OH BETAPA JAUHNYA PERJALANAN YANG
DITEMPUH
IMAM HUSSEIN
KESELURUHAN JARAK YANG DITEMPUH
IMAM HUSSEIN DARI MADINAH KE MAKKAH DAN DARI MAKKAH KE KARBALA SEKITAR 2300
KILOMETER
hsndwsp,
Acheh - Sumatra
di
Ujung Dunia.
Teras Beranda Ustadz Jalal Khazanah IJABI IJABIkita IJABITube
Mengenal Lebih Dekat Fakta Karbala 22/11/2012
Peristiwa yang terjadi di hari 10
Muharram 61H di Karbala, bukan saja menjadi tragedi kemanusiaan terparah di
dalam sejarah manusia, tetapi juga menja di tragedi paling mengerikan di dalam
sejarah Islam. Namun demikian, syaha dah Imam Husain as di hari itu menjadi
"keharusan" untuk menyelamatkan a gama datuknya, Muhammad Saww. Ust
Miftah F. Rakhmat menyarikan bebe rapa fakta penting dari kejadian ini dari
berbagai sumber. [majulah-ijabi.org]
Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma Shalli ‘ala Muhammad wa
Ali Muhammad
Imam Husain as berangkat
meninggalkan Madinah menuju Makkah pada 28 Rajab 60 H, bertepatan dengan 7 Mei
680 Masehi. Imam ditemani keluarga nya baik perempuan dan anak-anak. Jumlah
anak-anak laki-laki yang ikut kafilah Imam sebanyak 21 orang.
Muslim bin Aqil ra diutus Imam
menemui penduduk Kufah pada 15 Rama dhan. Ia ditemani dua orang. Ia kembali ke
Madinah, menyampaikan salam perpisahan pada keluarganya, kemudian menempuh
jalan menuju Kufah membawa surat Imam. Kedua temannya gugur di tengah jalan
karena kesu litan menempuh medan dan kehausan. Muslim menuju Kufah sendirian.
Muslim bin Aqil ra sampai di
kufah pada 25 Syawal. Ia tinggal bersama Mukhtar Al-Tsaqafi.
Pertemuan-pertemuan dengan penduduk Kufah telah membu atnya menjadi musuh
Ubaidillah Ibnu Ziyad, penguasa Kufah waktu itu. Mus lim dan sahabatnya, Hani
bin Urwah dijatuhkan dari masjid Kufah. Kepala me reka dipenggal, dan dibawa ke
pasar tempat biasa orang membeli kam bing.
Imam Husain as meninggalkan Makkah pada 8 Dzulhijjah.
Bersama Imam ikut pula keluarganya, para sahabat dan pengikutnya, juga
orang-orang dari Hi jaz, Basrah, dan Kufah. Menurut kitab Nafas al-Mahmum dari Syaikh
Abbas al-Qummi (halaman 91), Imam memberi masing-masing orang itu sepuluh dinar
dan seekor unta untuk membantu mereka membawa barang-barang.
Tempat-tempat yang dilalui Imam dalam perjalanannya
menuju Karbala: Taff, Al-Sifah, Dzat ‘Irq, Al-Hajir, Al-Khuzaymiyya, Zarood,
Al-Tsalabiyya, Al-Shuquq, Zubala, Al-‘ Aqaba, Sharif, Al-Bayda, Ar-Ruhayma,
al-Qadisiyya, al-Utha yb, dan Qasr Muqatil. Ke seluruhan jarak yang ditempuh
Imam dari Madinah menuju Makkah, dan dari Makkah me nuju Karbala adalah sekitar
2300 kilometer.
Di Al-Sifah, Imam Husain as bertemu dengan penyair
Farazdaq yang berkata: “Hati penduduk Kufah bersamamu, tapi pedang mereka
(diarahkan) untuk membunuhmu.” (Tarikh Thabari, 6:218)
Ketika sampai di Qasr Muqatil, tidak jauh dari Kufah,
kafilah Imam dihadang 1000 pasukan musuh di bawah komando al-Hurr bin Yazid
al-Riyahi. Pasukan inilah yang mengalihkan perjalanan Imam dari Kufah dan
mengarahkannya menuju padang tandus Karbala. Pasukan al-Hurr kehausan, dan Imam
me merintahkan keluarga dan sahabat-sahabatnya untuk memberi mereka mi numan.
Sesampainya di Karbala, sekitar 11 – 12 km dari Kufah,
Imam turun dari kuda nya, mengambil segenggam tanah Karbala dan berkata: “Demi
Allah, inilah tanah karbun (duka cita) wa bala (dan musibah/ujian). Di
sinilah para perem puan akan dijadikan tawanan. Di sini anak-anakku dianiaya,
dan di sini para pejuang akan berguguran. Di sini (kehormatan) ahli bayt
Rasulullah Saww dihi nakan! Di sini, janggutku akan berlumuran darah! Di sini
sepetak bumi a kan digali untuk jasad kita.” (Al-Shawa’iq al-Muhriqah, Ibn
Hajar al-‘Asqalani). Me nurut sebagian kitab tarikh, Imam Husain as mencari
pemilik tanah seluas em pat mil persegi itu, dan membelinya seharga 60.000 dinar,
untuk dijadikan pu sara tempatnya kelak dan para syuhada lainnya dikebumikan.
(Karbala and Beyond, Yassin T, Jibbouri, halaman 72)
Ada banyak versi tentang jumlah
yang hadir di Karbala. Pasukan Imam mulai dari tujuhpuluh dua orang hingga
seratus lebih bahkan hingga 200 – 300. Sedangkan pasukan musuh bervariasi,
dengan catatan historis seperti ini (nama yang disebut adalah komandan
pasukan):
Umar bin Sa’ad, 6.000 orang
Urwah bin Qais, 4.000 orang
Sinan bin Anas, 4.000 orang
Hasin bin Namir, 9.000 orang
Syimr bin Dzil Jawsyan, 4.000
orang
Mazar bin Ruhaynah, 3.000 orang
Yazid bin Rikab, 2.000 orang
Najr bin Kharsyi’ah, 2.000 orang
Muhammad bin As’ath, 1.000 orang
Abdullah bin Hasin, 1.000 orang
Khawli bin Yazid, 1.000 orang
Bakr bin Kasab, 3.000 orang
Hijr bin Abjar, 1.000 orang
Hurr bin Yazid, 3.000 orang
Ditambah dengan pasukan Syabt bin
Rabi’ sebanyak 24.000 orang, maka total pasukan musuh sekitar 68.000.
Peristiwa Asyura terjadi pada
hari Jumat, 10 Muharram 61 H. Pada hari itu, Imam sempat berkhotbah dua kali
mengingat kan pasukan musuh.
Menurut Wikipedia, jumlah pasukan
Imam sekitar 300 orang, dengan data syuhada sebanyak 128 atau 136 orang, baik
laki-laki maupun perempuan.
Di antara nama para syuhada
Karbala adalah berikut ini:
Keluarga Rasulullah Saww:
Imam Husain bin Ali, cucunda
Rasulullah Saww, pemimpin kafilah. Abbas
bin Ali, saudara Imam Husain, pemimpin pasukan. Putra Imam Ali dari Ummul
Banin. Pembawa bendera Karbala. Ali Akbar bin Husain, putra Imam Husain dari
Ummu Laila. Syahid pada usia 18 tahun. Ali Asghar bin Husain, dikenal dengan
gelaran “Abdullah” (Imam Husain ada lah “Abu Abdillah”), usia enam bulan, putra
Imam Husain dari Rubab binti Imra al-Qays. Umar bin Ali, saudara Imam Husain,
adik Abbas bin Ali. Ja’far bin Ali, saudara Imam Husain, adik Abbas bin Ali.
Abu Bakar bin Ali, saudara Imam Husain, adik Abbas bin Ali. Abu Bakar bin
Hasan, keponakan Imam Husain. Putra saudaranya Imam Hasan as. Qasim bin Hasan,
keponakan Imam Husain. Qasim bin Abbas bin Ali, putra Abbas. Fadhl bin Abbas
bin Ali, putra Abbas (Abbas dikenal sebagai “Abul Fadhl”). Abdullah bin Hasan
bin Ali, keponakan Imam Husain. ‘Aun bin Abdillah bin Ja’far, putra Sayyidah
Zainab Ra.
Muhammad bin ‘Abdillah bin Ja’far, putra Sayyidah
Zainab sa. Kedua putra Sayyidah Zainab syahid di hadapannya. Imam membawa
mereka ke dalam tenda. Semua keluarga menangis dan menjerit, kecuali Sayyidah
Zainab. Ia
berkata: “Aku tidak ingin Husain melihatku berduka. Hari ini aku bahagia dengan
anak-anakku.” Abdullah bin Muslim bin
‘Aqil, putra Muslim, saudara sepupu Imam Husain as. Muhammad bin Muslim bin
‘Aqil. Muhammad bin Sa’id. Abdurrahman bin Aqil. Ja’far bin Aqil bin Abi
Thalib.
Syuhada dari Bani Asad:
Uns bin Hars al-Asadi.
Habib bin Mazahir, pemimpin pasukan sayap kiri. Di
antara yang pernah berjumpa dengan Nabi Saw. Usia ketika syahid 70 tahun.
Muslim bin Ausaja. Di antara sahabat Rasulullah Saw. Pada malam Asyura, ketika
Imam mengizinkan sekiranya ada yang hendak meninggalkan Karbala, untuk
menyelamatkan diri dari pembantaian, Muslim berkata: “Wahai putra Rasulullah,
kemana aku harus berlari sekiranya aku tinggalkan engkau di sini?” Qais bin
Masyir. Abu Samama Amr bin ‘Abdillah. Burair Khuzair al-Hamadani, di antara
yang sepuh di Karbala, sahabat Imam Ali di Kufah. Pada usia tuanya ia berangkat
ke Karbala meminta izin untuk bertempur dan syahid bersama Imam. ‘Amir bin
Abdillah al-Hamadani. Syabib, mawla Hars bin Jabir Hanala bin Asad Abis
Syakri.
Abdurrahman Arhabi Sayf bin Hars. Malik,
sepupu Sayf bin Hars. Mauq bin Tsamamah al-Asadi. Habsyi bin Qais al-Nahmi
Syuhada dari Bani Jahni:
Junada bin Hars
Majma bin Abdullah
Hajjaj bin Masruq, muadzin
kafilah Imam Husain as.
Syuhada dari Anshar:
Umar bin Qarza
Abdurrahman bin Abdi Rabb Khazrji
Junada bin Ka’ab
Amer bin Junada bin Ka’ab, ia
diantarkan untuk bergabung bersama Imam oleh ibunya.
Na’im bin Ajlan
Sa’ad dan Abdul Hatuf bin Hars
Anshari, sepasang saudara kembar di Karbala.
Syuhada dari Bani Biji dan
Khas’ami
Zuhayr bin Qayn, pemimpin pasukan
sayap kanan. Ia kepala suku di kaum nya. Ia punya banyak pengaruh di Kufah.
Awalnya ia bekerja pada Khalifah Utsman. Sepulang haji, ia bertemu Imam dan
terpesona oleh keindahan akh lak Al-Husain. Sebelum bergabung dengan Imam, ia
menceraikan istrinya, menyampaikan salam perpisahan dan memilih untuk bergabung
dengan Imam Husain as. Salaman bin Mazarib, sepupu Zuhayr. Sa’id bin ‘Umar.
Abdullah bin Basyir
Syuhada dari Bani Kindi dan Ghiffari:
Yazid bin Zaid Kindi
Harb bin Imru al-Qais
Zahir bin ‘Amir
Basyir bin ‘Amir
Abdullah Arwah Ghiffari
Jon, mawla Abu Dzarr al-Ghiffari
Abdurrahman bin Urawah bin Harraq
Abdullah bin Urawah bin Harraq
Zawir bin Amr al-Kindi
Syuhada dari Bani Kalbi:
Abdullah bin ‘Umair
Istri Abdullah bin ‘Umair, juga syahid di Karbala.
Ketika ia memangku jasad suaminya ia berkata: “Wahai Abdullah, engkau sudah
masuk surga. Bawa aku serta bersamamu…” Sebelum ia menyelesaikan kalimatnya,
seorang dari pasukan musuh menghantam kepalanya dengan kampak. Ia gugur sebagai
syahidah.
Abdul A’la bin Yazid
Salim bin ‘Amir
Syuhada dari Bani Azdi:
Qasim bin Habib
Zaid bin Salim
Nu’man bin ‘Umar
Muslim bin Katsir
Rafi’ mawla Muslim Azdi
Syuhada dari Bani Tha`i dan
Taymi:
Jabir bin Hajjaj
Abdurrahman bin Mas’ud
Bakr bin Hayy
Ammar bin Hassan
Mas’ud bin Hajjaj
Habib bin Amir
Syuhada dari Bani Abdi:
Yazid bin Tsabit
Amir bin Muslim
Saif bin Malik
Abdi Qays
Abdullah bin Zaid
Ubadillah bin Zaid
Adzan bin Umayya
Syuhada dari Bani Taqlibi:
Zurghama bin malik
Kanana bin ‘Atiq
Qasith bin Suhair
Kardus bin Zuhair
Musqit bin Zuhair
Syuhada Dari Bani Jahani wa Tamimi:
Aqaba bin Sulth
Syuhada Lainnya:
Wahab bin Abi Wahab
Istrinya, syahidah pertama di Karbala
Jibilath bin Ali Syaibani
Yazid bin Maghfal, sahabat Imam Ali as, dan seorang
penyair yang menye nandungkan kasidah kecintaan Ahlul Bait.
Nasr bin Naizar, yang berkhidmat pada Imam Ali as. Ia
hadiah dari Raja Persia untuk Rasulullah Saw. Ia dimerdekakan.
Qan’ab bin Namir
Kannah Taqlabi
Ammara bin Salama al-Da’alani
Amr bin Hasan Tali
Amr bin Ha’b
Amr bin Abdullah Jundayni
Amir bin Muslim
Salim mawla Amir bin Muslim
Abis bin Abi Syabib al-Syakiri
Syanib Syakiri
Sulaiman bin Razin, pembawa surat Imam Husain as untuk
penduduk Basrah. Ia syahid ditangkap pasukan Ibnu Ziyad.
Suwaid bin Amr bin Abil Mata’
Sawar bin Manyim
Sayid bin Abdillah Hanafi, yang syahid ketika
melindungi Imam Husain as shalat Zhuhur. Ia juga yang mengantarkan surat
Muslim bin Aqil dari Kufah untuk Imam Husain. Ia gugur dengan beberapa anak
panah di dadanya.
Ziad bin Arib al-Sa’idi
Aslam, yang berkhidmat pada Imam
Husain as
Qarib, Munjih, Sa’d, Salim, dan
Hars. Masing-masing pernah bekerja sebagai budak kemudian dimerdekakan dan
memilih untuk bergabung dengan keluarga Rasulullah Saw. Hars dulu bekerja pada
Sayyidina Hamzah.
Hanzala bin As’ad, pembawa pesan Imam Husain untuk Ibn
Sa’ad di Karbala.
Hallas bin Amr
Hajjaji bin Badr
Jundab bin Muji
Umayyib Sa’d
Anas bin Hars Kahili
Qan’ab bin Umair
Ghumal al-Turki, yang berkhidmat pada Imam Ali Zainal
Abidin as.
Dari pasukan musuh yang bergabung
dan syahid membela Imam:
Al-Hurr bin Yazid al-Riyahi
al-Tamimi, pemimpin pasukan yang memilih bergabung dengan Imam bersama enam
orang pasukannya, termasuk dua putranya.
Ayiz bin Majama
Amr bin Khalid Saidavi dan tiga
orang sahabatnya. Ketika empat orang ini merapat ke arah Imam, Al-Hurr meminta
izin Imam untuk mencegat mereka mendekat. Karena mereka adalah tokoh-tokoh dari
barisan musuh. Imam mencegahnya seraya berkata: “Jangan kauhadang mereka.
Mereka da tang kepadaku dengan niat baik. Mereka akan membantuku.”
Hars bin Imra al-Qais al-Kindi
dan tiga orang sahabatnya. Hars berhadapan dengan pamannya yang bergabung dalam
pasukan musuh. Pamannya bertanya: “Kauhendak membunuh pamanmu sendiri?” Ia
menjawab tegas: “Ya! Engkau pamanku, tiada ragu. Tapi Allah Tuhanku dan kau
datang ke sini untuk menentang-Nya.” Kemudian ia bunuh pamannya. Umar bin
Zabi’ah. Abdurrahman bin Mas’ud.
Abdullah bin Busyr. Sa’ad bin
Hars. Abu al-Hatuf bin Hars
Jaun bin Malik al-Tamimi.
Sumber rujukan dan cerita lebih
jauh tentang masing-masing syuhada di atas dapat merujuk pada situs:
http://www.convertstoislam.com/Karbala/martyrs.html
Selanjutnya, beberapa fakta
tentang Karbala adalah seperti berikut:
Wahab bin Abi Wahab dan istrinya
yang merupakan syahidah pertama di Karbala adalah sepasang suami isteri yang
baru menikah. Keduanya memeluk Islam karena tersentuh oleh khutbah Imam dalam
perjalanan menuju Karbala. Ibunda Wahab yang Nasrani juga hadir dan membela
Imam di Karbala (Karbala and Beyond, Yasin T. Jibouri, halaman 79-80).
John adalah budak merdeka yang
dibebaskan dan berkhidmat pada Abu Dzarr al-Ghiffari. Ia seorang nasrani.
Ketika syahid di Karbala, usianya 90 tahun. (Karbala and Beyond, halaman 80).
Zuljanah adalah nama kuda Imam Husain as. Konon, nama
sebelumnya adalah Murtajiz. Ia diberi nama Zuljanah karena lengkingan suaranya
yang khas: merdu, menjerit, tegas dan tinggi. Nabi Saww membelinya dari seorang
Arab bernama Haris. Dikabarkan kulit Zuljanah putih tegas.
Jasad suci para syuhada dikebumikan oleh Bani Asad
pada hari ketiga sete lah mereka gugur. Selama beberapa hari, jasad suci
itu terbaring dibakar te rik matahari.
Jarak yang ditempuh oleh kafilah
Asyura pasca Syahadah Imam Husain as, sekitar 1500 kilometer, dengan beberapa tempat
persinggahan seperti Mausul di Irak dan Halb (Alep po) di Suriah sekarang ini.
Ya laitanaa kunna ma’ahum wa
nafuuza fawzan ‘azhii ma…duhai, seandai nya kami bergabung bersama mereka, dan
beroleh kemenangan yang nyata…
…
Imam Husain as lahir di Madinah, 3 Sya’ban 3 Hijriah.
Saudaranya adalah Imam Hasan as. Hasan dan Husain adalah juga nama kedua putra
Nabi Harun as, Syabar dan Syubair. Imam Husain adalah satu-satunya manusia yang
ayahnya Imam, saudaranya Imam, dan putranya juga Imam. Tidak ada
seorang pun dalam sejarah yang memperoleh keistimewaan seperti itu. Ibu nya
adalah Sayyidah Fatimah sa, ayahan danya Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as,
dan kakek ne neknya adalah Rasulullah Saww dan Sayyidah Khadijah ra.
Ketika lahir, bayi mungil nan
molek itu dibawa ke hadapan Rasulullah Saww. Nabi kemudian bersabda: “Husain
dariku, dan aku dari Husain.” Husain minni wa ana min al-Husain. (Sunan
al-Turmudzi, hadis nomor 2970, derajat hadis hasan menurut al-Albani).
Al-Husain jelas dari Rasulullah
Saww, karena ia keturunan Sang Nabi. Tapi apa makna “dan aku dari Husain”?
Yassin Al-Jibouri menafsirkannya sebagai beri kut. Nabi Saww adalah perwujudan
Islam. Nabi adalah manifestasi Islam selu ruhnya. Ketika Nabi menyampaikan itu,
Nabi Saww tahu bahwa keberlangsu ngan agama Islam yang dibawanya hanya akan
tegak sampai hari kiamat melalui Al-Husain. Syahadah Imam Husain di Karbala-lah
yang menyelamat kan Islam. Benar kiranya, bahwa setiap muslim sekarang ini
berutang terima kasih dan kewajiban atas pengorbanan keluarga Rasulullah Saww
di Karbala.
Maka tumbuhlah Al-Husain dalam
dekapan Rasulullah Saww. Imam Ali ayah nya sering membawa Al-Husain ke pangkuan
Nabi. Setiap kali Nabi meni mang Al-Husain, ia memeluknya dan menciumi lehernya
berulang-ulang. Sempat Imam Ali bertanya: “Mengapa leher itu yang sering
kaucium ya Rasu lallah?” Dan Nabi menitikkan airmatanya...
Nabi sering menggendong Imam
Hasan dan Imam Husain di pundaknya. Ke tika Nabi membeli Zuljanah, kuda putih
besar itu dari Haris, ia melihat Imam Husain sering mendekatinya. Seolah ada
percakapan antara anak kecil dan kuda itu. Nabi bertanya, “Maukah engkau
mengendarainya?” Al-Husain mengiyakan. Nabi meminta kuda itu dibawa mendekat.
Ketika sudah dekat benar, Zuljanah tiba-tiba merebahkan tubuhnya, sehingga
Al-Husain kecil de ngan mudah naik di atasnya.
Keindahan akhlak Imam Husain,
sebagaimana Ahlul Bayt lainnya, adalah yang paling menyerupai Rasulullah Saww.
Shahih Bukhari meriwayatkan hadis dari Muhammad bin Husain bin Ibrahim, yang
memperolehnya dari Husain bin Muhammad: “Telah bercerita kepada kami Jarir dari
Muhammad dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu: “Kepala (terputus) Al-Husain
didatangkan pada Ubaidullah bin Ziyad. Ia meletakkanya di atas nampan, kemudian
me nekan-nekannya. Ia lalu berkata sesuatu tentang Al-Husain.” Anas berkata:
“Al-Husain adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah Saww.” (Shahih
Bukhari, hadis nomor 3465, Kitab Manaqib).
Maka ketika Al-Husain as berdiri
di padang Karbala, ia mengingatkan musuh-musuhnya tentang dirinya. Bahwa ia
adalah Ahli Bait Rasulillah. Bahwa pedang yang ia bawa adalah pedang Nabi,
jubah yang ia pakai adalah jubah Nabi. Serban yang ia kenakan adalah serban
Rasulullah Saww. Tetapi semua itu tidak membuat pasukan yang sudah tergoda
dengan gelimang janji dan harta itu berpaling. Ketika Imam Husain bertanya, apa
yang membuat mereka memeranginya? Mereka menjawab: “Karena ketaatan kami pada
Amir Ubaidil lah bin Ziyad.” Karena ketaatan mereka pada penguasa yang zalim.
Di Karbala, perang itu tak
terelakkan. Dalam Injil, Perjanjian Lama, Yeremia 46:6 dan 46:10 mencatat
sebuah peristiwa di tanah utara, di dekat sungai Efrat. Entah sebuah nubuwat
atau peristiwa yang sama terulang. Berikut kutipan perjanjian lama tentang
peristiwa di tepi sungai Efrat: Orang yang tangkas tidak dapat melarikan diri,
pahlawan tidak dapat meluputkan diri; di utara, di tepi sungai Efratlah mereka
tersandung dan rebah... Hari itu ialah hari Tuhan ALLAH semesta alam, hari
pembalasan untuk melakukan pemba lasan kepada para lawan-Nya. Pedang akan makan
sampai kenyang, dan akan puas minum darah mereka. Sebab Tuhan ALLAH semesta
alam menga dakan korban penyembelihan di tanah utara, dekat sungai Efrat.
Ketika satu persatu pahlawan
Islam itu gugur, dan sejarah mencatatkan ke setiaan dan pengorbanan mereka
dengan teladan yang sempurna, keluar ga Rasulullah Saww yang tersisa meniti
perjalanan menuju istana penguasa. Sebelum Imam Husian syahid, setelah
bertempur dan bersimbah darah, ia kembali ke tendanya. Memegang tangan kanan
Imam Ali Zainal Abidin yang terbaring sakit, menekannya ke dadanya dan
mengajarkannya doa. Sebuah hadiah
terakhir. Persiapan bagi lautan musibah dan bencana yang akan di hadapi
As-Sajjad as. Imam pun melepas keluarganya dan menjemput syaha dah.
Ketika Imam tersungkur dan jatuh, Zuljanah berjalan
mengitarinya, melindu ngi junjungannya dari serangan musuh yang datang. Ia
mengusap kepala Imam yang bersimbah darah dengan kepalanya. Di saat seperti
itu, Ibn Sa’ad berteriak lantang: “Tangkap kuda itu! Itu salah satu kuda
Rasulullah!” Puluhan orang merangsek mendekati Zuljanah, tapi ia dengan tangkas
me ngibaskan kaki dan ekornya, bergeliat begitu perkasa, sehingga beberapa
orang dan kuda-kuda yang lain jatuh binasa. Ibn Sa’ad kemudian berkata:
“Biarkan dia...kita lihat apa yang mau dilakukannya...” Merasa aman, kuda itu
kembali menemui Imam Husain as, mengusap dan menghirup darah yang mengalir dari
kepala Imam. Ia melengking dengan keras. Jeritan, teriakan, kesedihan
perpisahan. Kemudian dengan cepat ia berlari ke arah tenda perempuan dan
anak-anak. Konon, setelah itu, Zuljanah tak pernah terlihat lagi...
(hsndwsp: Kalau tidak salah kuda
itu menghampiri kemah Shahar Banu, isteri Imam Hussein. Shahar Banupun
menungganginya pulang ke Negeri asalnya sesuai janji Imam Hussein saat
Shaharbanu khawatir kalau Imam Syahid, be liau sebagai orang asing bagaimana?
Imam mengatakan: “tidak usah khawatier, begitu saya shahid Zuljanah akan mampir
ke kemah kamu. Lalu naiklah, tidak ada siapapun yang akan mengganggu kamu”.
Di padang Karbala, Al-Husain
seorang diri. Sahabat-saha batnya telah banyak yang gugur. Seiring dengan
teriakan Sayyidah Zainab sa, sekelompok musuh mendekati Imam yang tengah
terbaring. Imam berkata ke arah Umar bin Sa’ad: “Hai Umar, apakah Abu Abdillah
mesti dibunuh dan engkau menyaksikannya?” Imam memalingkan wajahnya. Airmata
membasahi janggutnya. Sayyidah Zainab menjerit: “Tidakkah ada seorang muslim di
antara kalian?” Mereka tidak memper dulikannya. Kemudian Umar bin Sa’ad
berteriak: “Habisi dia!” Syimr bin Zil Jawsyan yang pertama menaatinya. Ia
menen dang Imam dengan kakinya. Duduk di atas pundaknya. Men cengkeram dengan
kencang janggut sucinya. Menusuknya dengan duabelas tikaman. Kemudian ia
menebas dan memi sahkan kepala suci itu dari jasadnya...
Salam bagimu Ya Aba ‘Abdillah...
Orang-orang keji itu kini
mengerumuni jasad suci tanpa kepa la. Ishaq bin Hawayh menarik paksa jubahnya.
Akhnas bin Murtsid bin Alqamah al-Hadhrami mengambil serbannya. As wad bin
Khalid melepaskan sandalnya. Jami’ bin Khalq al-Aw di dan seorang dari Bani
Tamim bernama Aswad bin Khanzalah mengambil pedangnya.
Datanglah Bajdal. Ia melihat ada cincin yang
diselimuti darah merah di tangan Imam. Ia memotong jari Imam, mengambil cincin
itu. Qays bin al-Asy’ats menjarah pelana tempat duduk Imam yang terlepas dari
Zuljanah. Sobekan-sobekan pakaian Imam diambil paksa oleh Ja’unah bin Hawiyah.
Busur panah dan baju luarnya direnggut oleh Rahil bin Khaytsamah, Hani bin
Syahib al-Hadhrami dan Jarar bin Mas’ud al-Hadhrami. Ada orang
yang hendak mengambil apa yang tersisa dari baju yang melekat pada tubuh Imam.
Konon, ia tidak dapat mela kukannya. Tangan Imam terasa berat menghalanginya.
Ia te bas tangan kanannya. Tangan kiri Imam menghalanginya. Ia potong juga
tangan kiri Imam itu. Ketika ia hendak melepas kan yang tersisa dari pakaian di
tubuh Imam, tiba-tiba ia mendengar suara gemuruh yang mengguncang bumi. Ia
urung melakukan niatnya. Ia terjatuh dan tak sadarkan diri. Ketika pingsan—ia melihat Rasulullah, Imam Ali,
Sayyidah Fatimah dan Imam Hasan. Ia melihat Sayyidah Fatimah berkata kepada
Al-Husain: “Duhai anakku, mereka telah membunuhmu. Semoga Allah membunuh
mereka.” Al-Husain berkata kepada ibunya sambil menunjuk orang itu: “Wahai Ibu,
orang ini telah menebas tanganku.” Kemudian Sayyidah Fatimah berkata: “Semoga
Allah memutus kedua tangan dan kakinya, membuatnya buta, dan menariknya pada
siksa neraka.” Ujarnya kemudian: “Sungguh, aku sekarang buta. Tangan dan kakiku
sudah tiada. Satu-satunya yang tersisa tinggal api neraka...” (Sumber: Karbala
and Beyond, Yasin T. Jibouri halaman 86).
…
Doa Ziarah Singkat
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa Ali Muhammad
Salam bagi rambut putih yang dicelup darah
Salam bagi paras yang tertutup debu-debu tanah
Salam bagi tubuh yang dijarah
Salam bagi lisan yang dihantam ujung pedang
Salam bagi kepala yang terhunus di tombak pancang
Salam bagi tubuh-tubuh yang
dibiarkan tergeletak di padang gersang
Salam bagi dia yang berselimutkan
tetes darah
Salam bagi dia yang dihancurkan
kehormatannya
Salam bagi dia, yang kelima dari
Ashabil Kisa
Salam bagi dia, penghulu para
syuhada
Salam bagi dia, yang terasing
dari semua yang terasing
Salam bagi dia, penentang musuh
zalim
Salam bagi dia, yang didekap
tanah Karbala
Salam bagi dia, yang menangis
malaikat karenanya
Salam bagimu Ya Aba ‘Abdillah...
“Dengan semangat Al-Husain, kita
bebaskan Al-Quds!”
Duka dan cinta kita untuk bangsa Palestina.
Refleksi hsndwsp: “Al Quds adalah korban penjajahan
Zionis Yahudi. Apabila kita pahami Al Qud secara ideology pastilah masih banyak
penjajah lain diseluruh Dunia, baik komunitas Muslim dijajah oleh komunitas non
Muslim maupun komunitas Muslim dijajah komunitas Muslim. Yang terakhir ini
tentunya sangat sukar dipahami oleh mereka yang tidak jeli me lihat persoalan
yang sebenarnya disebabkan mereka hanya mampu mema hami Imam Hussein dizalimi
oleh kaum munafiqun yang mengatas namakandiri Muslim dan malah me nuduh
komunitas Imam Hussein, bukan Muslim. Kita sebagai orang Asia teng gara sangat
signifikan untuk kita telusuri penjajahan Muslim oleh komunitas Muslim
juga/komunitas yang hypocrite. Apa kah kita yang menangis atas penderita
komunitas Imam Hussein juga men dapat redha Allah andaikata kita termasuk
bahagian komunitas Muslim yang menjajah ko munitas Muslim lainnya?”(QS,02:08-09
dan 10). Milikilah Ideology Imam Hus sein dan Karbala agar mampu
menelusuri sepakterjang Ya zid-yazid moder di zaman kita masing-masing.
Billahi
fi sabililhaq
hsndwsp,
Acheh - Sumatra
di
Ujung
Dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar