Selasa, 20 Maret 2018

MENELUSURI PERANG KARBALA DAN MODEL PEMERINTAHAN IMAM ALI/SYSTEM ISLAM MURN MUKHTAR TSAQAFI I




DAKWAH ITU ADA DUA KATAGORIE, BERKHIDMAD DAN BERISLAKH
BERKHIDMAD JUGA ADA DUA, MEMBUAT MASSA KETAWA TERBAHAK-BAHAK DAN MEMBUAT MASSA SERIUS TETAPI SAMA DENGAN STATUSQUO BERKHIDMAT KEPADA PENGUASA DESPOTIC.
PENDAKWAH BERISLAKH MEMPERBAIKI BENAR-BENAR BERPEDOMAN PADA RASULULLAH DAN IMAM ALI. MENYAMPAIKAN YANG SEBENARNYA WALAUPUN PAHIT
(KREATIF, OPTIMIS,DINAMIS DAN SYSTEMATIS)



illaahirrahmaanirrahiim

Perang Karbala Riwayat Mukhtar 1

Dengan nama Allah, hari ini tgl 22 Februari 2018, aku memulai menelusuri riwayat Mukhtar as Saqafi Arab dengan Kyan Parsi da lam perjua ngan mereka menegak kan “Pemerintahan Imam Ali/System pemerinta han Islam paska System kedaula tan Allah” yang dibangun Rasulullah Muhammad saww dan di lanjutkan Imam Ali (Amirul Mu’minin ra)

Mukhtar mengatakan sengaja pindah ke Madain agar dekat dengan Kiyan untuk membangun persahabatan danbersum pah tidak akan me nukar sehelai rambut gimbal Kiyan de ngan 500 ribu ulama gadungan/ Bal’am Kufah. Memang reali tanya Mukhtar yang mampu mengaplika sikan pemerintahan Imam Ali, memiliki teman yang demikian tangguh dari nega ranya Salman al Farisi /Republik Islam Iran sekarang yang ma sih banyak kaum Muslimin salah sangka, namanya Kiyan/Abu Umreh. 

Seorang penguasa Parsi bertanya dalam orasinya,……. “dima nakah dahi terbelah Al Murtadha (Imam Ali yang dibunuh Abdurrahman bin Muljam saat Imam shalat Subuh, pen), dima nakah rusuk patah Az Zaha ra (Saat Umar memukul anak Kesa yangan Rasulullah hingga rusuknya patah, menggugurkan kan dungannya cucu Rasulullah bernama Mukh sin, setelah Umar hendak membakar rumah Fatimah as disebabkan anggapan mereka sebagai rumah oposisi pemerintah, pen)......”

Mukhtar punya adik seayah lain mama, menjadi "penyakit" dal am per jua ngan Mukhtar.


 Perang Karbala Riwayat Mukhtar 2

Kekacauan Madain yang dipicu kaum Khawarij dan pengikut Muawi yah bin abi Sofyan, musuh bebuyutan Rasulullah saww dapat dipadam kan Mukhtar hanya dalam tempo setengah hari saja. Kiyan berkeingi nan untuk lebih akrab dengan Mukh tar, melamar adik Mukhtar, Jariah tetapi Jariah sangat rasis, iro nisnya jatuh hati dengan Umar bin Saat bin Abiwaqas. Waktu Kiyan datang ke rumah Mukhtar, Jariah memperma lukan Mukhtar dan Kiyan. Setelah terjadi pertengkaran antar Mukh tar dan Jariah, Umar bin Saat sudah menyusup kerumah Mukh tar hingga terjadi duel antar keduanya yang berakhir penang kapan Umar oleh pihak keama nan. Umar diinterogasi oleh Mukhtar dan.......


Film Perang Karbala Riwayat Mukhtar 3

Kedatangan Umar bin Saat bin Abi Waqas ternyata ada hu bungannya dengan Muawiyah bin Abi Sofyan. Kedatangan Is teri Imam Hasanpun sepertinya ada hubungan dengan Muawi yah. Beliau menginginkan agar Imam berdamai dengan Mua wiyah, sampai beliau berargumen, apakah Muawiyah lebih buruk dari kafir Qureisy?. Ini ucapan Isteri Imam yang tidak logis menurutku. Yang logis Muawiyah jauh lebih buruk dari ka fir Qureisy. Sebab kejahatan yang ditimpapan kafir Qureisy da lam kondisi mereka tidak beriman dan tidak tau kebenaran Is lam, sedang kan Muawiyah mengaku beragama Islam, berarti munafiq. Secara ideologi pada diri non Moslem masih ada ke baikan, yaitu non Moslem yang Jimmi tetapi tidak pernah ada kebaikan dari kaum Munafiqun.

Sepertinya hanya Paman Mukhtar yang tidak menerima untuk berdamai, Mukhtar, Kiyan dan Imam sendiri. Lalu kita bertanya kenapa Imam mau berdamai?  Jawabannya disebabkan ter paksa, Isteri Imam sendiri berdaya upaya untuk berdamai. Saat Isteri Imam berdialog dengan Mukhtar, beliau bilang saat mengucapkan selamat datang, anehnya Mujtajabah terse nyum dan berkata: “Semoga kebaikanmu diterima ketika kau mengharapkan kematianku”. Ini ucapan Imam yang pasti be nar. Dari sinilah membuatku berani mengkritisi Isteri Imam, bu kankah isteri para Rasul juga ada yang keliru?. Sebagaimana kita ketahui bah wa ada info kesyahidan Imam Hassan dira cun oleh kakitangan atau orang yang tergiur hadiyah Muawi yah.

Saat Imam Ali hampir saja memenangkan peperangan de ngan Muawi yah, Asy’at ayahnya Isteri Imam Hassan bersama kelompoknya sekitar 50 orang, sangat gigih memaksa Imam Ali untuk berunding dengan Muawiyah sampai mengancam Imam yang sendirian di kemahnya. Imampun berunding de ngan terpaksa. Paksaan itu dari pihak yang a walnya berpe rang dipihak Imam Ali sendiri, sepertinya demikian juga keter paksaan Imam Hassan untuk berunding dengan Muawiyah.

Ketika Kiyan mendatangi Mukhtar dengan hatinya yang sa ngat pilu, mukhtar "mengobatinya". Mukhtar mengatakan bah wa Imam tidak mungkin salah. Para Imam memiliki ilmu yang sama benarnya, yang mengalir dari Rasulullah sendiri tetapi mereka me miliki kondisi yang berbeda satu sama lainnya. Paska kesyahidan Imam Hussein, Imam Ali Zainal Abidin bin Hussein tidak dapat ber buat apa-apa untuk melanjut kan pe rjuangan kecuali hanya beribadah yang tidak henti-hentinya hingga beliau digelar dengan “Zai nal Abidin”/Ahli Ibadah.

Kita tidak dibenarkan berkhusyu’sepi direlung-relung mesjid sa at persekongkolan Fir’un, Karun, Ham man dan Bal’am, menza limi kaum mustadhafin, kecuali Imam Ali Zainal Abidin. Imam tidak dapat berbuat apapun, dimana kondisi kaum Muslimin demikian terpuruk paska kesya hidan Imam Ali, Imam Hassan (diracun antek-antek Mu’awiyah) dan Imam Hussein dibantai di Karbala. Siapa kah yang membunuh, Imam Ali, meracuni Imam Hassan dan mem bantai keluarga Rasulullah dan Imam Hussein di Karbala? Jawabannya bukan non Moslem tetapi kaum munafiqun yang berke dok Islam.


Film Perang Karbala Riwayat Mukhtar 4
Prediksi saya di video 3, ternyata benar. Isteri Imam Hassan di man faat kan oleh Muawiyah untuk membunuh suaminya. Sa at berdialog dengan Mukhtar Ja’dah juga berorasi: “Semoga kehancuran menimpa orang-orang yang telah mengubur semua hasrat dan cita-citaku”. Sepertinya Ja’dah berkata: “Terkutuklah siapapun yang menghalangi niat dan rencana ku”. Sepertinya telah direnca nakan sebelum datang ke Ma dain, apa bedanya Ja’dah binti Asy’at dengan Umar bin Saat bin Abi Waqas? Terbuktilah kebenaran ucapan Imam: “Se moga kebaikanmu diterima ketika kau mengharapkan kemati anku”.

Setelah kesyahidan Imam Hassan, Muawiyahpun mati setelah lempang memperwariskan kerajaannya kepada Yazid, anak nya yang pemabuk dan zalim macam Muawiyah. Ini semua berkat bantuan para Ulama gadongan/Bal’am yang bertekat bulat mengeluarkan fatwa bahwa Yazidlah yang pantas me njadi penggantinya. Orang sok pintar dan sok ‘Alimpun berjing krak-jingkrak memuji Muawiyah dan Yazid yang Zalim itu. Lihat lah apa yang dikatakan Nu’man bin Basyir, gubernur Kofah, mertua Mukhtar dari isteri keduanya, Umrah.

Andaikata di zaman kita ada Ulama gadongan yang berhasil me ngambil posisinya sebagai presiden atau minimal sebagai guber nur, dapat dipastikan agama “Qabil” yang diaplikasi kan, bukan agama Ha bil/Islam murni, yang berdaya upaya untuk mengem balikan kekayaan negara kepada kaum mustadhafin.

Ketika gubernur Kufah berorasi di mimbar mesjidnya, Sulaiman bin Shu rad Khazaipun berorasi dikalangan Syi’ah yang bera khir dengan pe ngiriman surat bertanda tangan stempel kepa da Imam Hussein untuk datang ke Kufah. Ketika geleran dita warkan kepada Mukhtar, beliau bangkit untuk pulang keru mahnya dengan alasan untuk mengasah pedangnya. Yang jelas Mukhtar tidak terlibat dalam undangan terse but, dimana sepertinya Sulaiman ti dak dapat mempertanggungjawabkan apa yang telah dia rencanakan.

Sulaiman mengaku bersalah tidak membela Imam Ali dan Imam Has san dan ingin menebus kesalahannya dimasa lalu dengan mengajak majlisnya untuk membela Imam Hussein. Namun realitanya, Imam Husseinpun terabaikan, mulai pembu nuhan terhadap Muslim bin ‘Aqil, wakil Imam untuk menyelidiki kesiapan pengikut Sulaiman sesuai bunyi surat undangannya. Fenomena Syi’ah diba wah kepemimpinan ma cam Sulaiman ini tercermin sepakterjang orang awwam. Mereka begitu lugu, hanya bisa menangis dan ber do’a.

Menarik sekali untuk kita kritisi bahwa Syi’ah Imamiyah 12, Islam pengi kut Ahlulbayt di Kufah, dapat kita umpamakan  pohon Durian yang re presentant, mampu berbunga satu milyar ca lon buah. Dari satu mil yar itu yang sempat jadi putik lebih-kurang satu juta. Dari satu juta itu yang berhasil untuk mela wan ujian sengatan serangga, hembusan angin, guyuran hujan dan sebagainya lebih kurang 5 ratus buah. Dari 5 ratus buah itu masih mengalami ujian jenis lainnya seperti kalong, tupai dan penjakit alami lainnya yang membuat buah itu tawar rasanya. Akhirnya yang dapat berman faat untuk ma nusia atau memenuhi standar durian sekitar lebih-kurang 200 buah saja.

Dalam perjuangan Mukhtar yang brilliantpun masih ada pe ngikut yang perlu kita pertanyakan apakah disisi Allah tercatat sebagai Syi’ah yang redha Allah atau tidak. Apakah sepak terjangnya menguntungkan perjuangan atau merugikan ba gaikan sepakterjang kaum munafiqun, menggunting dalam lipatan. Akibat sepakter jang kaum munafiqun itu lah, perju angan Imam Ali as bisa terkalahkan walaupun Imam Ali sen diri tau persis, penipuan yang diaplikasikan Amru bin Ask, politi kus jahat yang sepakterjangnya banyak diti ru diseluruh dunia, termasuk Indone sia dengan bantuan para ulama gadongan. Demikian juga perjua ngan Imam Hassan terindikasi keterliba tan manusia-manusia hypocrite, hingga Imam bukan saja ter paksa berunding tetapi juga sampai tereng gut nyawanya.


Perang Karbala Riwayat Mukhtar 5
Setelah tibanya Kiyan di rumah Mukhtar untuk menginfokan utu san Imam Hussein yang sedang menuju Kofah tetapi be lum men dapat kepastian keselamatannya, Mukhtar menga jak Kiyan untuk memasti kan. Bin Kamil adalah sahabat setia Mukhtar lainnya. Dia dan Kiyan me nunggu kedatangan utu san Imam di padangpasir yang terkenal ang ker. Tak lama kemudian Kiyan melihat satu titik hitam, minta Bin Kamil untuk membuktikan, apakah itu fatamorgana atau Muslim bin ‘Aqil yang sedang mereka nantikan. Ternyata memang itu utusan Imam sendirian, dimana 2 orang penunjuk jalan sudah mati diterpa keganasan padangpasir. Muslim bin ‘Aqil langsung jatuh dan pingsan dihadapan u tusan Mukhtar. Lalu Bin Kamil memapahnya kerumah isteri Mukhtar yang pertama, berna ma Nariyah (Ummu Tsabit).

Saat Utusan Imam meminta Mukhtar mengumpulkan tokoh-tokoh Syi ‘ah, nampak kekecewaan Mukhtar diwajahnya. Hal ini disebabkan Mukhtar taupersis kalau Shi’ah Kufah itu bagai kan “Durian yang memilik harapan masa depan, disebabkan melihat jutaan calon buah, namun kemungkinan besar akan gugur semuanya kecuali sedikit yang tersisa”. Mukhtar ber pendapat bahwa Syi’ah Kufah butuh Ideolog dan pemim pin yang tangguh untuk membimbingnya agar menjadi Syi’ah yang benar-benar dapat dipercaya. Itulah sebabnya beliau tidak setuju me ngirim surat, mengundang Imam sebelum masyarakat kota Kufah benar-benar siap menerima Imam agar tidak seperti di alami Imam Hassan di Madain, hanya Kiyan, Mukhtar dan pamannya saja yang dapat dipercaya. Sebaliknya Sulaiman setelah mengundang Imam ke Kofah tidak tundukpatuh kepada Muslim bin ‘Aqil sebagai utusan Imam.

Ada 2 orang tokoh Syi’ah yang sudah dizalimi Ubaidillah bin Ziyad, begitu dia menginjakkan kakinya di Istana Kofah, yaitu Maitsam Tam mar dan Hani bin Urwah. Sayangnya orang Kufah dengan mu dah di bungkam oleh Hakim Syuraih (Bal’am/ulama gadongan). Sulaiman sambil menangis ketika bertemu dengan Muslim bin‘Aqil utusan Imam Hussein, mengatakan: Perpisahan itu sungguh berat". Lalu mengguna kan derita Ya’qub menanti Ismail hingga matanya buta, sebagai perasaan yang juga diderita Ismail menanti Imamnya. Ketika Utusan Imam mengajaknya untuk bangkit membela Hani bin Urwah dan Maitsam Tammar, dia tidak bersedia dengan dalih makruh berjihat se belum kedatangan Imam dan memilih diam. Lalu kita bertanya, apa bedanya Sulaiman dengan Hakim Syuraih?

Lanjutannya kita saksikan Nu’man bin Basyir Anshari sibuk berdia log dengan menantunya, Mukhtar as Saqafi. Menarik juga kita saksikan perdebatan mereka, yang satu Gubernur Muawiyah dan lainnya pahlawan pembela Imam Hussein, dimana berhasil me mancung semua pembantai Imam di Karbala, yang akan kita sak sikan nanti. Isteri Mukhtar kedua Umrah bin Nu’man, madunya Nariah (Ummu Tsabit) tidak kurang menariknya sebagaimana Mukhtar. Dia berhasil berhadapan dengan Ayahnya yang kontra versi dengan suaminya. Hal ini patut menjadi contoh bagi yang memiliki mertua yang kontraversi macam Mukhtar dan mertua nya.

Film Perang Karbala Riwayat Mukhtar 6
Ubaidillah bin Ziyad masuk kota Kufah dengan menyamar se ba gai Hussein, penduduk Kufah sangat antusias menyambut nya, diki ranya benar-benar Imam Hussein yang datang. Begi tu dia duduk di korsi Istana terus mengumbar “hikayat musang nya”. Lalu Mait sam bangkit berorasi menentang hikayatmu sang Ubaidillah, hingga beliau dipukul Ubaidillah setelah meng hinanya yang berakibat Ubaidillah hilang setengah suaranya dan tidur atas korsi istana. Memang nampak karamahnya Maitsam. Melihat keanehan itu, Umar bin Sa’at bin Abiwaqas minta permisi pada Ubaidillah untuk mencari kerja lainnya yang aman, melupakan janji Ubaidillah untuk berkuasa di kota Rey. Lalu Ubaidillah siuman dari sakitnya dan bangkit memba wa Umar ketempat sepi, menanyakan apakah tidak lagi mau menjadi penguasa Ray. Kata Umar merasa terpukul melihat Ubaidillah bisa demikian saat didebat oleh seorang pen jual korma. Ubaidillah berkilah, itu hanya bersandiwara, bukan sa kit.

Ubaidillah berkunjung ke rumah Hani yang lagi sakit demam .Muslim berpindah tempat ke Rumah Hani. Hani mendapat info kunju ngan Ubaidillah dan meminta Muslim membunuh nya. Kata Hani andaikata dia tidak sakit, dia sendiri yang menghabisi Ubaidiullah. Ini terpaksa dia lakukan demi kesela matan Imam dan penduduk Kofah dari bulan-bulanan Ubaidil lah bin Ziyad. Muslim bersem bunyi di sudut kamar dengan pedang milik Hani. Kata Hani saat aku meminta air, habisilah U baidillah demi membela Hussein. Ketika Ubaidillah masuk dan duduk dihadapan Hani, Muslim gemetaran tangannya, terba yang Imam Ali tidak pernah mengajarkan cara demikian hing ga tidak jadi menghabisi Ubaidillah.


MARILAH KITA BERANDAI-ANDAI!:
Apakah rencana Hani bin Urwah dapat dibenarkan dengan logi ka atau hukum Allah atau tidak?  Andaikata tidak menga pa Mus lim bin ‘Aqil tidak berargumen saat diminta Hani untuk membunuh Ubaidillah, Apakah seseorang yang perkasa dan zalim yang ingin membunuh kita disuatu malam, ketika kita sudah mendapat info pasti, kita tidak boleh malam tersebut bersembunyi dan menusuknya dari belakang saat penjahat tersebut melangkahkan kakinya kerumah kita? Kalau ada yang berargumen, kenapa kita tidak jen telmen bertarung denganb penjahat tersebut? Bagaimana mung kin bertarung bagi kita yang le mah fisik dengan penjahat yang perkasa? 

Pada suatu hari Rasulullah ditanya rombongan yang hen dak membu nuh seseorang, apakah beliau melihatnya lewat? Rasu lullah menjawab setelah melangkah ke samping bahwa, selama beliau disana tidak ada orang yang lewat.  dibunuh lewat. Kalaun kita berargumen bahwa benar sebab Rasulul lah tidak lagi pada tempat saat orang yang akan dibunuh lewat, bukankah melang kahnya Rasulullah merupakan Taqi yah juga? Andaikata Rasulullah tidak bertaqiyah, bukankah Rasulullah juga ikut terlibat dalam pembunuhan orang malang tersebut? Taqiyah haq untuk menye lamatkan seseorang.

Kalau argumen diatas dibenarkan, apakah kasus Hani dan U baidil lah dapat dikiyaskan? Lalu kalau kita berargumen bahwa andaika ta Muslim bin ‘Aqil berhasil membunuh Ubaidil lah, kemungkinan besar Imam Hussein tidak akan terbunuh di Karbala. Apakah Mus lim dan Hani telah menyelamatkan Imam Hussein di Karbala? Andaikata kita berar gumen demi kian, bukankah bertentangan de ngan apa yang telah disam paikan Rasulullah bahwa Imam Hus sein akan syahid di Karba la? Apabila fenomena Karbala tidak exist, bukankah tidak a da pihak yang diuji Allah mana yang berpi hak kepada Imam Hussein masuk Surga dan yang berpihak Yazid masuk Neraka?

Imam Ali tau bahwa beliau akan dibunuh di Mesjid Kofah saat beliau shalat Subuh, oleh Abdurrahman bin Muljam, jauh se belum beliau dibunuh. Lalu ada yang bertanya kenapa tidak dibunuh Abdurrahman agar Imam Ali selamat dari pembu nuhan? Imam menjawab bahwa tidak dibenarkan membu nuh seseorang yang belum terbukti melaku kan kesalahan yang haq dibunuh menurut Qur-an. Para Imam dibe rikan sebahagian ilmu ghaib oleh Allah swt. Hal itu tidak perlu heran, Khaidirpun memiliki ilmu ghaib yang belum diketahui Nabi Musa as saat itu, hingga bertanya kenapa dibunuh anak tersebut, yang membuat mereka berpisah. Ketika Imam Ali mengejar Amru bin Ask dengan kudanya, Amru melepas kan semua pakaiannya, hingga Imam Ali memutarkan kudanya, tidak jadi membunuh Amru.

Dalam beragama ada hal yang disebut Ruhsah (keringanan). Namun para Imam tidak mengambil ruhsah tersebut. Hal ini dapat  dimengerti bahwa mereka itu ma’sum (Rasulullah, Imam Ali, Fatimah az Zahra, Imam Hassan, Imam Hussein plus 9 Imam lanjutannya. Justeru itu prediksi saya Hani bin Urwah tidak dipersalahkan Allah swt andaikata berhasil membunuh Ubaidillah. Apakah persoalan diatas terlalu menyelimet? Mohon pembaca memberikan argumen sebanyak mungkin, minimal bermanfaat untuk melatih diri kita sendiri untuk berpikir kreatif.

Film Perang Karbala Riwayat Mukhtar 7
Dajjal yang hina ini (Mujahid Hamsyi) konon gemar melakukan sha lat tahajjud, hingga seorang tokoh Syi’ah Kofah yang lugu, Muslim bin Ausajah percaya begitu saja tidak mampu berpikir kritis, berse dia membawanya ke tempat persembunyian Mus lim bin ‘Aqil. Ka ta dajjal, ingin menyerahkan beberapa kan tong Dinar Syam untuk para pembela Imam Hussein via Muslim bin ‘Aqil di rumah Hani bin Urwah. Muslim meragukan tawaran Dajjal tersebut hingga segera mening galkan Muslim dan Hani. Dajjal itu adalah utusan Ubaidillah untuk me nyelidiki persem bunyian Muslim. Atas usaha licik Dajjal, Ubaidillah ber hasil melacak dimana persembunyian Muslim untuk mengo brak abrik kediaman Hani selanjutnya. 

Muslim mulai hilang kepercayaannya terhadap Syi’ah Kofah dan berniat untuk membatalkan kepergian Imam ke Kofah namun Ismail terindikasi benar-benar lugu, coba mempe nga ruhi Muslim agar tidak menyamakan bai’at kesukuan dengan bai’at kesyi’ahan. Ironisnya saat Muslim mengajak Sulaiman un tuk membela Hani, Sulaiman memilih diam tidak mau terlibat dalam pembelaan Hani. Untuk membenarkan sikapnya berda lih bahwa jihad sebelum kedatangan Imam adalah makruh. Demikianlah kelemahan pikiran ahli fiq yang kosong ideology, dimana mereka asik berbicara hukum walau dalam keadaan sangat genting sekalipun. Seharusnya Sulai man musti tunduk kepada duta Imam Hussein, bukan menarik diri hingga diman faatkan musuh, dise babkan mereka sa ling berbeda sikap un tuk menghadapi musuh.

Syi’ah Kofah sempat bangkit saat menyaksikan pemukulan terhadap Hani oleh Ubaidillah, namun secepat itu juga dibung kam oleh Ubai dillah dengan memperalat hakim Syuraih, Bal’am Kofah. Lalu Muslim memerintahkan tokoh-tokoh Syi’ah Kofah untuk bang kit membela Hani. Ketika mereka bergemu ruh dengan ucapan “Labbaik ya Hussein” Kiyan sangat an tusias, namun Mukhtar mene gurnya, agar Kiyan tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan. Be nar saja pandangan Mukh tar, begitu mereka diperalat dengan Dinar Syam oleh Ubai dillah, mereka hilang bagaikan fatamorgana dipadang pasir, nampaknya ada tetapi tidak ada. Kata Muslim bin Aqil, mereka macam lelaki tetapi bukan lelaki. 

Film Perang Karbala Riwayat Mukhtar 8
Akhirnya mereka meninggalkan Muslim bin Aqil sendirian dan ter paksa menginap dirumah seorang janda, dimana anaknya seo rang pemabuk berandalan. Ibunya mengharapkan Muslim tidak diketahui anaknya yang tolol itu, namun dipagi itu anaknya sem pat melihat Muslim lalu diberitahukan pada musuh Muslim hingga mereka mengepung rumah tersebut. Muslim pantang menyerah walau sendi rian bertempur de ngan gagah berani dan banyak musuhnya yang mati dita ngan Muslim. Andaikata Muslim tidak mendengar jaminan Asy’at, mungkin banyak sekali musuh bergu guran. Akhirnya Muslim di eksekusi, jaminan perlindungan adalah permainan kaum munafiqun. dari atas gedung, ditendang kebawah hingga menemui kesyahidan nya.

Ubaidillah yang sok tau tentang agama, coba berdebat de ngan Muslim bin ‘Aqil. Sebagaimana kata Muslim, andaikata ada sedikit saja rasa takut kepada Allah dihati orang-orang ini, mereka akan mengaku kebohongan Ubaidillah. Tetapi sayang cinta dunia telah meren dahkan muslimin begitu saja, hingga tidak ada lagi kebe ranian, keadilan dan keimanan pada mereka.

Andaikata para pengikut Ahlulbayt berdebat dengan musuh nya secara fair, semua yang menyaksikan berdebatan ter sebut akan mengakui kebenaran pengikut Imam Hussein dan kebathilan pe nentangnya. Namun sayang pihak musuh pengikut Ahlulbayt de ngan kekuasaan yang mereka miliki membungkam setiap argu men dengan pembunuhan. Lihat lah betapa munafiqnya Ubai dillah, janji melindungi nyawa Muslim via Ibnu Asy’at diabaikan sama sekali. Saya kurang tau pasti, apakah Ibnu Asy’at ini ayah dari Isteri Imam Hassan? Kalau benar, dia jugalah yang dulu memaksa Imam Ali untuk berunding dengan kekuatan 50 pedang saat Imam sendirian dalam kemahnya. 

Perhatikan juga Umar bin Saat bin Abi Waqas yang senantiasa berpe nampilan konyol, tunduk patuh kepada penguasa zalim seba gaimana kebanyakan pengikut penguasa zalim di zaman kita sekarang ini. Perhatikan juga perintah Ubaidillah supaya air yang hendak diberikan kepada Muslim mengguna kan bejana bekas minum binatang haram.

Saya berusaha mengangkat sejarah dalam bentuk video-vi deo ini agar kita dapat mengambil i’tibar, mengapa di zaman kita semua pengu asa mengaku beragama Islam tetapi berkuasa atas rakyat secara zalim. Demikian juga para Alim palsu menggunakan ilmu hikayat musangnya untuk berpihak kepada penguasa zalim. Tidakkah kita renungkan mulai dizaman Suharto, betapa banyak orang Alim palsu yang me ninabobokkan rakyat Indonesia hingga mereka tetap terjajah dalam kehidupannya, tidak jauh berbeda dengan penja jahan Belan da, Inggeris dan Jepang. Setiap tgl 17 Agustus pa ra penguasa mulai dari atas sampai Bupati dan Camat me ndengungkan pekikan MERDE KA, namun realitanya hanya penguasa dan segenap pendukungnya saja yang menikmati kemerdekaan. Sepakterjang kemunafikan Suharto berterusan sampai ke zaman Yudhoyono, dimana persekongkolan Fir’un, Karun, Hamman dan Bal’am tetap berjalan seperti biasa.

Kini zaman Jokowi mulai berobah namun saksikanlah betapa banyak masih rakyat Indonesia yang masih menginginkan pemerin tahan ala Suharto dan Yudhoyono. Apakah salah, kalau kita kata kan bahwa me reka itu berasal dari keturunan orang-orang yang dulunya mendapat kecipratan dana korupsi? Kenapa mereka su kar sekali kita sadarkan? Jawa bannya mereka terlanjur percaya kepada para Alim palsu dalam beragama. Makanya makin ba nyak para para Alim palsu, makin rusak negara Indonesia. Kalau kita lihat penam pilan mereka macam penam pilan Ulama bena ran tetapi isi kepalanya sudah dekaden, tidak mam pu lagi mene ladani Rasulullah saww, untuk membela kaum mustadh afin.


Ketika Mukhtar datang, mendapat info bahwa Muslim sudah syahid, nampak kekecewaan teramat sangat di wajah Mukhtar. Dia tau persis kalau Syi’ah Kofah itu tidak dapat dipercaya. Ketika Muslim, duta Imam datang, mereka begitu antusias dan bersemangat dengan pekikan, “Labbaik ya Hussein” namun berakhir dengan membiarkan Muslim bin ‘Aqil sendirian hingga dilahab oleh “serigala-serigala haus darah” sam pai menemui kesyahidannya.

Mukhtar didampingi Kiyan dan Bin Kamil berhadapan dengan pa sukan ibnu Huraits. Kiyan dan Bin Kamil terbakar semangat perang setelah mengetahui kesyahidan Muslim bin ‘Aqil. Sepertinya pengi kut Mukhtar Tsaqafi hendak melawan musuh secara  emosionil te tapi Mukhtar dapat meredam kemarahan mereka dengan pikiran yang brilliant. Akhirnya demi keselamatan pasukannya agar dapat meraih kemena ngan disaat yang akan datang, Mukhtar me milih pengorbanan diri, mendekam dipenjara. Fenomena ini pem baca juga bisa menyaksikan, betapa bejatnya Ubaidillah, tega mencederai mata Mukhtar. Andaika ta Ubaidillah bukan munafiq terkutuk, mustahil menyakiti Mukhtar yang telah bersedia menyerah diri.

Film Perang Karbala Riwayat Mukhtar 9

Setelah kaum durjana itu mengamankan perjuangan Mukhtar dengan memasukkan beliau dalam penjara angker dalam keadaan matanya terluka tanpa obat, mereka mulai mengha dang Imam Hussein di Nainawa. Pembantaian terhadap putra Nabi dan kelu arga serta para sahabat setianya dilakukan oleh Ubaidillah bin bin Ziyad, Syimr, Umar bin Saat bin Abi Waqas beserta 30 ribu tentara sesat kecuakli Hur yang sempat berpikir secara kritis hingga berpa tahbalik memihak Imam Hussein, setelah mendapat pemaafan da ri Imam. Fenomena Hur ini sepertinya tidak ada duanya dalam sejarah Islam. Telusurilah kisahnya agar pihak yang keliru memaha mi sejarah karbala dapat membuka wawasan untuk berpikir seca ra benar.

Bulan Muharram tahun 61 Hijrah, Umar bin Saat bin Abi Waqas yang memimpikan kekuasaan di Rey, menghadang jalan Imam Hussein dan pasukan kecilnya berjumlah 73 orang. Peristiwa ‘Asyu ra terjadi pada tgl 10 Muharram 61 Hijrah. Singkat cerita dalam pertempuran yang tidak seimbang ini, Imam gugur Syahid bersa ma sisa keluarga Rasulullah dan sahabat setianya. Setelah itu mereka dengan garangnya menginjak-injak mayat Imam dengan kudanya dan merampas semua barang milik para wanita dalam kemah dan bahkan anting-anting anak kecilpun dicopot paksa hingga berdarah-darah. Tidakkah mereka yang ngotot mengata kan Syi’ah sesat berpikir sejenak, mana komunitas me reka saat pecinta Ahlulbayt yang haq berhadapan dengan golongan Yazid bin Muawiyah bin Abu Sofyan, musuh bebuyutan Rasulullah?  Peristiwa Karbala dan perjuangan Mukhtar yang sedang kita telu suri ini masih seadanya, belum masuk analisa secara ideology agar lebih man tap kita pahami dalam beragama.

Untuk membantu sedikit telusurilah Ideology Imam Hussein, menga pa dari rumahnya di Madinah tidak langsung berangkat ke Karba la tetapi singgah dulu ke Haji agar para sahabat Rasulullah saww yang masih hidup dan sedang melaksanakan Haji, mampu berpi kir bahwa tanpa Imam Yang haq, tawaf di Baitullah sama dengan melingkari Istana Hijau Yazid. Ironisnya secara emosionil, Ubaidillah cs serta mereka yang getol mengatakan pengikut Ahlulbayt Rasu lullah sesat di zaman kita ini, sepertinya memihak Yazid. Kalau tidak memihak Yazid, berarti memihak Abdullah bin Zubeir yang menguasai Mekkah, dimana juga ikut memerangi Imam Ali dalam perang Jamal/perang Unta.

Dalam selogan perjuangan Revolusi Islam Iran terkenal slogan Sya hid DR ‘Ali Syari’ati yang menggema diseluruh Negeri Iran: “Setiap hari adalah ‘Asyura, setiap bulan adalah Muharram dan setiap tempat adalah Karbala”. Dengan Ideology Imam Hussein di Karba lalah Revo lusi Islam Iran menggapai keberhasilannya yang sukses sampai hari ini, lebih unggul daripada Renaisance/Revolusi Peran cis dan Revolusi velosovick di Rusia. 

Paska kesyahidan Imam Hussein di Karbala, Ubaidillah mulai bero rasi lagi dengan “hikayat musangnya” untuk mengelabui pengi kutnya yang sama-sama sesat, hingga Ibnu Afif menen tangnya dengan man tap. Dapat dipastikan apa resikonya orang-orang bila menentang pe nguasa zalim tetapi hanya resiko dunia, dimana Allah menggantinya kelak dengan Sur ga. Sepertinya tidak ada pri badi yang berani me ngambil resiko macam itu kecuali sedikit. Ketika Maitsam mengun jungi Ibnu Afif paska kesyahidan Imam Ali, Afif mengira Maitsam su dah “gila”. Maitsam mengatakan: “Iman seseorang tidak a kan sempurna sampai dia dianggap gila oleh orang-orang”. Katanya “itu hadist cinta”.  

Ibnu Afif dimasukkan dalam penjara satu kamar dengan Mukhtar hing ga mereka dapat berdiskusi. Mukhtar memberi tahukan Ibnu Afif me ngajak penghuni penjara untuk keluar dari penjara dengan selogan: “Ya mansur, amit” hingga seba hagian mereka berhamburan keluar, namun segera ditang kap kembali oleh petugas penjara. Maitsam digantung dipo hon kurmanya didepan rumahnya. Ketika Maistsam me nen tang hikayat musang Ubaidillah, dia mem bertitahukan Ubaidil lah sudah tau hukum yang dipaksakan kepadanya, digan tung di pohon kurma miliknya sendiri. Disebabkan Ubaidillah cs “buta” memahami kebenaran Imam Ali dan Syi’ah nya, tidak menggantung Maitsam di opohon kurma agar pengikutnya percaya Imam Ali bohong. Demi kianlah akhirnya Allah menun jukkan kebenaran Imam Ali dan Maitsam, digantung dipohon kur ma miliknya setelah dipotong lidahnya.

Kalau saat Maitsam dipukul Ubaidillah yang membuat suara nya hi lang dan terpaksa tidur atas korsi istana, kali ini Ubai dillah menga lami sakit bisul yang berbau lebih busuk daripa da bau jamban, se telah dia cabut lidah maitsam dan meng gantungkannya dipohon kurma yang membuktikan kebena ran Imam Ali dan Maitsam.

 Walaupun Mukhtar sudah dipenjara, Ubaidillah masih dihantui ke resahan pikirannya. Dia berdaya upaya untuk membunuh Mukh tar. Dia coba mempengaruhi sepupu Mukhtar, Zaidah bin Qud damah untuk membunuhnya, dia tidak mengetahui bahwa sepu pu Mukhtar memiliki politik yang tidak kurang pia wainya dengan Mukhtar. Ubaidillah, Dajjal dan Zaidah bin Qud damah berjalan ter tatih-tatih, berdialog untuk membu nuh Mukhtar dengan cara mengoleskan racun pada salep yang akan diberikan untuk mengo bati mata Mukhtar. Akan kah berhasil niat busuk Ubaidillah, mari ki ta tunggu episode berikut.


Film Perang Karbala Riwayat Mukhtar 10

ORANG ZALIM ITU KELAK AKAN TAHU
KEMANA MEREKA AKAN KEMBALI (Asy-Syuara: 227)

Zaidah bin Quddamah saudara sepupu Mukhtar ditugaskan un tuk memberikan salap yang telah diolesi racun untuk membunuh Mukhtar secara licik tapi pengecut. Akankah Mukhtar menerima salep pembunuh tersebut? Bukankah Mukhtar ahli politik yang tidak sanggup mereka tipu?. Zaidahpun begitu masuk tempat sau daranya sepupunya, Mukhtar di "ujung dunia" macam sudah sama-sama berenca na sebelumnya. Didepan sipir penjara Mukhtar menjerat leher Zaidah dengan tali sambil menggertak untuk mem bunuhnya hingga sipir ketakutan dan keluar. Mukhtar cepat ambil kesem patan, membisikkan sesuatu ditelinga Zaidah dengan ce pat lalu mengancam lagi saat sipir masuk untuk menolong Zaidah. Sebelum meninggalkan Mukhtar, Zaidahpun tau "menghina " sepu punya agar tidak ada yang curiga "taqiyah" mereka ber dua. Zai dah langsung menuju Mekkah menemui Abdullah bin Umar, ipar nya Mukhtar untuk mengeluarkan Mukhtar dari ba haya maut di ujung dunia.

Singkat ceritantya Mukhtar dibebaskan atas usaha Abdullah bin Umar. Mukhtar diberikan kesempatan 4 hari untuk tinggal di Kofah, bukan jaminan perlindungan. Mukhtarpun menggu nakan kesem patan tersebut sebaik mungkin untuk kabur ke Mekkah dari rumah isteri pertamanya. Sayangnya cepat dikejar pasukan utusan Umar bin Sa’at bin Abi Waqas dan Syimir, penggorok leher Imam Hussein di Karbala. Mukhtar ter jun dari kudanya, berlindung dalam rawa-rawa hingga penge jarnya hilang sasaran. Saat yang genting itu, Kiyan sahabat se tianya Mukhtar, menghadang pasukan musuh dengan cepat pula. Ketika bertemu dengan Mukhtar, Kiyan menangis meli hat wajah Mukhtar yang sudah demikian menyedihkan. Lalu Mukhtar ditemani Kiyan dan pasukannya, kembali ke Kofah untuk ganti pakaian. Kali ini Mukhtar berangkat kembali dari rumah isterinya yang kedua.


Film Perang Karbala Riwayat Mukhtar 11
Setelah berbicara seperlunya dengan Isterinya, anak-anak nya, pembantunya, Zerbi, Sahabat karibnya Kiyan dan Bin Ka mil, Mukhtar mulai memacukan kudanya digurun angker, me nuju Mekkah. Kalau dalam perjalanan pertama sempat diha dang oleh pasukan Syimir dan Umar bin Sa’at bin Abi Waqas, kali ini Mukhtar bisa berpacu dengan mulus tanpa rintangan, dimana Kiyan dan Bin Kamil telah memoni toringnya dengan baik. Dalam perjalanan tersebut pertama bertemu dengan Abul Gharab dari suku Tsaqif. Kebetulan Abul Gharab menge nalnya setelah memperkenalkan namanya terlebih dahulu pada Mukhtar dan memberitahukan Mukhtar pernah berdo’a untuk menjum pai dan mencium tangan nya. Lalu meminta kan anaknya menyuguh kan Mukhtar semang kok susu unta. Pada mulanya Mukhtar menolak, Abu Gharab mengerti Mukh tar yang jenius mustahil minum sembaran gan, hingga Abu gharab meminumnya sendiri sedikit untuk membuk tikan aman untuk diminum. Setelah mereka berbicara seperlunya, Mukh tarpun kembali memacu kuda kesayangannya.

Dikawasan Nainawa Mukhtar melihat sebuah kemah Hitam, lalku turun untuk istirahat. Seorang wanita sebaya, menodong Mukhtar sebab dia masuk setelah mendengar tidak ada jawa ban saat dia minta izin. Wanita itu memperkenalkan dirinya Isteri Zuhair bin Qein Bajali. dan namanya Dulham. Mukhtar ke nal baik sama Zuhair sahabat ayahnya dan menyaksikan sen diri ketangguhan Zuhair dalam bertempur hingga ayahnya memintakan Mukhtar untuk belajar keberanian pada Zulair. Lalu Dulham menceritakan dialog dengan suaminya dimana pada mulanya Zuhair keliru memahami agama. Sepertinya is terinya lebih paham agama Islam murni di bandingkan sua minya. 

Kata Zuhair kalau aku ikut Imam Hussein aku akan rugi dunia dan Akhirat. Ini kan terindikasi bahwa dia belum taupersis, sia pa Hussein itu? Lalu dikatakan Dulham, kamu dipanggil Hus sein, Zulham. Kamu menzalimi dirimu sendiri kalau tidak mene muinya. Zuhair berkutat tidak mau terlibat dalam perang antar kaum Muslimin. Lagi-lagi ini terindikasi Zuhair belum mampu membe dakan antara Muslim dan Munafiqun. Terlalu banyak kaum Musli min yang berpendapat seperti itu, termasuk Abdul lah bin Umar bin Khattab. Alhamdulillah Zuhair mendapat hida yah Allah setelah bertemu dengan Imam Hussein.

Ketika Zuhair menyatakan tidak akan membatalkan sum pah nya, Dulham mengatakan bahwa Zuhair terlalu banyak berda lih.  Dulham mengatakan, jangan-jangan eng kau takut. Ka lau kau tidak mau menemui Imam Hussein, nanti orang akan me ngira engkau pengecut. Kelak saat orang-orang ingin memberi contoh kepengecutan, mereka akan menyebut Zu hair bin Qein, dan bu kan tikus. Nasehat Dulham terakhir ini membuat Zuhair tergamak untuk pergi agar tidak dianggap pengecut. Anehnya begitu Zuhair bertemu dengan Hussein, pi kirannya berbalik 180 derajat.

Sekembali dari pertemuannya dengan Imam, Zuhair langsung memberi tahukan Dulham siap untuk ikut Imam sambil mem buka kofornya, meli hat-surat-surat penting untuk dibe rikan kepada isterinya. Dulham mengatakan apa gunanya harta dan anak-anak tanpa dirimu?  Ketika Zuhair memberi tahukan Dulham untuk menceraikannya, benar-benar saya sendiri be lum mampu memahaminya.  Akhuirnya Dulham menerima ta laq dengan harapan bebas memilih untuk bergabung dalam pasukan Imam Hussein.

Selanjutnya saksikanlah betapa brilliantnya Zuhair dalam pem bela an nya terhadap Imam Hussein, baik kegagahannya ber tempur, maupun kemantapan ucapannya paska perte muan dengan Imam. Mukhtar mengakui keberuntungan Zu hair sem pat berga bung dengan "kafilah cinta". Mukhtar mem perta nyakan keluh-kesahnya tidak bergabung dengan kafiklah cin ta. Dulham men jawab keluh-kesah Mukhtar bah wa Allah yang telah menjadikan Ali Zainal Abidin  bin Hussein sakit hing ga Syi’ah tidak kehilangan Imamnya. Allah juga yang telah memenjarakan Mukhtar agar Syi’ah memiliki penuntut balas darah Hussein. Sampai disini terja wablah kenapa Mukhtar tidak pergi ke Iran agar cepat tercapai tujuannya. Pertemuan dengan Dulham di kemahnya sungguh sangat penting bagi perjuangan Mukhtar Tsaqafi.

Orang yang pertama dikunjungi Mukhtar adalah Muhammad Ha nafiah bin Ali. Semoga kaum yang menuduh Mukhtar Tsa qafi berimam kepada Hanafiah tidak lupa mengamati perte muan antar Mukhtar dengan Hanafiah ini. Propessor Doktor Kiyai Haji Said ‘Aqil Syiradj juga keliru memahami bahwa Mukh tar berimam kepada Muhammad Hana fiah bin Ali as. Kata nya saat mengata kan bahwa ada Syi’ah Imamiyah 12 (Syiah murni), ada yang 7 Imam (Ismailiah) ada yang 5 Imam (Zaidi yah) dan bahkan ada yang 3 Imam (pengikut Mukhtar Tsa qafi). Hal itu dia kemukakan dalam dialog dengan kiyai-kiyai muda NU Jawa Timur yang menuduhnya Syi’ah.

Dalam pertemuan Mukhtar dengan Muhammad Hanafiah je las saat Mukhtar minta tangan Hanafiah membai’at untuk me ngambil kembali hak Imam Ali dari tangan mereka. Ketika Ha nafiah bertanya:  "Apakah kamu menganggapku sebagai I mammu?" Mukhtar menjawab: "Anda adalah putra Haidar al Karrar, dan wali dari darah Imamku, Hussein.  Allah tahu aku mengakui Ali Zainal Abidin bin Hussein (As Sajjad) sebagai I mamku".




Tidak ada komentar:

Posting Komentar