AHLULBAYT NABI DALAM AL QUR-AN DAN
HADIST/SUNNAH
by: Syiahali
Agama masih tetap
akan tegak sampai datangnya hari kiamat dan mereka dipimpin oleh 12 khalifah,
semuanya dari Quraysi.
Diriwayatkan dari
jabir bin Samrah, dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda :
‘Setelahku akan datang 12 Amir.’ Lalu Rasulullah mengatakan sesuatu yang tidak
pernah aku dengar. Beliau bersabda : ‘Ayahku semuanya dari Quraysi’.”
2. Dari Jabir bin
Abdillah al_anshari bahwasannya pernah bertanya kepada rasulullah saw tentang
ulul amri setelah turunnya ayat tentang ulul amri (Qs :Annisa :80), “Siapakah
mereka itu (wahai rasulullah)?”, Rasul Menjawab, “Mereka adalah
khalifah-khalifahku-wahai Jabir—dan imam-imam org-org islam sepeninggalku. Yang
pertama diantaranya mereka adalah Ali bin Abi Thalib, Kemudian Al-Hasan dan
Al-Husein, kemudian Ali bin Al-Husein, kemudian Muhammad bin Ali yg terkenal
dalam taurat dengan Al-Baqir dan engkau akan menjumpainya wahai jabir, maka
engkau telah menemuinya, sampaikanlah salam dariku, kemudian Ash-Shadiq Jafar
bin mUhammad, kemudian Musa bin Ja’far, kemudian Ali bin Musa, Kemudian
Muhammad bin Ali, kemudian Ali bin Muhammad, Kemudian Al-Hasan bin Ali,
kemudian anaknya yg bernama sama denganku—Muhammad--- dan gelarnya Hujjatul fi
Ardhihi wabaqiyyatuhu fi ibadih (Hujjah Allah du bumi-Nya dan Pilihan-Nya
diantara hamba-hamba-Nya), dia adalah putra Al-Hasan bin Ali yg Allah akan
menaklukan untuknya Timur dan barat. Dialah yg Ghaib dari syiahnya dan para
pengikutnya suatu kegaiban sehingga tidak akan ada yg tetap teguh dengan
keimanannya kecualiu orang yg hatinya telah diuji oleh Allah (`Itsbatul Huda ,
3/123).
3. Mengapa Imam,
washi (penerus), dan ulilamri, imam dinisbatkan kepada ahlulbait as,
dikarenakan makna ahlulbait yg telah ditulis diatas diantaranya hadits
ats-atsaqalain, dimana ahlulbait itu sebagai jaminan hujjah setelah alquran,
disini diartikan sampai akhir zaman, karena kalau tidak sampai akhir zaman
harus ada keterangannya. Dan juga Alquran dan Ahlulbait itu sendiri tidak bisa
dipisahkan, dimana manusia yg paling mengetahui Alquran adalah ahlulbait nabi yaitu
para imam ahlulbait. (Untuk Fatimah as dikatakan ahlulbait yg maksum tetapi
bukan imam, washi, atau amir karena seorang wanita, tetapi walaupun begitu
Sayyidah Fatimah adalah pemimpin seluruh wanita sekalian alam)., dan juga ada
hadits dalam kitab sawaiq al-Muhriqah ketika menafsirkan ayat (Qs:37:24) ,
Rasululah bersabda : {Pada setiap ummatku akan dijumpai orang-orang dari
ahlulbaitku, yang adil (pan dai dan jujur), yang membersihkan agama ini dari
penyelewengan-pe nyelewengan kaum yg sesat, pemalsuan-pemalsuan kaum bathil,
serta ta’wil (penafsiran yg keliru) dari kaum bathil, serta ta’wil dari kaum
jahil. Ketauhilah, imam-imam kamu adalah duta-duta kamu menghadap Allah.
Karenanya perhatikan sungguh-sungguh siapa yg kamu angkat sebagai duta-dutamu}.
Disini diartikan Imam itu adalah ahlulbait as.
Makna Ahlulbait
pada surat Al-ahzab 33: adalah makna Ahlulbait yg khususl khusus atau yg suci,
maksum, karena satu ayat menjelaskan ayat yg lainnya, dan hadits tersebut
menjelaskan ayat tersebut, tidak bisa kita pisahkan makna satu dengan makna
lainnya. Ayat Al-Ahzab ayat 33 : menyatakan dengan jelas kesucian, dan
kemaksuman ahlul bait yg dijelaskan oleh tafsir dan hadits yaitu Ali, Fatiumah,
Hasan, Husein tidak yg lainnya. Banyak lagi makna yg khusul-khusus(maksum) ini
, Apa saja dalil yg berhubungan dengan kebenaran mutlak diantara dalil
Atstsaqalain (Aku Tinggalkan dua perkara besar yaitu Qur’an dan itrahku”) dll
itu mengacu kepada org maksum (makna ahlulbait yg khusul khusus). Jiakalau kita
memaknai dengan makna sembarangan maka tidak semua ahlulbait bisa dijadikan
hujjah yg menjadi penjelas Alquran. Apakah semua keturunan nabi (para sayyid )
bisa dijadikan hujjah Allah 100 persen di muka bumi , jawab secara akal
rasional beserta realitas yg ada tidak demikian.
B. TENTANG IMAM ALI
1. Ayat al-Wilayah
Maksudnya: “Sesungguhnya wali kamu hanyalah Allah,
RasulNya dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan solat dan menunaikan
zakat dan mereka tunduk (kepada Allah) dan barangsiapa yang menjadikan Allah,
RasulNya dan orang-orang yang beriman sebagai penolongnya maka sesungguhnya
pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.” (Al-Maidah: 55)
Al-Zamakhshari menyebutkan dalam Tafsir al-Kashshaf
seperti berikut: bahawa sesungguhnya ayat (di atas) diturunkan pada ‘Ali k.a.w
ketika ada seorang meminta kepada (‘Ali) yang sedang rukuk dalam solatnya, lalu
Ali campakkan cincinnya yang terus meluncur dari anak jarinya, jadi untuk
mencabut cincinnya, ‘Ali tidak melakukan banyak pergerakan sehingga boleh
membatalkan solatnya. Jika kamu bertanya macam mana boleh bahawa (ayat) itu
mengenai ‘Ali sedangkan lafaznya adalah lafaz jamak () Aku jawab: didatangkan
dengan lafaz jamak walaupun sebabnya seorang sahaja ialah untuk mengalakkan
orang supaya meniru perbuatannya (‘Ali) dan menda pat ganjaran pahala
sepertinya, dan untuk memberi ingatan bahawa tabiat mukmin wajib menuju ke
matlamat ini iaitu memelihara kebaikan dan ihsan seperti mengambil perhatian
terhadap orang-orang faqir, se hingga memaksa mereka untuk (melakukan) sesuatu
yang tidak boleh dilambatkan walaupun dalam keadaan mereka sedang solat, tidak
bo leh dita’khirkan hingga selesai sembahyang.
Al-Wahidi
menyebutkan dari al-Kalbi mengenai sebab-sebab turunnya ayat ini:
Ia berkata: bahawa
akhir ayat ini adalah mengenai ‘Ali bin Abi Talib r.d kerana dialah yang
memberikan cincinnya kepada orang yang me mintanya ketika ‘Ali sedang rukuk
dalam solatnya. Beberapa kitab tafsir dan hadith juga telah menyebutkan tentang
turunnya ayat ini kepada Imam ‘ali, kami tinggalkan huraian yang panjang lebar
mengenai per kara ini dan kepada para pembaca yang ingin mengetahui lebih lanjut
sila rujuk kepadanya.
Selain daripada itu
banyak ayat-ayat al-Qur’an yang menceritakan tentang maqam Ahlul Bayt, karamah
dan keagungan peribadi mereka khususnya mengenai bapa keturunan yang suci Imam
‘Ali ‘as, tetapi da lam ruangan yang terhad ini tidak dapat disebutkan kesemuanya.
Para pembaca boleh mendapati dalam kitab-kitab tafsir, manaqib, hadith dan
sejarah rasul dalam bab-bab mengenai sebab-sebab turunnya (ayat al-Qur’an). Di
antaranya ayat-ayat itu ialah:
Maksudnya:
“Sesungguhnya kamu pemberi peringatan dan bagi tiap-tiap kaum ada yang memberi
petunjuk.” Ada hadith (menyatakan) bahwa Rasulullah s. ‘a.w meletakkan
tangannya di atas dadanya dan bersabda, maksudnya: “Aku adalah pemberi
peringatan dan bagi ti ap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk kemudian
baginda menudingkan tangannya keapda Imam ‘Ali ‘a.s dan bersabda, mak sudnya:
“Kamu yang memberi petunjuk Wahai ‘Ali melalui kamu orang-orang yang sesudahku
akan menerima hidayah.( Mustadrak al-Sa hihaini, Jld.2, h.129; Kanz al-Ummal,
d.6.h.157. al-Tabrani menyebut kannya dalam tafsirnya, al-Razi dalam Tafsir al-
Kabir, al-Suyuti dalam al-Durr al-Manthur dalam mentafsirkannya ayat di atas)
2. Firman Allah:
Maksudnya:
“Apakah orang yang
beriman seperti orang yang fasiq, mereka tidak sama.” (Qs:Assajdah:18)
Sesungguhnya yang
mukmin (dalam ayat di atas) ialah ‘Ali ‘a.s manakala yang fasiq ialah al-Wahidi
bin Uqbah.( Ibn Jarir menyebutkan dalam tafsirnya; al-Suyuti dalam al-Durr
al-Manthur, al-Zamakhshari dalam al-Iashshaf di atas mentafsirkan ayat di atas;
al-Wahidi, Asbab al-Nuzul, h.263; Tarikh al-Baghdad dan Riyadah al-Nadrah).
3. Firman Allah:
Maksudnya:
“Apakah (orang
kafir) sama dengan orang-orang ada mempunyai bukti yang nyata (Muhammad) dari
Tuhannya diikuti oleh seorang saksi dari Allah.”(Qs:Hud:17)
Sesungguhnya Rasulullah
s. ‘a.w atas keterangan daripada Allah dan yang menjadi saksi ialah Imam ‘Ali
‘.a.s.( al-Suyuti, al-Durr al-Manthur; al-Fakhr al-Razi Tafsir al-Kabir dalam
mentafsirkan ayat di atas; al-Muttaqi al-Hindi dalam Kanz al-Ummal, Jld. 1,
h.251).
4. Firman Allah:
Ertinya:
“Maka sesungguhnya
Allah ialah penolongnya, serta Jibrail dan orang-orang mukmin yang salih.”
(Qs:Attahrim:4)
Sesungguhnya yang
salih daripada orang-orang mukmin ialah Ali bin Abi Talib.( al-Suyuti dalam
al-Durr al-Manthur di belakang tafsir ayat; Kanz al-Ummal, Jld.1, h.22V;
al-‘Asqalani, Fath al-Bari, Jld.3, h,27; al-Haithami dalam Majmu’, Jld.9,
h.194).
5. Firman Allah
Ertinya:
“Dan didengar oleh
telinga yang mahu mendengar.”(Qs:Al:Haqqah:12)
Sesungguhnya
Rasulullah s. ‘a.w membaca ayat di atas, dia pun berpaling kepada ‘Ali ‘a.s dan
bersabda:”Aku meminta kepada Allah supaya menjadikan pendengaran itu pada
telinga ‘Ali. Kemudian ‘Ali berkata: “Tiada sesuatu apapun yang aku dengar dari
Rasulullah yang aku lupakannya.( Diriwayatkan oleh Ibn Jarir dalam mentafsirkan
ayat tersebut; al-Zamakhshari dalam Tafsir al-Kashshaf dalam mentafsirkan ayat
tersebut; al-Haithami dalam Majmu’, Jld.9, h. 231; al-Suyuti dalam al-Durr
al-Manthur; Kanz al-Ummal, Jld. 6.h.408; dan al-Wahidi dalam Asbab al-Nuzul).
Al-Wahidi
merekodkan dalam Asbab an-Nuzul satu rangkaian perawi hadith daripada Buraidah:
bahawa Rasulullah s. ‘a.w berkata kepada ‘Ali: “Sesungguhnya Allah menyuruh aku
supaya menghampirimu dan tidak menjauhkan kamu, dan meminta supaya aku mengajar
kamu dan menyedarkan, dan berhak bagi Allah menyedarkan kamu” lalu turunlah
ayat.
6. Firman Allah:
Ertinya:
“Mereka yang
beriman dan beramal soleh, Allah akan menanamkan dalam hati mereka rasa kasih
saying.”(Qs:Maryam:96)
Sesungguhnya
Rasulullah bersabda kepada ‘Ali,
maksudnya: “Wahai
‘Ali katakan: “Ya Allah! Jadikanlah bagi suatu perjanjian di sisiMu dan
jadikanlah diriku dikasihi di hati orang-orang yang beriman, lalu Allah
menurunkan ayat di atas kepada ‘Ali ‘a.s.
(al-Zamakshari,
al-Kashshaf; al-Suyuti, al-Durr al-Manthur dalam mentaf sirkan ayat di atas;
al-Haithami dalam Majmu’, jld.9, h.125; al-Riyadh al-Nadrah; Jld.2, h. 102; Ibn
Hajar, al-Sawa’iq al-Muhriqah, h. 102).
7. Firman Allah: Ertinya:
(Qs:Al-Bayyinah:7)
“Sesungguhnya Rasulullah berkata kepada ‘Ali: “Wahai
Ali mereka itu ialah: kamu dan pengikut-pengikut kamu.( Ibn Jarir dalam
tafsirnya; al-Suyuti, al-Durr al-Manthur dengan jalan yang berlainan dan
menambah bahawa sahabat-sahabat Nabi s. ‘a. w apabila mereka berhadapan dengan
‘Ali berkata: “Telah datang khair al-Bariyyah.” Ibn Hajar, al-Sawa’iq
al-Muhriqah, h.96; al-Shablanji, Nur al-Absar, h. 70 dan 101.)
8. Firman Allah: Ertinya:
“Adakah kamu jadikan jabatan memberi air kepada jamaah
haji dan memperbaiki Masjid al-Haram sama seperti orang yang beriman kepada
Allah dan hari akhirat.”(Qs:Attaubah:19)
Sesungguhnya (mereka yang berkerja memberi air dan
memperbaiki Masjid al-Haram) ialah al-‘Abbas dan Talhah, dan orang yang beriman
ialah ‘Ali ‘a.s.( al-Wahidi, Asbab al-Nuzul, h, 183; al-Tabari dalam tafsirnya;
al-Fakhr al-Razi dalam tafsirnya dan al-Suyuti dalam al-Durr al-Manthur.)
Allahummashalli’alaamuhammad
wa aali Muhammad
Muhammad Habri Zein
pelajar jamiah ahlul byt bahasa arab Qom-Iran
https://hadrianoromero.wordpress.com/2016/03/11/mati-tanpa-imam-adalah-mati-jahiliyah/
https://hadrianoromero.wordpress.com/2016/03/11/mati-tanpa-imam-adalah-mati-jahiliyah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar