MENGGALI DAN MENYOROT ESENSI HAJI
II
hsndwsp
(Acheh - Sumatra)
ISLAM FUNDAMENTALIS ADALAH ORANG -
ORANG ISLAM YANG MEMILIKI PIJAKAN KUAT PADA FONDASINYA
PLATFORMNYA
DAN IDEOLOGY
ISLAM
3. Sa'i.
Kini selesai sudah tahap Hajimu yang pertama.
Kini engkau harus berperan sebagai Ibrahim, yang tidak luput dari percobaan-percobaan.
Engkau juga akan mengalami percobaan yang sama sebelum engkau meraih suatu
keberhasilan. Setelah itu engkau akan berperan kembali sebagai Hajar, manusia
yang sendirian dan kesepian ini, yakin benar bahwa sebagai seorang manusia
tentu membutuhkan teman, sebagai seorang suami tentu membutuhkan seorang isteri
atau lebih, sebagai seorang isteri tentu membutuhkan seorang suami untuk
melindunginya, dan seorang anak tentu membutuhkan kasih sayang Ayah dan Bunda.
Namun digunung tua yang mencekam itu, yang belum ada bangunan sa-at itu walau
jambore sekalipun dan tidak ada satu pohonpun walau Widuri, Hajar adalah
sendirian, kecuali buah hatinya, Isma'il, calon wakil Tuhan diantara deretan
wakil Tuhan yang lainnya. Hajar adalah Hajar. Dia yakin benar, Allah dapat
menggantikan segala-galanya.
Sebagai manusia Ideal dia membutuhkan air dalam
kehidupannya. Karena itulah dia pergi ke bukit Safa, namun disana ternyata
tidak ada air. Lalu dia pergi ke bukit Marwa, dan disanapun ternyata juga tidak
ada air, kemudian kembali lagi ke bukit Safa. Hal ini dilakukannya pulang pergi
sebanyak 7 kali, namun belum juga membawa hasil. Akhirnya sambil memohon kepada
Allah kembali menemui anaknya yang sedang menangis. Ketika Hajar mendekati
Isma'il, terdengarlar gemuruh suara air yang memancar dari hentakan tumit
Isma'il.
Ternyata keberhasilan muncul setelah usaha dan
do'a dipadukan. Hal inilah diantara sekian banyak ilmu yang terdapat dalam
pertunjukan Akbar ini (Haji) yang perlu digaris bawahi oleh kaum Muslimin
dijaman sekarang ini sepertinya Islam agama cemerlang namun sudah Dekaden. Di
jaman era Globalisasi ataupun abat Melinium, memang masih banyak orang-orang
yang mampu menghafal Quran, masih banyak orang-orang yang mampu menterjemahkan
Quran ke dalam bahasa mereka sendiri, selain orang-orang yang "Mother
Tongue" nya memang bahasa Arab, dimana Qur-an diturunkan. Namun kesemuanya
itu belum apa-apa. Mereka adalah nol nol yang menga-nga."Bagaikan buih di
lautan" bak kata Rasul. Persoalannya, Qur-an itu tidak mampu ditangkap maksudnya
kecuali orang-orang yang bersih "A'qidahnya" dari perangkap-perangkap
Syirik, baik secara syar'i maupun secara filosofis (QS.56;79)
4. Wuquf di Arafah.
(Guruku
telah mengajariku): "Afala ta'qilun, Afala yatazakkarun". Engkau
telah mengambil tekat di Miqad untuk benar-benar menjadi hamba Allah. Engkau
telah mencebur diri ke dalam sungai kehidupan (Tawaf) dan engkau juga telah
menjabat tangan kanan Allah. Kini engkau telah dibangkitkan dari kubur
masing-masing, dengan menggunakan kain kaffan engkau diperintahkan berkumpul di
Padang Arafah, tempat pertama sekali Endatu mu, Adam dan Hawa dipertemukan.
Arafah adalah lisanul Arabiah yang berarti ilmu pengatahuan (sain dan
tekhnologi). Ilmu ini diturunkan Allah kepada manusia pertama (Adam dan Hawa). Ilmu
ini diturunkan dalam tempat yang terang benderang, karena itu engkau harus
wukuf disini pada waktu siang bukan malam.Dimanapun engkau menuntut ilmu jenis
ini di dunia, didalam ruangan yang terang diwaktu siang, kalau pun engkau
belajar diwaktu malam engkau harus menggunakan lampu penerangan. Kenapakah
demikian? Kalau engkau menuntut ilmu jenis ini di kegelapan kemungkinan besar
engkau akan berhadapan dengan syaitan (QS.113: 1-5). Dimanakah engkau
sekarang?. Dipadang Arafah. Kapan ?. Siang. Kalau siang di Arafah panasnya
bukan main, tapi apapun yang terjadi bersabarlah.
Memangnya engkau perlu dibakar
untuk membunuh egomu. Barangkali engkau sebelum ini tak pernah kena sinar
matahari. Rumahmu, kenderaanmu, kantormu serba AC. Engkau tak pernah merasakan
bagaiman penderitaan saudaramu disengat mata hari di tengah sawah yang terbentang
luas, ditengah-tengah padang pasir yang tandus, ditengah lapangan bermandikan
keringat, demi mencari sesuap nasi untuk menyambung hidup yang serba
nafsi-nafsi. Hari ini rasakanlah kepedihan, penderitaan mereka saudaramu seiman
seagama. Kendatipun terasa berat bersabarlah, anggap saja sebagai hukuman
seumur hidupmu. Biarlah terbunuh semua egomu di padang Arafah agar sebentar
lagi engkau memperoleh "kesadaran".
Kesadaran apakah itu?. Kesadaran
suci sebagai pribadi muslim sejati. Dimankah itu?. Di "Masyarul
haram". Kapankah itu?. Sabarlah sebentar lagi setelah egomu lumer dibakar
matahari Arafah. Tidak ada kerjakah di Arafah itu?. Tidak. Engkau hanya
beristirahat selama satu hari penuh. Namun yang penting engkau ingat
kebersamaanmu dalam penderitaan membentuk pribadi muslim bersaudara bukan lewat
darah tetapi lewat Ideologymu sebagi persiapan engkau sendiri menjadi Arsitek
Revolusi menakala engkau kembali kenegerimu masing-masing. Rasakanlah pedihnya
sengatan mata hari Padang Arafah, agar egomu benar-benar musnah. Lupakanlah
segala-galanya kecuali Allah. "Innalillahi wainnailaihi rajiun".
5. MASY'AR
"Guruku telah
mengajariku" (Afala ta'qilun? Afala yatazakkarun?). Mulai sekarang engkau
harus mematuhi perintah Matahari yang datang dari belakangmu. Dari arah Timur
menuju Masya'rulharam terus kesebelah Barat,lalu ke lembah Mina. Matahari juga
ikut melaksanakan Haji. Engkau buat sementara harus mematuhi aba-aba yang
datang dari Matahari. Begitu Matahari tenggelam di ufuk Barat, takseorangpun
dibenarkan lagi tinggal di Arafah (Sain dan Tehknologi), begitu Matahari
menghilang di ufuk Barat, semua pasukan jihad diperintahkan menuju Masya'r.
Disanalah engkau memasuki
"laboratorium" kesadaran. Kesadaran apakah itu? Kesadaran suci.
Apakah kesadaran suci itu? Kesadaran seorang pribadi Muslim sejati. Dimanakah
engkau sekarang? Di Masya'rulharam. Apakah artinya itu? Masya'rulharam adalah
lisanul A'rabiah, yang berarti "Kesadaran suci". Tidak ada apapun
yang harus engkau kerjakan disini kecuali mencari batu kerikil untuk engkau
lontarkan nanti di lembah Mina (Jamaratul u'la, Jamaratul wusa' dan Jamaratul
a'qaba). Kerikil yang bagaimanakah yang harus engkau pilih? Pilihlah batu
kerikil yang mengkilap, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Apakah
artinya kesemua itu? Kalau A'rafah sain dan tehnologi, Masya'r adalah Hikmah
dan Wahyu (QS.62;2). Dimensi ilmu yang diturunkan di Masya'r ini adalah
"Primer". Artinya lebih utama dari ilmu-ilmu yang lainnya.. Ilmu
ini diturunkan melalui para Rasul/Utusan sejak dari Adam sampai Muhammad.
Selanjutnya diwariskan kepada
Imam-imam, para Ulama sejati, Penyeru-penyeru kebenaran (Pendakwah
Sejati/pendakwah yang berislakh) dan yang terakhir kepada orang-orang Mu`min
Sejati. Ilmu tersebut adalah sinar diatas sinar. Itulah sebabnya wuquf di
Masya'r dilaksanakan di waktu malam. Ilmu ini tidak membutuhkan penerangan,
tidak membutuhkan lampu dalam prosesnya, sebab dia sendiri merupakan lampu
untuk menerangi ilmu-ilmu yang lainnya. Siapapun yang memiliki ilmu ini, tak
akan sesat dalam mengarungi kehidupan di dunia ini. Terdapat istilah yang
relevan dalam agama Yahudi dan Nasrani yaitu 'Sofia', demikian juga dalam agama
Hindu dan Budha yang dinamakan 'Nirwana'.
Namun yang harus kau yakini
sesungguhnya yang benar-benar Sofia dan Nirwana adalah Hikmahnya Islam. (Innad
dina i'nda Allahil Islam). Hanya Islamlah satu-satunya yang termasuk agama
Samawi, sementara yang lainnya adalah agama Ardhi. Yahudi bukan agama nabi Musa
dan Nasranipun bukan agama nabi Isa. Yahudi adalan suatu agama yang dinisbahkan
kepada seorang tokoh yang kontraversi dengan nabi Musa, yang bernama Yahuda.
Sedangkan Nasrani adalah suatu agama yang dinisbahkan kepada seorang tokoh yang
kontraversi dengan nabi I'sa,yang bernama Nashara.(QS. 2;140)
Masih ingatkah engkau dimanakah
engkau sekarang? Di padang Mahsyar. Ah, bukan. Yang kumaksud kan adalah
Masya'rulharam. Engkau ditugaskan untuk membuat persiapan-persiapan. Persiapan apa kah itu? Persiapan
"Perang". Berperang dimana? Di lembah Mina. Mina itu apa? Mina adalah
lisanul A'rabiah yang berarti "Cinta". Tapi bukan cinta antar sesama
manusia. Mina adalah cinta "Kupu-kupu". Demi cinta sucinya ,nyawa
dipertaruhkan. Itu adalah kerjanya Komando Jihad Sejati. Demi pe rintah Allah
dikorban kan segala-galanya. Secara filosofis Mina melambangkan cinta kepada
Allah, dan itulah yang dimaksudkan cinta yang sesungguhnya.
Kini Ibrahim berseru! Wahai pasukan jihad,
persiapkanlah peluru-pelurumu untuk kau tembakkan dalam seranganmu di Mina.
Berapa pelurukah kau butuhkan? 77 peluru. Berhati-hatilah jangan sampai kau
ambil peluru yang sembarangan. Pilihlah peluru-peluru yang efektif. Gunakanlah
senjata yang sesuai dengan kemampuanmu. Engkau boleh memilih AK 47,
Minimi, GLM dan sebagainya, terserah engkau sendiri. Demikianlah lazimnya
orang-orang yang terlibat di medan tempur. Dimana mereka menyadari akan
berhadapan dengan kekuatan musuh yang tangguh di arena pertempuran.
Dimanakah posisimu sekarang?
Dalam persiapan alat-alat tempur. Dimana? Di Masya'rulharam. Akan kemanakah
engkau setelah itu? Ke lembah Mina, lambang Cinta dan Keyakinan. Adam dan Hawa
bertemu di padang A'rafah, disanalah mereka memperoleh Ilmu (A'rafah). Setelah
Adam dan Hawa sadar (Masya'r) bahwa mereka memiliki jenis kelamin yang berbeda,
muncullah rasa cinta (Mina). Lalu berakhirlah kehidupan secara Individual dan
berganti dengan kehidupan secara Komunal (mulai berproduktif). Secara
filosofis, manusia 'ideal' adalah, bermula di A'rafah (tahap ilmu pengetahuan),
lalu menuju Masya'r (tahap kesadaran), dan terus ke Mina (tahap keyakinan cinta
dan aksi).
Selanjutnya perhatikanlah
perbandingan berikut:
1. Filosof, bermula dari A'rafah
dan tetap di A'rafah, tidak pernah beranjak ke mana-mana.
2. Sufi, bermula di Mina dan juga
tetap di Mina, tidak pernah beranjak ke mana-mana.
3. Islam sejati, bermula di
A'rafah, lalu ke Masya'r terus ke Mina.(Sistematis, Optimis, Kreatif dan
Dinamis)
Selanjutnya marilah kita ber
Afala ta`qilun dan Afala yatazakkarun!
Semua Rasul Allah/Utusan Allah
adalah Idiolog-idiolog. Kepada mereka diamanahkan untuk meng hidupkan/
merealisasikan kekuasaan Allah di atas permukaan planet Bumi ini. Setelah
priode mere ka berakhir, amanah tersebut diteruskan oleh 12 Imam. Manakala Imam ke 12 berada dalam ghaib
kubra, para U'lama Warasatul Ambialah yang berperan sebagai pemimpin Islam
sejati'. Mereka itu semuanya adalah Idiolog-Idiolog Islami. Islam yang memiliki
ilmu pengetahuan (A'rafah) serta memiliki kesadaran suci (Masya'r) untuk apa
sesungguhnya hidup di dunia ini, beraksi, bertempur (Mina) untuk menumbangkan
system Thaghut di permukaan Bumi ini, lalu menggantikan dengan system Allah
(Kedaulatan Allah). "Qulja al haqqu wazahaqal bathil innal bathil lakana
zahuqa" ( QS. 17 ; 81 ).
Sedangkan para Filosof asik
membangga-banggakan ilmu pengetahuannya, merasa sejuk dan aman hidup dibawah
kekuasaan Thaghut despotik, dan membiarkan kaum mustadh'afin merintih di
gubuk-gubuk derita dan menahan beban hidup yang menimpa kuduk-kuduk mereka. Sementara
para Sufi juga asik dengan angan-angan mereka untuk menggapai Surga. Betulkah?
Tunggu dulu.
Bagaimana mungkin semudah itu
bisa dapat Surga, dengan berkomatkamit membaca mentera-mentera, membisikkan
kata-kata Surga ketelinga pengikut-pengikutnya, tanpa berjuang sama-sekali
untuk membebaskan kaum Dhua'fa dari belenggu penindasan dan penjajahan,
sebagaimana yang di diperjuangkan para Rasul, para Imam dan para U'lama
Warasatul Ambia' (Pemimpin Kaum mustadh'afin). "Afala ta'qilun? Afala
yatazakkarun?".
Dimanakah engkau sekarang?
Mendekati pintu gerbang Mina. Setelah seseorang memiliki pengetahuan yang
benar, dia sadar bahwa kita sesungguhnya punya musuh, yaitu Malaikat yang
dibuat dari api, kedudukannya dicopot karena membangkang perintah Allah dan berobah
menjadi Syaithan/Iblis. Selanjutnya Syaithan telah mempengaruhi sebagian besar
manusia untuk menolak system Allah dan mendirikan sistem Thaghut despotic.
Justru itu manusia-manusia Habil (kutup Islam sejati) dan manusia-manusia Qabil
(kutub Islam palsu), senantiasa bermusuhan dan saling bertempur di Planet Bumi
ini, baik secara fisik dan materil maupun secara mental dan spiritual.
Dalam setiap pertempuran, manusia
Qabil membuat propaganda-propaganda, bahwa kita Islam extrem, fanatic,
fundamentalis dan lain-lain istilah yang membingungkan orang awam. Engkau harus
tau persis bahwa istilah extrem dan fanatic adalah dua sifat yang pasti ada
pada setiap Rasul/Utusan Allah, Imam-Imam, para Ulama warasatul ambia', Penye
ru-Penyeru kebenaran (Pendakwah Sejati) dan orang-orang Mu'min sejati. Extrem
dan fanatic berarti mujaddid dan istiqamah. Mujaddid berarti bersungguh -
sungguh dalam beramar ma'ruf dan nahi mungkar, sedangkan fanatic berarti teguh
pendirian bagai kan ikan di laut, kendatipun lingkungannya asin, ikan itu tetap
tawar. Bukan seperti bunglow tergantung kepada siapa saja yang mempengaruhinya.
Andaikata kedua sifat tersebut dapat digusur dari komunitas Islam dengan
berbagai macam propaganda, sirnalah Ideology Islam di permukaan bumi ini, yang
tinggal hanyalah buih-buih di lautan yang tidak berdaya, bak kata Rasul.
Islam fundamentalis adalah
orang-orang Islam yang memiliki pijakan kuat pada platformnya, pada fondasinya,
pada fundamentnya (pada Aqidahnya/Ideologinya). Mereka adalah orang-orang yang
ber Ideologi Islam, Islam yang hidup dalam suatu komunitas secara bersaudara
bukan karena sedarah, sekeluarga dan seketurunan, tetapi disebabkan se
aqidah/seIdeology.
Mereka itu adalah orang-orang
yang memahami serta meyakini bahwa Qur'an itu adalah pedoman hidup dalam
berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara. Mereka itu adalah orang-orang yang
meyakini bahwa hukum-hukum yang diturunkan Allah bukan hanya sebatas dipahami
saja, tetapi untuk direalisasikan dalam kehidupan bernegara. Mereka senantiasa
memperjuangkan suatu system yang mendapat redha Allah di negerinya
masing-masing, bukan dinegeri orang non Muslim.
Justru itulah manusia kutub Qabil sangat anti
kepada orang-orang Islam Fundamentalis. Aneh me mang. Orang-orang Belanda
menindas/menjajah bangsa Acheh tanpa sebab yang dapat dibenarkan, kecuali
pikiran primitif merekalah yang membenarkannya. Bangsa Acheh tentu punya harga
diri dikala itu untuk membuat perlawanan setangguh mungkin. Lalu
dikatakan orang-orang Belanda bahwa orang Acheh itu gila, keras kepala, bangsa
yang suka berperang.
Dalam hal ini perlu kita kirim
jawaban kepada tuan-tuan Belanda dalam bentuk pertanyaan. Menurut tuan Belanda,
bagaimana sebaiknya sikap bangsa Acheh. Apakah bangsa Acheh harus mengangkat
tangan, langsung menyerah ketika tuan-tuan membredeli kami?, sebagaimana yang
dilakukan oleh sontoloyo-sontoloyo Jawa saat tuan-tuan membredeli mereka?
Persoalan ini sesungguhnya dilakukan oleh orang-orang belanda masa dulu.
Orang-orang Belanda sekarang ini kemungkinan besar sudah memperbaiki persepsi
mereka, namun persepsi yang keliru 180 derajat ini sudah diwarisi oleh
sontoloyo-sontoloyo Jawa.
Sontoloyo-sontoloyo Jawa itu
sesungguhnya adalah manusia-manusia Qabil yang ingin mengulangi kembali
pembunuhannya terhadap bangsa Acheh. Mereka tidak sadar bahwa di Acheh sekarang
ini sudah muncul pemimpin yang meniupkan aspirasi Habil kedalam lubuk kaum
dhua'fa Acheh untuk menuntut darah endatunya, kendatipun masih ada orang-orang
Acheh yang belum memahami inspirasi Habil. Hal ini disebabkan mereka sudah lama
sekali tertidur.
Billahi fi sabililhaq
hsndwsp
di Ujung Dunia
----------
Diposkan oleh ACHEH - KARBALA di
03:58 
1 komentar:
Ismail mengatakan...
Tulisan ini bagus bagi da'wah
islamiyah di kalangan pribumi muslm Papua. Semoga di waktu lain ada kesempatan
menulis dan kita menikmati disuguhkan artikel-artikel berbobot seperti ini. Ismail
Asso, muslim papua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar