Sabtu, 14 Juli 2018

AHLUL BAIT NABI SAWW




AHLULBAYT NABI DALAM AL QUR-AN DAN 

HADIST/SUNNAH 

by: Syiahali



Agama masih tetap akan tegak sampai datangnya hari kiamat dan mereka dipimpin oleh 12 khalifah, semuanya dari Quraysi.

Diriwayatkan dari jabir bin Samrah, dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda : ‘Setelahku akan datang 12 Amir.’ Lalu Rasulullah mengatakan sesuatu yang tidak pernah aku dengar. Beliau bersabda : ‘Ayahku semuanya dari Quraysi’.”

2. Dari Jabir bin Abdillah al_anshari bahwasannya pernah bertanya kepada rasulullah saw tentang ulul amri setelah turunnya ayat tentang ulul amri (Qs :Annisa :80), “Siapakah mereka itu (wahai rasulullah)?”, Rasul Menjawab, “Mereka adalah khalifah-khalifahku-wahai Jabir—dan imam-imam org-org islam sepeninggalku. Yang pertama diantaranya mereka adalah Ali bin Abi Thalib, Kemudian Al-Hasan dan Al-Husein, kemudian Ali bin Al-Husein, kemudian Muhammad bin Ali yg terkenal dalam taurat dengan Al-Baqir dan engkau akan menjumpainya wahai jabir, maka engkau telah menemuinya, sampaikanlah salam dariku, kemudian Ash-Shadiq Jafar bin mUhammad, kemudian Musa bin Ja’far, kemudian Ali bin Musa, Kemudian Muhammad bin Ali, kemudian Ali bin Muhammad, Kemudian Al-Hasan bin Ali, kemudian anaknya yg bernama sama denganku—Muhammad--- dan gelarnya Hujjatul fi Ardhihi wabaqiyyatuhu fi ibadih (Hujjah Allah du bumi-Nya dan Pilihan-Nya diantara hamba-hamba-Nya), dia adalah putra Al-Hasan bin Ali yg Allah akan menaklukan untuknya Timur dan barat. Dialah yg Ghaib dari syiahnya dan para pengikutnya suatu kegaiban sehingga tidak akan ada yg tetap teguh dengan keimanannya kecualiu orang yg hatinya telah diuji oleh Allah (`Itsbatul Huda , 3/123).

3. Mengapa Imam, washi (penerus), dan ulilamri, imam dinisbatkan kepada ahlulbait as, dikarenakan makna ahlulbait yg telah ditulis diatas diantaranya hadits ats-atsaqalain, dimana ahlulbait itu sebagai jaminan hujjah setelah alquran, disini diartikan sampai akhir zaman, karena kalau tidak sampai akhir zaman harus ada keterangannya. Dan juga Alquran dan Ahlulbait itu sendiri tidak bisa dipisahkan, dimana manusia yg paling mengetahui Alquran adalah ahlulbait nabi yaitu para imam ahlulbait. (Untuk Fatimah as dikatakan ahlulbait yg maksum tetapi bukan imam, washi, atau amir karena seorang wanita, tetapi walaupun begitu Sayyidah Fatimah adalah pemimpin seluruh wanita sekalian alam)., dan juga ada hadits dalam kitab sawaiq al-Muhriqah ketika menafsirkan ayat (Qs:37:24) , Rasululah bersabda : {Pada setiap ummatku akan dijumpai orang-orang dari ahlulbaitku, yang adil (pan dai dan jujur), yang membersihkan agama ini dari penyelewengan-pe nyelewengan kaum yg sesat, pemalsuan-pemalsuan kaum bathil, serta ta’wil (penafsiran yg keliru) dari kaum bathil, serta ta’wil dari kaum jahil. Ketauhilah, imam-imam kamu adalah duta-duta kamu menghadap Allah. Karenanya perhatikan sungguh-sungguh siapa yg kamu angkat sebagai duta-dutamu}. Disini diartikan Imam itu adalah ahlulbait as.

Makna Ahlulbait pada surat Al-ahzab 33: adalah makna Ahlulbait yg khususl khusus atau yg suci, maksum, karena satu ayat menjelaskan ayat yg lainnya, dan hadits tersebut menjelaskan ayat tersebut, tidak bisa kita pisahkan makna satu dengan makna lainnya. Ayat Al-Ahzab ayat 33 : menyatakan dengan jelas kesucian, dan kemaksuman ahlul bait yg dijelaskan oleh tafsir dan hadits yaitu Ali, Fatiumah, Hasan, Husein tidak yg lainnya. Banyak lagi makna yg khusul-khusus(maksum) ini , Apa saja dalil yg berhubungan dengan kebenaran mutlak diantara dalil Atstsaqalain (Aku Tinggalkan dua perkara besar yaitu Qur’an dan itrahku”) dll itu mengacu kepada org maksum (makna ahlulbait yg khusul khusus). Jiakalau kita memaknai dengan makna sembarangan maka tidak semua ahlulbait bisa dijadikan hujjah yg menjadi penjelas Alquran. Apakah semua keturunan nabi (para sayyid ) bisa dijadikan hujjah Allah 100 persen di muka bumi , jawab secara akal rasional beserta realitas yg ada tidak demikian.

B. TENTANG IMAM ALI

1. Ayat al-Wilayah

Maksudnya: “Sesungguhnya wali kamu hanyalah Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan solat dan menunaikan zakat dan mereka tunduk (kepada Allah) dan barangsiapa yang menjadikan Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman sebagai penolongnya maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.” (Al-Maidah: 55)

Al-Zamakhshari menyebutkan dalam Tafsir al-Kashshaf seperti berikut: bahawa sesungguhnya ayat (di atas) diturunkan pada ‘Ali k.a.w ketika ada seorang meminta kepada (‘Ali) yang sedang rukuk dalam solatnya, lalu Ali campakkan cincinnya yang terus meluncur dari anak jarinya, jadi untuk mencabut cincinnya, ‘Ali tidak melakukan banyak pergerakan sehingga boleh membatalkan solatnya. Jika kamu bertanya macam mana boleh bahawa (ayat) itu mengenai ‘Ali sedangkan lafaznya adalah lafaz jamak () Aku jawab: didatangkan dengan lafaz jamak walaupun sebabnya seorang sahaja ialah untuk mengalakkan orang supaya meniru perbuatannya (‘Ali) dan menda pat ganjaran pahala sepertinya, dan untuk memberi ingatan bahawa tabiat mukmin wajib menuju ke matlamat ini iaitu memelihara kebaikan dan ihsan seperti mengambil perhatian terhadap orang-orang faqir, se hingga memaksa mereka untuk (melakukan) sesuatu yang tidak boleh dilambatkan walaupun dalam keadaan mereka sedang solat, tidak bo leh dita’khirkan hingga selesai sembahyang.

Al-Wahidi menyebutkan dari al-Kalbi mengenai sebab-sebab turunnya ayat ini:
Ia berkata: bahawa akhir ayat ini adalah mengenai ‘Ali bin Abi Talib r.d kerana dialah yang memberikan cincinnya kepada orang yang me mintanya ketika ‘Ali sedang rukuk dalam solatnya. Beberapa kitab tafsir dan hadith juga telah menyebutkan tentang turunnya ayat ini kepada Imam ‘ali, kami tinggalkan huraian yang panjang lebar mengenai per kara ini dan kepada para pembaca yang ingin mengetahui lebih lanjut sila rujuk kepadanya.

Selain daripada itu banyak ayat-ayat al-Qur’an yang menceritakan tentang maqam Ahlul Bayt, karamah dan keagungan peribadi mereka khususnya mengenai bapa keturunan yang suci Imam ‘Ali ‘as, tetapi da lam ruangan yang terhad ini tidak dapat disebutkan kesemuanya. Para pembaca boleh mendapati dalam kitab-kitab tafsir, manaqib, hadith dan sejarah rasul dalam bab-bab mengenai sebab-sebab turunnya (ayat al-Qur’an). Di antaranya ayat-ayat itu ialah:

Maksudnya: “Sesungguhnya kamu pemberi peringatan dan bagi tiap-tiap kaum ada yang memberi petunjuk.” Ada hadith (menyatakan) bahwa Rasulullah s. ‘a.w meletakkan tangannya di atas dadanya dan bersabda, maksudnya: “Aku adalah pemberi peringatan dan bagi ti ap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk kemudian baginda menudingkan tangannya keapda Imam ‘Ali ‘a.s dan bersabda, mak sudnya: “Kamu yang memberi petunjuk Wahai ‘Ali melalui kamu orang-orang yang sesudahku akan menerima hidayah.( Mustadrak al-Sa hihaini, Jld.2, h.129; Kanz al-Ummal, d.6.h.157. al-Tabrani menyebut kannya dalam tafsirnya, al-Razi dalam Tafsir al- Kabir, al-Suyuti dalam al-Durr al-Manthur dalam mentafsirkannya ayat di atas)

2. Firman Allah: Maksudnya:

“Apakah orang yang beriman seperti orang yang fasiq, mereka tidak sama.” (Qs:Assajdah:18)

Sesungguhnya yang mukmin (dalam ayat di atas) ialah ‘Ali ‘a.s manakala yang fasiq ialah al-Wahidi bin Uqbah.( Ibn Jarir menyebutkan dalam tafsirnya; al-Suyuti dalam al-Durr al-Manthur, al-Zamakhshari dalam al-Iashshaf di atas mentafsirkan ayat di atas; al-Wahidi, Asbab al-Nuzul, h.263; Tarikh al-Baghdad dan Riyadah al-Nadrah).

3. Firman Allah: Maksudnya:

“Apakah (orang kafir) sama dengan orang-orang ada mempunyai bukti yang nyata (Muhammad) dari Tuhannya diikuti oleh seorang saksi dari Allah.”(Qs:Hud:17)

Sesungguhnya Rasulullah s. ‘a.w atas keterangan daripada Allah dan yang menjadi saksi ialah Imam ‘Ali ‘.a.s.( al-Suyuti, al-Durr al-Manthur; al-Fakhr al-Razi Tafsir al-Kabir dalam mentafsirkan ayat di atas; al-Muttaqi al-Hindi dalam Kanz al-Ummal, Jld. 1, h.251).

4. Firman Allah: Ertinya:

“Maka sesungguhnya Allah ialah penolongnya, serta Jibrail dan orang-orang mukmin yang salih.” (Qs:Attahrim:4)

Sesungguhnya yang salih daripada orang-orang mukmin ialah Ali bin Abi Talib.( al-Suyuti dalam al-Durr al-Manthur di belakang tafsir ayat; Kanz al-Ummal, Jld.1, h.22V; al-‘Asqalani, Fath al-Bari, Jld.3, h,27; al-Haithami dalam Majmu’, Jld.9, h.194).

5. Firman Allah Ertinya:
“Dan didengar oleh telinga yang mahu mendengar.”(Qs:Al:Haqqah:12)

Sesungguhnya Rasulullah s. ‘a.w membaca ayat di atas, dia pun berpaling kepada ‘Ali ‘a.s dan bersabda:”Aku meminta kepada Allah supaya menjadikan pendengaran itu pada telinga ‘Ali. Kemudian ‘Ali berkata: “Tiada sesuatu apapun yang aku dengar dari Rasulullah yang aku lupakannya.( Diriwayatkan oleh Ibn Jarir dalam mentafsirkan ayat tersebut; al-Zamakhshari dalam Tafsir al-Kashshaf dalam mentafsirkan ayat tersebut; al-Haithami dalam Majmu’, Jld.9, h. 231; al-Suyuti dalam al-Durr al-Manthur; Kanz al-Ummal, Jld. 6.h.408; dan al-Wahidi dalam Asbab al-Nuzul).

Al-Wahidi merekodkan dalam Asbab an-Nuzul satu rangkaian perawi hadith daripada Buraidah: bahawa Rasulullah s. ‘a.w berkata kepada ‘Ali: “Sesungguhnya Allah menyuruh aku supaya menghampirimu dan tidak menjauhkan kamu, dan meminta supaya aku mengajar kamu dan menyedarkan, dan berhak bagi Allah menyedarkan kamu” lalu turunlah ayat.

6. Firman Allah: Ertinya:

“Mereka yang beriman dan beramal soleh, Allah akan menanamkan dalam hati mereka rasa kasih saying.”(Qs:Maryam:96)

Sesungguhnya Rasulullah bersabda kepada ‘Ali,

maksudnya: “Wahai ‘Ali katakan: “Ya Allah! Jadikanlah bagi suatu perjanjian di sisiMu dan jadikanlah diriku dikasihi di hati orang-orang yang beriman, lalu Allah menurunkan ayat di atas kepada ‘Ali ‘a.s.

(al-Zamakshari, al-Kashshaf; al-Suyuti, al-Durr al-Manthur dalam mentaf sirkan ayat di atas; al-Haithami dalam Majmu’, jld.9, h.125; al-Riyadh al-Nadrah; Jld.2, h. 102; Ibn Hajar, al-Sawa’iq al-Muhriqah, h. 102).
7. Firman Allah: Ertinya:

(Qs:Al-Bayyinah:7)

“Sesungguhnya Rasulullah berkata kepada ‘Ali: “Wahai Ali mereka itu ialah: kamu dan pengikut-pengikut kamu.( Ibn Jarir dalam tafsirnya; al-Suyuti, al-Durr al-Manthur dengan jalan yang berlainan dan menambah bahawa sahabat-sahabat Nabi s. ‘a. w apabila mereka berhadapan dengan ‘Ali berkata: “Telah datang khair al-Bariyyah.” Ibn Hajar, al-Sawa’iq al-Muhriqah, h.96; al-Shablanji, Nur al-Absar, h. 70 dan 101.)

8. Firman Allah: Ertinya:

“Adakah kamu jadikan jabatan memberi air kepada jamaah haji dan memperbaiki Masjid al-Haram sama seperti orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat.”(Qs:Attaubah:19)

Sesungguhnya (mereka yang berkerja memberi air dan memperbaiki Masjid al-Haram) ialah al-‘Abbas dan Talhah, dan orang yang beriman ialah ‘Ali ‘a.s.( al-Wahidi, Asbab al-Nuzul, h, 183; al-Tabari dalam tafsirnya; al-Fakhr al-Razi dalam tafsirnya dan al-Suyuti dalam al-Durr al-Manthur.)

Allahummashalli’alaamuhammad wa aali Muhammad

Muhammad Habri Zein pelajar jamiah ahlul byt bahasa arab Qom-Iran



https://hadrianoromero.wordpress.com/2016/03/11/mati-tanpa-imam-adalah-mati-jahiliyah/
https://hadrianoromero.wordpress.com/2016/03/11/mati-tanpa-imam-adalah-mati-jahiliyah/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar