PERTUMPAHAN DARAH
ANTARA HABIL DAN QABIL
MERUPAKAN SIMBOLISASI PERTEMPURAN
ANTAR YANG HAQ DAN
YANG BATHIL
PERANG TERJADI
DIMANAMANA HAMPIR
DI SELURUH DUNIA
hsndwsp
Acheh - Sumatra
di
Ujung Dunia
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Kenapa pihak yang
kuat (berkuasa) senantiasa berlaku semena mena terhadap pihak yang lemah (kaum
dhu a`fa) Kenapa pihak penjajah tak pernah sadar untuk meninggalkan kerjanya
yang se nantiasa merugikan kema nusiaan yang pada hakikatnya merugi kan diri
mereka sendiri dihadapan Allah kelak. Untuk menjawab persoalan diatas tidak
boleh tidak kita harus berpedoman kepada keputusan Pemilik Dunia itu sendiri
dan sejarah kemanusiaan. Allah berfirman:"Dan tidaklah kujadikan jin dan
manusia kecuali untuk tundukpatuh kepada Ku" (QS Azzariat 56).
Menurut ayat
tersebut diatas terjadinya peperangan disebabkan adanya pihak yang tidak tunduk
patuh kepada Allah sendiri. Pe rang pertama di permukaan Bumi ini menurut
sejarah yang juga diabadikan Allah dalam Al Qur-anul Karim adalah pe rang antara
Qabil dan Habil. Perang ini dimenagkan oleh Qabil di Dunia, namun di Akhirat
kelak Justru Habillah yang menang sementara Qabil masuk neraka (kalah). Perang
tersebut terjadi disebabkan ketidakpatuhan Qabil terhadap peraturan per kawinan
yang telah ditetapkan Allah terhadap mereka.
Dibandingkan dengan
pelanggaran yang dilakukan manusia-ma nusia diabad 21 ini yang membuat mereka
saling berperang satu sama lainnya, Qabil hanya sedikit saja melakukan
pelanggarannya. Pada mulanya, Qabil senantiasa tunduk patuh kepada Allah
melalui RasulNya yang kebetulan ayahnya sendiri (Nabi Adam), kecu ali
undang-undang perkawainan. Namun lihalah, kendatipun sedikit saja ayat Allah
yang tidak disetujuinya dapat membuat dia sebagai pembunuh pertama dalam
se jarah kemanusiaan.
Sesuai dengan
perkembangan manusia pada saat itu yang tak ada orang lain ke cuali keluarga
Nabi Adam sendiri, Allah mene tapkan pasangan untuk berkeluarga: Qabil dengan
Labuda dan Habil dengan Iklima. Hanya sedikit saja persoalannya, yaitu Iklima
sedikit lebih cantik dibandingkan Labuda. Justru itulah yang mem buat Qabil
tidak tundukpatuh kepada Allah. Qabil menuduh ayah nya memihak kepada Habil,
bahwa peraturan itu bukan dari Allah. Sebetulnya itu saja sudah membuat Qabil
keluar dari Islam (murtad). Ketika Rasulullah Adam as mengadu kepada Allah ten tang
ketidakpatuhan Qabil terhadap PeraturanNya, Allah mewahyukan kepa da Adam agar
Qabil dan Habil mengadakan "Qurban", dengan ketetapan siapa pun yang
diterima pengorbanannya, dialah yang berhak mengawini Iklima.
Antara Qabil dan
habil hampir tidak ada perbedaan yang sig nifikan, kecuali peker jaan mereka.
Qabil bekerja sebagai petani sedangkan Habil bekerja sebagai pe ngembala. Sebagai
petani, Qabil mengklaim hampir semua tanah yang subur seba gai pemilik nya.
Padahal Allah tak pernah memberikan hak untuk memiliki, kecuali hak pakai.
Akibatnya dapat memudharatkan pihak yang lain dalam hal ini Habil a dalah
korbannya, dimana Habil terpaksa mengadakan pengembalaannya ke tem pat yang agak
jauh dari tempat tinggalnya. Dewasa ini kita juga dapat menyak sikan se pak
terjang "Qabil-Qabil" modern, mengklaim semua tanah-tanah di dae rah
pegunungan sebagai pemiliknya (petani berdasi), yang membuat "Habil-Habil"
menderita. Sementara para "Qabil" memili ki inkamperkapita yang
begitu lumayan di kota-kota.
Sebagai Pengembala,
Habil menyerahkan seekor binatang ternak nya yang paling baik untuk
pengorbanan, sementara Qabil seba gai petani menyerahkan gandum layu. Justru
keikhlasan Habil dan ketidak ikhlasnya Qabil, Allah hanya menerima pe ngorbanan
Ha bil yang menjadi teladan bagi kita manusia yang mendiami pla net Bumi ini.
Sesuai peraturan pengorbanan yang ditetapkan Allah melalui RasulNya Adam as,
Habillah yang berhak mengawini gadis yang diperebutkan (Iklima). Lalu Qabil
tambah penasaran, bertekat untuk membunuh Habil tanpa berfikir panjang akan aki
batnya yang merugikan diri sendiri di akhirat kelak, yakni kekal di dalam
neraka. Demikianlah "Qabil-qabil" Arab Saudi sekarang dan siapapun
yang membe lanya yang masih mengklaim dirinya sebagai orang Islam, sementara
sepakterjang nya lebih keji daripa da Qabil yang membunuh Habil dulu.
Pembaca yang mulia
!
Andaikata Qabil
termasuk orang yang tunduk patuh kepada Allah sebagaimana tujuan hidup manusia
yang dinyatakan Allah dalam surah Azzariat ayat 56 tersebut diatas, sudah
barang pasti perang dengan Habil tidak akan pernah terjadi. Kecan tikan Iklima
merupakan ujian bagi Qabil dalam mengarungi hidupnya. Sebagai mana kita ketahui
bahwa manusia diuji Allah dengan berbagai ujian dan percoba an yang berfariasi
dalam segi kwantitas dan kwalitasnya. Kadangkala kita diuji de ngan harta, tahta
dan wanita. Justru kita lihat kerajaan Arab Saudi cs diuji dengan petrodolar
untuk menyogok negara manapun yang seide dengann mereka. Andai kata mereka
tunduk patuh kepada Allah, sungguh mereka akan mengakui hak bangsa bangsa
Yaman, Bahrein, Libanon, Suri yah dan Irak untuk menentukan na sibnya. Namun
sepertinya hati mereka sudah terkunci disebabkan sudah terlalu ba nyak mereka
tumpahkann darah manusia-manusia Habil.
Dalam kesempatan
ini juga saya mengharapkan kepada Negara-negara mana sa ja yang masih
menempatkan diri sebagai penja jah agar menyerahkan tanah jaja hannya kepada
bangsa-bangsa yang sudah terlanjur dianggap suku, bukan bang sa. Andaikata
negara-negara yang saya maksudkan menyerah kembali tanah jaja hannya dengan suka
rela, sementara bangsa yang terjajahpun, baru tidak boleh dendam bahkan akan membantu mereka (kaum mustadhafin) dari
bekas penjaja hnya yang wajib mendapat bantuannya. Namun disebabkan mereka
(baca pe mimpin-pemimpin dari negara-negara penjajah) demikian penasaran, bahkan
le bih penasaran daripada Qabil (moyangnya) yang mem bunuh Habil dulu, mereka
menjadi gelap pikirannya untuk tetap bersikukuh menjajah Bangsa-bangsa yang
ter jajah dan meng klaim sebagai bahagian dari negara mereka. Mereka tidaklah
ter masuk orang-orang yang tundukpatuh kepada Allah, sebalik nya mereka
tunduk patuh kepada Thaghut, tuhannya Qabil-Qabil di seluruh pelosok dunia.
Secara idiology,
Qabil menjadi simbolisasi bagi siapasaja yang membunuh manusia yang lain tanpa
keredhaan Allah baik secara indifidual ataupun secara massal se perti yang
diaplikasikan " Qa bil-qabil modern", di jaman kita sekarang ini.
Demikian jugalah se pak terjang "Qabil-qabil" di seluruh pelosok dunia
yang kita saksi kan se jak dulu sampai sekarang ini. Justru secara idiologylah
da pat kita pahami ketimpa ngan manusia-manusia "Qabil" yang ti dak
tundukpatuh kepada peraturan Pemilik Dunia ini, bersekongkol dengan
"Qabil-qabil" manapun di seluruh planet Bumi ini.
Jadi persoalan
perang adalah persoalan permusuhan. Persoalan permusuhan ada lah persoalan
ketidaktunduk patuhan manusia terhadap Peraturan Pemilik Alam semesta. Manusia
sejati adalah manusia yang tundukpartuh kepada Allah (Habil-habil) sedang kan
manusia palsu adalah manusia yang tidak tundukpatuh kepada Allah
(Qabil-qabil). Secara idiology, bendera "Qabil" diwarisi oleh Namrud,
Firaun, Kaisar-kaisar di Roma, Abu Sofyan bin Harb, Muawiyah bin Abi Sofyan,
Yazid bin Mu awiyah dan "Qabil-qabil" moderen dimanapun diseluruh pelosok
dunia yang senan tiasa sepakterjangnya merugikan kehidupan manusia. Sementara
ben dera "Habil" di perjuangkan Ibrahim, Musa, Isa bin Maryam, Nabi Mu
hammad bin Abdullah, Ali bin Abi Thalib, Hussein bin Ali di Karbala dan
"Habil-habil" manapun yang berani me nentang segenap bentuk penjajahan
dimanapun di seluruh pelosok Bumi ini.
Berbicara Habil dan
Qabil, tak perlu kita mengatakan bahwa kami ini "Islam",
"Kris tein",Hindu", Budha" dan lain-lainnya. Semuanya
adalah gombal pakai istilah Ustaz Ahmad Sudirman. Berbicara Habil dan Qabil
adalah berbicara tentang kemanusia an, berbi cara tentang kemanusiaan adalah
berbicara tentang "ketunduk pa tu han manusia" kepada Pemilik Alam
Semesta.
Billahi fi
sabililhaq
hsndwsp
di
Ujung Dunia
----------
2 komentar:
murgeh007 mengatakan...
Allahuakbar...3x Djroh that catatan Sejsrah Peradaban
Manusia.
16 Februari 2011
14:12
murgeh007
mengatakan...
Alhamdulillah,
pencerahan jang djroh Tgk meuteuwah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar