum Muslimin hampir putus asa. Rasulullah mengatakan besok insya Allah saya akan berikan bendera itu kepada hambaNya yang redha kepada Allah, dan Dia pun redha kepadanya. Sebaha gian sahabat berharab bahwa merekalah yang dimaksudkan Rasulullah. Besoknya Rasulullah menanyakan dimana saudaraku Ali? Juru bicara Rasulullah memberitahukan bahwa Ali lagi sakit mata dan dia sedang membuat roti untuk pasukan. Ketika Imam Ali dipanggil ke hadapan Rasulullah, seketika itu juga matanya sembuh setelah diusap de ngan tangan Rasulullah. Dengan gagah perkasa Imam membawa bendera hingga panglima Yahudi bernama ‘Harith terkapar dihadapan Imam setelah menasehatinya sebelum bertempur seba gaimana lazimnya Imam sebelum bertempur. Kemudian Marhab, pang lima Yahudi lainnya maju tetapi juga mengalami hal yang sama dengan pedang Zulfikar Imam Ali as. Lalu Rasulullah berkata: “La fata illa ‘Ali wala saifa illa zulfikar”. Untuk lebih mantap silakan lihat di video al Nebras berikut ini:


https://www.youtube.com/watch?v=KYHZIH7I0eQ&t=1203s


Pertanyaannya adalah, siapapah yang memulai perang antara kaum Muslimin dengan non Muslim? Adakah pihak Muslim yang memulainya? Jawabannya pasti, tidak. Kaum Musli min benaran tidak dibenarkan berperang kecuali untuk membela diri. Keteladanan Rasu lullah jaman sekarang dapat kita saksikan di komunitas Hizbullah Libanon dan Hizbullah Iran. Sa’at mengalahkan Israel yang tidak pernah terkalahkan sebelumnya, Hizbullah Libanon tidak mengejar Israel sampai kepusatnya hingga tamatlah riwayat Israel. Se bab kalau itu yang dilakukan Hizbullah bukan saja tentara Israel yang korban tetapi juga rakyat sipil, orang tua, wanita dan bahkan anak-anak. Itulah sebabnya maka Republik Islam Iran mengharamkan senjata pemusnah massal. Ironisnya AS cs tetap menuduh RII sedang memproduksi senjata Nuklir. Dengan cara yang tidak fair itulah mereka memberlakukan embargo untuk melumpuhkan RII, namun realitanya Allah melindungi RII, satu-satunya system Islam di muka bumi di zaman kita ini.

Hizbullah Iran juga tidak akan menyerang negara manapun termasuk AS walaupun telah berbuat anianya terhadap RII sejak negara tersebut berhasil mengalahkan penguasa despoticnya, Shah Reda Palevi serta antek-antek nya di negara Salman al Farisi terse but. Ironisnya sebahagian kaum Muslimin Dunia masih salah persepsi terhadap RII. Mereka tidak henti-hentinya memfitnah bahwa Syi’ah itu sesat. Hal ini lebih ngeri lagi dilakukan oleh orang-orang yang yang bertitel Kiyai,Tengku dan Ustaz. Ketika kami dulu membuat pengajian di 4 titik (baca 4 Sekolah Lanjutan Atas) , sudah memiliki pengikut sebanyak lebih-kurang 300 anak usia SLTA. Namun akhirnya mereka hilang kecuali 2-3 orang setelah mereka bertanya pada Tengku dan mendapat jawaban, sesat. Lalu kami berkesimpulan seharusnya kita berdialog dengan para guru Pesantren, bukan via murid-murid mereka yang hanya buang-buang waktu. Namun realitanya via gurunya juga kita saksikan tidak ketemu sebab mereka umumnya menggunakan hadist-hadist palsu untuk menguatkan isi kitab-kitab mereka: 

https://jakfari.files.wordpress.com/2008/05/wafat_nabi_dan_suksesi_di_saqifah.pdfhttps://jakfari.files.wordpress.com/2008/05/wafat_nabi_dan_suksesi_di_saqifah.pdf

Sepertinya mustahil dakwah pengikut Ahlulbayt sampai ke kampung-kam pung disebab kan hambatan orang yang dianggap berilmu, padahal hanya sepatah kata saja mereka gunakan: “SESAT”. Ketika kami berada di arena training PII, kami juga belajar bagaima na Komunis/Markisme agar dapat menjelaskan dengan mantap dimana sesatnya komunis, tidak cukup dengan kata sim-salabim; "sesat". Muridpun menerima saja tanpa mau berta nya bagaimana sesatnya, apanya yang sesat. Memang dalam mazhab pengikut Ahlulbayt hanya Syi’ah Imamiyah 12 saja yang tidak sesat tetapi ironisnya orang non Syi’ah tidak tau mana Syoi’ah yang murni hingga mengambil yang aneh lalu disematkan ke Syi’ah. Yang harus dipahami juga bahwa ada Syi’ah bentukan Zionis dan AS yang gemar mencaci dan menghujad Abubakar dan Umar. Syi’ah ini lebih berbahaya bagi kami dari orang non Syi’ah yang awwam. Mengapa mereka sangat ngotot mempropokasi bahwa Syi’ah itu sesat? Sebetulnya mereka khawatir kalau Syi’ah exist di Indonesia terkuaklah kepalsu an agama mereka.

Bagi kaum Muslimin dan Muslimat persoalan kuncinya hanyalah pada persoalan keimama han Rasulullah saww. Realitanya semua kita memahami kalimat: "Ati’uyllah wa ati’urr Rasul", namun "wa ulil amri minkum" mulai berbeda satu-sama lainnya. Akibat tidak tepat memahami mana sosok Ulil amri minkum inilah terjadi perselisihan yang meruncing dikalangan ummat Islam dari dulu hingga dewasa ini. Ada yang mengatakan mereka itu adalah penguasa dimana mereka itu hanya berfokus pada "apakah penguasa itu masih shalat". Mereka lupa Allah telah mengatakan dalam surah al Ma’un bahwa celakalah orang-orang yang shalat. Apa artinya shalat semalaman tetapi menzalimi kaum mus tadhafin di siang harinya melalui petrsekongkolannya dengan Karun, Hamman dan Bal’am?. Kemudian ada lagi yang mengatakan 2 yang pertama mutla’ dan yang satu lagi tidak mutla’ tergantung apakah penguasa itu zalim atau tidak. Walaupun pendapat ini mendekati kebenaran, namun realitanya kebanyakan kaum Muslimin patuh, sami’na wa ata’na kepada penguasa manapun, mengapa? Sebab para Bal’am memegang kunci untuk meninabobokkan rakyat jelata. Itulah sebabnya kenapa system Allah swt hanya ada di Republik Islam Iran. Republik Islam Pakistan memang namanya tidak berbeda dengan RII tetapi hanya sekedar namanya saja dan dengan mudahnya di obok-obok oleh Arab Saudi dan AS cs yang juga telah merusak bangsa Suriah dengan kiriman kaum teroris takfirinya (ISIS).

Disebabkan negara Islam murni hanya ada di RII dan mereka salah paham dengan Syi ’ah/Islam pengikut Ahlulbayt, mengira sesat, maka Propessor Imran Hosein juga saat bericara ihwal akhiruzzaman hanya mampu menunjukkan komunitgas yang bersatu dengan komunitas Islam yaitu Rusia, Cina dan Amerika Latin. Selangkah lagi andaikata sang propessor yang filosof itu mau berafala ta’qilun dan afala yatazakkarun, sebagai mana sering beliau ulang-ulang bahwa kaum Muslimin harus kritis, akan menemukan Republik Islam Iranlah fenomena Islam Murni yang bergandengan dengan Rusia, Cina dan Amerika Latin. Kenapa saya salut kepada Filosof Imran Hosein tersebut? Walaupun dalam hal System Islam murni dan negara Khalifah beliau masih keliru, namun banyak hal kelebihan dari murid Doktor Iqbal Pakistan ini. Diantaranya kebanyakan para Kiyai dan para Alim type lainnya sampai hari ini masih belum mampu memahami dimana salah nya mereka saat memfitnah ex Gubernur Jakarta, Basuki Cahaya Purnama alias Ahok. Untuk menggolkan fitnah mereka juga mengundang Propessor Doktor Zakir Naik India yang juga buta terhadap al Maidah 82. Ahok masuk fenomena al Maidah 82, bukan al Maidah 51 sedangkan Filosof Imran Hossein memahaminya kedua ayat tersebut dengan mantap sekali. Di medan Internet ada dua figur yang disanjung partisipan Muslim namun Zakir Naik masih keliru dalam hal yang prinsipil dibandingkan Imran Hosein:



Kesalahan mereka pertama bahwa asbabun nuzul ayat tersebut bukan perihal memilih pemimpin tertapi berteman dekat. Namun katakanlah juga termasuk memilih pemimpin dimana Allah melarang dari kalangan Yahudi dan Nasrani. Kenapa mereka tidak sanggup menganalisa, apakah Allah melarang berteman atau memilih pemimpin dari semua kalangan Yahudi dan Nasrani? Jawabannya pasti “tidak”. Di al Maidah ayat 82 masih ada Nasrani yang berbeda dengan “Nasrani” di ayat 51. Al Maidah 51 namanya Yahudi dan Nasrani yang Harbi sedangkan al Maidah 82 adalah Nasrani yang Jimmi. Kalau mau melihat fenomena Jimmi sekarang adalah Rusia, Cina dan Amerika Latin. Ironisnya mereka yang memfitnah Ahok juga mengira Rusia sekarang sama seperti Uni Sovyed yang komunis, demikian juga mereka salah paham terhadap Cina, yang sama dan bersatu dengan Rusia, RII dan Hizbullah Libanon.

Kesalahan mereka kedua membuat tuduhan kepada Ahok telah menista agama. Kesalahan mereka dalam hal ini cukup dengan melihat kembali apa yang dijelaskan pembela Ahok yang patut kita salut walaupun mendapat ancaman dan juga demo serta pemecatan dari kedudukannya, mereka tetap membela kebenaran.

Kesalahan mereka yang ke tiga adalah, berani main keroyok (logika kerumu nan)terhadap seorang yang bernama Ahok. Ketika fitnah dijatuhkan terhadap Antasari Azhar yang lagi mengalami syokterapi saat menyaksi kezaliman terhadap dirinya juga ditimpakan ke Ahok, mereka lakukan atas persekongkolan "Fir’un, Karun, Hamman dan Bal’am" tetapi fitnah terhadap Ahok, “Fir’un” sudah tamat riwayatnya di Indonesia. Presiden Jokowi bukan Fir’un yang lazimnya bersekongkol dengan Karun, Hamman dan Bal’am tetapi justeru “sahabat ahok” yang besar kemungkinan dapat memperbaiki Indonesia andaikata beliau terpilih lagi. Sayangnya beliau tidak bisa berbuat banyak sebagaimana terhadap Antasari Azhar, sebab para kaum radikalis dan intoleran dikhawatirkan akan menggu nakan fitnah yang sama terhadap presiden Jokowi.

Billahi fi sabililhaq

Hsndwsp

Di Ujung Dunia



Tidak ada komentar:

Posting Komentar