ISLAM YANG RAHMATAN LIL ‘ALAMIN BERSAUDARA
SESAMA KAUM MUSLIMIN
SEBAGAI SAUDARA SEIMAN DAN SEAGAMA DAN
BERSAUDARA JUGA DENGAN NON MUSLIM
SEBAGAI SAUDARA KEMANUSIAAN
hsndswsp
di
Ujung Dunia
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Realitanya RII dan Hizbullah Libanon bersatu dengan Rusia, Cina dan
Amerika Latin. Bukannya agama yang dipersatukan tetapi pemeluk agamanya. Soal
agama fokus pada firman Allah: “Lakum diinukum waliadin”
Realitanya dari dulu hingga kini bermacam agama muncul di permukaan bumi
ini. Agama dari Allah swt tentu adalah Agama Islam sejak dari Nabi Adam sampai
Nabi Muhammad saww. (Innad Diina ‘indallahil Islam), sesungguhnya agama disisi
Allah adalah Islam. Agama Islam pertama sekali dirusak oleh anak Nabi Adam
sendiri yai tu Qabil yang menolak peraturan/hukum perkawinan dimana Habil dijodohkan de ngan
Iklima dan Qabil dengan Labuda.
Adam mengadu kepada Allah bahwa Qabil tidak menerima hukum perkawinan.
La lu Allah memerintahkan kepada keduanya untuk berqurban. Untuk ini Habil
menye rahkan Kibas/kambing besar dari hasil peternakannya yang terbaik sedang kan
Qa bil menyerahkan gandum layu dari hasil pertaniannya. Disinilah kita menda pat
info bahwa perbedaan antara keduanya hanya pada pekerjaannya dimana Habil se orang
pengembala dan Qabil sebagai petani. Allah hanya menerima qur ban dari Habil
yang diserahkan secara sukarela sedangkan qurban Qabil ditolak disebabkan
diserahkan secara tidak rela/tidak ikhlas. Ketentuan Allah hanya yang diterima
qur bannyalah yang berhak kawin dengan Iklima. Padahal antara Iklima dan Labuda
ti dak jauh perbedaan kecantikannya namun Qabil kedua kalinya melawan ketentu an
Allah. Untuk menggapai keinginannya Qabil tega membunuh Habil.
Pertumpahan darah pertama sekali dilakukan oleh anak Adam
sendiri yang secara filosofis disebut bahwa Dunia diawali dengan pertumpahan
darah, penolakan hu kum Allah dan kezaliman. Secara symbolik manusia terbelah
dua, manusia kutub Qa bil dan manusia kutub Habil. Paska kematian Habil dan
orangtuanya, agama Islam dirusak oleh Qabil, namanya masih agama Islam tetapi
substantifnya tidak lagi isla mi. Demikianlah yang kita saksikan dewasa ini
bahwa dari agama versi Qabil terpecah lagi hingga ada agama Hindu, Budha,
Kofucu dan beraneka ra gam aminisme lainnya. Justeru itulah Allah memunculkan Rasul-RasulNya silih ber ganti dan
senantia sa dilawan oleh manusia-manusia kutub Qabil.'
MenarIk sekali bahwa sebahagian para pemuka agama dan bahkan para
ideolog non Moslem mengatakan bahwa agama Yahudi dan Nasrani adalah agama-aga ma
Samawi. Secara historis kita melihat bahwa agama Yahudi bukan agama Nabi Musa
dan agama Nasranipun bukan agama Nabi ‘Isa. Sebaliknya Yahudi agama se orang yang
kontraversi dengan Nabi Musa dan Harun bernama Yahuda sedang kan Nasrani agama
seorang yang kontraversi dengan ‘Isa bin Maryam bernama Nasha ra. Ingat
kembali, innad dina ‘indallahil Islam (QS, Ali Imran: 19)
Lebih menarik lagi bahwa agama Islam murni juga mengalami perpecahan
hingga Rasulullah sendiri mengatakan: “Telah pecah agama (dibawah pemandu) Nabi
Musa kepada 21 firkah, semuanya masuk Neraka kecuali satu golongan saja. Telah
pecah agama (dibawah pemandu) Nabi ‘Isa kepada 22 firkah, semuanya masuk Neraka
kecuali satu golongan saja. Akan pecah agamaku kepada 23 firkah, semu anya
masuk Neraka kecuali satu”.
Yang terakhir berlomba-lomba untuk menambah keterangan bahwa golongan me
rekalah yang satu itu. Rasulullah saww menyampaikan Hadist tersebut agar setiap
manusia paska kewafatan Rasulullah saww berpikir sedalam-dalamnya sesuai de ngan
perintah Allah dalam Qur-an bahwa dengan berpikir itulah manusia mene mui jalan yang haq diantara sekian banyak jalan
yang bathil. Dari itu carilah ke pastian jalan yang haq itu agar kita tidak
menyesal paska kematian nanti yang tidak ada lagi jalan untuk kembali ke dunia
untuk memperbaiki jalan hidupnya agar tidak ma suk Neraka, na’uzu billahi min
zalik. Lazimnya pihak yang sesat justeru ngotot mem buat propokasi golongan
lain sesat. Mereka tidak pernah sadar se betulnya mereka lah yang sesat, namun
kami pihak pengikut Ahlulbayt Rasulullah (Imam Ali, Fatimah, Imam Hasan dan
Imam Husein) yang juga disebut Syi’ah Imami yah 12 tidak pernah mengatakan pihak
lain sesat. Kami bersaudara sesama kami sebagai saudara seiman dan seagama dan
juga bersaudara dengan penganut agama manapun sebagai saudara kemanusiaan.
Pertanyaannya kenapa kebanyakan orang Alim ngotot mempropokasi bahwa Syi
’ah itu sesat? Ada juga yang menuduh Syi’ah tidak sama dengan Ahlul bayt. Mere ka mengira
Ahlulbayt itu termasuk semua isteri Rasulullah dan bahkan termasuk mer tua dan
menantunya. Ahlulbayt adalah mereka yang tidak bisa putus hubungan ke keluargaan
dengan Rasulullah (anggota keluar ga yang permanen). Isteri mungkin saja diceraikan
sedangkan Imam Ali, Fatimah az Zahara, Hasan dan Hussein mus tahil
diceraikan/berpisah nasab dengan Rasulullah saww. Hal ini dapat disaksikan saat
Rasulullah bermubahalah dengan Nasrani Najran, Rasulullah saww hanya membawa
Imam Ali, Fatimah az Zahara, Imam Hasan dan Imam Hussein. Saat Allah memerin tahkan agar pintu-pintu ke
Mesjid untuk ditutup, rumah mereka ber empatlah yang dibenarkan tetap terbuka
dan ini juga sebagai bukti maksumnya mereka. Adapun sebutan Syi’ah juga tertera dalam Qur-an, diantaranya surah al
Baiyyinat ayat 7. Seketika itu juga Rasulullah menepuk pundak Imam Ali seraya
ber kata: “Ya Ali anda dan Syi’ah/pengikut anda adalah sebaik-baik makhluk Allah
di kolong langit”. Kemui dian pengikut Ahlulbayt pecah juga sebagaimana
pengikut Ahlus Sunnah, Syi’ah Zaidiyah (hanya mengenal 5 Imam saja), Syi’ah
Ismailiah ha nya mengenal 7 imam saja) dan Syia’h Imamiyah 12 lah sebagai Syi’ah
asli/ pengikut Ahlulbayt sejati.
Hubungan kami dengan Zaidiyah dan Ismailiah tetap baik, kami menganggap
se bagai saudara kami sebagaimana dengan pengikut Ahlus Sunnah wal jama’ah. Ada pun dengan
non Moslem kami menganggapnya sebagai saudara kemanusia an. Allah mewajibkan
kita bersatu bukan atas dasar agama tetapi atas dasar ma nusia kutub Habil,
logikanya hanya manusuia kutub Qabillah yang tidak mau ber satu dengan Syi’ah
Imamiyah 12. Kalau sebahagian Islam Sunni getol memfitnah Syi’ah se sat, sampai
mengatakan Syi’ah berbahaya, kan sangat lucu. Itu ibarat tukang jua lan. Apakah
logis kalau jualan orang sangat laku, lalu khawatir tidak laku jualan kita,
kita fitnah jualan orang? Andaikata benar Sy’ah sesat, mana ada orang gila yang
bi sa terpengaruh dengan Syi’ah yang sesat? Kenapa takut? Andaikata kalian
benar-benar takut, berarti justeru agama kalian yang sesat. Realitanya memang
Syi’ah yang dibenci, Syi’ah juga yang dicari. Mungkin itu yang kalian takut
sampai kalian main propokasi kalau Syi’ah hidup di Indonesia, mereka akan
berevolusi. Tidakkah kita sepatutnya membuka mata kita lebar-lebar, membangun kan
minda kita yang sudah lama tertidur, kenapa Hizbullah Libanon tidak mengam bil
kekuasaan di Libanon?, Padahal andaikata mereka perangi komunitas lain di
Libanon, akan kalah da lam waktu satu minggu saja. Maka tidaklah beralasan
memfitnah kami sesat dan menakut-nakuti orang awwam, padahal kita punya titel
Kiyai atau Propessor Doktor. Syi’ah sebagaimana para Ahlulbayt, pasti
mendam bakan rahmatan bagi seluruh rakyat dan berdaya upaya dengan dakwah, bukan
dengan kekerasan yang dicela Rasulullah saw sendiri.
'Sungguhpun agama yang kita saksikan, beraneka warna dan perbedaannya na
mun Allah melarang bermusuh-musuhan sebagaimana yang telah dipraktekkan ISIS,
menghalalkan darah siapapun demi tercapai tujuan mereka. Sepakterjang ISIS ini
mulai dipraktekkan oleh kawum khawarij yang keluar gari pengikut Imam Ali as
dan diteruskan oleh Mu’awiyah bin Abi Sofyan. Ini semua kalau kita lacak lebih
awal lagi benih-benihnya juga muncul di zaman Nabi sendiri, dimana sebahagian
yang telah mengaku beragama Islam, melakukan praktek jahiliah, berani melawan
ketentuan Rasulullah saww sendiri sebagaimana Qabil berani melawan Nabi Adam
walaupun orang tuanya sendiri. Dari situlah kita dapat menarik kesimpulan bahwa
manusia kutub Qabil melakukan praktek apa saja demi tercapainya tujuan mere ka.
Saat Rasulullah berevolusi tidak pernah melakukannya dengan
kekerasan. Setelah Rasulullah tidak mampu lagi bertahan di Mekkah, Allah
perintahkan hijrah ke Ma dinah dengan bantuan kaum Anshar. Di Madinahlah
Rasulullah mendirikan Negara Islam/System Allah/Negara berkedaulatan Allah,
bukan Negara Khalifah sebagai mana yang dipahami keliru, termasuk Filosof, Propessor Doctor Imran Hosein yang sa ya
hormati. Beliau keliru memahami istilah Khalifah saat Allah memberitahukan
Malai kat bahwa Dia akan menjadikan seorang Khalifah di muka Bumi. Khalifah
disini ber makna wakil Tuhan, bukan systemnya. Secara ideologi siapapun yang
mampu ber buat seperti Adam adalah wakilNya di kolong langit ini. Semua Rasul Allah
adalah wakilNya. Hanya para Rasul dan para Imam saja Allah memberitahu kan kita
keten tuan sosok orangnya sedangkan paska para Rasul dan para Imam hanya dapat
dipahami oleh manusia-manusia yang mengenal para Imam serta mengikutinya.
Di Madinah Rasulullah saww tidak hanya berbuat adil kepada kaum
Muslimin saja tetapi juga kepada kaum Yahudi dan Nasrani. Kaum Quraish, manusia
kutub Qabil berdaya upaya untuk memadamkan cahaya Allah (baca Islam murni).
Mereka bersatu dengan Yahudi dan Nasrani, fenomena al Maidah 51, mendatangi
Madi nah, menggempur kaum Muslimin tetapi realitanya semua pertempuran dapat
dipa tahkan oleh Ulil Amri (Imam Ali bin Abi Thalib). Buktinya mulai serangan
‘Utbah saat Imam hijrah ke Madinah, Perang Khandaq/parit dimana Imam sendirian
mengalah kan mereka hingga lari terbirit-birit setelah Imam memotong kaki Abdu
Awwud yang terkenal kehebatannya. Lalu dalam perang Khaibar pertama sekali Nabi
memberikan bendera kepada Abubakar tetapi tidak berhasil. Kemudian diberikan
kepada Umar bin Khattab tetapi juga tidak berhasil hingga kaum Muslimin hampir
putus asa. Rasulullah mengatakan besok insya Allah saya akan berikan bendera
itu kepada hambaNya yang redha kepada Allah, dan Allah pun redha kepadanya.
Sebaha gian sahabat berharab bahwa merekalah yang dimak sudkan Rasulullah. Ke-esokan
harinya Rasulullah menanyakan, dimana saudaraku Ali? Juru bicara Rasulullah mem
beritahukan bahwa Imam Ali lagi sakit mata dan dia sedang membuat roti untuk pa
sukan. Ketika Imam Ali dipanggil ke hadapan Rasulullah, seketika itu juga
matanya sembuh setelah diusap dengan tangan Rasulullah. Dengan gagah perkasa
Imam membawa bendera hingga panglima Yahudi bernama ‘Harith terkapar dihadapan
Imam setelah menasehatinya sebelum bertempur seba gaimana lazimnya Imam sebelum
bertempur. Kemudian Marhab, panglima Yahudi lainnya maju tetapi juga mengalami
hal yang sama dengan pedang Zulfikar Imam Ali as. Lalu Rasulullah ber kata: “La
fata illa ‘Ali wala saifa illa zulfikar”. Untuk lebih mantap silakan lihat di
video al Nebras berikut ini:
Pertanyaan
nya adalah, siapakah yang memulai perang antara kaum Muslimin dengan non
Muslim? Adakah pihak Muslim yang memulainya? Jawabannya pasti, tidak. Kaum
Muslimin benaran tidak dibenarkan berperang kecuali untuk membela diri.
'Keteladanan Rasulullah jaman sekarang dapat kita saksikan di
komunitas Hizbullah Libanon dan Hizbullah Iran. Sa’at mengalahkan Israel yang
tidak pernah terkalah kan sebelumnya. Hizbullah Libanon tidak mengejar Israel
sampai kepusatnya hingga ta matlah riwayat Israel. Sebab kalau itu yang
dilakukan Hizbullah bukan sdaja tentara Israel yang korban tetapi juga rakyat
sipil, orang tua, wanita dan bahkan anak-anak. Itulah maka Republik Islam Iran
mengharamkan senjata pe musnah massal. Ironisnya AS cs tetap menuduh RII sedang
memproduksi senjata Nuklir. Dengan cara yang tidak fair itulah mereka
memberlakukan embargo untuk melumpuhkan RII, na mun realitanya Allah melindungi
RII, satu-satunya system Islam di muka Bumi dewasa ini.
Hizbullah Iran juga tidak akan menyerang negara manapun termasuk
AS walaupun telah berbuat anianya terhadap RII sejak negara tersebut berhasil
mengalahkan pe nguasa despoticnya, Shah Reda Palevi serta antek-anteknya di
negara Salman al Farisi tersebut. Ironisnya sebahagian kaum Muslimin Dunia
masih salah persepsi terha dap RII. Mereka tidak henti-hentinya memfitnah bahwa
Syi’ah itu sesat. Hal ini lebih ngeri lagi dilakukan oleh orang-orang yang yang
bertitel Kiyai dan Tengku dan Us taz. Ketika kami dulu membuat pengajian di 4
titik (baca 4 Sekolah Lanjutan Atas) , sudah memiliki pengikut sebanyak
lebih-kurang 300 anak usia SLTA. Namun akhirnya mereka hilang kecuali 2-3 orang
setelah mereka bertanya pada tgk dan mendapat jawaban, sesat. Lalu kami
berkesimpulan seharusnya kita berdialog dengan para guru pesantren, bukan via
murid-murid mereka yang hanya buang-buang waktu. Namun realitanya via gurunya
juga kita saksikan tidak ketemu sebab mereka umum nya menggunakan hadist-hadist
palsu untuk menguatkan isi kitab-kitab mereka. Sila kan membuka http berikut
ini, karya O Hasyem yang Sunni. Walaupun masih ada hal-hal yang perlu kita
pertanyakan http tersebut, lumaian untuk merenungkan beta pa banyak hadist
Rasulullah dipalsukan:
Sepertinya mustahil dakwah pengikut Ahlulbayt sampai ke
kampung-kampung dise babkan hambatan orang yang dianggap berilmu, padahal hanya
sepatah kata saja mereka gunakan: “SESAT”. Ketika kami berada di arena training
PII, kami juga belajar bagaimana Komunis/Markisme agar dapat menjelaskan dengan
mantap di mana sesatnya komunis, tidak cukup dengan kata sim-salabim; ‘sesat’.
Muridpun menerima saja tanpa mau bertanya bagaimana sesatnya, apanya yang
sesat. Me mang dalam mazhab pengikut Ahlulbayt hanya Syi’ah Imamiyah 12 saja
yang tidak sesat tetapi ironisnya orang non Syi’ah tidak tau mana Syi’ah yang
murni hingga me ngambil yang aneh-aneh untuk disematkan ke Syi’ah. Yang harus
dipahami juga bahwa ada Syi’ah bentukan Zionis, AS dan Inggeris yang gemar
mencaci dan meng hujat Abubakar dan Umar. Syi’ah ini lebih berbahaya bagi kami
dan bagi orang non Syi’ah yang awwam. Mengapa mereka sangat ngotot mempropokasi
bahwa Syi’ah itu sesat? Sebetulnya mereka khawatir kalau Syi’ah exist di
Indonesia terkuaklah ke palsuan agama mereka.
Bagi kaum Muslimin dan Muslimat persoalan kuncinya hanyalah pada
persoalan kei mamahan Rasulullah saww. Realitanya semua kita memahami kalimat:
“Ati’uyllah wa ati’urr Rasul”, namun “wa ulil amri minkum” mulai berbeda
satu-sama lainnya. Aki bat tidak tepat memahami mana sosok Ulil amri minkum
inilah terjadi perselisihan yang meruncing dikalangan ummat Islam dari dulu
hingga dewasa ini. Ada yang mengatakan mereka itu adalah penguasa dimana mereka
itu hanya berfokus pada “apakah penguasa itu masih shalat”. Mereka lupa Allah
telah mengatakan dalam surah al Ma’un bahwa celakalah orang-orang yang shalat.
Apa artinya shalat sema laman tetapi menzalimi kaum mustadhafin di siang
harinya melalui petrsekongkolan nya dengan Karun, Hamman dan Bal’am?. Kemudian
ada lagi yang berpendapat bahwa dua yang
pertama mutla’ dan yang satu lagi tidak mutla’ tergantung apa kah penguasa itu
zalim atau tidak. Walaupun pendapat ini mendekati kebenaran, namun realitanya
kebanyakan kaum Muslimin patuh, sami’na wa ata’na kepada pe nguasa manapun,
mengapa? Sebab para Bal’am memegang kunci untuk menina bobokkan rakyat jelata.
Itulah sebab nya kenapa system Allah swt hanya ada di Re publik Islam Iran.
Republik Islam Pakistan memang namanya tidak berbeda dengan RII tetapi hanya
sekedar namanya saja dan dengan mudahnya di obok-obok oleh Arab Saudi dan AS cs yang juga telah merusak bangsa Suriah
dengan kiriman kaum teroris takfirinya (ISIS).
Disebabkan negara Islam murni hanya ada di RII dan mereka salah
paham dengan Syi’ah/Islam pengikut Ahlulbayt, mengira sesat, maka Propessor
Imran Hosein juga saat bericara ihwal akhiruz zaman hanya mampu menunjukkan
komunitgas yang bersatu dengan komunitas Islam yaitu Rusia, Cina dan Amerika
Latin. Selangkah lagi andaikata sang propessor yang filosof itu mau berafala
ta’qi lun dan afala yatazak karun, sebagaimana sering beliau ulang-ulang bahwa
kaum Muslimin harus kritis, akan menemukan Republik Islam Iranlah fenomena
Islam Murni yang bergandengan dengan Rusia, Cina dan Amerika Latin. Kenapa saya
salut kepada Filosof Imran Hosein tersebut?
Walaupun dalam hal System Islam murni dan negara Khalifah beli au masih
keliru, namun banyak hal kelebihan dari murid Doktor Iqbal Pakistan ini. Di antaranya
kebanyakan para Kiyai dan para Alim type lainnya sampai hari ini masih belum
mampu memahami dimana salahnya mereka saat memfitnah ex Gubernur Jakarta,
Basuki Cahaya Purnama alias Ahok. Untuk menggolkan fitnah mereka juga mengun dang
Propessor Doktor Zakir Naik India yang juga buta terhadap al Maidah 82. Ahok
masuk fenome na al Maidah 82, bukan al Maidah 51 sedangkan Filosof Im ran
Hossein memahaminya kedua ayat tersebut dengan mantap sekali. Di medan In ternet
ada dua figur yang disanjung partisipan Muslim namun Zakir Naik masih keliru
dalam hal yang prinsipil dibandingkan Imran Hosein.
Kesalahan mereka pertama bahwa asbabun nuzul ayat tersebut bukan
perihal memilih pemimpin tertapi berteman dekat. Namun katakanlah juga termasuk
memilih pemimpin dimana Allah melarang dari kalangan Yahudi dan Nasrani. Kenapa
mereka tidak sanggup menganalisa, apakah Allah mela rang berteman atau memilih
pemimpin dari semua kalangan Yahudi dan Nasrani? Jawabannya pasti “tidak”. Di
al Maidah ayat 82 masih ada Nasrani yang berbeda dengan “Nasrani” di ayat 51.
Al Maidah 51 namanya Yahudi dan Nasrani yang Harbi sedangkan al Maidah 82
adalah Nasrani yang Jimmi/Zimmi. Kalau mau melihat fenomena Jimmi sekarang
adalah Rusia, Cina dan Amerika Latin. Ironisnya mereka yang memfitnah Ahok juga
mengira Rusia sekarang sama seperti Uni Sovyed yang komunis, demikian juga
mereka salah paham terhadap Cina, yang sama dan bersatu dengan Rusia, RII dan
Hizbullah Libanon.
Kesalahan mereka kedua membuat tuduhan kepada Ahok telah menista
agama. Kesalahan mereka dalam hal ini cukup dengan melihat kembali apa yang
dijelas kan pembela Ahok yang patut kita salut walaupun mendapat ancaman dan
juga demo serta pemecatan dari kedudukannya, mereka tetap membela kebenaran.
Kesalahan mereka yang ke tiga adalah, berani main keroyok
(logika kerumunan) terhadap seorang yang bernama Ahok. Ketika fitnah dijatuhkan
terhadap Antasari Azhar yang lagi mengalami syok terapi saat menyaksi kezaliman
terhadap dirinya ju ga ditimpakan ke Ahok, mereka lakukan atas persekongkolan
"Fir’un, Karun, Ham man dan Bal’am" tetapi fitnah terhadap Ahok,
“Fir’un” sudah tamat riwayatnya. Pre siden Jokowi bukan Fir’un yang lazimnya
bersekongkol dengan Karun, Hamman dan Bal’am tetapi justeru “sahabat ahok” yang
besar kemungkinan dapat mem perbaiki Indonesia andaikata beliau terpilih lagi.
Sayangnya beliau tidak bisa ber buat banyak sebagaimana terhadap Antasari
Azhar, sebab para kaum radikalis dan intole ran dikhawatirkan akan menggunakan
fitnah yang sama terhadap presi den Jokowi.
Billahi fi sabililhaq
hsndwsp
di
Ujung Dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar