Film Perang Karbala Riwayat Mukhtar 30
KARBALA 30
Kiyan dan pasukannya keluar dari sungai sa’at Harmalah bin Kahil
Asadi sedang mengajari tekhnik lemparan pisau kepada anakbuah nya, Fattah. Harqus
memberitahukan Harmalah, musuhnya lagi men carinya, kini berada di pinggir
sungai. Pasukan Kiyan masuk arena Har malah tetapi Harmalah bisa kabur dari
sergapan pasukan Kiyan. Se pertinya Harmalah hendak menuju rumah Kiyan bersama
kibus nya. Kemungkinan besar Harmalah hendak membunuh keluarga Kiyan, se bagai
lazimnya sepak terjang manusia terkutuk yang berlagak berani tetapi terindikasi
justeru pengecut, kalau sasarannya wanita dan anak -anak macam sepakterjang
ISIS di Suriyah dan Irak.
Kiyan dan pasukannya hanya menemukan Fattah dan anaknya,
murid Harmalah. Kiyan kecewa lalu mengasingkan diri, malu ketemu Mukhtar.
Fattah dan anaknya dibawa kehadapan Mukhtar dan di masukkann penjara setelah di
interogasi. Selepas itu hanya ada Mukhtar dan Abdullah bin Kamil di istana.
Mereka berbincang-bincang tentang ‘hantu kesombongan’ yang membuat saya sendiri
jadi ketakutan, semoga Allah mengampuniku andaikata ada sedikit saja kesombongan
yang kumiliki. Me reka juga berbincang tentang Kiyan dan Harmalah. Ternyata
Kiyan di tengah malam itu memohon ampun atas kesilapannya:
“Aku berlindung dari kesombongan dan kecongkakan dan
kedengkian. Ya Allah aku mengaku bersa lah. Aku bernafsu ingin merebut semua
kesuksesan kebangkitan ini atas namaku.
Kaulah yang telah mempermalukanku dalam upaya meringkus Harmalah. Engkau sangat
pengasih dan penyayang. Am punilah semua kesalahan hamba-Mu ini”. Setelah
bangun dari bermunayat, Kiyan diperiksa petugas yang belum mengenalnya sebab
Kiyan menutup mukanya. Terjadi
pertengkaran dengan Kiyan dima na petugas mengancam untuk memenjarakan Kiyan
tetapi begitu Kiyan katakan mau menebus diri nya sambil mengeluarkann uang,
petugas itu langsung berobah wajahnya hingga mengambil uang ter sebut. Bahkan
ketua petugas itu mulai merayu Kiyan agar memberikan lebih banyak lagi. Saat
Kiyan mebuka penutup mukanya sambil mengatakan: «Pengkhianat busuk, tak tahu
diri. Aku baru faham mengapa Harmalah selalu lolos, akibat pengkhianatan busuk
yang mau menerima suap». Lalu petu gas itu bersimpuh dikaki Kiyan dan memohon
ma’af sambil menangis atas kesalahannya. Ketika Kiyan tiba dirumahnya ternyata
isteri dan anaknya telah dibunuh Harmalah. Kiyan yang malang mengalami depresi
yang teramat sangat.
Setelah membaca ancaman Harmalah di secarik kertas pada
bacokan belatinya, Kiyan menjerit histe ris sampai taksadarkan diri. Setelah
Isteri dan anak Kiyan dikebumukan, Ibnu Kamil berbincang-bin cang dengan
Mukhtar. Abdullah bin Kamil berkata: “Buruan
besar butuh pemburu besar. Tak ada yang pantas selain kau, meski membunuh
Harmalah adalah impianku. Tetapi kurasa kebanggaan ini milik pemegang panji para penuntut balas darah
Hussein”. Mukhtar langsung menjawab: “Aku akan mengenakan baju perangku ”. Lalu
pergi menemukan Harmalah ditempat persembunyiannya.
Sa’at Harmalah berhalusinasi dengan teman-temannya, mereka
sudah terkepung pasukan kebangki tan. Ke mudian Abdullah bin Kamil berteriah:
“Harmalah! Hidupmu sudah tamat! Satu-satunya jalan kabur adalah kau terbakar
dan jadi asap. Tulis surat wasiatmu! Mukhtar sendiri yang datang
untuk menca but nyawamu. Kalau kau jantan, lawan dia!. Kau yang pilih
senjatanya”. Harmalah merespoin: “Mukhtar ingin mati dengan apa? Panah atau belati”.
Bin Kamil menjawab: “Dengan panah kau bisa membunuh bayi. Mungkin belati lebih
cocok untukmu. Satu belati untukmu, satu belati untuk Mukh tar!”. Ketika
Harmalah sudah berhadap-hadapan dengan Mukhtar, Harmalah berkata: “Sungguh aneh
melihatmu di medan klaga. Tak kusangka kau meninggalkan takhta menuju medan tempur. Kau telah
menjadikan prinsip kekesatriaan sebagai syarat duel ini. Kau pegang satu
belati, aku pegang satu be lati. Kini karena kau telah berkuasa atas nama
Hussein, sayang kalau kau tak tahu apa yang dirasakan Hussein sa’at Asyura.
Setidaknya dengarkan apa yang kulakukan terhadapnya, sebelum kau mati atau aku
mati. Sa’at dahaga melanda kemah Hussein, dia datang membawa bayinya. Dia
mengangkat bayi itu keatas dan berteriak”. (saksikanlah cuplikan Karbala).
Harmalah tega menembaknya dengan anak opanah kembar tiga. Darah bayI Imam
Hussein yang bercucuran ditamopung Imam dengan tangan nya lalu dilkemoparkan ke
klangit. Sa’at itulah Mukhtar berkata sepatahkata: “Tutup mulutmu”, sam bil
sama-sama melemparkan belatinya. Belati Mukhtar tepat sasaran pada leher
Harmalah dan jatuh tersungkur. Sedangkan belati Harmalah hanya mengenai tangan
Mukhtar. Saat kelihatan belati saling berpa-pasan, Bin Kamil me mejamkan mata,
siapa yang akan roboh diantara keduanya. Barulah dia puas sa’at menyaksikan
Harmalah yang terjungkal dengan belati Mukjhtar. Mukhtar lah namanya petempur
yang tak terkalkah kan.
http://achehkarbala2.blogspot.no/2018/03/pengikut-syiah-di-jawa-barat-anti-mutah.html
Insya Allah, bersambung.......
Film Perang Karbala Riwayat Mukhtar 31
KARBALA 31
Ibu Mukhtar
bersama Nariyeh dan Umreh, melayat kerumah duka Kiyan, me nyampaikan rasa turut
berdukacita atas meninggalnya Shirin dan anaknya, Haidar.
Di zaman
Mukhtar dan Kiyan Arab Jahiliah masih merasuk dalam kalangan seba hagian besar
kaum muslimin yang tidak berpikir secara Islami. Mereka menghi na bangsa Ajam, terutama sekali bangsa
Persia dengan sebutan budak. Persepsi yang keliru 180 derajat itu bahkan
berlangsung terus hingga ke zaman kita ini dimana bukan saja bangsa Arab sekarang
tetapi juga komunitas-komunitas Muslim derival Arab itu masih menganggap Islam
di Persia itu sesat. Mereka sepertinya tidak pernah sadar sesungguhnya
merekalah yang sesat tetapi bang sa Parsi mampu menahan diri daripada
mengatakan pihak lain sesat.
Secara Ideology merekalah yang sesat dan merekalah yang budak.
Setelah Imam Hussein bin Ali dan Muhammad bin Abubakar (anak asuhan Imam Ali) kawin
masing-masing dengan Syahbanu dan Syahbanan, Islam diterima oleh bangsa Parsi
secara penuh. Secara Ideology Islam berpindah dari Arab ke Parsi. Ketika
turunnya Surah Jum’at ayat tiga: “Waakharina minhum lamma yalhaqu bihim. Wahual
‘Azizul Hakim. Zalika fadhlullahi may yasya’. Wallahul ‘azizul hakim”. Para
sahabat bertanya: “Siapakah mereka itu ya Rasulullah?”. Rasulul lah menjawab
sambil menaruh tangannya diatas kepala Salman Al Farisi: “Mereka dari kalangan
inilah, andaikata Iman itu berada di bintang Surayya, me reka sanggup
menggapainya”.
Berbicara soal budah mungkin kebanyakan orang hanya
mengetahui budak orthodox saja. Mereka sangat sulit memahami bahwa para lulusan
Universitas- Universitas dalam system Taghut adalah budak-budak modern.
Logikanya sete lah mereka lulus dari Universitas, di lelang di Bursa-bursa
lelangan nasional dan Internasional. Pembeli nomor satu mengatakan, kalau anda
bekerja sama saya akan mendapat gaji yang tinggi. Lalu pembeli kedua
mengatakan, kalau anda bekerja sama saya akan mendapat gaji yang tinggi dan
rumah mewah. Lalu datang pembeli ketiga mengatakan, kalau anda bekerja sama
saya, disamping mendapat gaji tinggi dan rumah mewah anda juga mendapat mobil
yang luck. Para budak itu termangut-mangut memilih tuannya yang mampu
memberikan imbalan yang aduhai.
Sejatinya manusia yang tinggi pendidikannya diharapkan Allah
untuk membe baskan kaum mustadhafin dari belenggu yang menimpa kuduk-kuduk
mereka sebagaimana tugas utama para Rasul kecuali Nabi Adam. Tetapi sangat disa
yangkan mereka justeru hendak memperkaya diri hingga bersedia menjadi bu dak
modern demi meraih harta dunia. Hingga lupalah mereka pesan Allah un tuk
membebaskan kaum mustadhafin dari belenggu yang menimpa kuduk-ku duk mereka. Sa’at
mereka bekerja dalam system Taghut despotic mereka ber sekongkol dengan “Fir’un,
Karun, Hamman dan Bal ’am”.
Adapun zaman Nabi Adam belum exist fenomena kaum mustadhafin
tetapi beliau telah mampu keluar dari ‘penjara’ egonya/penjara sukar dipahami
kecu ali oleh para Ideolog dan pengikutnya. Justeru itu di medan Internet ini
pikiran para Ideolog dan pengikutnya terlalu sukar dipahami oleh para non
Ideolog. Sa at kita sebut para Ideolog saja mereka terlalu grogi. Dikiranya
yang tinggi Ilmunya setelah para Rasul adalah para Ulama Bal’am, mereka
sepertinya tidak paham bahwa para Rasul, para Imam dan para Ulama warasatul
ambiya itulah yang dinamakan para Ideolog. Mereka adalah manusia-manusia
“berwajah me rah” sedangkan para Ilmuwan dan para Ulama Bal’am adalah
manusia-manusia “berwajah pucat”
https://achehkarbala.blogspot.no/2017/02/islam-itu-tidak-cukup-dipahami-dengan.html
KARBALA 32
http://achehkarbala2.blogspot.no/2018/02/menyoroti-perbandingan-ketaatan-antar.html
Ibnu Hur adalah bekas berandalan Kofah. Dulu dia memihak
kebangki tan tetapi dia mengharapkan rampasan perang, maka dia bersama pa
sukannya dipecat oleh Ibrahim. Lalu Mukhtar mengirimkan pasukan lainnya dibawah
pimpinan Shaif sebagai ganti pasukan Ibnu Hur.
Kemudian Ibnu Hur bergabung dengan klan Zuber untuk memerangi
Mukhtar. Sementara itu Numair pembesar dari pasukan Syam datang ke kemah
Ibrahim untuk mengadudombanya dengan Mukhtar. Ibra him sadar akhirnya terpaksa
dia tegaskan agar Numair hengkang dari pandangan Ibrahim: “Enyahlah, Iblis”.
Tepat sekali yang namanya tu kang adudomba, kan iblis namanya.
Perang antara pasukan Ibrahim dengan pasukan Syam dimenangkan
Ibrahim walaupun pasukan Syam lebih banyak dari pasukan Ibrahim. Saksikanlah
bagaimana Ibrahim dan Shaif menghancurkan pasukan Ubaidillah yang memenjarakan
Mukhtar dulu setelah alis Mukhtar di detak dengan belatinya. Ibrahim melompat
dari kepungan musuh tepat atas kuda Ubaidillah lalu memenggal kepalanya untuk
di kirim kepada Mukhtar di Kofah.
KARBALA 33
Begitu kepala
Ubaidillah dibawa kehadapan Mukhtar, beliau terba yang sa’at dipenjara oleh
Ubaidillah setelah keningnya digores de ngan belati Ubaidillah. Maitsam Tammar
memberitahukan Mukhtar bahwa beliau akan membunuh anak Marjanah alias
Ubaidillah kerap menghina Mukhtar tetapi hari ini ucapan Maitsam terbukti
hingga Mukhtar mengatakan: “Tangisan darahpun tidak cukup untuk mena ngisi
keteraniayaan Imam Hussein. Tapi hari ini adalah hari yang pa tut disyukuri.
Bersihkan kepala ini dan bawa kepada Imam Sajjad (I mam Ali Zainal Abidin bin
Hussein) di Madinah. Semoga dengan meli hat kepala manusia durjana ini, lara
hatinya sedikit terobati”.
Sementara di
Mekkah manusia durjana lainnya sedang menginteroga si pamannya al Sajjad,
Muhammad al Hanafiah untuk membendung pemerintahan Mukhtar yang sukses
menghabisi pembunuh-pembu nuh Imam Hussein, keluarganya dan para sahabat
setianya. Namun Ibnu Zuber itu tidak merdaya memaksakan al Hanafiah kecuali
mem berikan perintah pada bawahannyua
untuk ditempatkan di pinggir sumur Dzam-zam untuk dibakar. Demikian rencana
manusia yang mengaku beragama Islam tetapi berada dibarisan menzalimi keluarga
Rasulullah sendiri. Fenomena ini jadi I’tibar bagi manusia di zaman ki ta
sekarang, betapa banyak muslim yang mengaku ummat Muham mad tetapi
berseberangan jalan dengan Ahlulbayt Rasulullah saww.
Betapapun keterangan
yang jelas kita paparkan kehadapan mereka yang tidak mengenal para Imam yang
diutus paska kewafatan Rasulul lah untuk diikuti agar tidak sesat
selama-lamanya sebagaimana dinya takan dalam Hadist Tsaqalain, mereka tetap
membantahnya. Kita paparkan ayat Mubahalah sebagai bukti bahwa Ahlulbayt
Rasulullah hanya Imam Ali, Fatimah az Zahara, Hasan dan Hussein, namun mere ka
bantah juga. Kita paparkan Hadist Kissa yang berhubungan dengan ayat yang Allah sucikan Ahlulbayt Rasulullah,
dimana pribadi yang reprentant 4 itu juga, namun dibantahnya juga. Kita
paparkan Hadist Bahtera, Hadist Tsaqalain, Hadist burung panggang, Hadist pintu
Ilmu dan sebagainya, tetap mereka tidak mau tau.
Herankah kita
mayoritas kaum Muslimin demikian keliru persepsinya menyangkut Ahlulbayt
Rasulullah? Bukankah ketika Rasulullah berha dapan dengan Nasrani Najran,
mereka juga membantah Rasulullah hingga Allah menurunkan ayat Mubahalah? Apakah kita di zaman ini perlu mengajak
mereka untuk bermubahalah? Hemat saya tidak per lu, tinggallagi
kita harus mengingatkan mereka, kenapa Rasulullah tidak terus menerus berdialog
macam kita sekarang ini? Apa yang Rasulullah lalukan pastilah benar adanya,
disebabkan apa yang da tang dari beliau pasti berasal dari Allah sendiri.
Pengalaman kita dialog jaman sekarang tidak pernah membuahkan
hasilnya yang dapat diterima oleh pihak yang antitesis, kenapa? Se bab dizaman kita ini tidak ada kekuatan
yang haq, untuk membuat dialog itu benar-benar fair. Ketika Thesis berhadapan
dengan anty Thesis, kerapkali yang bathil mendapat backing untuk mengalahkan
yang haq dengan power yang dimiliki penguasa yang despotik diba wah komando
para Bal’am. Adapun dialog para Ulama-Ulama Bag dhad, Raja punya power yang haq
dan Adil. Sehingga dialog berjalan mulus, namun Raja yang adil itu sendiri
bersama Wazirnya, tetap dibu nuh secara gelap paska dialog.
Ketika Thesis kita angkat para anty Thesis dengan bebasnya menuduh
kita seenaknya. Akibatnya tujuan kita untuk berdakwah/menyampai kan seruan
kepada manusia senantiasa terhambat. Namun kita seba gai hamba Allah yang
dituntut untuk menyampaikan kebenaran yang sudah kita miliki kepada manusia
lainnya tetap harus kita sampaikan walaupun semuanya mendapat bantahan yang
seru. Kenapa demiki an? Sebabnya secara
ideology, adalah “egois” kalau kita tidak mau menyampaikan kebenaran yang telah
kita yakini untuk menyelamat kan manusia lainnya. Kita sering mendengarkan
kata-kata egois da lam perrgaulan sehari-hari tetapi itu belum apa-apa. Memendamkan
kebenaran untuk kita sendirilah yang namanya egois sejati.
Perlu di garisbawahi bahwa resikonya pasti ada, tetapi kata
Rasulul lah: “Qulil haq walaukana murra”
(Katakan yang haq walaupun pa hit). Dari Rasul pertama Nabi Adam kita dapat berpikir
secara ideo logy, kenapa Adam dan Hawa memakan buah Kearifan yang menye babkan
mereka dikeluarkan dari Syurga? Adam dan Hawa telah mem perlihatkan kita bahwa
kita tidak boleh ego. Adam dan Hawa mampu menghancurkan rantai egoisnya hingga
memakan buah kearifan, ke napa? Dengan makan buah tersebutlah mereka telah
berkorban demi kemanusiaan, demi kita. Andaikata Adam dan Hawa tidak mau makan
buah kearifan itu, sampai hari ini hanya Adam dan Hawa saja berse nang-senang
di Syurga yang gemerlap, fantastis dan
aduhai. Fenome na ini tidak dapat dipahami kecuali dengan persepsi Ideology.
Kembali kepersoalan yang dihadapi Mukhtar. Untuk menyelamatkan Muhammad al Hanafiah
Mukhtar as Tsaqafi memerintahkan pasukan khusus untuk menyelamatkan al Hanafiah
kesuatu tempat yang aman dari bahaya klan Zuber. Suatu teladan yang baik sekali
dari teladan Imam Ali yang diaplikasikan Mukhtar. Ketika Ibnu Hur memprotes hak
nya sebagaimana yang telah ditentukan oleh Ibrahim, Mukhtar menjelaskan kemana
saja rampasan perang dipergunakan. Lalu Ibnu Hur beralih kepada kekuasaan
Mukhtar, pertanda keliru protesnya tentang harta rampasan. Setelah ibnu Hur
pergi, Bin Shumait mengi ngatkan Mukhtar, kalau Ibnu Hur tidak dihukum, nanti
siapapun be rani memprotes Mukhtar. Mukhtar menjawab kalau Ibnu Hur me ngangkat
senjata barulah kita hukum, sedangkan berbeda keyakinan tidak boleh di hukum.
Ini adalah ajaran junjungan kita Imam Ali, katanya.
Kemudian Ibnu
Hur membuat kerusuhan dengan membakar rumah penduduk. Banyak warga yang sengsara akibat
perbuatan Ibnu Hur bekas berandalan itu. Akibatnya terpaksa isterinya diringkus
atas per sekongkolannya dengan suaminya. Namun Ibnuhur berhasil membe baskan
isterinya dengan menyogok penjaga penjara. Mukhtar mema rahi aparatnya
tisebabkan tidak becus mengurus tahanan. Mukhtar memberitahukan bawahannya
bahwa pemerintahnya sudah sakit dan tamat, lalu diapun beranjak untuk pergi.
Namun Kiyan muncul hingga membuat Mukhtar dan bawahannya akur kembali.
Bersambung, insya Allah.......
KARBALA 34
https://achehkarbala.blogspot.no/2012/02/buktinya-beriman-seseorang-tidak-cukup.html
Ibnu Hur yang dulunya pendukung Mukhtar, kini berpatah balik
kebe lakang, memihak musuh Mukhtar. Dia diangkat Mus’ab, adiknya Ab dullah bin
Zuber sebagai kepala suatu pasukan dan juga menjadi konsultan Mus’ab dalam
perang melawan Mukhtar. Mukhtar sedikit galau, dimana Ibrahim panglima besarnya
enggan mengikuti perintah Mukhtar untuk meninggalkan Mushil atau mengabaikan
musuh klan Yazid yang barusan dikalahkan, untuk berbalik menghadapi klan Zu
ber. Sepertinya ini awalnya kelumpuhan pemerintah Mukhtar ditam bah lagi oleh
praktek rasisme yang dimainkan bin Wabhab, wakil bin Shumaits saat bertempur
dengan pasukan Mus’ab. Kemudian warga Kofah juga kambuh lagi penyakitnya yang
membuat pemerintah ber masalah saat
menghadapi musuh. Namun masih berhasil dibenahi o leh Mukhtar, Saib,
Abdurrahman dan Ismail. Sementara untuk meng hadang klan Zuber kemudian diperintahkan
Pasukan dibawah pimpi nan Bin Shumaits, Kiyan dan bin Kamil.
Sebelum bertempur, pasukan klan Zuber dibawah Ibnu Hur
diperin tahkan untuk mengadu domba antara Arab dan Parsi dalam kalangan pasukan
Kofah. Kebetulan mampu diatasi Kiyan dan terungkaplah ke busukan Ibnu Hur.
Bedebah yang mampu ditangkap itu dihukum po tong telinga dan lidah oleh Bin
Shumait sebagai panglima prang Kofah. Saya tidak sependapat hukum yang demikian
seperti meng anianya. Hukuman pancung lebih baik dan tidak teranianya. Saya ra sa Mukhtar, bin Kamil dan Kiyanpun
tidak sependapat dengan hukum tersebut. Disamping Bin Shumait ada lagi yang
bermasalah yaitu ta ngan kananya bernama Ibnu Wahab. Kesalahan dialah yang
membu at Kiyan syahid dalam perang tersebut. Andaikata Kiyan tidak Syahid saat
kekuatan beliau dibutuhkan, kemungkinan besar Mukhtar tidak sanmggup dikalahkan
klan Zuber. Hemat saya kebobolan Kofah dise babkan Ibrahim yang tidak mematuhi
Mukhtar untuk meninggalkan Mushil dan sepakterjang tangan kanan Bin Shumait
yang rasis untuk memaksakan Kiyan dan pasukannya, bertempur tanpa kuda tungga
ngan.
Benar sekali Allah akan menolong tentaraNya dalam melawan
pihak yang bathil tetrapi kepatuhan 100 persen terhadap pemimpin top lea der
sangat menentukan sebagai syarat yang dijanjikan Allah untuk ke menangan kaum
Muslimin benaran. Ingatkah kita dulu dalam perang Uhud? Rasulullah menempatkan
pasukan pemanah dia atas gunung dan mewanti-wanti agar tidak akan turun
walaupun mereka melihat musuh sudah terkalahkan. Namun realitanya saat pasukan
pemanah melihat banyak harta rampasan yang sedang dikumpulkan para saha bat,
untuk dibagikan Rasulullah nantinya secara adil, mereka melang gar perintah
Rasulullah hingga kesempatan tersebut dimanfaatkan Khalid bin Walid, pasukan
kafaleri musuh untuk memutar dan me nempatkan posisi pemanah Muslim yang telah
turun sebahagian be sarnya. Kesimpulannya perang akhir dimenangkan musuh
disebabkan pengikut Rasulullah tidak mematuhinya secara bulat atau seratus %.
Ada lagi hal yang tidak boleh kita lupakan di kalangan musuh
Mukh tar yang mengaku sebagai Muslim kerapkali menuduh Mukhtar meng gunakan
Sihir saat mereka terpana dengan kemenangan Mukhtar. Bu kankah zaman Rasulullah
juga musuhnya kerap menuduh Rasulul lah menggunakan sihir? Padahal Rasulullah
telah memberitahukan pada ummatnya bahwa sihir itu perbuatan syaitan untuk mengelabui
manu sia agar mereka tergelincir dari jalan yang haq. Lalu kenapa klan Zu ber
dan klan Muawiyah masih saja meniru sepakterjang musuh Rasu lullah? Betapa
banyak tanda-tanda kesesatan klan Zuber dan Klan Ya zid bin Muawiyah. Allah
berrfirman: “Afala ta’qilun?” (apakah
anda tidak berakal?) “Afala
yatazakkarun?” (Apakah anda tidak berpikir?)
Apakah jawaban manusia sesat yang ngotot mengatakan pihak
pengi kut Ahlulbayt yang sesat (baca pengikut Mukhtar Tsaqafi, pengikut Imam
Ali Khamenei dan Sayyed Hassan Nasrullah, pemimpin Hizbul lah Libanon sekarang
ini?) Inilah jawaban mereka: "(Dan apabila dika takan kepada mereka:
"Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," me reka menjawab:
"(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan)
nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun
nenek moyang mereka itu tidak me ngetahui suatu apa pun, dan tidak mendapat
petunjuk?" (QS. 2: 170)
Allah juga berfirman: "Apabila dikatakan kepada mereka:
"Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul".
Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati dari
bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah mereka akan mengikuti juga
nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa
dan tidak (pula) mendapat petunjuk? (Q.S, al Maidah. 5 : 104)
Muhallab konsultan Mus’ah melakukan berbagai kesalahan.
Pertama gagasan dialah untuk mengirim pasukan dibawah Ibnu Hur untuk me
ngadudomba antara Arab dan Parsi. Kedua Muhallab menginfokan Mus’ab bahwa
pasukan Mukhtar menggari parit macam perang da lam kota Madinah, namun
realitanya pasukan Mukjhtar tidak mela kukan galian parit. Ketiga Muallab meminta
Mus’ab untuk menipu Bin Shumait dan Bin Wahab dengan syari’at hikayat musang.
Mereka setuju mengirimkan Ibad bin Husain. Namun ternyata Bin Shumait de ngan
mudah mematahkan argumen Ibad hingga terpaksa kabur dari pandangan Bin Shumait.
Akibat mengadudomba antara Arab dan Persia oleh klan Zuber, mereka bertengkar
saling salah-menyalahkan antar Muhallab, Ibnu Hur, Ibnu Asy’at dan Ibnu Hajjaj.
Dalam pertempuran pertama Bin Kamil dengan mudah menghancur
kan pasukan Mus’ab yang dipimpin Ibad. Pasukan Syabats dan Ibnu Asy’at hanya
nonton saja tanpa ikut bertempur bersama Ibad. Akibatnya Bin Kamil dengan mudah
mengalahkan pasukan Ibad. Namun satu hal yang sangat disayangkan, dalam
pertempuran kedua bin Wahab manusia rasis yang menguntungkan musuh. Dialah yang
menipu bin Shumait agar mau ngetest Kiyan, apakah beliau patuh pada perintah
bin Shumait atau tidak? Bin Shumaitpun lugu, percaya gagasan tangan kanannya
yang sangat rasis itu. Kiyan diperintahkan untuk bertempur tanpa tunggangnnya.
Padahal kemahiran Kiyan dan pasukannya bertempur dengan tunggangannya. Inilah
awal kekala han pasukan Mukhtar, akibat pengkhianatan bin Wahab terhadap Kiyan
dan pasukannya.
Saya yakin bahwa bin Wahab ini pasti tidak mendapat redha
Allah sebagai pengikut Ahlulbayt. Maka dari itu kita dizaman sekarang berlindunglah
kepada Allah daripada godaan syaithan macam bin Wahab ini. Inilah model durian
yang tidak lulus menahan serangan hujan lebat, gusuran angin, serangga, tupai
dan juga penyakit alami lainnya. Pengikuit Ahlulbayt adalah komunitas Muslim
benaran/mu’ min tetapi tidak semua mereka benar Imannya kepada Allah dan Hari Kemudian.
Akibat sepak terjang Syi’ah palsu macam bin Wahab inilah, pemerintahan Mukhtar
tidak mampu mengalahkan klan Zuber yang sama zalimnya dengan Bani
Umaiyah.......
Bersambung ke Karbala 36, insya Allah.......
Abdullah bin Kamil menangisi mayat Kiyan. Rasanya kitapun
ikut me nangis menyaksikan kepergian Kiyan akibat ke3zaliman manusia rasis.
Mukhtar, Kiyan dan Bin Kamil trio yang tidak dapat dipisahkan, demi kian
akrabnya mereka bertiga. Semoga Allah swt mempertemukan kita dengan mereka kelak
di Yaumil Mahsyar dan di Akhirat nanti. Saksikanlah bagaimana Bin Shumait
sendiri mengaku kesalahannya dan dialah yang bertanggungjawab atas kematian
Kiyan. Kesyahidan Kiyan yang bukan pada saat itu akan meruguikan kebangkitan
Mukh tar. Andaikata Kiyan tidak Syahid saat itu, pemerintah Mukhtar tidak akan
runtuh. Mereka sanggup mengalahkan Klan Zuber dan klan Yazid sebagaimana pidato
Mukhtar bdiawal kebangkitan. Bagi saya sendiri kekalahan Mukhtar hampir sama
dengan kekalahan Imam Ali di operang Siffin.
Dulu Imam Ali diminta waktu hanya 30 menit saja oleh Malik Al
Asy tar untuk mengalahkan Pasukan Muawiyah dan Amru bin Ask. Tetapi al Asy’at
mertua Imam Hasan atau ayah daripada Ja’dah isteri Imam Hassan memaksa Imam Ali
sambil menodong lebih-kurang 50 pedang keatas Imam Ali sebagai ancaman di
kemahnya. Lalu sahabat Imam Ali lainnyan mengatakan kepada Malik al Asytar,
apakah anda ingin kemenangan atas kematian Imam Ali dengan todongan 50 pedang?
Justeru itulah Malik al Asytar terpaksa menghentikan perang.
Imam Ali takterkalahkan di medan tempur, apakah perang
tanding a taupun perang massal. Tetapi kekalahannya justerun akibat kaum mu
nafiqun. Kaum munafiqun itu bukan saja Muawiyah dan Amru bin Ask cs tetapi juga
ada dalam pasukan Imam Ali sendiri sebagaimana di Zaman Mukhtar, bukan saja
klan Zuber dan klan Yazid bin Muawiyah yang munafiq tetapi juga bin Wahab yang
digunakan bin Shumait se bagai tangan kanannya. Itulah yang menyebabkan kita
sangat pilu. Apa yang menyebabkan
munafiqun di kalangan Imam Ali sampai me nodong pemimpinannya sendiri? Pada
hakikatnya juga seperti pengi kut Rasulullah di perang Uhud, tidak patuh secara
serius terhadap pe rintah atasan yang haq (pemimpin yang haq).
Sa’at Amru bin Ask memberi perintah mengangkat lembaran-lemba
ran Qur-an di ujung tmbak pasukan Syam sambil mengangkat isue “hi kayat musang”,
Imam Ali telah memberitahukan pengikutnya bahwa itu penipuan. Bahkan Imam
mengatakan beliau tau persis fenomena seperti itu adalah penipuan licik musuh
sa’at mereka dikalahkan. Namun pengikutnya yang dungu termakan penipuan Amru
bin Ask itu. Mereka itu malah sampai melawan Imam Ali paska perang Siffin yang
disebut kaum Khawarij. Mereka itu berasal dari kaum terlambat dalam berpikir
(terlambat jaga). Saat Imam mereka mengatakan itu a dalah penipuan, tidak mau
mendengar tetapi setelah perang berhenti dan kedua pihak dibawa kemeja
perdamaian, barulah mereka sadar bahwa itu penipuan, lalu mengajak Imam Ali
untuk perang kembali. Imam Ali tidak mau mencederai kesepakatan berdamai
walaupun Imam tidak setuju perdamaian yang sarat penipuan itu. Imam lah na
manya yang memahami sebagaimana Rasulullah pahami, sebab be liaulah
satu-satunya murid Rasulullah yang reprfesentant.
Mukhtar pernah diingatkan Maitsam bin Tamar sa’at mereka
dalam penjara: “Waspadalah terhadap setan, Mukhtar. Kau akan mengem ban misi
besar. Kau akan membunuh Ibnu Marjanah (Ubaidillah) dan menginjak kepalanya.
Sa’at itu jangan lalai lobang dibawah kakimu. Bi sa saja lobang itu akan
membawamu ke neraka”. Mukhtar ingat betul pesan Maitsam itu dan sangat
hati-hati dalam memimpin kebangki tan itu. Realitanya dibawah kepemimpinan
Mukhtar, berhasil membu nuh semua pembunuh Imam Hussein, keluarga dan para
sahabat seti anya di Karbala. Ketika kepala Ubaidillah bin Ziyad atau Ibnu
Marja nah dibawa kehadapannya oleh Bin Shumait, beliau mengatakjan: “Tangisan
darahpun tak cukup untuk menangisi keteraniayaan Imam Hussein. Tapi hari ini
adalah hari yang patut kita syukuri. Bersihkan kepala itu dan bawa kehadapan
Imam as Sajjad, semoga terobati la ranya sedikit dengan melihat kepala tersebut”.
Yang ingin saya kemukakan dalam kesempatan ini, bagaimana seo
rang pemimpin yang meneladani kepemimpinan Imam Ali terjaga dalam
kebangkitannya. Hal ini dapat anda telusuri sa’at-sa’at beliau
berbincang-bincang dengan pengikutnya dan juga sa’at beliau bermu syawarah. Di
samping Kiyan, Bin Kamil, Saif dan Abdurrahman masih ada Ibrahim yang sangat
tangguh dalam perjuangan tetapi sayang Ibrahim tergoda saat berada di Mushil
hingga tidak mematuhi perin tah Mukhtar untuk meninggalkan Mushil, agar dapat
mengalahkan klan Zuber. Inilah awal kemunduran kebangkitan Mukhtar. Andaikata
Ibrahim ikut dalam pertempuran dengan klan Zuber, pastilah beliau yang memimpin
perang dan Bin Shumait tidak akan ada kesempatan untuk memberi perintah kepada
Kiyan, bertempur tanpa kuda. Semo ga Allah mengampuni dosa Ibrahim bin Malik al
Asytar itu.
Ketika Mukhtar mengatakan: “Tangisan darahpun tak cukup untuk
menangisi keteraniayaan Imam Hussein. Tapi hari ini adalah hari yang patut kita
syukuri”......., menjadi i’tibar bagi kita yang terlalu memfo kuskan ‘tangisan’
sa’at bulan ‘Asyura tiba. Fenomena tersebut sama seperti cara Sulaiman membela
keteraniayaan Imam Hussein. Semen tara yang benar adalah sebagaimana yang
diaplikasikan Mukhtar Tsa qafi cs. Ketika penceramah membeberkan keteraniayaan
Imam Hus sein, otomatis airmata kita berlinang, itu adalah refleksi dari keima
nan kita namun tidak cukup hanya sebatas itu, sementara dalam kehidupan
sehari-hari kita berteman akrab dengan fenomena-feno mena Yazid bin Muawiyah,
Ubaidillah, Umar bin Sa’at dan Syimir. Kita musti mendakwahkan kepada anak-anak
kita, para sahabat kita, ma syarakat kita, yang mana fenomena Yazid-yazid
modern di zaman kita. Imam Hussein, keluarga dan para sahabat setianya paska
keter anianyaan itu, langsung mendapat rahmat Allah, langsung meni’mati
kesenangan dan kebahagiaan. Langsungh menemui Rasulullah dan para Ahlulbaytnya
yang lain.
Sekali lagi mengalirnya airmata kita saat mendengar keteraniayaan
Imam Hussein cs adalah merupakan refleksi keimanan kita terhadap Allah,
RasulNya dan Ulil amri kita termasuk Imam Hussein sebagai inspirasi tertumpahnya
airmata kita, disamping Imam-Imam lainnya yang tidak luput dari keteraniayaan.
Para Imam itu semuanya dibu nuh dan diracuni
kecuali Imam ke 12, Mahdi al Muntazhar, dighaib kan Allah untuk meneruskan
ajaran para Imam sebelumnya kelak, sebagaimana diinfokan Allah dalam al
Qur-anul Karim.
http imam
mahdi dalam qur-an.
KARBALA 37
Kekalahan
pasukan Kofah di Harura mutlak disebabkan kekurangaja ran tangan kanan bin
AShumait. Mukhtar mengetahui kesyahidan sa habat karibnya, Kiyan Persia. Beliau
terpaksa keluar dari Kofah untuk membela pasukannya yang kalah di Harura.
Setelah tiba di Harura, Mukhtar memanggil Saib untuk pindah ke Mazar, kawasan
alang-a lang. Dalam
pertempuran di Mazar pasukan Kofah meraih kemena ngan gemilang. Dalam
pertempuran tersebut Syabats mati dengan lemparan tombak Ibnu Hur. Kemungkinan
Ibnu Hur ingin meraih Basy rah untuknya. Lihatlah betapa bohongnya Ibnu Hur
melaporkan bah wa Nahdi yang membunuhnya.
Dalam kesempatan kemenangan tersebut Mukhtar memberikan pe
rintah kepada Saib untuk membawa pasukannya ke Kofah secara ra hasia tetapi
diketahui juga oleh mata-mata musuh. Mereka mengirim pasukan Ibnu Hur untuk
mempengaruhi warga Kofah. Nariah tidak mau patuh perintah pindah ke Istana dan
bahkan melarang anaknya ikut Mukhtar. Umrah patuh kepada suaminya tetapi
bergerak lambat hingga ditangkap Ibnu Hur dan akhirnya dibawa kerumah Nariah
seba gai tawanan. Isteri Ibnu Hur yang jahat menuduh keluarga Mukhtar yang
jahat hingga membakar rumahnya. Mus’ab berdaya upaya un tuk
memperbaiki citranya dimata warga Kofah. Umreh membela Mukhtar tertapi Narieh
memihak musuh.
Narieh putri
Samurah bin Jundab, orang yang dikutuk Nabi, kata Muallab. Andaikata tuduhan
itu benar, mungkin itulah sebabnya se pakterjangnya
selalu merugikan perjuangan Mukhtar. Ja’dah bin ti Asy’at tega meracuni
suaminya Imam Hassan, sepertinya penyebab adalah Asy’at Ayahnya orang yang
dikutuk Imam Ali. Jariah adik Mukh tar terpaksa dikawinkan dengan Umar pembunuh
keluarga Imam Hus sein di Karbala, namun dia sempat bertaubat hingga kembali
kepang kuan ibu Mukhtar dan Umarpun mati di tangan Bin Kamil. Akibatnya anaknya
juga jahat sekali terhadap ibunya (durhaka besar).
Dimata
Mus’ab, perkawinan Mukhtar dengan anak orang yang diku tuk Nabi sudah menjadi
alasan untuk memerangi Mukhtar adalah logika hikayatmusang. Inilah yang namanya
semut diseberang lautan jelas kelihatan tetapi gajah di pelupuk mata kekaburan.
Mus’ab tidak nampak melihat ayahnya bersama abangnya Abdullah bin Zuber ikut
memerangi Imam Ali dalam perang Jamal yang berakibat terbunuh nya kaum muslimin
sekitar 20 ribu orang. Sepertinya
kezaliman orang tua mengalir kepada anaknya di Dunia tetapi tidak di Akhirat. Dosa
orangtua tidak dipertanggungkan kepada anak dan juga sebaliknya, namun
sifat-sifat orangtua berkemungkinan besar mengalir kepada anak-anak mereka.
Realitanya bagaimana sepakterjang Zuber bin Awwam mengalir
kepa da Abdullah bin Zuber dan adik-adiknya, Mus’ab, Ja’far dan Mundzar,
bersatupadu dalam kezalimannya terhadap bani Hasyim. Sepakter jang Abu Sofyan
mengalir kepada Muawiyah, Amru bin Ask anak zina Abu Sofyan). Sepertinjya Yazid
bin Muawiyah bera sal dari Hendon, pemakan jantung Hamzah, pamannya
Rasulullah. Sepakterjang Umar bin Saat
mengalir kepada anaknya yang durhaka teramat sangat. Sedangkan Ubaidillah jelas
seperti kata Maitsam, anak si penzina. Anak Mukhtar adalah jempolan tidak
mewarisi ibunya tetapi ayah nya, Mukhtar. Fenomena ini tidaklah berlaku seratus
%. Ada lagi faktor yang mempengaruhi anak-anak kita, yaitu kata Rasulullah: “Kalau mau lihat akhlak anakmu, lihatlah
dengan siapa mereka ber gaul”.
https://achehkarbala.blogspot.no/2009/09/fenomena-yang-kita-saksikan-sekarang_15.html
Insya Allah,
bersambung.......
Film Perang Karbala Riwayat Mukhtar 38
KARBALA 38
https://achehkarbala.blogspot.no/2011/04/imam-khusus-baca-imam-12-lebih-tinggi.html
Benarlah kata Muhammad al Hanafiah bahwa Kofah negara
terkutuk. Itulah sebabnya al Hanafiah tidak mau tinggal di Kofah. Zaman Imam
Ali Kofah berkhianat, zaman Imam Hassan dan Imam Husseinpun kofah berkhianat.
Kini geleran mereka berkhianat terhadap Mukhtar. Mengapa mereka berkhianat,
apanya yang salah? Pastilah petunjuk/ jalan hidup/ agama mereka yang salah.
Walaupun sebahagian non Syi’ah tetapi yang Syi’ahpun tidak jauh berbeda.
Renungkanlah bagai mana mungkin mereka setelah mengundang Imam Hussein dan saha
bat setianya, mengabaikannya tanpa bertanggung jawab, hingga duta Imampun
syahid tanpa ada yang membantunya. Dari sini kita mampu menganalisa bahwa tidak
semua muslim benar Imannya disisi Akllah. Dan tidak semua Syi’ah adalah Syi’ah
benaran disisi Allah. Buktinya fe nomena Syi’ah di Kofah yang sudah mendapat
bimbingan dari Mukh tar hingga melihat bagaimana adilnya Mukjhtar memimpin
macam ke pemimpinan Imam Ali, perpanjangan keimamahan Rasulullah sendiri.
Begitu mereka melihat kemungkinan kekalahan Mukhtar, langsung
menyambut hirukpikuk kedatangan musuh-musuh Mukhtar. Lebih a neh lagi Narieh
yang berbeda 180 derajat dengan Umreh. Simaklah perbincangan mereka yang
kontraversi satu-sama lainnya hingga Um reh terpaksa berkata: “Tak bisa
kupercaya. Kau musuh Mukhtar atau antek musuhnya?”
Begitu utusan Mus’ab memberitahukan bahwa klan Zuber sama
saja dengan klan Umayyah, Mu’ab langsung panik dan setelah dinasehat kan
Muallab, Mus’ab memerintahkan Ja’far untuk menutup semua saluran air ke Istana.
Ketika Usman dulu kehabisan air, Imam Ali menyuruh Hasan dan Hussein membawa
air buat Usman, tetapi Muawiyah menuduh Imam Ali terlibat dalam pembunuhan
Usman. Muawiyah duluan datang ke Siffin menyuruh tenteranya menjaga pinggir
sungai agar pasukan Imam Ali kehausan. Imam memberikan perintah kepada pasukan
kilat hingga mampu mengusir tentara Muawiyah. Saat Imam Hassan kehausan, Ja’dah
bin Asy’at memberi kan madu bercampur racun yang diracik oleh isteri
Muawiyah/ibunya Yazid. Imam Hussein, keluarganya dan para sahabat setia
kehausan di Karbala. Air milik Allah tetapi dikuasai orang-orang zalim
dimana-ma na. Mukhtar dan para sahabatnya juga mengalami ketiadaan air akibat
sepakterjang manusia durjana.
Mimpi Mukhtar tidak terjadi realitanya di Dunia tetapi di
Akhirat, sesuai firman Allah: “Orang-orang yang zalim itu kelak akan tahu,
kemana mereka akan kembali” (Asy-Syuara: 227)
Insya Allah, bersambung.......
Film Perang Karbala Riwayat Mukhtar 39
KARBALA 39
Orang yang zalim itu kelak akan tau, kemana mereka akan
kembali (QS, Asy-Syuara:l 227)
Andaikata Ibrahim mematuhi Mukhtar untuk meninggalkan Mushil,
klan zuber tidak akan mampu mengalahkan Mukhtar. Ketika klan Zuber hendah
diserang klan Umaiyah yang mereka bakar Ka’bah, Mukhtarlah yang membuat klan
Umaiyah terpaksa menghentikan perang hanya dengan sekali pukulan pedang
Mukhtar. Harmalah ter kenal hebat macam Abdu Awwud yang dikalahkan Imam Ali,
demikian juga Harmalah terjungkal ditempat berdirinya yang kokoh. Saat klan
Umaiyah bersekongkol pembesar Kofah hendak mengguling kan Kebangkitan, Mukhtar
dan Ibrahim dengan mudah mengalahkan mereka. Sebentar lagi akan anda saksikan,
bagaimana monster dikam pak Mukhtar dengan tebasan kapaknya. Andaikata seluruh
pasukan Mukhtar taat kepadanya juga kemungkinan besar klan Zuber akan hancur
ditangan Mukhtar. Sayangnya Ismail dan
bin Wahab yang ter kenal rasisnya, lagi-lagi membuat kesalahan telak, hingga
hanya Mukhtar, Saib dan Abdurrahman saja yang berperperang dengan klan Zuber.
Ibrahim memang sudah sadar untuk membantu Mukhtar tetapi su
dah terlambat, Mukhtar sudah syahid saat Ibrahim berjumpa dengan Zaidah dan
Tsabit, putra Mukhtar ditengah jalan menuju Kofah. Ibrahim sempat pingsan mendengar
berita kesyahidan Mukhtar. Se moga Allah mengampuni kesalahannya.
Selanjutnya dengarlah dialog anak kecil Mukhtar dengan
mamaknya tentang monster yang akan membunuh Mukhtar tetapi justeru mons ter itu
yang roboh ditangan Mukhtar yang takterkalahkan. Menarik memang, nampaknya
seluruh isi Istana pada ketakutan, hingg Saib sendiri meminta Mukhtar agar
tidak melihat formasi tempur musuh. Setelah matinya monster itu Mus’ab panik
lalu menggunakan kedua isteri Mukhtar untuk menundukkannya. Mukhtar berhasil
mendidik isterinya yang kedua tetapi isterinya yang pertama memihak musuh,
tidak dapat dipercaya pada sa’at-sa’at genting seperti itu.
Ismail sudah
mulai nampak ketidak setiaannya. Hal ini terindikasi saat menolak gagasan Saib
untuk melawan macam Jadali membebaskan Muhammad al Hanafiah. Sebetulnya
andaikata tidak ada yang muna fiq dikalangan pembesar Mukhtar, sekali lagi klan
Zuber tidak mampu melawan Mukhtar tetapi mungkin sudah sa’atnya Mukhtar, Sahib
dan Abdurrahman untuk berjumpa dengan Imam Hussein, keluarga dan para sahabat
setianya. Secara syar’i kekalahan Mukhtar menyakitkan tetapi secara filosofis
itu bukan kekalahan. Secara syar’i Imam Ali, Imam Hassan dan Imam Hussein
dikalahkan musuh-musuh mereka tetapi pada hakikatnya, justeru musuhlah yang
terkalahkan. Kalau pembaca belum mampu memahaminya, pertama lihatlah saat
isteri Mukhtar yang kedua gugur, Mukhtar berkata: “Umreh sungguh beruntung.
Kini dia telah memperoleh kebahagiaan”. Simaklah bagai mana sedihnya kita
menyaksikan dialog anatar Mukhtar dan Ibunya sampai berwasiat pada ibunya. Lazimya ibu yang berwasiat kepada
anaknya tetapi tradisi Mukhtar terbalik.
Selanjutnya renungkanlah motto hsndwsp ini: “YANG BENAR PASTI
MENANG, YANG MENANG BELUM TENTU BENAR”. Siapapun yang mampu menempuh jalan yang
benar dalam hidup ini seperti Imam Ali, Imam Hassan, Imam Hussein dan Mukhtar
Tsaqafi cs pasti menang, kendatipun di Dunia ini mereka dikalahkan secara tidak
feir. Walaupun Mus’ab menang secara syar’i tetapi dia kalah secara
filosofis/hakikat. Mimpi Mukhtar benar tetapi Mus’ab tidak dikalah kan di
Kofah, justeru Istana Kofahlah penyebab Mus’ab dan pengikut nya tenggelam dalam
darah para shuhada, yang berarti tenggelam da lam Neraka via Mukhtar Tsaqafi
cs.
Bersambung, insya Allah.......
KARBALA 40
(FINISH)
https://achehkarbala.blogspot.no/2017/03/pendidikan-islam-kaffah_29.html
Mukhtar
meminta Ubaidah untuk tidak ikut berjihad demi menulis riwayat Kebangkitan
Mukhtar. Abu Ubaidah ngotot dan minta izin un tuk ikut berjihad bersama Mukhtar
tetapi Mukhtar tidak memberi izin Katanya penilaian generasi mendatang terhadap
perjuangan mereka tergantung pada tulisan-tulisan Ubaidah. Mukhtar khawatir,
banyak orang yang menulis secara tidak adil. Dia percaya kealiman, keadilan dan
ketaqwaan Ubaidah. Akhirnya Ubaidah menerima perintah Mukh tar untuk menulis
tentang Kebangkitan yang berhasil menuntut bela darah Imam Hussein, keluarga
dan sahabat setianya.
Andaikata
Mukhtar dikalahkan setelah kematian Ubaidillah yang tera khir dibarisan pem
bunuh Imam Husseinpun dapat disimpulkan Mukh tar berhasil sukses dalam menuntut
bela darah putra Nabi yang Mu lia. Sebagian orang merasa aneh kalau disebut
putra Nabi sebab mere ka tidak paham Ideology dari pernyataan Allah dalam ayat
Mubaha lah. Makanya anak Imam Ali dari Fatimah az Zahara semuanya dise but
putra Rasulullah. Ini Rasulullah sendiri yang memanggil sebagai putranya,
selain anak Imam dengan Fatimahlah yang disebut putra Ali, seperti Muhammad al Hanafiah
bin Ali.
Disa’at
Mukhtar hendak mandi Syahadah, Abdurrahmanpun dan juga Saib ikut mandi Syahadah
mengikuti pemimpin mereka. Realitanya mereka bertiga sajalah yang bertempur
dengan musuh dari barisan sahabat setia Mukhtar setelah Kiyan, Bin Kamil yang syahid
di luar ko ta Kofah. Setelah mengimami shalat, Mukhtar berkhutbah sebagai
khutbah beliau terakhir, betul-betul sebagai peringatan bagaimana tujuan hidup di Dunia ini hingga tidak rugi
di Akhirat kelak.
Simaklah
keseluruhan khutbah Mukhtar Tsaqafi, diantaranya: “Sa’at itu manusia bagaikan
semut yang sarangnya kemasukan air dan manu sia berlari-lari mencari
perlindungan. Dia
mencari-cari dimanakah le tak Syurga itu? Dia melihat jembatan yang menghalangi
antara dia de ngan Syurga. Jembatan itu kadang lebar dan kadang sempit, kadang
lurus dan kadang penuh kelokan. Kadang tajam dan kadang licin. Amal kita di Dunia yang menentukan
kondisi jembatan itu. Bagi pe nguasa zalim jembatan itu setipis, serapuh dan
selicin helai rambut. Hari itu semua anggota tubuh kita akan bersaksi atas
keadilan atau kezaliman kita. Tidak ada amal yang lebih buruk dari ke zaliman.
Sela ma ini kalian telah menerimaku sebagai pemimpin dan menuntutku untuk meme rintah
dengan adil. Aku berusaha semampuku memenu hi tuntutan kalian. Aku telah
memerangi musuh-musuh keadilan”.
“Siapapun aku sebenarnya, hanya Allah yang tau. Orang-orang
fasiq menuduhku pembohong. Orang-orang zalim menuduhku cinta dunia wi dan haus
kekuasaan. Hanya para Imam pilihan Allah yang bersih dari dosa. Aku tidak
menyangka bahwa saat memerintah, kadang aku tergelincir dan bertindak keliru.
Kadang mataku tak melihat, kadang telingaku tak mendengar. Semoga Allah
mengampuniku karena Dia yang pengasih”.
“Hari ini aku akan menghadapi kemunafikan yang merupakan
benca na terbesar bagi agama. Orang munafiq datang mengenakan pakaian agama.
DIA SEPERTI COIN YANG SATU SISINYA BERTULISKAN NAMA ALLAH, DAN SISI LAIN
BERTULISKAN NAMA IBLIS. ORANG AWWAM HANYA MELIHAT SISI ALLAHNYA, TETAPI ORANG
BERPENGETAHUAN MELIHAT SISI IBLISNYA. Imam Ali sungguh menderita disebabkan o rang-orang
yang berlagak ahli ibadah dan ta’at a gama ini. “Wahai o rang-orang yang
beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan
Rasul Nya.......” (QS, an Nisa’ 136)”
Setelah melihat ke Langit, Mukhtar melanjutkan bahwa dia
berjanji andaikata pengikutnya berperang dengan niat yang sama sa’at awal
kebangkitan dulu, kalian akan menang dan mengalahkan musuh yang munafiq.
Diantara kalian mungkin ada yang berniat menyerah, aku mencabut bai’atku dari mereka
dan menegaskan bahwa orang muna fiq menjanjikan kalian perlindungan hanya demi
melumpuhkan perla wanan kalian. Usai mereka menang, yakinlah mereka akan memeng
gal kepala kalian. “Dan bicaralah tentang ni’mat Tuhanmu” (Adh Dhu ha : 11)
Sa’at Mukhtar pergi untuk berperang, Ismail menampakkan
ketidak patuhannya kepada Mukhtar. Abdurrahman meminta Ismail memberi tahukan
Mukhtar. Lalu Abdurrahmanpun pergi dan mengatakan bah wa Mukhtar lebih tau soal
jihad daripada dirinya. Tiba-tiba Ismail ber teriak: “Bertempur dengan ceroboh
tanpa alasan kuat adalah bunuh bdiri”. Abdurrahman berbalik memberikan
ketegasan kepada Ismail. Terbuktilah pengikut Mukhtar tidak kokoh iman mereka,
dengan mu dah dipengaruhi Mus’ab melalui Ismail dan bin Wahab yang rasis di mana
dulu dialah yang “membunuh Kiyan dan pasukannya” hingga mulai saat itu pasukan
Kofah mengalami kemunduran hingga kali ini bin Wahab itu juga yang bersekongkol
dengan musuh Mukhtar cs.
Note:
Revolusi Mukhtar Tsaqafi dimulai 14 Rabiuts-Tsani tahun 66
Hijriah, Mukhtar bin Abi Ubaidah Tsaqafi, memulai revolusi untuk membalas
kematian Imam Husain a.s. yang gugur syahid dibunuh oleh pasukan Yazid bin
Muawiyah, khalifah kaum muslimin saat itu. Imam Husain beserta 72 sahabat dan
keluarga beliau, termasuk kaum perempuan dan anak-anak, diperangi oleh pasukan
Yazid karena menolak berbai at atau menerima kepemimpinan Yazid bin Muawiyah
yang ilegal.
Mukhtar Tsaqafi dalam revolusi yang dipimpinnya itu berhasil
mem bunuh para pembantai Imam Husain as dan kemudian memimpin pe merintahan di
kota Kufah selama satu tahun, sebelum akhirnya dibu nuh oleh pasukan Mu'shab
ibn Zubair, salah seorang antek dinasti ba ni Umayyah dari klan Zubairiyyun.
Kebangkitan Imam Husein as pada hari Asyura adalah di antara
peristi wa penting sejarah yang mempunyai banyak aspek. Banyak buku dan tulisan
terkait peristiwa bersejarah ini, bahkan akhir-akhir ini meram bah ke dunia
perfilman. Tidak sedikit pakar sejarah dan sosial yang menghabiskan waktu
mereka untuk mengulas berbagai aspek peristi wa Asyura ini.
Mokhtar Nameh adalah salah satu film serial yang mempersembah
kan kebangkitan tokoh Mokhtar Al-Tsaqafi pasca peristiwa Karbala. Film serial
itu disutradarai oleh Daud Mir Baqiri. Film Serial ini berju dul asli Mokhtar Nameh dan dikemas
dalam 40 episode,.. Pembuatan film itu menelan waktu 9 tahun yang juga didukung
dengan riset atas sejarah ini. Serial ini juga melewati 700 shooting. Dari
keseluruhan pengambilan gambar itu, 100 shooting berkaitan dengan lima perang
besar. Lebih dari itu, proyek pembuatan film ini menelan dana yang tidak
sedikit dan mengerahkan sumber daya manusia di berbagai bidang. 110 aktor utama
dan 400 peran pembantu dilibatkan dalam serial Mokhtar Nameh ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar