WILAYAH IMAM ALI DENGAN AL-QUR AN DAN ITRAH
AHLUL BAIT AS YANG TUNGGAL
VS
SEJARAH SISTEM KHILAFAH YANG MENJADIKAN PERBATASAN. MASING-MASING GUBERNUR SALING
BERPERANG. LALU DI
MANA FUNGSI KHILAFAH SEBAGAI PEMERSATU UMMAH?
hsndwsp
Acheh Sumatra
di
Ujung Dunia
.Bismillaahirrahmaanirrahiim
Mengenai Anti Penindasan,
Imam Ali AS berkata:
"Pangkal Iman Adalah Berbuat Baik Kepada
Manusia"
Hikmah
Waspadalah terhadap
tiga orang: pengkhianat, pelaku zalim, dan pengadu dom ba. Sebab, seorang yang berkhianat demi dirimu, ia akan
berkhianat terhadapmu, dan seorang yang berbuat zalim demi dirimu, ia akan
berbuat zalim terhadapmu, juga seorang yang mengadu domba demi dirimu, ia pun
akan melakukan hal yang sama terhadapmu (Imam Ja’far as Shadiq as)
.
Warisan Literer dan Intelektual Imam Ali bin Abi
Thalib As
.
Pertama yang dilakukan setelah Rasulullah saw
meninggal dunia adalah -sesuai wa siat Nabi sendiri- mengumpulkan Al-Quran.
Pengumpulan yang dilakukan oleh Imam Ali bin Abi Thalib memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan dengan pengumpulan yang dilakukan nantinya oleh
orang-orang seperti Usman bin Affan. Kelebihan itu le bih dikarenakan
penertibannya sesuai dengan waktu turunnya dan disertai dengan sebab-sebab
turunnya ayat, tafsir dan ta'wil yang dibutuhkan oleh ummat nabi Muhammad saww.
Imam Ali bin Abi Thalib pernah mengajukannya kepada khalifah pertama Abu Bakar
namun jawaban yang diterima demikian, 'Kami tidak membu tuhkan ini'. Imam Ali
bin Abi Thalib kemudian memberikan isyarat bahwa setelah ini mereka tidak akan
mendapatkannya lagi. Dan memang demikian. Al-Quran yang dikumpulkan oleh Imam
Ali bin Abi Thalib kemudian diwariskan kepada Imam setelahnya dari
anak-anaknya.
.
Disebutkan juga bahwa Imam Ali bin Abi Thalib memiliki
beberapa karya lain yang disebut dengan Shahifah yang memuat hukum-hukum
tentang diyat (ganjaran bagi pelanggar). Bukhari, Muslim dan Ibnu Hanbal
meriwayatkan tentang adanya Shahifah ini. Ada juga kitab yang dinisbatkan
kepada Imam Ali bin Abi Thalib yang disebut Al-Jamiah. Buku ini memuat semua
hal yang dibutuhkan oleh manusia yang terkait dengan masalah halal dan haram.
Imam Shadiq AS. menjelaskan kebera daan buku ini dan menyebutkan bahwa
panjangnya tujuh puluh jengkal. Ditam bahkan juga bahwa semua masalah
disebutkan di dalamnya bahkan sampai pada hal-hal yang remeh sekalipun.
.
Buku Al-Jifr yang disebut-sebut juga sebagai milik
Imam Ali bin Abi Thalib memuat hal-hal yang berhubungan dengan ramalan masa
depan dan lembaran-lembaran para Nabi sebelumnya. Buku Al-Jifr ini hampir sama
dengan mushaf Fathimah Az-Zahra AS. yang ditulis oleh Ali bin Abi Thalib dengan
dikte dari Fathimah AS. setelah kematian ayahnya Muhammad Saw. Keduanya memuat
pengertian-pengertian yang terilhamkan kepada mereka. Buku-buku yang telah
disebutkan di atas terhi tung barang-barang warisan imamah yang berpindah
tangan dari satu Imam kepada Imam yang lain.
Para ulama telah berusaha keras untuk mengumpulkan warisan
intelektual Imam Ali bin Abi Thalib mulai dari khotbah-khotbahnya, surat-surat
hingga kalimat-kalimat hik mahnya. Kemudian
dikumpulkan dalam sebuah buku yang diberi nama sesuai de ngan tujuan dan para
pengumpul. Buku paling pertama yang mengumpulkan se mua itu dan yang paling
terkenal adalah Nahjul Balaghah yang dikumpulkan oleh Syarif Ar-Radhi yang
wafat pada tahun 404 H. Syarif Radhi telah mengumpulkan pe mikiran-pemikiran
cemerlang dari Imam Ali bin Abi Thalib dalam berbagai macam masalah dimulai
dari akidah, akhlak, sistem pemerintahan dan pengaturannya, se jarah, sosial,
psikologi, doa, ibadah dan berbagai macam ilmu yang terkait dengan alam. Karena
tidak semua pikiran-pikiran Imam Ali bin Abi Thalib terkumpulkan oleh Syarif
Radhi dalam Nahjul Balaghah membuat sebagian ulama yang lain untuk ikut
mengumpulkan ide-ide Imam Ali bin Abi Thalib yang kemudian disebut dengan nama
Mustadrakat Nahjul Balaghah.
.
Imam An-Nasa'i yang
wafat pada tahun 303 H meriwayatkan hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ali
bin Abi Thalib dari Rasulullah saww yang diberi nama Musnad Imam Ali AS.
.
Al-Amidi, wafat
pada tahun antara 520 dan 550 H, mengumpulkan kalimat-kalimat pendek Imam Ali
bin Abi Thalib yang berisikan hikmah dan kebijakannya yang disebut dengan nama
Ghurar Al-Hikam wa Durar Al-Kalim.
.
Abu Ishaq
Al-Witwath yang meninggal antara tahun 553 dan 583 H mengumpulkan ucapan-ucapan
Imam Ali bin Abi Thalib dalam bukunya yang disebut Matlub Kulli Thalib min
Kalam Ali bin Abi Thalib. Al-Jahizh, meninggal tahun 255 H, sendiri mempu nyai
buku yang berkaitan dengan ucapan-ucapan Imam Ali bin Abi Thalib nama buku
tersebut adalah Miah Kalimah. Sementara At-Thabarsi, penulis buku tafsir ter
kenal Majma' Al-Bayan, mengumpulkan ucapan-ucapan Imam Ali dalam bukunya Natsr Al-La'ali.
Nashr bin Muzahim memiliki buku bernama Shiffin yang berisi kumpu lan dari
khotbah dan surat-surat Imam Ali bin Abi Thalib. Dan sebuah buku yang bernama
As-Shahifah Al-Alawiyah memuat kumpulan doa-doa yang dinisbatkan kepada Imam
Ali bin Abi Thalib.
Mengenal Nahjul
Balaghah
Bila Al-Quran
disebut sebagai mukjizat kenabian, maka Nahjul Balaghah sebagai mukjizat
imamah. Rasionalitas yang tampak dalam metode penyampaian yang transenden dan
jelas dalam setiap kalimat Nahjul Balaghah telah ditanam dan dipupuk oleh Nabi
Muhammad saww yang langsung mendapat tuntunan dari wahyu Allah swt. Setiap tema
yang disampaikan dalam Nahjul Balaghah dapat ditemukan cahaya Allah memancar
dari depan dan hidayah Nabi menerangi jalan di depannya.
Syarif Ar-Radhi,
sang penyusun Nahjul Balaghah, berkata, 'Imam Ali bin Abi Thalib a dalah orang
yang memunculkan kefasihan dalam puncaknya. Dari beliau rahasia-rahasia dan aturan-aturan
kefasihan dalam bahasa Arab diambil. Setiap orator besar
bakal mengambil permisalan yang dibawakan oleh Imam Ali bin Abi Thalib. Setiap
mubalig selalu terbantu dengan ucapan-ucapannya. Namun pun demikian, kefasihan
Imam Ali bin Abi Thalib adalah yang terdepan dan setiap usaha yang ingin
dilakukan tetap tidak dapat melampaui kefasihannya bahkan selalu terbe lakang.
Itu semua karena ucapan Imam Ali bin Abi Thalib mendapat sentuhan ilmu ilahi
dan di dalamnya tercium ucapan Nabi.
Mengenal akal,
pengetahuan dan ilmu
1. Tidak ada
kekayaan seperti ilmu dan kemiskinan seperti kebodohan. Akal adalah sumber
kebaikan dan paling mulia potensi yang dapat memilih dan memilah. Akal adalah
hiasan yang paling indah.
2. Akal adalah
utusan kebenaran. Akal adalah dasar terkuat. Manusia dikenal dengan akalnya.
Dengan akal segala sesuatu dapat diperbaiki.
3. Ilmu adalah
penutup sementara akal bak pedang tajam yang dapat membelah. Sembunyikan
kegamangan akhlakmu dengan kesabaran. Bunuh hawa nafsumu dengan akalmu.
Berpikir adalah cermin yang bening.
4. Akal adalah
pemilik tentara Maha Penyayang dan hawa nafsu adalah pemimpin tentara setan.
Jiwa senantiasa ditarik oleh keduanya. Siapa yang berhasil mengu asai maka jiwa
berada dalam pengawasannya.
5. Keutamaan yang
perlu dimiliki oleh seseorang adalah akal. Bila orang tersebut rendah akan
menjadi mulia, bila terjatuh akan ditinggikan, bila tersesat akan ditun juki
dan bila berbicara akan di tuntun ke jalan yang lurus.
6. Sesungguhnya
orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang menghi dupkan akalnya,
menguasai hawa nafsunya dan berusaha sekuat tenaga untuk memperbaiki
akhiratnya.
7. Agama diukur
sesuai dengan kemampuan akal. Seorang mukmin tidak akan beri man sehingga ia
berakal. Nilai setiap orang diukur dengan akalnya.
8. Ketahuilah akal
lewat beberapa hal berikut ini:
a. Akal adalah
menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan melihat kepada akibat perbuatan dan
membuat orang waspada.
b. Akal adalah
prinsip ilmu dan yang mengajak manusia memahami sesuatu.
c. Akal adalah
potensi yang semakin bertambah dengan ilmu dan eksperimen.
d. Hati terkadang
memiliki pikiran-pikiran buruk dan akal yang menahan dan melindunginya.
e. Akal yang sehat
menolak penghinaan terhadap akal itu sendiri.
f. Orang yang
disebut berakal adalah orang yang mampu memilih dan memilah kebaikan dari dua
keburukan.
Mengenal Al-Quran
dan Sunah
1. Imam Ali bin Abi
Thalib AS. berkata, 'Diturunkan Al-Quran kepada kalian sebagai penjelas segala
sesuatu. Allah memanjangkan umur Nabi di antara kalian sehingga Allah
menyempurnakan buatnya dan buat kalian -terkait dengan ajaran yang ditu runkan lewat
Al-Quran- agama-Nya yang diridai-Nya.
2. Demikianlah
Al-Quran. Ia tidak dapat berbicara. Oleh karenanya ajak berdialog Al-Quran.
Akan tetapi aku akan mengabarkan kepada kalian tentang Al-Quran. Ke tahuilah,
di dalamnya ada ilmu tentang yang akan datang sebagaimana ada ce rita tentang
masa lalu. Al-Quran adalah obat penyakit kalian dan memperbaiki hu bungan di
antara kalian. Sebagian ayat Al-Quran berdialog dan berbicara dengan sebagian
yang lain. Sebagian ayat Al-Quran menjadi saksi buat ayat yang lain. Al-Quran
tidak berselisih tentang Allah dan tidak juga pembawa Al-Quran, Nabi Muhammad
saww, menyimpang dari Allah swt. Al-Quran tidak bengkok sehingga perlu
diluruskan, tidak menyimpang sehingga perlu ditegur dan dinasihati. Ia tidak
diciptakan karena banyaknya penolakan dan seringnya sampai ke pendengaran.
Keajaibannya tidak akan pernah sirna sebagaimana keanehan-keanehannya tidak
bakal lenyap. Kegelapan tidak akan lenyap tanpa Al-Quran.
Al-Quran bak musim
semi yang menumbuhkan hati. Al-Quran adalah sumber ilmu. Tidak akan
ditemukan sesuatu yang lebih jelas dan nampak buat hati selain Al-Quran.
Al-Quran merupakan tambang iman dan fondasinya, sumber ilmu dan lautannya,
taman keadilan dan bagian darinya, dasar Islam dan bangunannya, sungai-sungai
tempat mengalirnya kebenaran dan ladangnya, lautan yang tidak akan pernah habis
di sedot, mata air yang mengalir yang tidak akan habis diambil. Allah
menjadikan Al-Quran sebagai pelepas dahaga ulama dan penyemai hati para fakih,
sebagai bukti bagi jalannya orang-orang baik, penunjuk kepada orang yang sadar,
sebagai ungkapan bagi yang meriwayatkannya, sebagai penghukum bagi yang
menginginkan keadilan, sebagai penyembuh bagi penyakit tidak dikhawatirkan dan
sebagai obat bagi yang tidak ada penyakit lagi. Hendaklah sembuhkan dirimu
dengannya dari penyakit-penyakit kalian, minta bantuannya atas masalah-masalah
yang kalian hadapi. Dalam Al-Quran ada obat untuk penyakit paling sulit yaitu
kekafiran, kemunafikan, kezaliman dan kesesatan'.
.
Imam Ali bin Abi
Thalib berkenaan dengan masalah Sunah Rasulullah saww telah mengajak kaum
muslimin untuk mengamalkannya. Beliau juga tidak luput mene rangkan posisi para
Imam dalam mengantarkan Sunah yang benar kepada umat Islam serta menghidupkan
ajaran-ajaran Nabi yang berusaha untuk dihilangkan oleh para penyeleweng dan
mereka yang ingin menonaktifkan Sunah Rasulullah saw.
.
Imam Ali bin Abi
Thalib berkata, 'Ikutilah tuntunan Nabi kalian Muhammad saw karena tuntunannya
adalah hidayah yang paling utama. Amalkanlah Sunah Nabi karena Sunahnya adalah
yang paling menuntun manusia'.
.
Imam Ali bin Abi
Thalib berkata, 'Hamba yang paling dicintai di sisi Allah adalah orang yang
mengikuti dan mengamalkan sesuai dengan perilaku dan jejak-jejak Nabi Muhammad
saww'. Beliau melanjutkan, 'Relakanlah Muhammad saww seba gai pemandu kalian
dan jadikan ia sebagai pemimpin menuju keselamatan'.
Imam Ali bin Abi
Thalib berkata, 'Pada tangan manusia ada kebenaran dan kebatilan, kejujuran dan
kebohongan, nasikh (yang menghapus) dan mansukh (yang terhapus), umum dan
khusus, muhkam (yang pasti) dan mutasyabih (yang samar) dan dihafalkan dan
dikhayalkan. Telah terjadi ada orang yang berdusta atas nama Rasulullah saww
ketika Nabi masih hidup sehingga membuat beliau harus bersiri berpidato,
'Barang siapa yang berbohong dengan mengatasnamakan namaku se cara sengaja
niscaya ia telah menyiapkan tempatnya di neraka'.
.
Imam Ali bin Abi
Thalib berkata, 'Keluarga Muhammad saww tidak dapat diban dingkan dengan
siapapun dari ummat ini. Kehidupan mereka adalah personifikasi ilmu sementara
kematian bagi mereka sama artinya dengan kebodohan. Mereka tidak pernah
menentang kebenaran dan tidak pernah berselisih tentangnya. Me reka adalah
tiang-tiang penguat agama dan sahabat karib yang menjaga. De ngan keberadaan
mereka niscaya kebenaran kembali pada takarannya dan kebatilan akan sirna dan
lenyap dari tempatnya serta lidahnya akan terpotong dari pangkalnya. Mereka
mengikat agama dengan akal yang sadar dan terlindung tidak dengan akal yang
hanya mendengar dan kemudian meriwayatkan. Mereka adalah tempat rahasia-rahasia
Rasulullah saww dan pengayom urusannya, pelapis dan pelindung ilmunya dan
penakwil hikmah-hikmahnya, gua tempat buku-buku nya dan gunung yang melindungi
agamanya. Mereka adalah lentera di kegelapan dan sumber kebijakan, tambang ilmu
dan tempatnya kesabaran'.
.
Imam Ali bin Abi
Thalib berkata, 'Sesungguhnya aku berada di atas kebenaran yang jelas dari
Tuhanku dan sesuai dengan cara Nabiku. Sesungguhnya aku berada di atas jalan
yang jelas ketika aku berucap'.
.
Mengenal Tauhid,
Keadilan dan Hari Akhir
.
Imam Ali bin Abi
Thalib ketika menetapkan dan membuktikan keberadaan Allah swt berkata, 'Segala
puji syukur hanyalah milik Allah yang menunjukkan keberadaannya dengan
ciptaan-Nya, penciptaan makhluk menunjukkan keazalian-Nya dan kesala han yang
makhluk-Nya perbuat menunjukkan bahwa tidak ada yang menyerupai-Nya. Ia
berkata, 'Aku heran kepada orang yang ragu dengan Allah sementara ia melihat
ciptaan-Nya bahkan bagi akal ditampakkan kepada kita tanda-tanda pengaturan
yang rapi dan kepastian yang tidak berubah.
.
Ketika Imam Ali bin
Abi Thalib ditanya, 'Apakah engkau melihat Tuhanmu? Imam Ali bin Abi Thalib
menjawab, 'Bagaimana mungkin aku tundukpatuh kepada Tuhan yang tidak kulihat?
Kemudian beliau melanjutkan, Allah tidak dapat dilihat dengan mata panca indera
akan tetapi hati yang melihatnya dengan hakikat iman. Allah lebih agung dari
penetapan pengaturannya dengan hati.
.
Dalam doanya yang
terkenal dengan nama doa Shabah beliau berkata, 'Wahai Zat yang menunjukkan
diri-Nya dengan Zat-Nya. Zat yang suci dari penyerupaan dengan makhluk-Nya. Zat
yang lebih mulia dari kesamaan dengan makhluknya dalam kualitas. Wahai Zat yang
lebih dekat dari persangkaan yang terbetik dalam benak seseorang dan lebih jauh
dari sekelebatan pandangan dan mengetahui sesuatu yang belum terjadi.
.
Imam Ali bin Abi
Thalib memuat khotbah-khotbahnya dengan pengertian-penger tian yang tinggi yang
diambil dari ayat-ayat Al-Quran yang menunjukkan kekuatan ilahiah; langit dan
bumi. Beliau menjelaskan dengan panjang lebar bagaikan ilmu wan yang tahu betul
apa yang diucapkannya. Ia menjelaskan dengan detil ayat-ayat kekuasaan Allah
yang membuat siapa yang mendengarnya akan bertambah keimanan, kekhusyukan dan
ketundukkannya kepada Allah swt. Karena begitu mendengar ucapan Imam Ali bin
Abi Thalib seseorang dapat merasakan langsung apa yang dibicarakannya.
Sebagaimana Imam Ali bin Abi Thalib berkata, 'Demi Allah! Seandainya disingkap
segala penutup dari diriku aku tidak akan bertambah yakin'.
.
Imam Ali bin Abi Thalib
memberikan penggambaran yang detil tentang sifat-sifat Allah yang membuat para
filsuf menjadikan ucapan-ucapannya sebagai bahan kajian yang dapat membuka
pembahasan lebih luas. Tanpa ucapan-ucapan Imam Ali bin Abi Thalib pembahasan
sifat ilahi para pembahas dapat tersesat karena ucapan beliau bersumber dari
hidayah rabbani.
.
Beliau berkata,
'Kesempurnaan tauhid dan pengesaan Allah adalah ikhlas kepada-Nya. Kesempurnaan
keikhlasan kepada Allah swt adalah menafikan sifat dari-Nya. Hal itu
dikarenakan setiap sifat pasti bukan zat yang disifati dan setiap zat yang
disifati pasti bukan sifat. Oleh karenanya, barang siapa yang menyifati Allah
swt berarti ia telah menjadikan teman bagi-Nya. Dan barang siapa yang berpikir
bahwa Allah memiliki teman itu berarti ia telah menduakan-Nya. Barang siapa
yang menduakan-Nya berarti ia telah membagi-Nya. Dan barang siapa yang
membagi-Nya berarti ia tidak mengerti tentang-Nya. Dan barang siapa yang tidak
mengetahui-Nya berarti ia telah menunjukkan-Nya. Barang siapa yang
menunjuki-Nya berarti ia telah membatasi-Nya. Dan barang siapa yang
membatasi-Nya berarti telah menganggap-Nya berbilang. Allah ada tanpa
diciptakan, wujud-Nya tidak diperoleh setelah sebelumnya tidak ada. Allah
senantiasa bersama dengan segala sesuatu tapi tidak menemani mereka dan tidak
bersama segala sesuatu tapi tidak sirna.
.
Imam Ali bin Abi
Thalib berargumentasi tentang keesaan Allah dengan ucapannya, 'Ketahuilah wahai
anakku, Seandainya Allah memiliki sekutu niscaya utusannya telah mendatangimu
dan engkau akan melihat bekas-bekas kerajaan dan kekuasannya. Ketahuilah wahai
anakku, tidak ada seseorang pun yang memberikan kabar berita tentang Allah swt
sebagaimana kabar berita yang dibawakan oleh Rasulullah saw maka relakanlah ia
menjadi penuntunmu'.
.
Imam Ali bin Abi
Thalib memerikan keadilan Allah swt dengan ucapannya, 'Keadilan membuat Allah
tidak berbuat kezaliman kepada hamba-Nya dan berbuat keadilan terhadap semua
makhluk-Nya. Allah berbuat keadilan kepada semua makhluk-Nya dalam hukum dan
menghukumi segala sesuatunya dengan keadilan. Imam Ali bin Abi Thalib kebudian
berkata, 'Sesungguhnya Allah tidak memerintahkanmu kecuali ada kebaikan
dibaliknya dan tidak akan melarangmu kecuali ada kejelekan dibalik larangannya.
Hukum-Nya satu tidak pilih kasih baik untuk penghuni langit atau bumi. Allah
tidak akan memasukkan seseorang ke dalam surga karena perbuatan yang membuatnya
seharusnya berada di neraka'.
.
Mengenal
kepemimpinan ilahi (kenabian dan imamah)
.
Hidayah ilahi yang
disebut dengan kepemimpinan orang-orang yang diberi hidayah. Orang-orang yang
dipilih oleh Allah untuk memberi petunjuk kepada hamba-hamba Allah adalah
sunnatullah yang senantiasa ada bagi makhluk-Nya. Allah membekali mereka dengan
akal, ilmu dan mempersenjatai mereka dengan iradah dan kehendak.
.
Sunnatullah yang
berlaku kepada manusia ini dimulai dengan pemilihan Adam AS. sebagai
sebaik-baik makhluk-Nya. Imam Ali bin Abi Thalib berkata, 'Allah swt kemudian
menurunkan Adam ke bumi setelah ia bertaubat agar ia memakmurkan dunia dengan
anak keturunannya sekaligus menegakkan bukti Allah kepada hamba-Nya. Allah
tidak akan membiarkan mereka dalam kekosongan setelah memilih mereka dan
menegaskan kepada makhluk-Nya akan bukti rububiah-Nya yang menjadi perantara
antara makhluk-Nya dan pengetahuannya. Bahkan Allah swt telah mengadakan
perjanjian dengan mereka lewat lisan manusia-manusia pilihan-Nya dari para Nabi
dan mereka yang bertanggung jawab membawa amanat risalah-Nya dari abad ke abad.
Allah meletakkan amanat tersebut kepada sebaik-baik orang yang mampu menjaga
amanat-Nya. Keturunan-keturunan mulia inilah yang memegang amanat tersebut yang
berpindah dari rahim yang suci ke rahim suci lainnya. Semua ini bak rantai yang
tak berputus hingga sampai pada keturunan terakhir mereka Muhammad saw.
Keturunan termulia dari tambang ilmu dan keutamaan. Keturunan yang lahir dari
pohon di mana para Nabi Allah berasal dari sana begitu juga mereka para pembawa
amanat ilahi'.
.
Imam Ali bin Abi
Thalib menyifati kezuhudan para Nabi, keberanian, kerendahan hati dan bagaimana
Allah melindungi dan mendidik mereka sekaligus menguji dan memberi cobaan
kepada mereka dalam perjuangan di jalan Allah. Imam Ali bin Abi Thalib juga
menjelaskan kewajiban-kewajiban para Nabi yang dapat dilihat dalam masalah
tablig dan dakwah kepada Allah swt, memberi kabar gembira dan ancaman,
menegakkan hukum Allah di bumi, memberi petunjuk manusia dengan mengeluarkan
mereka dari kebodohan dan kesesatan dan berjuang menghadapi musuh-musuh Allah.
.
Jalan yang telah
dipersiapkan Allah untuk memberikan petunjuk manusia akan berlangsung secara
berkesinambungan hingga hari kiamat. Oleh
karenanya, bumi
tidak akan pernah kosong dari bukti Allah; baik itu tampak dan diketahui banyak
orang atau tersembunyi. Karena yang terpenting adalah bagaimana bukti Allah
tetap ada di muka bumi dan tidak lenyap. Ketika kenabian telah berakhir dengan
Nabi Muhammad saw, maka perintah pemberian petunjuk berpindah kepada
keluarganya yang dikenal sebagai keluarga terbaik. Orang-orang yang bilsa
berbicara pasti dilakukan dengan kejujuran dan bila berdiam diri tidak
didahului. Mereka berasal dari pohon kenabian, dilingkupi oleh risalah
kenabian, tempat lalu lalang para malaikat, tambang ilmu pengetahuan dan sumber
kebijakan. Mereka orang-orang yang memiliki posisi yang mulia di sisi Allah.
Dengan keberadaan mereka Allah swt menjaga bukti-bukti dan hujjah-Nya. Al-Quran
dapat diketahui karena mereka dan dengan Al-Quran mereka dapat dikenal, pada
mereka kemuliaan Al-Quran tersimpan dan khazanah kasih sayang Allah dan mereka orang-orang
yang disebut dalam Al-Quran Ar-Rasikhun bil 'Ilm (orang-orang yang menyatu
dengan ilmu tentang Al-Quran). Kesabaran mereka akan menjelaskan seberapa luas
ilmu yang dimiliki, bentuk dan perilaku lahiriah mereka akan menunjukkan batin
mereka dan diamnya mereka menandakan kebijakan berpikir dan bertutur. Mereka
tidak pernah menentang kebenaran dan tidak pernah berselisih dalam hal
kebenaran. Mereka adalah tiang-tiang penguat agama dan bak sahabat karib yang
menjaga agama. Dengan keberadaan mereka niscaya kebenaran kembali pada
takarannya dan kebatilan akan sirna dan lenyap dari tempatnya. Mereka adalah
asas agama dan pokok keyakinan. Orang yang telah melampaui batas akan
menyesuaikan dirinya dengan menjadikan mereka sebagai tolok ukur dan orang yang
tertinggal dapat menyesuaikan diri dengan menjadikan mereka sebagai patokan.
Mereka memiliki kekhususan-kekhususan tertentu seperti hak memiliki wilayah
(kepemimpinan) dan wasiat serta warisan Nabi tentang kepemimpinan adalah untuk
mereka.
.
Imam Ali bin Abi
Thalib menegaskan kedudukan dan posisi Ahli Bayt AS. selaku pemimpin baik dalam
bidang pemikiran maupun dalam bidang politik. Imam Ali bin Abi Thalib berusaha
mendekatkan kepemimpinan yang terlanjur dijauhkan dari pemiliknya yang
semestinya setelah ditentukan oleh Nabi Muhammad saw. Beliau mengkritik cara
pandang dan kebijakan para khalifah sebelum dirinya baik secara global maupun
detil. Sekalipun dengan kritik itu beliau telah merelakan, secara terpaksa,
haknya sebagai khalifah dan berusaha mengajukan ide-ide murni yang bersumber
dari Nabi tentang kepemimpinan setelah Rasulullah saw. Imam Ali bin Abi Thalib
tetap berjuang untuk merealisasikan kebenaran dengan cara dan metode yang bijak
dan sesuai dengan kondisi kritis yang sedang dialami negara dan umat Islam pada
waktu itu. Beliau mampu mengajukan teori dan sistem yang sempurna dan
menyiapkan sejumlah kader untuk menerapkannya ketika kondisi memungkinkan untuk
itu.
.
Mengenal Imam Mahdi
.
Kajian tentang
masalah Imam Mahdi AF. terpengaruh perhatian yang diberikan kepada Al-Quran dan
Nabi Muhammad saw. Imam Ali bin Abi Thalib AS. sekalipun dalam kondisi yang
sulit di mana masyarakat Islam yang baru dan belum stabil masih tetap
memberikan perhatian yang cukup tentang masalah Imam Mahdi AF. Beliau berkata, 'Ketahuilah
bahwa pada suatu hari -dan hari itu akan datang sekalipun kalian tidak
mengetahuinya kapan- di mana seorang pemimpin akan muncul dan bukan dari
keluarga pemimpin yang ada sekarang. Ia akan menghukumi para pejabat
pemerintahan sesuai dengan perbuatan buruk mereka. Bumi akan mengeluarkan
barang tambangnya demi sang pemimpin. Ia akan menunjukkan bagaimana cara
menjalankan roda pemerintahan dengan adil kepada kalian. Al-Quran dan Sunah
Nabi yang sampai sebelum munculnya dipinggirkan dan tidak dipergunakan
sebagaimana mestinya akan dihidupkan kembali olehnya'.
Ucapan Imam Ali bin Abi Thalib tentang Imam Mahdi AF. Adalah
cara pandang yang detil dan pasti serta memberikan penerangan yang jelas
mengenai tanda-tanda kemunculannya. Kemunculannya akan terlihat pada revolusi
global yang kemudian memberikan kesempatan kembali kepada Islam memainkan
peranannya di dunia Islam dan bahkan untuk manusia dan kemanusiaan. Imam Ali
bin Abi Thalib tentang pemimpin revolusi global ini berkata, 'Oleh Imam Mahdi
AF. segala keinginan yang ada akan diikutkan sesuai dengan petunjuk wahyu
setelah sebelumnya masyarakat menjadikan hidayah dan petunjuk senantiasa
mengikuti hawa nafsunya. Masyarakat dengan segala macam teori yang ada
dipaksakan kepada Al-Quran dan Al-Quran hanya dipakai sebagai bahan justifikasi
pendapat mereka sementara Imam Mahdi AF. berusaha agar semua teori dan
pandangan yang ada malah mengikuti Al-Quran dan bukan sebaliknya'.
Sebuah yayasan yang
bernama Muassasah Nahjul Balaghah telah berhasil mengumpulkan hadis-hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Ali bin Abi Thalib tentang Imam Mahdi AF. Hadis-hadis
tersebut telah terkumpul dalam satu volume dan hadis yang terkumpul sebanyak 291
hadis. Empat belas hadis berbicara tentang nama, sifat-sifat dan nama panggilan
dari Imam Mahdi. Tujuh puluh tujuh hadis menjelaskan tentang keturunan Imam
Mahdi AF. bahwa ia berasal dari keturunan Quraisy, Bani Hasyim, Ahli Bayt dan
dari keturunan Ali bin Abi Thalib sendiri. Ia adalah keturunan dari Fathimah Az-Zahra AS. juga
keturunan dari Imam Husein AS. dan salah satu imam kedua belas. Empat puluh
lima hadis berhubungan dengan Imam Mahdi AF. dalam Al-Quran, Nahjul Balaghah
dan syair yang diucapkan oleh Imam Ali bin Abi Thalib. Dua puluh tiga hadis
berbicara tentang para penolong Imam Mahdi AF. dan riwayat-riwayat yang
menyinggung tentang pemimpin. Dua belas hadis bercerita tentang masalah
keluarga Sufyan dan Dajjal. Dua puluh enam hadis menjelaskan tentang kegaiban
Imam Mahdi AF. dan ujian serta cobaan orang-orang Syi'ah semasa kegaiban Imam
Mahdi dan keutamaan melakukan penantian kemunculan Imam Mahdi AF. Tujuh puluh
lima hadis menceritakan tentang fitnah sebelum kemunculan Imam Mahdi AF.
tanda-tanda kemunculannya, apa yang akan diperbuat dan akan terjadi setelah
kemunculan Imam Mahdi AF. masalah hewan-hewan berkaki empat di bumi serta
Ya'juj dan Ma'juj. Sembilan belas hadis berkaitan dengan keutamaan masjid Kufah
dan akan keluarnya seorang dari Ahli Bayt dengan orang-orang dari timur yang
membawa pedang di pundaknya selama delapan bulan sehingga orang-orang berkata,
'Demi Allah! Orang ini dari keturunan Fathimah. Kemudian ia menjelaskan
pemerintahan di muka bumi dengan munculnya Imam Mahdi AF. bagaimana ia
memerintah dan terakhir bagaimana agama ditutup dengannya.
.
Imam Ali bin Abi Thalib berkata, 'Wahai Kumail! Ilmu
yang ada ini akulah pembukanya sementara rahasia yang ada diakhiri oleh
Al-Mahdi AF. Wahai Kumail! Kalian perlu memperhatikan masa
lalu kalian dan kami yang akan menang dibanding kalian'.
.
Agama dibuka dan
ditutup dengan kami. Karena kami orang-orang selamat dari kesesatan yang
ditimbulkan oleh fitnah sebagaimana mereka telah diselamatkan dari kesesatan
syirik. Allah swt mendekatkan hati kaum muslimin berkat kami setelah permusuhan
yang ditimbulkan oleh fitnah sebagaimana hati dan agama mereka telah didekatkan
setelah permusuhan yang berlandaskan kesyirikan'. Seandainya pemimpin kami,
Al-Mahdi, telah muncul niscaya langit akan mengucurkan hujan dan bumi akan
menumbuhkan tanaman. Permusuhan akan hilang dari hati manusia.
Binatang-binatang liar akan menjadi jinak sehingga seorang wanita berjalan dari
Irak hingga ke Syam dengan aman. Ia hanya meletakkan kakinya di atas
tumbuh-tumbuhan dan perhiasan yang berada di atas kepalanya tetap karena
binatang-binaang buas tidak mengganggu dan tidak menakuti-nakutinya'.
Mengenal
pemerintahan Islam: filsafat dan prinsip
.
Imam Ali bin Abi
Thalib telah mengajukan bentuk praktis dalam pemerintahan Islam sepeninggal
Rasulullah saw. Bentuk praktis ini digandengkan dengan teori paripurna yang
sesuai dengan berbagai dimensi kehidupan yang ditunjukkan dengan surat dan
perjanjiannya yang terkenal kepada Malik Al-Asytar ketika diangkat menjadi
gubernur Mesir. Para sosiolog begitu menaruh perhatian terhadap surat ini dan
memberikan komentar, penjelasan dan membandingkannya dengan sistem sosial
pemerintahan lain. Teks ini termasuk salah satu dalil bagi keindahannya dan
dengan ini mazhab Ahli Bayt berbeda dengan semua aliran yang ada yang membawa
nama Islam dan kekhalifahan Islam. Sebagai tambahan dari teks yang luar biasa
ini dapat ditemukan di Nahjul Balaghah dan buku-buku lainnya yang sampai kepada
para ulama, teks ini juga dapat membantu untuk memahami dan menyingkap ide dan
pemikiran Imam Ali bin Abi Thalib dan pandangan Islam tentang filsafat
pemerintahan dan sistemnya baik prinsip maupun cabang masalahnya. Untuk itu ada baiknya untuk melihat secara ringkas
pandangan tersebut.
.
Imam Ali bin Abi Thalib telah menegaskan bahwa
pemerintahan adalah merupakan keharusan sosial manusia dengan ucapannya,
'Masyarakat, apapun itu, membutuhkan pemimpin; baik atau buruk. Sementara
Imamah adalah sistem umat'. Beliau juga kemudian menjelaskan bahwa pemerintahan
adalah pengenalan terhadap kehidupan itu sendiri, 'Kekuasaan menampakkan
kekhususan yang baik sebagaimana terkadang memunculkan keburukan'.
.
Beliau menjelaskan bahwa pemerintahan dan kekuasaan
adalah sesuatu yang bakal lenyap. Oleh karenanya, jangan sampai tertipu
olehnya. Beliau berkata, 'Negara, sebagaimana dia diterima juga ditolak'.
Kemudian beliau memberikan pandangan pemerintahan yang baik dan memberikan
manfaat bahwa pemerintahan yang patut dicontoh adalah yang memiliki nilai dan
layak untuk dipersiapkan dan dibuat rencana masa depannya.
.
Garis-garis besar
sistem pemerintahan Islam dan fungsi negara percontohan Islam sebagai berikut:
.
1. Membudayakan dan
mendidik umat.
2. Menegakkan
keadilan.
3. Mengayomi agama.
4. Menegakkan
supremasi hukum.
5. Mendidik
masyarakat.
6.
Bersungguh-sungguh dalam memperbaiki (nasihat) dan penyampaiannya.
7. Menyiapkan dan
memperbaiki kebutuhan hidup masyarakat.
8. Melindungi dan
membela kemerdekaan dan kemuliaan umat.
9. Mengamankan
stabilitas dalam negeri.
10. Menolong kaum lemah.
11. Membantu orang tertindas.
12. Perhatian lebih pada pembangunan.
.
Sementara syarat-syarat penguasa yang patut dicontoh
hendaknya ia memiliki sifat-sifat yang dipandang penting dalam menguatkan dan
menstabilkan negara. Secara ringkas syarat-syarat pemimpin sebagai berikut:
.
1. Menolong dan membantu kebenaran.
2. Memahami permasalahan yang dihadapi.
3. Pengetahuan yang
luas.
4. Keberanian dalam
menegakkan kebenaran.
5. Memiliki niat
yang baik.
6. Berbuat baik
kepada rakyat.
7. Memiliki rasa
harga diri yang tinggi.
8. Berbuat adil tanpa pandang bulu.
9. Kemampuan
manajemen dan ekonomi.
10. Kejujuran.
11.
Kelemahlembutan.
12. Sabar.
13. Melindungi dan
membela agama.
14. Wara' (bertakwa).
15. Dipercaya dan bertanggung jawab.
16. Sadar.
17. Mengeluarkan
undang-undang yang mampu dilakukan oleh masyarakat.
18. Tidak
membohongi masyarakat dengan alasan kekuasaan.
19. Pembagian kerja
yang benar dan penunjukan tanggung jawab sesuai dengan kemampuannya.
20. Usaha keras dan
kedermawanan namun tidak menghambur-hamburkan kekayaan negara secara royal.
.
Ungkapan Imam Ali
bin Abi Thalib penuh dengan sebab-sebab yang dapat meruntuhkan sebuah negara
sekaligus juga mewanti-wanti para penguasa, pejabat dan para wali kota untuk
berhati-hati agar tidak terjerumus ke dalamnya. Secara ringkas beberapa sebab
yang dapat meruntuhkan sebuah negara:
.
1. Kebodohan
2. Pemaksaan
pendapat dan tidak mau bermusyawarah.
3. Mengikuti hawa
nafsu.
4. Berbilangnya
jumlah pusat kekuatan.
5. Mengikuti
kebatilan dan menganggap remeh agama.
6. Berbuat
seenaknya dan zalim.
7. Sombong dan
terlalu bangga dengan dirinya.
8. Tidak berbuat
kebaikan.
9.
Menghambur-hamburkan potensi dan kekayaan negara.
10. Lupa diri.
11. Balas dendam.
12. Manajemen yang
buruk.
13. Sedikit
mengambil pelajaran dari pengalaman.
14. Sering berbuat
kesalahan.
15. Menghilangkan
pilar-pilar pemerintah.
16. Mengangkat
orang-orang yang tidak profesional menduduki jabatan tertentu. Imam Ali bin Abi
Thalib berkata, 'Memilih orang-orang tidak profesional menduduki
jabatan-jabatan pemerintahan akan membuat pemerintah tidak dipercaya bahkan
runtuh'.
17. Pengkhianatan.
Imam Ali bin Abi Thalib berkata, 'Bila terjadi pengkhianatan, berkah dalam
kehidupan akan diangkat. Barang siapa yang menterinya melakukan pengkhianatan
maka manajemen pemerintahannya menjadi rusak.
18. Kelemahan dalam
masalah politik. Imam Ali bin Abi Thalib berkata, 'Bahaya yang senantiasa
mengintai para pemimpin adalah kelemahan dalam masalah politik. Bahaya orang
yang kuat adalah kelemahan dalam menekan kemarahan. Barang siapa yang terlambat
mengatur sesuatu maka itu berarti ia mendahulukan kehancurannya'.
19. Perilaku buruk.
Imam Ali bin Abi Thalib berkata, 'Bahaya yang senantiasa mengintai para
penguasa adalah perilaku buruk'.
20. Lemahnya para
pejabat dan wali kota.
21. Lemahnya
dukungan masyarakat terhadap penguasa. Imam Ali bin Abi Thalib berkata, 'Bahaya
sebuah pemerintah adalah lemahnya dukungan'
22. Prasangka buruk
kepada orang yang menasihati merupakan tanda-tanda kehancuran sebuah negara.
23. Ketamakan
pemimpin akan kelezatan dunia. Imam Ali bin Abi Thalib berkata, 'Seorang
pemimpin adalah orang yang tidak mencari muka, tidak menipu dan tidak ditipu
oleh ketamakan'. Beliau menambahkan, 'Ketamakan merendahkan seorang pemimpin'.
24. Ketiadaan
keamanan.
.
Mengenal ibadah dan
kewajiban
.
Imam Ali bin Abi
Thalib berkata, 'Sesungguhnya Allah swt mewajibkan kepada kalian sejumlah
kewajiban maka jangan kalian sia-siakan itu. Allah swt telah memberikan
batasan-batasan kepada kalian maka jangan kalian langgar itu. Allah swt telah
melarang kalian dari beberapa perkara maka jangan kalian terjang larangan itu.
Allah swt tidak memberikan perintah kepada kalian tentang banyak hal dan itu
bukan karena lupa, maka jangan kalian memaksakan diri. Allah swt tidak pernah
memerintahkan kalian akan satu perkara melainkan atas dasar kebaikan yang
dikandungnya dan tidak melarang kalian akan satu perkara melainkan atas dasar
kejelekan dan keburukan yang idkandungnya'.
.
Imam Ali bin Abi Thalib
berkata, 'Seyogianya engkau menjaga segala sesuatu yang bila engkau
menyia-siakannya engkau tidak bakal diampuni'. Imam Ali bin Abi Thalib berkata,
'Hal pertama yang diwajibkan oleh Allah swt kepada kalian adalah menyukuri
nikmat-Nya dan mencari keridaan-Nya. Sangat beruntung orang yang senantiasa
menjaga ketaatannya kepada Tuhannya. Orang-orang yang bercepat-cepat melakukan
ketaatan dan mendahului orang lain melakukan perbuatan baik. Bila kalian tidak
melakukannya maka itu berarti kalian tidak melakukan perintah-perintah dan
kewajiban-kewajiban Allah swt. Tidak diperkenankan seorang mendekati Allah
dengan ibadah-ibadah sunah sementara ia masih disibukkan dengan ibadah-ibadah
wajib. Tidak ada ibadah yang nilainya menyamai pelaksanaan kewajiban'. Imam Ali
bin Abi Thalib juga sangat memperhatikan penjelasan tentang filsafat sejumlah
dari syariat dan hukum Islam. Beliau berkata, 'Allah swt mewajibkan iman untuk
menyucikan manusia dari syirik. Salat untuk menyucikan manusia dari
kesombongan, zakat untuk menambah rezeki, puasa untuk menguji keikhlasan
seorang hamba, haji untuk menguatkan agama, jihad untuk kemuliaan Islam, amar
makruf untuk kebaikan dan kemaslahatan masyarakat awam, nahi mungkar untuk
mencegah orang-orang bodoh berlaku tanpa petunjuk, silaturahmi memanjangkan
umur, qisas untuk mencegah pertumpahan darah tanpa sebab, menegakkan hukum
pidana untuk memuliakan hukum (hal-hal yang haram), meninggalkan minuman keras
dan memabukkan untuk menjaga akal, menjauhi perbuatan mencuri untuk menambah
kemuliaan, meninggalkan zina untuk menjaga keturunan, meninggalkan liwat
(perilaku seks sesama jenis) untuk memperbanyak keturunan, syahadah (martir)
untuk menunjukkan kepada para pengingkar, meninggalkan dusta untuk memuliakan
kejujuran, Islam memberikan keamanan kepada seseorang dari ketakutan, imamah
sebagai sebuah sistem pemerintahan untuk umat dan ketaatan untuk menghormati
imamah'.
.
Imam Ali bin Abi
Thalib berkata, 'Zakatnya badan adalah jihad dan puasa dan orang yang melakukan
ziarah kepada Ka'bah akan aman dari azab Allah swt'.
.
Dan Imam Ali bin
Abi Thalib berkata, 'Laksanakan amar makruf engkau akan menjadi orang yang
berbuat baik, jauhi dan larang perbuatan mungkar dan jelek dengan tangan dan
lidah. Pisahkan perilaku keduanya dengan usaha yang yang sungguh-sungguh dari
mu. Tujuan agama adalah amar makruf dan nahi mungkar serta menegakkan supremasi
hukum. Jihad adalah tiang agama dan cara untuk selamat. Barang siapa yang
melakukan jihad dengan menegakkan kebenaran akan berhasil. Mereka yang berjihad
akan terbuka untuk mereka pintu-pintu langit. Balasan dan pahala orang berjihad
adalah yang paling agung dan mulia'.
.
Mengenal akhlak dan
pendidikan
.
Imam Ali bin Abi
Thalib sangat mementingkan pendidikan masyarakat dan berusaha untuk mengobati
penyimpangan akhlak yang terjadi dalam diri manusia yang memiliki akar yang
sangat dalam. Imam Ali bin Abi Thalib menyebutkan obat paling penting dan asasi
sesuai dengan ucapannya, 'Ketahuilah, sesungguhnya cinta dunia adalah pokok
segala kesalahan'. Kemudian beliau menjelaskan sebab terdalam terkait dengan
cinta dunia ketika menjelaskan sebab-sebab dari persekongkolan yang dilakukan
untuk meminggirkan ide-ide Nabi bagi para khalifah. Rahasia saat mereka
merampok kepemimpinan darinya padahal mereka tahu benar akan banyaknya
teks-teks hadis Nabi Muhammad saw yang menyebutkan bahwa kepemimpinan setelah
beliau berada di tangan Ali bin Abi Thalib. Imam Ali bin Abi Thalib berkata,
'Tidak, mereka telah mendengar hadis-hadis tentang kepemimpinanku dan sadar
akan keberadaannya, akan tetapi keindahan dunia telah menghiasi mata mereka.
.
Akibat dari
kecintaan yang sangat adalah manusia akan mempergunakan segala macam cara untuk
mencapai tujuannya. Kecintaan terhadap sesuatu sering membuat sang pencinta
menjadi buta dan tuli. Oleh karenanya, para khalifah mencari-cari alasan dengan
segala macam cara sebagai pembenaran kelayakan mereka sebagai khalifah.
Alasan-alasan inilah yang dibantah dengan sangat kuat dan indah oleh Imam Ali
bin Abi Thalib. Akan tetapi mereka tetap bersikeras untuk tetap melakukan apa
yang sudah mereka rencanakan sebelumnya berhadapan dengan sikap Imam Ali bin
Abi Thalib. Dan bila ditanyakan kepada Imam Ali bin Abi Thalib tentang obat
paling manjur untuk mengobat penyakit yang telah menghunjam dalam peyimpangannya,
beliau pasti akan berkata bahwa obatnya adalah sebagaimana yang disebutkannya
secara detil tentang orang yang bertakwa (muttakin) dalam salah satu khotbahnya
yang terkenal dengan sebutan khotbah Hammam (nama salah seorang sahabatnya yang
bertanya tentang sifat mukmin). Imam Ali bin Abi Thalib menjelaskan rahasia
bagaimana orang-orang muttakin bisa sampai kepada derajat kesempurnaan yang
demikian karena ketakwaan. Beliau berkata, 'Allah swt sebagai pencipta agung di
mata dan jiwa mereka sementara mereka memandang selain-Nya adalah kecil'.
Demikianlah sebuah makrifat hakiki tentang Allah yang menjadi sebab bagaimana
dunia bisa rendah dan kecil di mata orang-orang muttakin. Bila dunia telah
kecil dan rendah di mata mereka maka dunia tidak bisa menjadi tujuan dan tidak
akan dikejar secara sungguh-sungguh untuk dapat memilikinya. Bahkan yang
terjadi adalah mereka tidak rakus untuk memiliki dunia sebagaimana Imam Ali bin
Abi Thalib tidak tamak akan dunia. Beliau menerima untuk tidak menjadi khalifah
ketika Quraisy memaksanya untuk meninggalkan dan berlepas tangan dari
kekhalifahan dengan ucapanya, 'Kekhalifahan telah membuat orang-orang menjadi
egois dan jiwa menjadi kikir sementara untuk sebagian orang lain jiwa mereka
menjadi celaka. Hakim adalah Allah swt dan janji yang disampaikan akan ditemui
di hari kiamat'.
.
Dari sini dalam
masyarakat Islam ada dua kelompok akhlak dan moral yang berbeda bahkan saling
bertentangan; moral yang dipraktekkan oleh Imam Ali bin Abi Thalib menjauhkan
politik machiaveli dan moral yang lain dipraktekkan oleh para khalifah yang
meyakini pembenaran capaian tujuan dengan segala macam cara. Tampak bagaimana
dalam asalah kekhalifahan Imam Ali bin Abi Thalib lebih memilih zuhd dan
meninggalkannya sementara selainnya begitu rakus dan tamak meraih dan
merebutnya dari tangan orang yang berhak.
.
Mengenal doa dan
munajat
.
Sebagaimana para
Imam yang lain, Imam Ali bin Abi Thalib juga memberikan perhatian yang serius
tentang masalah doa dan munajat. Hal itu tentunya setelah Al-Quran membuka masalah
ini dengan berbicara kepada Rasulullah saw. Allah swt berfirman, 'Katakanlah,
Tuhanku tidak akan mengindahkan kalian bila tidak karena doa yang kalian
panjatkan'. Imam Ali bin Abi Thalib menjelaskan pentingnya doa lewat teks-teks
yang diriwayatkan darinya di samping perilaku beliau sendiri. Imam Ali bin Abi Thalib berkata, 'Doa adalah senjata
para wali Allah'.
.
Nahjul Balaghah sendiri memuat sekumpulan doa-doa yang
memiliki nilai tinggi di berbagai bidang. Doa-doa yang beliau lantunkan
dikumpulkan dalah buku yang disebut Shahifah Alawiyah. Dan dari doa-doa
terpilihnya adalah doa Kumail, doa Shabah dan munajat Sya'baniyah. Di sini akan
disebutkan potongan dari munajatnya yang berbentuk syair yang diriwayatkan dari
Imam Ali bin Abi Thalib. Beliau berkata:
.
Segala puji kepada-Mu, wahai pemilik kedermawanan,
kebesaran dan ketinggian
.
Berkah-Mu Engkau
berikan kepada siapa yang diinginkan atau tidak
.
Tuhanku,
penciptaku, penjagaku dan tempatku meminta perlindungan
Aku akan memohon
kepada-Mu apakah kondisiku sulit atau senang
Tuhanku, bila
dosa-dosaku besar dan banyak
Maka ampunan-Mu
lebih besar dan luas
Tuhanku, seandainya
aku mengikuti semua keinginanku
Saat ini aku di
taman penyesalan mengapa aku melakukan semua itu?
Tuhanku, Engkau
melihat keadaanku, kefakiranku dan kebingunganku
Engkau mendengar
munajatku sekalipun kupelankan suaraku
Tuhanku, jangan
Engkau putuskan harapan yang kugantungkan pada-Mu
Jangan biarkan
keputusasaanku karena harapanku hanyalah Engkau
Tuhanku, bila
Engkau memutuskan harapanku dan mengusirku dari ke haribaan-Mu
Kepada siapa aku
berharap dan kepada siapa aku meminta syafaat
Tuhanku, bebaskan
aku dari azab-Mu karena sesungguhnya aku
Terpenjara dan
rendah, aku tunduk dan takut kepada-Mu
Tuhanku, bila
Engkau menyiksaku selama seribu tahun
Aku tahu bahwa
benang harapan dari-Mu tidak akan terputus
Tuhanku, bila
Engkau hanya mengampuni orang-orang baik
Siapa yang akan
memaafkan orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya?
Tuhanku, orang yang
merindukan-Mu melewati malam-malamnya tanpa tidur
Memohon dan
bermunajat hingga pagi lupa melaksanakan salat subuh
Mengenal sastra
Imam Ali bin Abi Thalib
.
Nahjul Balaghah dan
buku-buku lainnya yang ditulis untuk melestarikan warisan intelektual Imam Ali
bin Abi Thalib dengan mudah didapatkan. Bahkan dengan bentuk yang sangat puitis
dengan menjaga kaidah-kaidah sebuah syair. Memperhatikan itu semua membuat
orang mengetahui bagaimana ketinggian nilai dan pribadi Imam Ali bin Abi Thalib
baik itu terkait dengan pidato, surat, kalimat-kalimat bijak dan dalam bidang
puisi dan sastra. Tidak berlebihan bila disebutkan, sebagaimana para ahli
sastra juga memberikan penilaian yang sama, bahwa sastra terbaik yang pernah
dikenal oleh sejarah dari sisi kaidah, kedalaman dan ide-ide yang dikandungnya
adalah sastra Imam Ali bin Abi Thalib AS.
.
Di sini sebagai
contoh akan dibawakan beberapa bait syair dari Imam Ali bin Abi Thalib dalam
beberapa tema. Tentunya dengan kepastian bahwa syair yang dituliskan berikut
ini diambil dari diwan (kumpulan syair) yang dinisbatkan kepada Imam Ali bin
Abi Thalib. Dan ini diperkuat lagi oleh sebagian sejarawan yang bersaksi dan
mempergunakan sekumpulan syairnya.
.
Imam Ali bin Abi
Thalib mengucapkan syairnya mengenang kematian ayahnya:
Abu Thalib adalah
pelindung orang yang meminta perlindungan
Bak hujan yang
tercurahkan, bak cahaya di kegelapan
Kepergianmu telah
merusak untaian pelindung
Allah pemberi
nikmat mengucapkan salawat padamu
Tuhanmu rela akan
perbuatanmu
Paman terbaik buat
Musthafa
.
Al-Jahizh Al-Baladzri
menyebutkan, 'Ali bin Abi Thalib adalah sahabat Nabi yang paling dalam
mengucapkan syair, paling fasih, orator tak tertandingi dan paling baik dalam
menulis. Pada hari Ghadir, Imam Ali bin Abi Thalib pernah mengucapkan syairnya:
.
Rasul Allah menolong
kami ketika mereka berselisih dan bermusuhan
Kaum muslimin yang
mengerti kembali padanya
Kami gerakkan
mereka yang sesat karena menghormati Rasul Allah
Ketika mereka belum
melihat jalan dan petunjuk yang benar
Saat Rasul Allah membawa hidayah, kami semua
Senantiasa menaati Allah, kebenaran dan ketakwaan
Sibth bin Al-Jauzi meriwayatkan dalam bukunya
Tadzkirah Al-Khawash bahwa Imam Ali bin Abi Thalib bersyair:
Ketamakan akan
dunia memaksa orang untuk mengaturnya
Buatmu kejernihan
dunia telah dikeruhkan
Mereka tidak
menerima rezeki dunia dengan akal
Mereka menerima
rezeki dengan takaran
Bahkan lewat
kekuatan atau perang
Bak burung pemburu
yang mendapat rezeki burung gereja
Dan diriwayatkan
dari Imam Ali bin Abi Thalib:
Penyakit mu ada pada
dirimu sendiri, sayangnya tak disadari
Obatnya pun dari
dirimu sendiri, sayangnya tak di perhatikan
Pikirmu bentukmu
kecil
Billahi fi sabililhaq
hsndwsp
Acheh Sumatra
di
Ujung Dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar