Rabu, 18 April 2018

MENELUSURI PERANG KARBALA DAN MODEL PEMERINTAHAN IMAM ALI/SYSTEM ISLAM MURN MUKHTAR TSAQAFI IV




Film Perang Karbala Riwayat Mukhtar 30



KARBALA 30

Kiyan dan pasukannya  keluar dari sungai sa’at Harmalah bin Kahil Asadi sedang mengajari tekhnik lemparan pisau kepada anakbuah nya, Fattah. Harqus memberitahukan Harmalah, musuhnya lagi men carinya, kini berada di pinggir sungai. Pasukan Kiyan masuk arena Har malah tetapi Harmalah bisa kabur dari sergapan pasukan Kiyan. Se pertinya Harmalah hendak menuju rumah Kiyan bersama kibus nya. Kemungkinan besar Harmalah hendak membunuh keluarga Kiyan, se bagai lazimnya sepak terjang manusia terkutuk yang berlagak berani tetapi terindikasi justeru pengecut, kalau sasarannya wanita dan anak -anak macam sepakterjang ISIS di Suriyah dan Irak.

Kiyan dan pasukannya hanya menemukan Fattah dan anaknya, murid Harmalah. Kiyan kecewa lalu mengasingkan diri, malu ketemu Mukhtar. Fattah dan anaknya dibawa kehadapan Mukhtar dan di masukkann penjara setelah di interogasi. Selepas itu hanya ada Mukhtar dan Abdullah bin Kamil di istana. Mereka berbincang-bincang tentang ‘hantu kesombongan’ yang membuat saya sendiri jadi ketakutan, semoga Allah mengampuniku andaikata ada sedikit saja kesombongan yang kumiliki. Me reka juga berbincang tentang Kiyan dan Harmalah. Ternyata Kiyan di tengah malam itu memohon ampun atas kesilapannya:            
“Aku berlindung dari kesombongan dan kecongkakan dan kedengkian. Ya Allah aku mengaku bersa lah. Aku bernafsu ingin merebut semua kesuksesan  kebangkitan ini atas namaku. Kaulah yang telah mempermalukanku dalam upaya meringkus Harmalah. Engkau sangat pengasih dan penyayang. Am punilah semua kesalahan hamba-Mu ini”. Setelah bangun dari bermunayat, Kiyan diperiksa petugas yang belum mengenalnya sebab Kiyan menutup mukanya.  Terjadi pertengkaran dengan Kiyan dima na petugas mengancam untuk memenjarakan Kiyan tetapi begitu Kiyan katakan mau menebus diri nya sambil mengeluarkann uang, petugas itu langsung berobah wajahnya hingga mengambil uang ter sebut. Bahkan ketua petugas itu mulai merayu Kiyan agar memberikan lebih banyak lagi. Saat Kiyan mebuka penutup mukanya sambil mengatakan: «Pengkhianat busuk, tak tahu diri. Aku baru faham mengapa Harmalah selalu lolos, akibat pengkhianatan busuk yang mau menerima suap». Lalu petu gas itu bersimpuh dikaki Kiyan dan memohon ma’af sambil menangis atas kesalahannya. Ketika Kiyan tiba dirumahnya ternyata isteri dan anaknya telah dibunuh Harmalah. Kiyan yang malang mengalami depresi yang teramat sangat.

Setelah membaca ancaman Harmalah di secarik kertas pada bacokan belatinya, Kiyan menjerit histe ris sampai taksadarkan diri. Setelah Isteri dan anak Kiyan dikebumukan, Ibnu Kamil berbincang-bin cang dengan Mukhtar. Abdullah bin Kamil berkata:  “Buruan besar butuh pemburu besar. Tak ada yang pantas selain kau, meski membunuh Harmalah adalah impianku. Tetapi kurasa kebanggaan ini milik  pemegang panji para penuntut balas darah Hussein”. Mukhtar langsung menjawab: “Aku akan mengenakan baju perangku ”. Lalu pergi menemukan Harmalah ditempat persembunyiannya.

Sa’at Harmalah berhalusinasi dengan teman-temannya, mereka sudah terkepung pasukan kebangki tan. Ke mudian Abdullah bin Kamil berteriah: “Harmalah! Hidupmu sudah tamat! Satu-satunya jalan kabur adalah kau terbakar dan jadi asap. Tulis surat wasiatmu! Mukhtar sendiri yang datang untuk menca but nyawamu. Kalau kau jantan, lawan dia!. Kau yang pilih senjatanya”. Harmalah merespoin: “Mukhtar ingin mati dengan apa? Panah atau belati”. Bin Kamil menjawab: “Dengan panah kau bisa membunuh bayi. Mungkin belati lebih cocok untukmu. Satu belati untukmu, satu belati untuk Mukh tar!”. Ketika Harmalah sudah berhadap-hadapan dengan Mukhtar, Harmalah berkata: “Sungguh aneh melihatmu di medan klaga. Tak kusangka kau meninggalkan takhta menuju medan tempur. Kau telah menjadikan prinsip kekesatriaan sebagai syarat duel ini. Kau pegang satu belati, aku pegang satu be lati. Kini karena kau telah berkuasa atas nama Hussein, sayang kalau kau tak tahu apa yang dirasakan Hussein sa’at Asyura. Setidaknya dengarkan apa yang kulakukan terhadapnya, sebelum kau mati atau aku mati. Sa’at dahaga melanda kemah Hussein, dia datang membawa bayinya. Dia mengangkat bayi itu keatas dan berteriak”. (saksikanlah cuplikan Karbala). Harmalah tega menembaknya dengan anak opanah kembar tiga. Darah bayI Imam Hussein yang bercucuran ditamopung Imam dengan tangan nya lalu dilkemoparkan ke klangit. Sa’at itulah Mukhtar berkata sepatahkata: “Tutup mulutmu”, sam bil sama-sama melemparkan belatinya. Belati Mukhtar tepat sasaran pada leher Harmalah dan jatuh tersungkur. Sedangkan belati Harmalah hanya mengenai tangan Mukhtar. Saat kelihatan belati saling berpa-pasan, Bin Kamil me mejamkan mata, siapa yang akan roboh diantara keduanya. Barulah dia puas sa’at menyaksikan Harmalah yang terjungkal dengan belati Mukjhtar. Mukhtar lah namanya petempur yang tak terkalkah kan.
http://achehkarbala2.blogspot.no/2018/03/pengikut-syiah-di-jawa-barat-anti-mutah.html
Insya Allah, bersambung.......

Film Perang Karbala Riwayat Mukhtar 31


 
KARBALA 31
Ibu Mukhtar bersama Nariyeh dan Umreh, melayat kerumah duka Kiyan, me nyampaikan rasa turut berdukacita atas meninggalnya Shirin dan anaknya, Haidar.

Di zaman Mukhtar dan Kiyan Arab Jahiliah masih merasuk dalam kalangan seba hagian besar kaum muslimin yang tidak berpikir secara Islami. Mereka menghi na bangsa Ajam, terutama sekali bangsa Persia dengan sebutan budak. Persepsi yang keliru 180 derajat itu bahkan berlangsung terus hingga ke zaman kita ini dimana bukan saja bangsa Arab sekarang tetapi juga komunitas-komunitas Muslim derival Arab itu masih menganggap Islam di Persia itu sesat. Mereka sepertinya tidak pernah sadar sesungguhnya merekalah yang sesat tetapi bang sa Parsi mampu menahan diri daripada mengatakan pihak lain sesat.

Secara Ideology merekalah yang sesat dan merekalah yang budak. Setelah Imam Hussein bin Ali dan Muhammad bin Abubakar (anak asuhan Imam Ali) kawin masing-masing dengan Syahbanu dan Syahbanan, Islam diterima oleh bangsa Parsi secara penuh. Secara Ideology Islam berpindah dari Arab ke Parsi. Ketika turunnya Surah Jum’at ayat tiga: “Waakharina minhum lamma yalhaqu bihim. Wahual ‘Azizul Hakim. Zalika fadhlullahi may yasya’. Wallahul ‘azizul hakim”. Para sahabat bertanya: “Siapakah mereka itu ya Rasulullah?”. Rasulul lah menjawab sambil menaruh tangannya diatas kepala Salman Al Farisi: “Mereka dari kalangan inilah, andaikata Iman itu berada di bintang Surayya, me reka sanggup menggapainya”.

Berbicara soal budah mungkin kebanyakan orang hanya mengetahui budak orthodox saja. Mereka sangat sulit memahami bahwa para lulusan Universitas- Universitas dalam system Taghut adalah budak-budak modern. Logikanya sete lah mereka lulus dari Universitas, di lelang di Bursa-bursa lelangan nasional dan Internasional. Pembeli nomor satu mengatakan, kalau anda bekerja sama saya akan mendapat gaji yang tinggi. Lalu pembeli kedua mengatakan, kalau anda bekerja sama saya akan mendapat gaji yang tinggi dan rumah mewah. Lalu datang pembeli ketiga mengatakan, kalau anda bekerja sama saya, disamping mendapat gaji tinggi dan rumah mewah anda juga mendapat mobil yang luck. Para budak itu termangut-mangut memilih tuannya yang mampu memberikan imbalan yang aduhai.

Sejatinya manusia yang tinggi pendidikannya diharapkan Allah untuk membe baskan kaum mustadhafin dari belenggu yang menimpa kuduk-kuduk mereka sebagaimana tugas utama para Rasul kecuali Nabi Adam. Tetapi sangat disa yangkan mereka justeru hendak memperkaya diri hingga bersedia menjadi bu dak modern demi meraih harta dunia. Hingga lupalah mereka pesan Allah un tuk membebaskan kaum mustadhafin dari belenggu yang menimpa kuduk-ku duk mereka. Sa’at mereka bekerja dalam system Taghut despotic mereka ber sekongkol dengan “Fir’un, Karun, Hamman dan Bal ’am”.

Adapun zaman Nabi Adam belum exist fenomena kaum mustadhafin tetapi beliau telah mampu keluar dari ‘penjara’ egonya/penjara sukar dipahami kecu ali oleh para Ideolog dan pengikutnya. Justeru itu di medan Internet ini pikiran para Ideolog dan pengikutnya terlalu sukar dipahami oleh para non Ideolog. Sa at kita sebut para Ideolog saja mereka terlalu grogi. Dikiranya yang tinggi Ilmunya setelah para Rasul adalah para Ulama Bal’am, mereka sepertinya tidak paham bahwa para Rasul, para Imam dan para Ulama warasatul ambiya itulah yang dinamakan para Ideolog.  Mereka adalah manusia-manusia “berwajah me rah” sedangkan para Ilmuwan dan para Ulama Bal’am adalah manusia-manusia “berwajah pucat”
https://achehkarbala.blogspot.no/2017/02/islam-itu-tidak-cukup-dipahami-dengan.html
KARBALA 32

http://achehkarbala2.blogspot.no/2018/02/menyoroti-perbandingan-ketaatan-antar.html
Ibnu Hur adalah bekas berandalan Kofah. Dulu dia memihak kebangki tan tetapi dia mengharapkan rampasan perang, maka dia bersama pa sukannya dipecat oleh Ibrahim. Lalu Mukhtar mengirimkan pasukan lainnya dibawah pimpinan Shaif sebagai ganti pasukan Ibnu Hur. 

Kemudian Ibnu Hur bergabung dengan klan Zuber untuk memerangi Mukhtar. Sementara itu Numair pembesar dari pasukan Syam datang ke kemah Ibrahim untuk mengadudombanya dengan Mukhtar. Ibra him sadar akhirnya terpaksa dia tegaskan agar Numair hengkang dari pandangan Ibrahim: “Enyahlah, Iblis”. Tepat sekali yang namanya tu kang adudomba, kan iblis namanya.

Perang antara pasukan Ibrahim dengan pasukan Syam dimenangkan Ibrahim walaupun pasukan Syam lebih banyak dari pasukan Ibrahim. Saksikanlah bagaimana Ibrahim dan Shaif menghancurkan pasukan Ubaidillah yang memenjarakan Mukhtar dulu setelah alis Mukhtar di detak dengan belatinya. Ibrahim melompat dari kepungan musuh tepat atas kuda Ubaidillah lalu memenggal kepalanya untuk di kirim kepada Mukhtar di Kofah.


KARBALA 33

'
Begitu kepala Ubaidillah dibawa kehadapan Mukhtar, beliau terba yang sa’at dipenjara oleh Ubaidillah setelah keningnya digores de ngan belati Ubaidillah. Maitsam Tammar memberitahukan Mukhtar bahwa beliau akan membunuh anak Marjanah alias Ubaidillah kerap menghina Mukhtar tetapi hari ini ucapan Maitsam terbukti hingga Mukhtar mengatakan: “Tangisan darahpun tidak cukup untuk mena ngisi keteraniayaan Imam Hussein. Tapi hari ini adalah hari yang pa tut disyukuri. Bersihkan kepala ini dan bawa kepada Imam Sajjad (I mam Ali Zainal Abidin bin Hussein) di Madinah. Semoga dengan meli hat kepala manusia durjana ini, lara hatinya sedikit terobati”.

Sementara di Mekkah manusia durjana lainnya sedang menginteroga si pamannya al Sajjad, Muhammad al Hanafiah untuk membendung pemerintahan Mukhtar yang sukses menghabisi pembunuh-pembu nuh Imam Hussein, keluarganya dan para sahabat setianya. Namun Ibnu Zuber itu tidak merdaya memaksakan al Hanafiah kecuali mem  berikan perintah pada bawahannyua untuk ditempatkan di pinggir sumur Dzam-zam untuk dibakar. Demikian rencana manusia yang mengaku beragama Islam tetapi berada dibarisan menzalimi keluarga Rasulullah sendiri. Fenomena ini jadi I’tibar bagi manusia di zaman ki ta sekarang, betapa banyak muslim yang mengaku ummat Muham mad tetapi berseberangan jalan dengan Ahlulbayt Rasulullah saww.

Betapapun keterangan yang jelas kita paparkan kehadapan mereka yang tidak mengenal para Imam yang diutus paska kewafatan Rasulul lah untuk diikuti agar tidak sesat selama-lamanya sebagaimana dinya takan dalam Hadist Tsaqalain, mereka tetap membantahnya. Kita paparkan ayat Mubahalah sebagai bukti bahwa Ahlulbayt Rasulullah hanya Imam Ali, Fatimah az Zahara, Hasan dan Hussein, namun mere ka bantah juga. Kita paparkan Hadist Kissa yang berhubungan dengan  ayat yang Allah sucikan Ahlulbayt Rasulullah, dimana pribadi yang reprentant 4 itu juga, namun dibantahnya juga. Kita paparkan Hadist Bahtera, Hadist Tsaqalain, Hadist burung panggang, Hadist pintu Ilmu dan sebagainya, tetap mereka tidak mau tau.

Herankah kita mayoritas kaum Muslimin demikian keliru persepsinya menyangkut Ahlulbayt Rasulullah? Bukankah ketika Rasulullah berha dapan dengan Nasrani Najran, mereka juga membantah Rasulullah hingga Allah menurunkan ayat Mubahalah?  Apakah kita di zaman ini perlu mengajak mereka untuk bermubahalah?  Hemat saya tidak per lu, tinggallagi kita harus mengingatkan mereka, kenapa Rasulullah tidak terus menerus berdialog macam kita sekarang ini? Apa yang Rasulullah lalukan pastilah benar adanya, disebabkan apa yang da tang dari beliau pasti berasal dari Allah sendiri.

Pengalaman kita dialog jaman sekarang tidak pernah membuahkan hasilnya yang dapat diterima oleh pihak yang antitesis, kenapa?  Se bab dizaman kita ini tidak ada kekuatan yang haq, untuk membuat dialog itu benar-benar fair. Ketika Thesis berhadapan dengan anty Thesis, kerapkali yang bathil mendapat backing untuk mengalahkan yang haq dengan power yang dimiliki penguasa yang despotik diba wah komando para Bal’am. Adapun dialog para Ulama-Ulama Bag dhad, Raja punya power yang haq dan Adil. Sehingga dialog berjalan mulus, namun Raja yang adil itu sendiri bersama Wazirnya, tetap dibu nuh secara gelap paska dialog.

Ketika Thesis kita angkat para anty Thesis dengan bebasnya menuduh kita seenaknya. Akibatnya tujuan kita untuk berdakwah/menyampai kan seruan kepada manusia senantiasa terhambat. Namun kita seba gai hamba Allah yang dituntut untuk menyampaikan kebenaran yang sudah kita miliki kepada manusia lainnya tetap harus kita sampaikan walaupun semuanya mendapat bantahan yang seru. Kenapa demiki an?  Sebabnya secara ideology, adalah “egois” kalau kita tidak mau menyampaikan kebenaran yang telah kita yakini untuk menyelamat kan manusia lainnya. Kita sering mendengarkan kata-kata egois da lam perrgaulan sehari-hari tetapi itu belum apa-apa. Memendamkan kebenaran untuk kita sendirilah yang namanya egois sejati.

Perlu di garisbawahi bahwa resikonya pasti ada, tetapi kata Rasulul lah:  “Qulil haq walaukana murra” (Katakan yang haq walaupun pa hit). Dari Rasul pertama Nabi Adam kita dapat berpikir secara ideo logy, kenapa Adam dan Hawa memakan buah Kearifan yang menye babkan mereka dikeluarkan dari Syurga? Adam dan Hawa telah mem perlihatkan kita bahwa kita tidak boleh ego. Adam dan Hawa mampu menghancurkan rantai egoisnya hingga memakan buah kearifan, ke napa? Dengan makan buah tersebutlah mereka telah berkorban demi kemanusiaan, demi kita. Andaikata Adam dan Hawa tidak mau makan buah kearifan itu, sampai hari ini hanya Adam dan Hawa saja berse nang-senang di Syurga yang gemerlap, fantastis  dan aduhai. Fenome na ini tidak dapat dipahami kecuali dengan persepsi Ideology.

Kembali kepersoalan yang dihadapi Mukhtar.  Untuk menyelamatkan Muhammad al Hanafiah Mukhtar as Tsaqafi memerintahkan pasukan khusus untuk menyelamatkan al Hanafiah kesuatu tempat yang aman dari bahaya klan Zuber. Suatu teladan yang baik sekali dari teladan Imam Ali yang diaplikasikan Mukhtar. Ketika Ibnu Hur memprotes hak nya sebagaimana yang telah ditentukan oleh Ibrahim, Mukhtar menjelaskan kemana saja rampasan perang dipergunakan. Lalu Ibnu Hur beralih kepada kekuasaan Mukhtar, pertanda keliru protesnya tentang harta rampasan. Setelah ibnu Hur pergi, Bin Shumait mengi ngatkan Mukhtar, kalau Ibnu Hur tidak dihukum, nanti siapapun be rani memprotes Mukhtar. Mukhtar menjawab kalau Ibnu Hur me ngangkat senjata barulah kita hukum, sedangkan berbeda keyakinan tidak boleh di hukum. Ini adalah ajaran junjungan kita Imam Ali, katanya.

Kemudian Ibnu Hur membuat kerusuhan dengan membakar rumah penduduk. Banyak warga yang sengsara akibat perbuatan Ibnu Hur bekas berandalan itu. Akibatnya terpaksa isterinya diringkus atas per sekongkolannya dengan suaminya. Namun Ibnuhur berhasil membe baskan isterinya dengan menyogok penjaga penjara. Mukhtar mema rahi aparatnya tisebabkan tidak becus mengurus tahanan. Mukhtar memberitahukan bawahannya bahwa pemerintahnya sudah sakit dan tamat, lalu diapun beranjak untuk pergi. Namun Kiyan muncul hingga membuat Mukhtar dan bawahannya akur kembali.
Bersambung, insya Allah.......


KARBALA 34

https://achehkarbala.blogspot.no/2012/02/buktinya-beriman-seseorang-tidak-cukup.html
Ibnu Hur yang dulunya pendukung Mukhtar, kini berpatah balik kebe lakang, memihak musuh Mukhtar. Dia diangkat Mus’ab, adiknya Ab dullah bin Zuber sebagai kepala suatu pasukan dan juga menjadi konsultan Mus’ab dalam perang melawan Mukhtar. Mukhtar sedikit galau, dimana Ibrahim panglima besarnya enggan mengikuti perintah Mukhtar untuk meninggalkan Mushil atau mengabaikan musuh klan Yazid yang barusan dikalahkan, untuk berbalik menghadapi klan Zu ber. Sepertinya ini awalnya kelumpuhan pemerintah Mukhtar ditam bah lagi oleh praktek rasisme yang dimainkan bin Wabhab, wakil bin Shumaits saat bertempur dengan pasukan Mus’ab. Kemudian warga Kofah juga kambuh lagi penyakitnya yang membuat pemerintah ber masalah saat  menghadapi musuh. Namun masih berhasil dibenahi o leh Mukhtar, Saib, Abdurrahman dan Ismail. Sementara untuk meng hadang klan Zuber kemudian diperintahkan Pasukan dibawah pimpi nan Bin Shumaits, Kiyan dan bin Kamil.

Sebelum bertempur, pasukan klan Zuber dibawah Ibnu Hur diperin tahkan untuk mengadu domba antara Arab dan Parsi dalam kalangan pasukan Kofah. Kebetulan mampu diatasi Kiyan dan terungkaplah ke busukan Ibnu Hur. Bedebah yang mampu ditangkap itu dihukum po tong telinga dan lidah oleh Bin Shumait sebagai panglima prang Kofah. Saya tidak sependapat hukum yang demikian seperti meng anianya. Hukuman pancung lebih baik dan tidak teranianya.  Saya ra sa Mukhtar, bin Kamil dan Kiyanpun tidak sependapat dengan hukum tersebut. Disamping Bin Shumait ada lagi yang bermasalah yaitu ta ngan kananya bernama Ibnu Wahab. Kesalahan dialah yang membu at Kiyan syahid dalam perang tersebut. Andaikata Kiyan tidak Syahid saat kekuatan beliau dibutuhkan, kemungkinan besar Mukhtar tidak sanmggup dikalahkan klan Zuber. Hemat saya kebobolan Kofah dise babkan Ibrahim yang tidak mematuhi Mukhtar untuk meninggalkan Mushil dan sepakterjang tangan kanan Bin Shumait yang rasis untuk memaksakan Kiyan dan pasukannya, bertempur tanpa kuda tungga ngan.

Benar sekali Allah akan menolong tentaraNya dalam melawan pihak yang bathil tetrapi kepatuhan 100 persen terhadap pemimpin top lea der sangat menentukan sebagai syarat yang dijanjikan Allah untuk ke menangan kaum Muslimin benaran. Ingatkah kita dulu dalam perang Uhud? Rasulullah menempatkan pasukan pemanah dia atas gunung dan mewanti-wanti agar tidak akan turun walaupun mereka melihat musuh sudah terkalahkan. Namun realitanya saat pasukan pemanah melihat banyak harta rampasan yang sedang dikumpulkan para saha bat, untuk dibagikan Rasulullah nantinya secara adil, mereka melang gar perintah Rasulullah hingga kesempatan tersebut dimanfaatkan Khalid bin Walid, pasukan kafaleri musuh untuk memutar dan me nempatkan posisi pemanah Muslim yang telah turun sebahagian be sarnya. Kesimpulannya perang akhir dimenangkan musuh disebabkan pengikut Rasulullah tidak mematuhinya secara bulat atau seratus %.

Ada lagi hal yang tidak boleh kita lupakan di kalangan musuh Mukh tar yang mengaku sebagai Muslim kerapkali menuduh Mukhtar meng gunakan Sihir saat mereka terpana dengan kemenangan Mukhtar. Bu kankah zaman Rasulullah juga musuhnya kerap menuduh Rasulul lah menggunakan sihir? Padahal Rasulullah telah memberitahukan pada ummatnya bahwa sihir itu perbuatan syaitan untuk mengelabui manu sia agar mereka tergelincir dari jalan yang haq. Lalu kenapa klan Zu ber dan klan Muawiyah masih saja meniru sepakterjang musuh Rasu lullah? Betapa banyak tanda-tanda kesesatan klan Zuber dan Klan Ya zid bin Muawiyah. Allah berrfirman:  “Afala ta’qilun?” (apakah anda tidak berakal?)  “Afala yatazakkarun?” (Apakah anda tidak berpikir?)
Apakah jawaban manusia sesat yang ngotot mengatakan pihak pengi kut Ahlulbayt yang sesat (baca pengikut Mukhtar Tsaqafi, pengikut Imam Ali Khamenei dan Sayyed Hassan Nasrullah, pemimpin Hizbul lah Libanon sekarang ini?)  Inilah jawaban mereka:  "(Dan apabila dika takan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," me reka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak me ngetahui suatu apa pun, dan tidak mendapat petunjuk?" (QS. 2: 170)
Allah juga berfirman: "Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati dari bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk? (Q.S, al Maidah. 5 : 104)


 KARBALA 35


Muhallab konsultan Mus’ah melakukan berbagai kesalahan. Pertama gagasan dialah untuk mengirim pasukan dibawah Ibnu Hur untuk me ngadudomba antara Arab dan Parsi. Kedua Muhallab menginfokan Mus’ab bahwa pasukan Mukhtar menggari parit macam perang da lam kota Madinah, namun realitanya pasukan Mukjhtar tidak mela kukan galian parit. Ketiga Muallab meminta Mus’ab untuk menipu Bin Shumait dan Bin Wahab dengan syari’at hikayat musang. Mereka setuju mengirimkan Ibad bin Husain. Namun ternyata Bin Shumait de ngan mudah mematahkan argumen Ibad hingga terpaksa kabur dari pandangan Bin Shumait. Akibat mengadudomba antara Arab dan Persia oleh klan Zuber, mereka bertengkar saling salah-menyalahkan antar Muhallab, Ibnu Hur, Ibnu Asy’at dan Ibnu Hajjaj.

Dalam pertempuran pertama Bin Kamil dengan mudah menghancur kan pasukan Mus’ab yang dipimpin Ibad. Pasukan Syabats dan Ibnu Asy’at hanya nonton saja tanpa ikut bertempur bersama Ibad. Akibatnya Bin Kamil dengan mudah mengalahkan pasukan Ibad. Namun satu hal yang sangat disayangkan, dalam pertempuran kedua bin Wahab manusia rasis yang menguntungkan musuh. Dialah yang menipu bin Shumait agar mau ngetest Kiyan, apakah beliau patuh pada perintah bin Shumait atau tidak? Bin Shumaitpun lugu, percaya gagasan tangan kanannya yang sangat rasis itu. Kiyan diperintahkan untuk bertempur tanpa tunggangnnya. Padahal kemahiran Kiyan dan pasukannya bertempur dengan tunggangannya. Inilah awal kekala han pasukan Mukhtar, akibat pengkhianatan bin Wahab terhadap Kiyan dan pasukannya.

Saya yakin bahwa bin Wahab ini pasti tidak mendapat redha Allah sebagai pengikut Ahlulbayt. Maka dari itu kita dizaman sekarang berlindunglah kepada Allah daripada godaan syaithan macam bin Wahab ini. Inilah model durian yang tidak lulus menahan serangan hujan lebat, gusuran angin, serangga, tupai dan juga penyakit alami lainnya. Pengikuit Ahlulbayt adalah komunitas Muslim benaran/mu’ min tetapi tidak semua mereka benar Imannya kepada Allah dan Hari Kemudian. Akibat sepak terjang Syi’ah palsu macam bin Wahab inilah, pemerintahan Mukhtar tidak mampu mengalahkan klan Zuber yang sama zalimnya dengan Bani Umaiyah.......

Bersambung ke Karbala 36, insya Allah.......


 KARBALA 36
Abdullah bin Kamil menangisi mayat Kiyan. Rasanya kitapun ikut me nangis menyaksikan kepergian Kiyan akibat ke3zaliman manusia rasis. Mukhtar, Kiyan dan Bin Kamil trio yang tidak dapat dipisahkan, demi kian akrabnya mereka bertiga. Semoga Allah swt mempertemukan kita dengan mereka kelak di Yaumil Mahsyar dan di Akhirat nanti. Saksikanlah bagaimana Bin Shumait sendiri mengaku kesalahannya dan dialah yang bertanggungjawab atas kematian Kiyan. Kesyahidan Kiyan yang bukan pada saat itu akan meruguikan kebangkitan Mukh tar. Andaikata Kiyan tidak Syahid saat itu, pemerintah Mukhtar tidak akan runtuh. Mereka sanggup mengalahkan Klan Zuber dan klan Yazid sebagaimana pidato Mukhtar bdiawal kebangkitan. Bagi saya sendiri kekalahan Mukhtar hampir sama dengan kekalahan Imam Ali di operang Siffin.
Dulu Imam Ali diminta waktu hanya 30 menit saja oleh Malik Al Asy tar untuk mengalahkan Pasukan Muawiyah dan Amru bin Ask. Tetapi al Asy’at mertua Imam Hasan atau ayah daripada Ja’dah isteri Imam Hassan memaksa Imam Ali sambil menodong lebih-kurang 50 pedang keatas Imam Ali sebagai ancaman di kemahnya. Lalu sahabat Imam Ali lainnyan mengatakan kepada Malik al Asytar, apakah anda ingin kemenangan atas kematian Imam Ali dengan todongan 50 pedang? Justeru itulah Malik al Asytar terpaksa menghentikan perang. 

Imam Ali takterkalahkan di medan tempur, apakah perang tanding a taupun perang massal. Tetapi kekalahannya justerun akibat kaum mu nafiqun. Kaum munafiqun itu bukan saja Muawiyah dan Amru bin Ask cs tetapi juga ada dalam pasukan Imam Ali sendiri sebagaimana di Zaman Mukhtar, bukan saja klan Zuber dan klan Yazid bin Muawiyah yang munafiq tetapi juga bin Wahab yang digunakan bin Shumait se bagai tangan kanannya. Itulah yang menyebabkan kita sangat pilu.  Apa yang menyebabkan munafiqun di kalangan Imam Ali sampai me nodong pemimpinannya sendiri? Pada hakikatnya juga seperti pengi kut Rasulullah di perang Uhud, tidak patuh secara serius terhadap pe rintah atasan yang haq (pemimpin yang haq).

Sa’at Amru bin Ask memberi perintah mengangkat lembaran-lemba ran Qur-an di ujung tmbak pasukan Syam sambil mengangkat isue “hi kayat musang”, Imam Ali telah memberitahukan pengikutnya bahwa itu penipuan. Bahkan Imam mengatakan beliau tau persis fenomena seperti itu adalah penipuan licik musuh sa’at mereka dikalahkan. Namun pengikutnya yang dungu termakan penipuan Amru bin Ask itu. Mereka itu malah sampai melawan Imam Ali paska perang Siffin yang disebut kaum Khawarij. Mereka itu berasal dari kaum terlambat dalam berpikir (terlambat jaga). Saat Imam mereka mengatakan itu a dalah penipuan, tidak mau mendengar tetapi setelah perang berhenti dan kedua pihak dibawa kemeja perdamaian, barulah mereka sadar bahwa itu penipuan, lalu mengajak Imam Ali untuk perang kembali. Imam Ali tidak mau mencederai kesepakatan berdamai walaupun Imam tidak setuju perdamaian yang sarat penipuan itu. Imam lah na manya yang memahami sebagaimana Rasulullah pahami, sebab be liaulah satu-satunya murid Rasulullah yang reprfesentant.

Mukhtar pernah diingatkan Maitsam bin Tamar sa’at mereka dalam penjara: “Waspadalah terhadap setan, Mukhtar. Kau akan mengem ban misi besar. Kau akan membunuh Ibnu Marjanah (Ubaidillah) dan menginjak kepalanya. Sa’at itu jangan lalai lobang dibawah kakimu. Bi sa saja lobang itu akan membawamu ke neraka”. Mukhtar ingat betul pesan Maitsam itu dan sangat hati-hati dalam memimpin kebangki tan itu. Realitanya dibawah kepemimpinan Mukhtar, berhasil membu nuh semua pembunuh Imam Hussein, keluarga dan para sahabat seti anya di Karbala. Ketika kepala Ubaidillah bin Ziyad atau Ibnu Marja nah dibawa kehadapannya oleh Bin Shumait, beliau mengatakjan: “Tangisan darahpun tak cukup untuk menangisi keteraniayaan Imam Hussein. Tapi hari ini adalah hari yang patut kita syukuri. Bersihkan kepala itu dan bawa kehadapan Imam as Sajjad, semoga terobati la ranya sedikit dengan melihat kepala tersebut”.

Yang ingin saya kemukakan dalam kesempatan ini, bagaimana seo rang pemimpin yang meneladani kepemimpinan Imam Ali terjaga dalam kebangkitannya. Hal ini dapat anda telusuri sa’at-sa’at beliau berbincang-bincang dengan pengikutnya dan juga sa’at beliau bermu syawarah. Di samping Kiyan, Bin Kamil, Saif dan Abdurrahman masih ada Ibrahim yang sangat tangguh dalam perjuangan tetapi sayang Ibrahim tergoda saat berada di Mushil hingga tidak mematuhi perin tah Mukhtar untuk meninggalkan Mushil, agar dapat mengalahkan klan Zuber. Inilah awal kemunduran kebangkitan Mukhtar. Andaikata Ibrahim ikut dalam pertempuran dengan klan Zuber, pastilah beliau yang memimpin perang dan Bin Shumait tidak akan ada kesempatan untuk memberi perintah kepada Kiyan, bertempur tanpa kuda. Semo ga Allah mengampuni dosa Ibrahim bin Malik al Asytar itu.

Ketika Mukhtar mengatakan: “Tangisan darahpun tak cukup untuk menangisi keteraniayaan Imam Hussein. Tapi hari ini adalah hari yang patut kita syukuri”......., menjadi i’tibar bagi kita yang terlalu memfo kuskan ‘tangisan’ sa’at bulan ‘Asyura tiba. Fenomena tersebut sama seperti cara Sulaiman membela keteraniayaan Imam Hussein. Semen tara yang benar adalah sebagaimana yang diaplikasikan Mukhtar Tsa qafi cs. Ketika penceramah membeberkan keteraniayaan Imam Hus sein, otomatis airmata kita berlinang, itu adalah refleksi dari keima nan kita namun tidak cukup hanya sebatas itu, sementara dalam kehidupan sehari-hari kita berteman akrab dengan fenomena-feno mena Yazid bin Muawiyah, Ubaidillah, Umar bin Sa’at dan Syimir. Kita musti mendakwahkan kepada anak-anak kita, para sahabat kita, ma syarakat kita, yang mana fenomena Yazid-yazid modern di zaman kita. Imam Hussein, keluarga dan para sahabat setianya paska keter anianyaan itu, langsung mendapat rahmat Allah, langsung meni’mati kesenangan dan kebahagiaan. Langsungh menemui Rasulullah dan para Ahlulbaytnya yang lain.

Sekali lagi mengalirnya airmata kita saat mendengar keteraniayaan Imam Hussein cs adalah merupakan refleksi keimanan kita terhadap Allah, RasulNya dan Ulil amri kita termasuk Imam Hussein sebagai inspirasi tertumpahnya airmata kita, disamping Imam-Imam lainnya yang tidak luput dari keteraniayaan. Para Imam itu semuanya  dibu nuh dan diracuni kecuali Imam ke 12, Mahdi al Muntazhar, dighaib kan Allah untuk meneruskan ajaran para Imam sebelumnya kelak, sebagaimana diinfokan Allah dalam al Qur-anul Karim.

http imam mahdi dalam qur-an.

KARBALA 37
Kekalahan pasukan Kofah di Harura mutlak disebabkan kekurangaja ran tangan kanan bin AShumait. Mukhtar mengetahui kesyahidan sa habat karibnya, Kiyan Persia. Beliau terpaksa keluar dari Kofah untuk membela pasukannya yang kalah di Harura. Setelah tiba di Harura, Mukhtar memanggil Saib untuk pindah ke Mazar, kawasan alang-a lang. Dalam pertempuran di Mazar pasukan Kofah meraih kemena ngan gemilang. Dalam pertempuran tersebut Syabats mati dengan lemparan tombak Ibnu Hur. Kemungkinan Ibnu Hur ingin meraih Basy rah untuknya. Lihatlah betapa bohongnya Ibnu Hur melaporkan bah wa Nahdi yang membunuhnya.

Dalam kesempatan kemenangan tersebut Mukhtar memberikan pe rintah kepada Saib untuk membawa pasukannya ke Kofah secara ra hasia tetapi diketahui juga oleh mata-mata musuh. Mereka mengirim pasukan Ibnu Hur untuk mempengaruhi warga Kofah. Nariah tidak mau patuh perintah pindah ke Istana dan bahkan melarang anaknya ikut Mukhtar. Umrah patuh kepada suaminya tetapi bergerak lambat hingga ditangkap Ibnu Hur dan akhirnya dibawa kerumah Nariah seba gai tawanan. Isteri Ibnu Hur yang jahat menuduh keluarga Mukhtar yang jahat hingga membakar rumahnya. Mus’ab berdaya upaya un tuk memperbaiki citranya dimata warga Kofah. Umreh membela Mukhtar tertapi Narieh memihak musuh.

Narieh putri Samurah bin Jundab, orang yang dikutuk Nabi, kata Muallab. Andaikata tuduhan itu benar, mungkin  itulah sebabnya se pakterjangnya selalu merugikan perjuangan Mukhtar. Ja’dah bin ti Asy’at tega meracuni suaminya Imam Hassan, sepertinya penyebab adalah Asy’at Ayahnya orang yang dikutuk Imam Ali. Jariah adik Mukh tar terpaksa dikawinkan dengan Umar pembunuh keluarga Imam Hus sein di Karbala, namun dia sempat bertaubat hingga kembali kepang kuan ibu Mukhtar dan Umarpun mati di tangan Bin Kamil. Akibatnya anaknya juga jahat sekali terhadap ibunya (durhaka besar).

Dimata Mus’ab, perkawinan Mukhtar dengan anak orang yang diku tuk Nabi sudah menjadi alasan untuk memerangi Mukhtar adalah logika hikayatmusang. Inilah yang namanya semut diseberang lautan jelas kelihatan tetapi gajah di pelupuk mata kekaburan. Mus’ab tidak nampak melihat ayahnya bersama abangnya Abdullah bin Zuber ikut memerangi Imam Ali dalam perang Jamal yang berakibat terbunuh nya kaum muslimin sekitar 20 ribu orang. Sepertinya kezaliman orang tua mengalir kepada anaknya di Dunia tetapi tidak di Akhirat. Dosa orangtua tidak dipertanggungkan kepada anak dan juga sebaliknya, namun sifat-sifat orangtua berkemungkinan besar mengalir kepada anak-anak mereka.

Realitanya bagaimana sepakterjang Zuber bin Awwam mengalir kepa da Abdullah bin Zuber dan adik-adiknya, Mus’ab, Ja’far dan Mundzar, bersatupadu dalam kezalimannya terhadap bani Hasyim. Sepakter jang Abu Sofyan mengalir kepada Muawiyah, Amru bin Ask anak zina Abu Sofyan). Sepertinjya Yazid bin Muawiyah bera sal dari Hendon, pemakan jantung Hamzah, pamannya Rasulullah.  Sepakterjang Umar bin Saat mengalir kepada anaknya yang durhaka teramat sangat. Sedangkan Ubaidillah jelas seperti kata Maitsam, anak si penzina. Anak Mukhtar adalah jempolan tidak mewarisi ibunya tetapi ayah nya, Mukhtar. Fenomena ini tidaklah berlaku seratus %. Ada lagi faktor yang mempengaruhi anak-anak kita, yaitu kata Rasulullah:        “Kalau mau lihat akhlak anakmu, lihatlah dengan siapa mereka ber gaul”. 
https://achehkarbala.blogspot.no/2009/09/fenomena-yang-kita-saksikan-sekarang_15.html

Insya Allah, bersambung.......

Film Perang Karbala Riwayat Mukhtar 38


KARBALA 38
https://achehkarbala.blogspot.no/2011/04/imam-khusus-baca-imam-12-lebih-tinggi.html
Benarlah kata Muhammad al Hanafiah bahwa Kofah negara terkutuk. Itulah sebabnya al Hanafiah tidak mau tinggal di Kofah. Zaman Imam Ali Kofah berkhianat, zaman Imam Hassan dan Imam Husseinpun kofah berkhianat. Kini geleran mereka berkhianat terhadap Mukhtar. Mengapa mereka berkhianat, apanya yang salah? Pastilah petunjuk/ jalan hidup/ agama mereka yang salah. Walaupun sebahagian non Syi’ah tetapi yang Syi’ahpun tidak jauh berbeda. Renungkanlah bagai mana mungkin mereka setelah mengundang Imam Hussein dan saha bat setianya, mengabaikannya tanpa bertanggung jawab, hingga duta Imampun syahid tanpa ada yang membantunya. Dari sini kita mampu menganalisa bahwa tidak semua muslim benar Imannya disisi Akllah. Dan tidak semua Syi’ah adalah Syi’ah benaran disisi Allah. Buktinya fe nomena Syi’ah di Kofah yang sudah mendapat bimbingan dari Mukh tar hingga melihat bagaimana adilnya Mukjhtar memimpin macam ke pemimpinan Imam Ali, perpanjangan keimamahan Rasulullah sendiri.

Begitu mereka melihat kemungkinan kekalahan Mukhtar, langsung menyambut hirukpikuk kedatangan musuh-musuh Mukhtar. Lebih a neh lagi Narieh yang berbeda 180 derajat dengan Umreh. Simaklah perbincangan mereka yang kontraversi satu-sama lainnya hingga Um reh terpaksa berkata: “Tak bisa kupercaya. Kau musuh Mukhtar atau antek musuhnya?”

Begitu utusan Mus’ab memberitahukan bahwa klan Zuber sama saja dengan klan Umayyah, Mu’ab langsung panik dan setelah dinasehat kan Muallab, Mus’ab memerintahkan Ja’far untuk menutup semua saluran air ke Istana. Ketika Usman dulu kehabisan air, Imam Ali menyuruh Hasan dan Hussein membawa air buat Usman, tetapi Muawiyah menuduh Imam Ali terlibat dalam pembunuhan Usman. Muawiyah duluan datang ke Siffin menyuruh tenteranya menjaga pinggir sungai agar pasukan Imam Ali kehausan. Imam memberikan perintah kepada pasukan kilat hingga mampu mengusir tentara Muawiyah. Saat Imam Hassan kehausan, Ja’dah bin Asy’at memberi kan madu bercampur racun yang diracik oleh isteri Muawiyah/ibunya Yazid. Imam Hussein, keluarganya dan para sahabat setia kehausan di Karbala. Air milik Allah tetapi dikuasai orang-orang zalim dimana-ma na. Mukhtar dan para sahabatnya juga mengalami ketiadaan air akibat sepakterjang manusia durjana.

Mimpi Mukhtar tidak terjadi realitanya di Dunia tetapi di Akhirat, sesuai firman Allah: “Orang-orang yang zalim itu kelak akan tahu, kemana mereka akan kembali” (Asy-Syuara: 227)

Insya Allah, bersambung.......

Film Perang Karbala Riwayat Mukhtar 39



KARBALA 39
Orang yang zalim itu kelak akan tau, kemana mereka akan kembali (QS, Asy-Syuara:l 227)

Andaikata Ibrahim mematuhi Mukhtar untuk meninggalkan Mushil, klan zuber tidak akan mampu mengalahkan Mukhtar. Ketika klan Zuber hendah diserang klan Umaiyah yang mereka bakar Ka’bah, Mukhtarlah yang membuat klan Umaiyah terpaksa menghentikan perang hanya dengan sekali pukulan pedang Mukhtar. Harmalah ter kenal hebat macam Abdu Awwud yang dikalahkan Imam Ali, demikian juga Harmalah terjungkal ditempat berdirinya yang kokoh. Saat klan Umaiyah bersekongkol pembesar Kofah hendak mengguling kan Kebangkitan, Mukhtar dan Ibrahim dengan mudah mengalahkan mereka. Sebentar lagi akan anda saksikan, bagaimana monster dikam pak Mukhtar dengan tebasan kapaknya. Andaikata seluruh pasukan Mukhtar taat kepadanya juga kemungkinan besar klan Zuber akan hancur ditangan  Mukhtar. Sayangnya Ismail dan bin Wahab yang ter kenal rasisnya, lagi-lagi membuat kesalahan telak, hingga hanya Mukhtar, Saib dan Abdurrahman saja yang berperperang dengan klan Zuber.

Ibrahim memang sudah sadar untuk membantu Mukhtar tetapi su dah terlambat, Mukhtar sudah syahid saat Ibrahim berjumpa dengan Zaidah dan Tsabit, putra Mukhtar ditengah jalan menuju Kofah. Ibrahim sempat pingsan mendengar berita kesyahidan Mukhtar. Se moga Allah mengampuni kesalahannya.

Selanjutnya dengarlah dialog anak kecil Mukhtar dengan mamaknya tentang monster yang akan membunuh Mukhtar tetapi justeru mons ter itu yang roboh ditangan Mukhtar yang takterkalahkan. Menarik memang, nampaknya seluruh isi Istana pada ketakutan, hingg Saib sendiri meminta Mukhtar agar tidak melihat formasi tempur musuh. Setelah matinya monster itu Mus’ab panik lalu menggunakan kedua isteri Mukhtar untuk menundukkannya. Mukhtar berhasil mendidik isterinya yang kedua tetapi isterinya yang pertama memihak musuh, tidak dapat dipercaya pada sa’at-sa’at genting seperti itu.

Ismail sudah mulai nampak ketidak setiaannya. Hal ini terindikasi saat menolak gagasan Saib untuk melawan macam Jadali membebaskan Muhammad al Hanafiah. Sebetulnya andaikata tidak ada yang muna fiq dikalangan pembesar Mukhtar, sekali lagi klan Zuber tidak mampu melawan Mukhtar tetapi mungkin sudah sa’atnya Mukhtar, Sahib dan Abdurrahman untuk berjumpa dengan Imam Hussein, keluarga dan para sahabat setianya. Secara syar’i kekalahan Mukhtar menyakitkan tetapi secara filosofis itu bukan kekalahan. Secara syar’i Imam Ali, Imam Hassan dan Imam Hussein dikalahkan musuh-musuh mereka tetapi pada hakikatnya, justeru musuhlah yang terkalahkan. Kalau pembaca belum mampu memahaminya, pertama lihatlah saat isteri Mukhtar yang kedua gugur, Mukhtar berkata: “Umreh sungguh beruntung. Kini dia telah memperoleh kebahagiaan”. Simaklah bagai mana sedihnya kita menyaksikan dialog anatar Mukhtar dan Ibunya sampai berwasiat pada ibunya. Lazimya ibu yang berwasiat kepada anaknya tetapi tradisi Mukhtar terbalik.

Selanjutnya renungkanlah motto hsndwsp ini: “YANG BENAR PASTI MENANG, YANG MENANG BELUM TENTU BENAR”. Siapapun yang mampu menempuh jalan yang benar dalam hidup ini seperti Imam Ali, Imam Hassan, Imam Hussein dan Mukhtar Tsaqafi cs pasti menang, kendatipun di Dunia ini mereka dikalahkan secara tidak feir. Walaupun Mus’ab menang secara syar’i tetapi dia kalah secara filosofis/hakikat. Mimpi Mukhtar benar tetapi Mus’ab tidak dikalah kan di Kofah, justeru Istana Kofahlah penyebab Mus’ab dan pengikut nya tenggelam dalam darah para shuhada, yang berarti tenggelam da lam Neraka via Mukhtar Tsaqafi cs.

Bersambung, insya Allah.......


KARBALA 40 (FINISH)
https://achehkarbala.blogspot.no/2017/03/pendidikan-islam-kaffah_29.html
Mukhtar meminta Ubaidah untuk tidak ikut berjihad demi menulis riwayat Kebangkitan Mukhtar. Abu Ubaidah ngotot dan minta izin un tuk ikut berjihad bersama Mukhtar tetapi Mukhtar tidak memberi izin Katanya penilaian generasi mendatang terhadap perjuangan mereka tergantung pada tulisan-tulisan Ubaidah. Mukhtar khawatir, banyak orang yang menulis secara tidak adil. Dia percaya kealiman, keadilan dan ketaqwaan Ubaidah. Akhirnya Ubaidah menerima perintah Mukh tar untuk menulis tentang Kebangkitan yang berhasil menuntut bela darah Imam Hussein, keluarga dan sahabat setianya.

Andaikata Mukhtar dikalahkan setelah kematian Ubaidillah yang tera khir dibarisan pem bunuh Imam Husseinpun dapat disimpulkan Mukh tar berhasil sukses dalam menuntut bela darah putra Nabi yang Mu lia. Sebagian orang merasa aneh kalau disebut putra Nabi sebab mere ka tidak paham Ideology dari pernyataan Allah dalam ayat Mubaha lah. Makanya anak Imam Ali dari Fatimah az Zahara semuanya dise but putra Rasulullah. Ini Rasulullah sendiri yang memanggil sebagai putranya, selain anak Imam dengan Fatimahlah yang disebut putra Ali, seperti Muhammad al Hanafiah bin Ali.

Disa’at Mukhtar hendak mandi Syahadah, Abdurrahmanpun dan juga Saib ikut mandi Syahadah mengikuti pemimpin mereka. Realitanya mereka bertiga sajalah yang bertempur dengan musuh dari barisan sahabat setia Mukhtar setelah Kiyan, Bin Kamil yang syahid di luar ko ta Kofah. Setelah mengimami shalat, Mukhtar berkhutbah sebagai khutbah beliau terakhir, betul-betul sebagai peringatan bagaimana  tujuan hidup di Dunia ini hingga tidak rugi di Akhirat kelak.

Simaklah keseluruhan khutbah Mukhtar Tsaqafi, diantaranya: “Sa’at itu manusia bagaikan semut yang sarangnya kemasukan air dan manu sia berlari-lari mencari perlindungan. Dia mencari-cari dimanakah le tak Syurga itu? Dia melihat jembatan yang menghalangi antara dia de ngan Syurga. Jembatan itu kadang lebar dan kadang sempit, kadang lurus dan kadang penuh kelokan. Kadang tajam dan kadang  licin. Amal kita di Dunia yang menentukan kondisi jembatan itu. Bagi pe nguasa zalim jembatan itu setipis, serapuh dan selicin helai rambut. Hari itu semua anggota tubuh kita akan bersaksi atas keadilan atau kezaliman kita. Tidak ada amal yang lebih buruk dari ke zaliman. Sela ma ini kalian telah menerimaku sebagai pemimpin dan menuntutku untuk meme rintah dengan adil. Aku berusaha semampuku memenu hi tuntutan kalian. Aku telah memerangi musuh-musuh keadilan”.

“Siapapun aku sebenarnya, hanya Allah yang tau. Orang-orang fasiq menuduhku pembohong. Orang-orang zalim menuduhku cinta dunia wi dan haus kekuasaan. Hanya para Imam pilihan Allah yang bersih dari dosa. Aku tidak menyangka bahwa saat memerintah, kadang aku tergelincir dan bertindak keliru. Kadang mataku tak melihat, kadang telingaku tak mendengar. Semoga Allah mengampuniku  karena Dia yang pengasih”.

“Hari ini aku akan menghadapi kemunafikan yang merupakan benca na terbesar bagi agama. Orang munafiq datang mengenakan pakaian agama. DIA SEPERTI COIN YANG SATU SISINYA BERTULISKAN NAMA ALLAH, DAN SISI LAIN BERTULISKAN NAMA IBLIS. ORANG AWWAM HANYA MELIHAT SISI ALLAHNYA, TETAPI ORANG BERPENGETAHUAN MELIHAT SISI IBLISNYA. Imam Ali sungguh menderita disebabkan o rang-orang yang berlagak ahli ibadah dan ta’at a gama ini. “Wahai o rang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah  dan Rasul Nya.......” (QS, an Nisa’ 136)”

Setelah melihat ke Langit, Mukhtar melanjutkan bahwa dia berjanji andaikata pengikutnya berperang dengan niat yang sama sa’at awal kebangkitan dulu, kalian akan menang dan mengalahkan musuh yang munafiq. Diantara kalian mungkin ada yang berniat menyerah, aku mencabut bai’atku dari mereka dan menegaskan bahwa orang muna fiq menjanjikan kalian perlindungan hanya demi melumpuhkan perla wanan kalian. Usai mereka menang, yakinlah mereka akan memeng gal kepala kalian. “Dan bicaralah tentang ni’mat Tuhanmu” (Adh Dhu ha : 11)

Sa’at Mukhtar pergi untuk berperang, Ismail menampakkan ketidak patuhannya kepada Mukhtar. Abdurrahman meminta Ismail memberi tahukan Mukhtar. Lalu Abdurrahmanpun pergi dan mengatakan bah wa Mukhtar lebih tau soal jihad daripada dirinya. Tiba-tiba Ismail ber teriak: “Bertempur dengan ceroboh tanpa alasan kuat adalah bunuh bdiri”. Abdurrahman berbalik memberikan ketegasan kepada Ismail. Terbuktilah pengikut Mukhtar tidak kokoh iman mereka, dengan mu dah dipengaruhi Mus’ab melalui Ismail dan bin Wahab yang rasis di mana dulu dialah yang “membunuh Kiyan dan pasukannya” hingga mulai saat itu pasukan Kofah mengalami kemunduran hingga kali ini bin Wahab itu juga yang bersekongkol dengan musuh Mukhtar cs.


Note:
Revolusi Mukhtar Tsaqafi dimulai 14 Rabiuts-Tsani tahun 66 Hijriah, Mukhtar bin Abi Ubaidah Tsaqafi, memulai revolusi untuk membalas kematian Imam Husain a.s. yang gugur syahid dibunuh oleh pasukan Yazid bin Muawiyah, khalifah kaum muslimin saat itu. Imam Husain beserta 72 sahabat dan keluarga beliau, termasuk kaum perempuan dan anak-anak, diperangi oleh pasukan Yazid karena menolak berbai at atau menerima kepemimpinan Yazid bin Muawiyah yang ilegal.

Mukhtar Tsaqafi dalam revolusi yang dipimpinnya itu berhasil mem bunuh para pembantai Imam Husain as dan kemudian memimpin pe merintahan di kota Kufah selama satu tahun, sebelum akhirnya dibu nuh oleh pasukan Mu'shab ibn Zubair, salah seorang antek dinasti ba ni Umayyah dari klan Zubairiyyun.
Kebangkitan Imam Husein as pada hari Asyura adalah di antara peristi wa penting sejarah yang mempunyai banyak aspek. Banyak buku dan tulisan terkait peristiwa bersejarah ini, bahkan akhir-akhir ini meram bah ke dunia perfilman. Tidak sedikit pakar sejarah dan sosial yang menghabiskan waktu mereka untuk mengulas berbagai aspek peristi wa Asyura ini.

Mokhtar Nameh adalah salah satu film serial yang mempersembah kan kebangkitan tokoh Mokhtar Al-Tsaqafi pasca peristiwa Karbala. Film serial itu disutradarai oleh Daud Mir Baqiri. Film Serial  ini berju dul asli Mokhtar Nameh dan dikemas dalam 40 episode,.. Pembuatan film itu menelan waktu 9 tahun yang juga didukung dengan riset atas sejarah ini. Serial ini juga melewati 700 shooting. Dari keseluruhan pengambilan gambar itu, 100 shooting berkaitan dengan lima perang besar. Lebih dari itu, proyek pembuatan film ini menelan dana yang tidak sedikit dan mengerahkan sumber daya manusia di berbagai bidang. 110 aktor utama dan 400 peran pembantu dilibatkan dalam serial Mokhtar Nameh ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar