Rabu, 23 Mei 2018

KOMKUNITAS MANAKAH SATU-SATUNYA YANG HAQ DI SISI ALLAH?





ISLAM YANG RAHMATAN LIL ‘ALAMIN BERSAUDARA
SESAMA KAUM MUSLIMIN
SEBAGAI SAUDARA SEIMAN DAN SEAGAMA DAN
BERSAUDARA JUGA DENGAN NON MUSLIM
SEBAGAI SAUDARA KEMANUSIAAN
hsndswsp
di
Ujung Dunia


Bismillaahirrahmaanirrahiim
Realitanya RII dan Hizbullah Libanon bersatu dengan Rusia, Cina dan Amerika Latin. Bukannya agama yang dipersatukan tetapi pemeluk agamanya. Soal agama fokus pada firman Allah: “Lakum diinukum waliadin”

Realitanya dari dulu hingga kini bermacam agama muncul di permukaan bumi ini. Agama dari Allah swt tentu adalah Agama Islam sejak dari Nabi Adam sampai Nabi Muhammad saww. (Innad Diina ‘indallahil Islam), sesungguhnya agama disisi Allah adalah Islam. Agama Islam pertama sekali dirusak oleh anak Nabi Adam sendiri yai tu Qabil yang menolak peraturan/hukum  perkawinan dimana Habil dijodohkan de ngan Iklima dan Qabil dengan Labuda.

Adam mengadu kepada Allah bahwa Qabil tidak menerima hukum perkawinan. La lu Allah memerintahkan kepada keduanya untuk berqurban. Untuk ini Habil menye rahkan Kibas/kambing besar dari hasil peternakannya yang terbaik sedang kan Qa bil menyerahkan gandum layu dari hasil pertaniannya. Disinilah kita menda pat info bahwa perbedaan antara keduanya hanya pada pekerjaannya dimana Habil se orang pengembala dan Qabil sebagai petani. Allah hanya menerima qur ban dari Habil yang diserahkan secara sukarela sedangkan qurban Qabil ditolak disebabkan diserahkan secara tidak rela/tidak ikhlas. Ketentuan Allah hanya yang diterima qur bannyalah yang berhak kawin dengan Iklima. Padahal antara Iklima dan Labuda ti dak jauh perbedaan kecantikannya namun Qabil kedua kalinya melawan ketentu an Allah. Untuk menggapai keinginannya Qabil tega membunuh Habil.

Pertumpahan darah pertama sekali dilakukan oleh anak Adam sendiri yang secara filosofis disebut bahwa Dunia diawali dengan pertumpahan darah, penolakan hu kum Allah dan kezaliman. Secara symbolik manusia terbelah dua, manusia kutub Qa bil dan manusia kutub Habil. Paska kematian Habil dan orangtuanya, agama Islam dirusak oleh Qabil, namanya masih agama Islam tetapi substantifnya tidak lagi isla mi. Demikianlah yang kita saksikan dewasa ini bahwa dari agama versi Qabil terpecah lagi hingga ada agama Hindu, Budha, Kofucu dan beraneka ra gam aminisme lainnya. Justeru itulah Allah memunculkan Rasul-RasulNya silih ber ganti dan senantia sa dilawan oleh manusia-manusia kutub Qabil.'

MenarIk sekali bahwa sebahagian para pemuka agama dan bahkan para ideolog non Moslem mengatakan bahwa agama Yahudi dan Nasrani adalah agama-aga ma Samawi. Secara historis kita melihat bahwa agama Yahudi bukan agama Nabi Musa dan agama Nasranipun bukan agama Nabi ‘Isa. Sebaliknya Yahudi agama se orang yang kontraversi dengan Nabi Musa dan Harun bernama Yahuda sedang kan Nasrani agama seorang yang kontraversi dengan ‘Isa bin Maryam bernama Nasha ra. Ingat kembali, innad dina ‘indallahil Islam (QS, Ali Imran: 19)

Lebih menarik lagi bahwa agama Islam murni juga mengalami perpecahan hingga Rasulullah sendiri mengatakan: “Telah pecah agama (dibawah pemandu) Nabi Musa kepada 21 firkah, semuanya masuk Neraka kecuali satu golongan saja. Telah pecah agama (dibawah pemandu) Nabi ‘Isa kepada 22 firkah, semuanya masuk Neraka kecuali satu golongan saja. Akan pecah agamaku kepada 23 firkah, semu anya masuk Neraka kecuali satu”.

Yang terakhir berlomba-lomba untuk menambah keterangan bahwa golongan me rekalah yang satu itu. Rasulullah saww menyampaikan Hadist tersebut agar setiap manusia paska kewafatan Rasulullah saww berpikir sedalam-dalamnya sesuai de ngan perintah Allah dalam Qur-an bahwa dengan berpikir itulah manusia mene mui  jalan yang haq diantara sekian banyak jalan yang bathil. Dari itu carilah ke pastian jalan yang haq itu agar kita tidak menyesal paska kematian nanti yang tidak ada lagi jalan untuk kembali ke dunia untuk memperbaiki jalan hidupnya agar tidak ma suk Neraka, na’uzu billahi min zalik. Lazimnya pihak yang sesat justeru ngotot mem buat propokasi golongan lain sesat. Mereka tidak pernah sadar se betulnya mereka lah yang sesat, namun kami pihak pengikut Ahlulbayt Rasulullah (Imam Ali, Fatimah, Imam Hasan dan Imam Husein) yang juga disebut Syi’ah Imami yah 12 tidak pernah mengatakan pihak lain sesat. Kami bersaudara sesama kami sebagai saudara seiman dan seagama dan juga bersaudara dengan penganut agama manapun sebagai saudara kemanusiaan.

Pertanyaannya kenapa kebanyakan orang Alim ngotot mempropokasi bahwa Syi ’ah itu sesat? Ada juga yang menuduh Syi’ah tidak sama dengan Ahlul bayt. Mere ka mengira Ahlulbayt itu termasuk semua isteri Rasulullah dan bahkan termasuk mer tua dan menantunya. Ahlulbayt adalah mereka yang tidak bisa putus hubungan ke keluargaan dengan Rasulullah (anggota keluar ga yang permanen). Isteri mungkin saja diceraikan sedangkan Imam Ali, Fatimah az Zahara, Hasan dan Hussein mus tahil diceraikan/berpisah nasab dengan Rasulullah saww. Hal ini dapat disaksikan saat Rasulullah bermubahalah dengan Nasrani Najran, Rasulullah saww hanya membawa Imam Ali, Fatimah az Zahara, Imam Hasan dan Imam Hussein.  Saat Allah memerin tahkan agar pintu-pintu ke Mesjid untuk ditutup, rumah mereka ber empatlah yang dibenarkan tetap terbuka dan ini juga sebagai bukti maksumnya mereka. Adapun sebutan Syi’ah juga tertera dalam Qur-an, diantaranya surah al Baiyyinat ayat 7. Seketika itu juga Rasulullah menepuk pundak Imam Ali seraya ber kata: “Ya Ali anda dan Syi’ah/pengikut anda adalah sebaik-baik makhluk Allah di kolong langit”. Kemui dian pengikut Ahlulbayt pecah juga sebagaimana pengikut Ahlus Sunnah, Syi’ah Zaidiyah (hanya mengenal 5 Imam saja), Syi’ah Ismailiah ha nya mengenal 7 imam saja) dan Syia’h Imamiyah 12 lah sebagai Syi’ah asli/ pengikut Ahlulbayt sejati.

Hubungan kami dengan Zaidiyah dan Ismailiah tetap baik, kami menganggap se bagai saudara kami sebagaimana dengan pengikut Ahlus Sunnah wal jama’ah. Ada pun dengan non Moslem kami menganggapnya sebagai saudara kemanusia an. Allah mewajibkan kita bersatu bukan atas dasar agama tetapi atas dasar ma nusia kutub Habil, logikanya hanya manusuia kutub Qabillah yang tidak mau ber satu dengan Syi’ah Imamiyah 12. Kalau sebahagian Islam Sunni getol memfitnah Syi’ah se sat, sampai mengatakan Syi’ah berbahaya, kan sangat lucu. Itu ibarat tukang jua lan. Apakah logis kalau jualan orang sangat laku, lalu khawatir tidak laku jualan kita, kita fitnah jualan orang? Andaikata benar Sy’ah sesat, mana ada orang gila yang bi sa terpengaruh dengan Syi’ah yang sesat? Kenapa takut? Andaikata kalian benar-benar takut, berarti justeru agama kalian yang sesat. Realitanya memang Syi’ah yang dibenci, Syi’ah juga yang dicari. Mungkin itu yang kalian takut sampai kalian main propokasi kalau Syi’ah hidup di Indonesia, mereka akan berevolusi. Tidakkah kita sepatutnya membuka mata kita lebar-lebar, membangun kan minda kita yang sudah lama tertidur, kenapa Hizbullah Libanon tidak mengam bil kekuasaan di Libanon?, Padahal andaikata mereka perangi komunitas lain di Libanon, akan kalah da lam waktu satu minggu saja. Maka tidaklah beralasan memfitnah kami sesat dan menakut-nakuti orang awwam, padahal kita punya titel Kiyai atau Propessor Doktor. Syi’ah sebagaimana para Ahlulbayt, pasti mendam bakan rahmatan bagi seluruh rakyat dan berdaya upaya dengan dakwah, bukan dengan kekerasan yang dicela Rasulullah saw sendiri.

'Sungguhpun agama yang kita saksikan, beraneka warna dan perbedaannya na mun Allah melarang bermusuh-musuhan sebagaimana yang telah dipraktekkan ISIS, menghalalkan darah siapapun demi tercapai tujuan mereka. Sepakterjang ISIS ini mulai dipraktekkan oleh kawum khawarij yang keluar gari pengikut Imam Ali as dan diteruskan oleh Mu’awiyah bin Abi Sofyan. Ini semua kalau kita lacak lebih awal lagi benih-benihnya juga muncul di zaman Nabi sendiri, dimana sebahagian yang telah mengaku beragama Islam, melakukan praktek jahiliah, berani melawan ketentuan Rasulullah saww sendiri sebagaimana Qabil berani melawan Nabi Adam walaupun orang tuanya sendiri. Dari situlah kita dapat menarik kesimpulan bahwa manusia kutub Qabil melakukan praktek apa saja demi tercapainya tujuan mere ka.

Saat Rasulullah berevolusi tidak pernah melakukannya dengan kekerasan. Setelah Rasulullah tidak mampu lagi bertahan di Mekkah, Allah perintahkan hijrah ke Ma dinah dengan bantuan kaum Anshar. Di Madinahlah Rasulullah mendirikan Negara Islam/System Allah/Negara berkedaulatan Allah, bukan Negara Khalifah sebagai mana yang dipahami keliru, termasuk Filosof,  Propessor Doctor Imran Hosein yang sa ya hormati. Beliau keliru memahami istilah Khalifah saat Allah memberitahukan Malai kat bahwa Dia akan menjadikan seorang Khalifah di muka Bumi. Khalifah disini ber makna wakil Tuhan, bukan systemnya. Secara ideologi siapapun yang mampu ber buat seperti Adam adalah wakilNya di kolong langit ini. Semua Rasul Allah adalah wakilNya. Hanya para Rasul dan para Imam saja Allah memberitahu kan kita keten tuan sosok orangnya sedangkan paska para Rasul dan para Imam hanya dapat dipahami oleh manusia-manusia yang mengenal para Imam serta mengikutinya.

Di Madinah Rasulullah saww tidak hanya berbuat adil kepada kaum Muslimin saja tetapi juga kepada kaum Yahudi dan Nasrani. Kaum Quraish, manusia kutub Qabil berdaya upaya untuk memadamkan cahaya Allah (baca Islam murni). Mereka bersatu dengan Yahudi dan Nasrani, fenomena al Maidah 51, mendatangi Madi nah, menggempur kaum Muslimin tetapi realitanya semua pertempuran dapat dipa tahkan oleh Ulil Amri (Imam Ali bin Abi Thalib). Buktinya mulai serangan ‘Utbah saat Imam hijrah ke Madinah, Perang Khandaq/parit dimana Imam sendirian mengalah kan mereka hingga lari terbirit-birit setelah Imam memotong kaki Abdu Awwud yang terkenal kehebatannya. Lalu dalam perang Khaibar pertama sekali Nabi memberikan bendera kepada Abubakar tetapi tidak berhasil. Kemudian diberikan kepada Umar bin Khattab tetapi juga tidak berhasil hingga kaum Muslimin hampir putus asa. Rasulullah mengatakan besok insya Allah saya akan berikan bendera itu kepada hambaNya yang redha kepada Allah, dan Allah pun redha kepadanya. Sebaha gian sahabat berharab bahwa merekalah yang dimak sudkan Rasulullah. Ke-esokan harinya Rasulullah menanyakan, dimana saudaraku Ali? Juru bicara Rasulullah mem beritahukan bahwa Imam Ali lagi sakit mata dan dia sedang membuat roti untuk pa sukan. Ketika Imam Ali dipanggil ke hadapan Rasulullah, seketika itu juga matanya sembuh setelah diusap dengan tangan Rasulullah. Dengan gagah perkasa Imam membawa bendera hingga panglima Yahudi bernama ‘Harith terkapar dihadapan Imam setelah menasehatinya sebelum bertempur seba gaimana lazimnya Imam sebelum bertempur. Kemudian Marhab, panglima Yahudi lainnya maju tetapi juga mengalami hal yang sama dengan pedang Zulfikar Imam Ali as. Lalu Rasulullah ber kata: “La fata illa ‘Ali wala saifa illa zulfikar”. Untuk lebih mantap silakan lihat di video al Nebras berikut ini: 


Pertanyaan nya adalah, siapakah yang memulai perang antara kaum Muslimin dengan non Muslim? Adakah pihak Muslim yang memulainya? Jawabannya pasti, tidak. Kaum Muslimin benaran tidak dibenarkan berperang kecuali untuk membela diri.

'Keteladanan Rasulullah jaman sekarang dapat kita saksikan di komunitas Hizbullah Libanon dan Hizbullah Iran. Sa’at mengalahkan Israel yang tidak pernah terkalah kan sebelumnya. Hizbullah Libanon tidak mengejar Israel sampai kepusatnya hingga ta matlah riwayat Israel. Sebab kalau itu yang dilakukan Hizbullah bukan sdaja tentara Israel yang korban tetapi juga rakyat sipil, orang tua, wanita dan bahkan anak-anak. Itulah maka Republik Islam Iran mengharamkan senjata pe musnah massal. Ironisnya AS cs tetap menuduh RII sedang memproduksi senjata Nuklir. Dengan cara yang tidak fair itulah mereka memberlakukan embargo untuk melumpuhkan RII, na mun realitanya Allah melindungi RII, satu-satunya system Islam di muka Bumi dewasa ini.

Hizbullah Iran juga tidak akan menyerang negara manapun termasuk AS walaupun telah berbuat anianya terhadap RII sejak negara tersebut berhasil mengalahkan pe nguasa despoticnya, Shah Reda Palevi serta antek-anteknya di negara Salman al Farisi tersebut. Ironisnya sebahagian kaum Muslimin Dunia masih salah persepsi terha dap RII. Mereka tidak henti-hentinya memfitnah bahwa Syi’ah itu sesat. Hal ini lebih ngeri lagi dilakukan oleh orang-orang yang yang bertitel Kiyai dan Tengku dan Us taz. Ketika kami dulu membuat pengajian di 4 titik (baca 4 Sekolah Lanjutan Atas) , sudah memiliki pengikut sebanyak lebih-kurang 300 anak usia SLTA. Namun akhirnya mereka hilang kecuali 2-3 orang setelah mereka bertanya pada tgk dan mendapat jawaban, sesat. Lalu kami berkesimpulan seharusnya kita berdialog dengan para guru pesantren, bukan via murid-murid mereka yang hanya buang-buang waktu. Namun realitanya via gurunya juga kita saksikan tidak ketemu sebab mereka umum nya menggunakan hadist-hadist palsu untuk menguatkan isi kitab-kitab mereka. Sila kan membuka http berikut ini, karya O Hasyem yang Sunni. Walaupun masih ada hal-hal yang perlu kita pertanyakan http tersebut, lumaian untuk merenungkan beta pa banyak hadist Rasulullah dipalsukan:



Sepertinya mustahil dakwah pengikut Ahlulbayt sampai ke kampung-kampung dise babkan hambatan orang yang dianggap berilmu, padahal hanya sepatah kata saja mereka gunakan: “SESAT”. Ketika kami berada di arena training PII, kami juga belajar bagaimana Komunis/Markisme agar dapat menjelaskan dengan mantap di mana sesatnya komunis, tidak cukup dengan kata sim-salabim; ‘sesat’. Muridpun menerima saja tanpa mau bertanya bagaimana sesatnya, apanya yang sesat. Me mang dalam mazhab pengikut Ahlulbayt hanya Syi’ah Imamiyah 12 saja yang tidak sesat tetapi ironisnya orang non Syi’ah tidak tau mana Syi’ah yang murni hingga me ngambil yang aneh-aneh untuk disematkan ke Syi’ah. Yang harus dipahami juga bahwa ada Syi’ah bentukan Zionis, AS dan Inggeris yang gemar mencaci dan meng hujat Abubakar dan Umar. Syi’ah ini lebih berbahaya bagi kami dan bagi orang non Syi’ah yang awwam. Mengapa mereka sangat ngotot mempropokasi bahwa Syi’ah itu sesat? Sebetulnya mereka khawatir kalau Syi’ah exist di Indonesia terkuaklah ke palsuan agama mereka.
Bagi kaum Muslimin dan Muslimat persoalan kuncinya hanyalah pada persoalan kei mamahan Rasulullah saww. Realitanya semua kita memahami kalimat: “Ati’uyllah wa ati’urr Rasul”, namun “wa ulil amri minkum” mulai berbeda satu-sama lainnya. Aki bat tidak tepat memahami mana sosok Ulil amri minkum inilah terjadi perselisihan yang meruncing dikalangan ummat Islam dari dulu hingga dewasa ini. Ada yang mengatakan mereka itu adalah penguasa dimana mereka itu hanya berfokus pada “apakah penguasa itu masih shalat”. Mereka lupa Allah telah mengatakan dalam surah al Ma’un bahwa celakalah orang-orang yang shalat. Apa artinya shalat sema laman tetapi menzalimi kaum mustadhafin di siang harinya melalui petrsekongkolan nya dengan Karun, Hamman dan Bal’am?. Kemudian ada lagi yang berpendapat bahwa dua  yang pertama mutla’ dan yang satu lagi tidak mutla’ tergantung apa kah penguasa itu zalim atau tidak. Walaupun pendapat ini mendekati kebenaran, namun realitanya kebanyakan kaum Muslimin patuh, sami’na wa ata’na kepada pe nguasa manapun, mengapa? Sebab para Bal’am memegang kunci untuk menina bobokkan rakyat jelata. Itulah sebab nya kenapa system Allah swt hanya ada di Re publik Islam Iran. Republik Islam Pakistan memang namanya tidak berbeda dengan RII tetapi hanya sekedar namanya saja dan dengan mudahnya di obok-obok oleh Arab Saudi dan  AS cs yang juga telah merusak bangsa Suriah dengan kiriman kaum teroris takfirinya (ISIS).

Disebabkan negara Islam murni hanya ada di RII dan mereka salah paham dengan Syi’ah/Islam pengikut Ahlulbayt, mengira sesat, maka Propessor Imran Hosein juga saat bericara ihwal akhiruz zaman hanya mampu menunjukkan komunitgas yang bersatu dengan komunitas Islam yaitu Rusia, Cina dan Amerika Latin. Selangkah lagi andaikata sang propessor yang filosof itu mau berafala ta’qi lun dan afala yatazak karun, sebagaimana sering beliau ulang-ulang bahwa kaum Muslimin harus kritis, akan menemukan Republik Islam Iranlah fenomena Islam Murni yang bergandengan dengan Rusia, Cina dan Amerika Latin. Kenapa saya salut kepada Filosof Imran Hosein tersebut?  Walaupun dalam hal System Islam murni dan negara Khalifah beli au masih keliru, namun banyak hal kelebihan dari murid Doktor Iqbal Pakistan ini. Di antaranya kebanyakan para Kiyai dan para Alim type lainnya sampai hari ini masih belum mampu memahami dimana salahnya mereka saat memfitnah ex Gubernur Jakarta, Basuki Cahaya Purnama alias Ahok. Untuk menggolkan fitnah mereka juga mengun dang Propessor Doktor Zakir Naik India yang juga buta terhadap al Maidah 82. Ahok masuk fenome na al Maidah 82, bukan al Maidah 51 sedangkan Filosof Im ran Hossein memahaminya kedua ayat tersebut dengan mantap sekali. Di medan In ternet ada dua figur yang disanjung partisipan Muslim namun Zakir Naik masih keliru dalam hal yang prinsipil dibandingkan Imran Hosein.

Kesalahan mereka pertama bahwa asbabun nuzul ayat tersebut bukan perihal memilih pemimpin tertapi berteman dekat. Namun katakanlah juga termasuk memilih pemimpin dimana Allah melarang dari kalangan Yahudi dan Nasrani. Kenapa mereka tidak sanggup menganalisa, apakah Allah mela rang berteman atau memilih pemimpin dari semua kalangan Yahudi dan Nasrani? Jawabannya pasti “tidak”. Di al Maidah ayat 82 masih ada Nasrani yang berbeda dengan “Nasrani” di ayat 51. Al Maidah 51 namanya Yahudi dan Nasrani yang Harbi sedangkan al Maidah 82 adalah Nasrani yang Jimmi/Zimmi. Kalau mau melihat fenomena Jimmi sekarang adalah Rusia, Cina dan Amerika Latin. Ironisnya mereka yang memfitnah Ahok juga mengira Rusia sekarang sama seperti Uni Sovyed yang komunis, demikian juga mereka salah paham terhadap Cina, yang sama dan bersatu dengan Rusia, RII dan Hizbullah Libanon.

Kesalahan mereka kedua membuat tuduhan kepada Ahok telah menista agama. Kesalahan mereka dalam hal ini cukup dengan melihat kembali apa yang dijelas kan pembela Ahok yang patut kita salut walaupun mendapat ancaman dan juga demo serta pemecatan dari kedudukannya, mereka tetap membela kebenaran.

Kesalahan mereka yang ke tiga adalah, berani main keroyok (logika kerumunan) terhadap seorang yang bernama Ahok. Ketika fitnah dijatuhkan terhadap Antasari Azhar yang lagi mengalami syok terapi saat menyaksi kezaliman terhadap dirinya ju ga ditimpakan ke Ahok, mereka lakukan atas persekongkolan "Fir’un, Karun, Ham man dan Bal’am" tetapi fitnah terhadap Ahok, “Fir’un” sudah tamat riwayatnya. Pre siden Jokowi bukan Fir’un yang lazimnya bersekongkol dengan Karun, Hamman dan Bal’am tetapi justeru “sahabat ahok” yang besar kemungkinan dapat mem perbaiki Indonesia andaikata beliau terpilih lagi. Sayangnya beliau tidak bisa ber buat banyak sebagaimana terhadap Antasari Azhar, sebab para kaum radikalis dan intole ran dikhawatirkan akan menggunakan fitnah yang sama terhadap presi den Jokowi.


Billahi fi sabililhaq
     hsndwsp
          di
  Ujung Dunia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar