KARBALA ADALAH
"BENANG MERAH
SEJARAH"
YANG PALING EFEKTIF
UNTUK MENGENAL
PROTOTYPE IMAM
HUSSEIN DAN YAZID,
DUA KUTUP YANG
PALING EXTREM SEBAGAI SYMBOLISASI
ANTARA YANG HAQ DAN
YANG BATHIL
hsndwsp
Acheh - Sumatra
dI
Ujung Dunia
Ketika kita
saksikan acara karbala yang ditayangkan oleh Presstv dan TV Alalam Iran, apa
yang signifikan bagi orang-orang non Syiah?
Kesatuannya. Ya kesatuan dalam gerak. Ini dekat hubungannya dalam
realita komunitas Syiah Imamiah 12 atau pengikut Ahlulbayt Rasulullah saww.
Mereka atau Ummah Syiah bersatupadu dibawah poros seorang Imam. Realita yang
demikian banyak ditulis oleh pemikir-pemikir Syiah, terutama literatur Syahid
DR 'Ali Syari'ati (Rausyanfikr) dalam bukunya berjudul: "Ummah dan
Imamah"
Orang-orang yang
anti Syiah memanfaatkan atraksi pemukulan diri yang berdarah-darah sebagai
perbuatan yang negatif. Padahal justeru itu menggambarkan kepedihan penderitaan
Imam Hussein, keluarga dan sahabat setianya dan sekaligus merupakan latihan
ketahanan dalam setiap pertempuran yang bermandikan darah dan air mata.
Atraksi itulah yang
diperlihatkan komunitas Syiah Iran saat berhadapan dengan "mesin
perang" Syah Redha Palevi. Ketika itu barisan berpakaian serba hitam
menahan dadanya diterjang peluru tentara despotik hingga jalan-jalan
berkubangan darah. Lalu barisan berbaju serba putih mencelupkan tangan mereka
dalam genangan darah tadi. Tangan yang berlumuran darah mereka acungkan ke arah
tentara despotik sambil mengucapkan "Allahuakbar" dengan serentak
berkali-kali hingga senjata ditangan tentara despotik berjatuhan dengan
kehendak Allah swt. Mengapa hal seperti itu bisa terjadi? Mengapa tangan para
tentara itu bisa gementar? Allah
menolong hambanya disaat mayoritas Iman mereka sudah benar.
Allah berfirman:
"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran,
di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah Sesungguhnya
Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tidak ada
pelindung bagi mereka selain Dia"(Q.S. Ar Ra'du:11)
Itu bermakna Allah
tidak akan menolong bangsa Iran kecuali bangsa Iran itu atau bangsa manapun mau
merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Realitanya bangsa Iran telah
merobahnya apa yang ada pada diri mereka. Mereka merobah dari tunduk patuh
kepada trinitas Api Majusi kepada Moinetheisme, Tuhan yang satu (Allah swt)
Mereka menerima keimanan melalui Imam Ali bin Abi Thalib, bagaimana prosesnya?
Ketika Allah
menurunkan surah Jum'at ayat 3 (wa akharina minhum lamma yal haqu bihim wahual
'azizul hakim), para sahabat bertanya kepada Rasulullah saww: "Siapakah
mereka itu ya Rasulallah?" Rasulullah meletakkan telapak tangannya diatas
kepala Salman al Faraisi (orang Parsi Iran) sambil berkata: "Golongan
inilah. Andaikata Iman itu berada di bintang Suraiya, namun mereka sanggup
menggapainya".
Hadist Rasulullah
itu meggambarkan keutamaan bangsa Parsi diatas bangsa manapun di Dunia termasuk
bangsa Arab sendiri. Hal ini disebabkan kesangupan bangsa tersebut menerima
Islam secara kaffah sebagaimana dinyatakan Rasulullah sendiri berkenaan Al
Qur-an Surah Jum'at ayat 3 itu. Hal ini juga dibuktikan realitanya sampai hari
ini tidak ada sebuah negarapun yang berideologiy Islam termasuk Saudi Arabia
dan Mesir, kecuali Republik Islam Iran.
Secara historis
kita dapat menelusuri bagaimana bangsa Parsi itu mendapat pernyataan Allah
sendiri yang dikuatkan lagi oleh Rasul Nya ketika para sahabat menanyakan
pengertian daripada ayat 3 Surah Jum'at tersebut. Ketika bangsa Arab
mengalahkan Parsi, mereka membawa tawanan Mada'in (Taisfun) itu ke Madinah.
Umar bin Khattab memerintahkan kesemua tawanan wanita dijadikan hamba Muslim.
Imam 'Ali melarang dan berkata bahwa puteri-puteri dikecualikan dan perlu
dihormati.
Dua orang putri
yang cantik bernama Syahbanu dan Syahzanan adalah anak dari raja Yardigerd yang
harus dimuliakan. Umar bertanya kepada Imam 'Ali apa yang seharusnya dilakukan.
Imam 'Ali as berkata bahwa setiap mereka diperkenankan memilih suami dari orang
Islam. Dari itu Syahzanan memilih Muhammad bin Abubakar, orang yang telah
"dibesarkan" oleh Imam 'Ali. Sedangkan Syahbanu memilih Imam Hussein
bin 'Ali, cucu Rasulullah saww sendiri.
Dari hasil perekawinan
Cucu Rasulullah Hussein bin 'Ali dengan Syahbanu, putri Parsi inilah kelak
membawa keturunan yang cikal - bakal dalam bangsa Parsi yang dapat kita
saksikan sampai hari ini, dimana mereka menggunakan sorban hitam sementara
keturunan non Rasulullah mengenakan sorban putih. Hal ini memang sangat unik.
Saya katakan unik disebabkan tidak ada seorangpun dari keturunan non Rasulullah
saww yang memprotes persoalan sorban hitam dan putih itu, kecuali sepertinya
suatu keyakinan juga agar identitas keluarga Rasulullah dapat di lestarikan
sampai kiamat dunia. Disamping itu di Parsi (baca Iran dan Irak) juga terdapat
gelar Ayatullah yang berarti ayat Allah untuk para ulama, dimana gelar seperti
itu tidak kita dapati di kawasan lainnya. Dengan kata lain gelar tersebut hanya
disandang oleh ulama-ulama Syi'ah Imamiyah 12 sebagaimana juga terdapat di
Libanon sekarang.
Kemuliaan bangsa
Parsi nampaknya difasilitasi oleh perpaduan Keluarga Rasul yang 'Arabiy dengan
bangsa Arya, ras unggul Jerman. 'Ali Zai nal 'abidin bin Hussein bin 'Ali
kembali ke Parsi, negeri bundanya Syah Banu. Setelah keluarga Rasul dibantai di
Karbala, Kesimpulan apa yang dapat kita petik dari realita ini adalah kemuliaan
yang disandang bangsa Parsi setelah mereka menerima Islam secara kaffah melalui
Ahlulbayt Rasulullah saww.
Di surah Jum'at,
mula-mula Allah memberikan kurnia kepada bangsa Arab dengan diangkatnya seorang
Rasul (baca Nabi Muhammad saww) Kemudian kurnia itu juga diberikan kepada kaum
yang lain yang belum berhubungan dengan mereka saat itu (baca bangsa
Parsi/Iran) Lalu Allah memberitahukan kita bahwa Dia memberikan kurnia itu
kepada siapa yang dikehendakinya. Selanjutnya dalam surat ini, Allah mengecam
sikap orang-orang Yahudi yang tidak mengamalkan Tawrât padahal mereka mengetahui
isinya. Allah membantah pernyataan bahwa hanya merekalah, bukan yang lain, yang
menjadi penolong-penolong Allah. Allah menantang mereka untuk mengharapkan
kematian jika memang mereka benar. Ternyata orang Yahudi tidak berani menemui
kematian disewbabkan kesalahan yang banyak sekalki dilakukannya.
Berarti walaupun
Allah di surah yang lain pernah mengangkat derajat orang Yahudi, namun Allah
mencabut kembali disebabkan mereka tidak mampu melestarikannya. Demikian juga
bangsa Arab realitanya tidak mampu melestarikan derajat yang tinggi itu. Hal ini diperlihatkan realitanya oleh rezim Saudi,
Qatar, Yaman, Bahrain dan sebagainya. Kita mengharapkan sangat kepada bangsa
Arab dan juga bangsa-bangsa yang lain termasuk bangsa Acheh - Sumatra, dapat
"merobah apa yang ada pada diri mereka" sebagaimana Republik Islam
Iran hingga mampu melestarikan kurnia yang diberikan Allah swt kembali paska
rezim despotik Palevi.
Kita tutup tulisan ini dengan ayat.ayat Allah yang
kita sebutkan diatas tadi:
"Dan (juga)
kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan
Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS. 62:3)
Demikianlah karunia
Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah mempunyai
karunia yang bersar. (QS. 62:4)
Perumpamaan
orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya
1475 adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah
buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada
memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. (QS. 62:5)
Katakanlah:
"Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu mendakwakan bahwa
sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah bukan manusia-manusia yang lain, maka
harapkanlah kematianmu, jika kamu adalah orang-orang yang benar. (QS. 62:6)
Mereka tiada akan
mengharapkan kematian itu selama-lamanya disebabkan kejahatan yang telah mereka
perbuat dengan tangan mereka sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui akan
orang-orang yang zalim. (QS. 62:7)
Google Translation:
When we see the show broadcast on PressTV Karbala and
TV Alalam Iran, what is significant for the non Shia? Unity. Yes unity in
motion. It is closely related to the reality of a Shiite Imamate 12 or
followers of Ahlulbayt Prophet saww. Shia Ummah unitedly them or under the
shaft of an Imam. Reality so much written by Shia thinkers, especially
literature DR Shahid 'Ali (Rausyanfikr) in his book entitled: "Ummah and
Imamah"
People who take advantage of the attractions anti Shia
beating themselves bloody as a negative act. Yet it is precisely describe the pain
the suffering of Imam Hussein, his family and his loyal friend and is a
resistance training in every battle bathed in blood and tears.
Places shown that the Iranian Shiite community when
dealing with "war machine" Redha Palevi Shah. When the line was dressed
all in black hold his chest hit by bullets despotic army to the streets
berkubangan blood. Then row dressed in white dipping their hands in a pool of
blood before. Their blood-stained hands held up to the despotic army while
saying "Allah akbar" with simultaneous multiple times until the gun
fell to the hands of the army despotic will of Allah swt. Why would such a
thing happen? Why hand the soldiers could tremble? God helped his servant when
the majority of their faith is correct.
He said: "With men there are angels who always
followed her turn, in front and behind, they are keeping the commandments of
God Allah is not something the state merobah so they merobah circumstances that
exist in themselves. And if Allah willed evil against something people, then no
one can resist, and occasionally there is no protector for them besides Him
"(Surah Ar Ra'du: 11)
That means God is not going to help the Iranian people
except the Iranian nation or any nation that would merobah circumstances that
exist in themselves. The reality of the Iranian nation has merobahnya what is
in themselves. They merobah of surrender to the Zoroastrian Fire Moinetheisme
Trinity, one God (Allah swt) They received the faith through Imam Ali bin Abi
Talib, what is the process?
When Allah revealed the surah Friday paragraph 3 (wa
lamma akharina minhum yal haqu bihim wahual 'Azizul hakim), the companions
asked the Prophet saww: "Who are they, O Allah's Apostle?" Prophet
put his hands on the head of Salman al Faraisi (Persians of Iran), saying:
"Group here. Suppose Faith in star Suraiya, but they can reach."
Prophet's Hadiths meggambarkan Parsi primacy of the
nation above any other nation in the world including the Arabs themselves. This
is due to the nation kesangupan kaffah accept Islam as the Prophet himself
stated regarding Al Qur'an Surah verse 3 it Friday. It also proved the reality
today there is not an Islamic country is berideologiy including Saudi Arabia
and Egypt, with the exception of the Islamic Republic of Iran.
Historically we can trace how it got statements Parsi
nation God Himself confirmed again by His Apostles when the companions asked
notion than the verse 3 of Surah Friday. When the Arabs defeated Persia, they
took captive Mada'in (Taisfun) it to Medina. Umar bin Khattab ordered the woman
be a slave all these Muslim prisoners. Imam 'Ali ban and said that daughters
are excluded and should be respected.
Two beautiful daughters named Syahbanu and Syahzanan
was the son of the king Yardigerd that must be honored. Omar asked the Imam
'Ali what to do. Imam 'Ali as saying that each was allowed to choose a husband
from the Muslims. From it Syahzanan chose Muhammad bin Abubakar, who has been
"raised" by Imam 'Ali. While Syahbanu chose Imam Hussein bin Ali, the
grandson of Prophet saww own.
From the results perekawinan Prophet's grandson
Hussein ibn 'Ali by Syahbanu, daughter of Parsi descent is later brought the
embryo - the nation will Parsi can we see to this day, where they used a black
turban while the offspring of non Prophet wearing a white turban. It is indeed
very unique. I say unique because none of the descendants of the Prophet saww
protesting non-issue black and white turban, but it seems a belief also that
the Messenger of family identity can be preserved until the end of the world.
Besides, in Persia (read Iran and Iraq) there is also the title of Ayatullah
Allah means to the clergy, in which such a title did not we see in other areas.
In other words, the title is only carried by the Twelver Shi'i clerics are 12 as
well as in Lebanon now.
The glory of the nation appears to be facilitated by a
combination Parsi family Apostles' Arabiy with the Aryans, superior German
race. 'Ali Zai nal' abidin son of Hussein ibn 'Ali returned to Persia, the Shah
Banu mother country. After the Prophet's family were massacred at Karbala, what
conclusions can we draw from this reality is that carried the glory of Parsi
nation after they receive through Ahlulbayt Islamic fanatic Prophet saww.
In sura Friday, first God gives grace to the Arabs by
the appointment of an Apostle (read Prophet Muhammad saww) then gift was also
given to the others who have not been in touch with them at the time (read
nation Persia / Iran) Then Allah tells us that the grace that He gives to whom
He pleases. Later in this letter, God condemned the Jews who did not practice
Tawrat when they knew it. God denied claims that only they, and not the other,
the helpers of God. God challenged them to expect death if they are true.
Apparently the Jews did not dare to meet death disewbabkan sekalki mistake that
many do.
Meaning even though God in the other chapters have
raised the degree of the Jews, God revoked because they were unable to
preserve. Similarly, the Arabs are not able to preserve the reality that high
degree. This is shown by the reality of the Saudi regime, Qatar, Yemen, Bahrain
and so on. We expect very to the Arabs as well as other nations including the
nation Acheh - Sumatra, could "merobah what is in themselves" as the
Islamic Republic of Iran to be able to preserve the grace given by God Almighty
back post Palevi despotic regime.
We close this paper with ayat.ayat God that we
mentioned above was:
"And (also) to people other than those who have
not been in touch with them., And He is the Mighty, the Wise". (Qur'an
62:3)
That is the gift of God, given unto whom He wills, and
Allah has the gift of using large. (Qur'an 62:4)
The likeness of those who dipikulkan him Torah, then
they carry no 1475 is like a donkey carrying books thick. It is very bad that
the parable reject God. And Allah is not to give guidance to a people unjust.
(Qur'an 62:5)
Say: "O ye who embraced Judaism, if you claimed
that ye beloved of God alone and not other human beings, then hope for death,
if ye are truthful. (Qur'an 62:6)
They will not expect death forever due to the evil they
have done with their own hands. Allah is aware of will be those who do wrong. (Qur'an
62:7)
Billahi fi
sabililhaq
hsndwsp, alias
hsndwsp, alias
Angku di Tampok
Djok, Awegeutah
Acheh - Sumatra
Acheh - Sumatra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar